• (GFD-2019-1874) #INAelectionObserverSOS , #CYBERMUSLIMRUSSIANFORPRABOWOSOS , dan Isu Server KPU Diserang Hacker Bayaran

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 22/04/2019

    Berita

    Di media sosial, terutama Facebook, banyak unggahan yang menyebutkan bahwa server Komisi Pemilihan Umum ( KPU) diretas, Kamis (18/4/2019). Sebuah akun mengunggah tangkapan layar yang menyebutkan bahwa server KPU diretas untuk melakukan kecurangan tertentu dalam hasil penghitungan suara Pemilu 2019.

    Beberapa diantaranya menyertakan video yang diklaim sebagai tampilan dari peta serangan siber hacker dari luar negeri. Postingan semacam ini sebagian besar disertai dengan tagar seperti : #INAelectionObserverSOS dan #CYBERMUSLIMRUSSIANFORPRABOWOSOS

    Atau dengan narasi :
    "Bismillah..
    Kami butuh 1 juta tagar biar saudara kami HACKER MUSLIM RUSIA MEMBANTU KAMI. MEREKALAH HACKER TERBAIK DI DUNIA

    ketik tagar : #CYBERMUSLIMRUSSIANFORPRABOWOSOS"

    Hasil Cek Fakta

    Komisioner KPU, Viryan Azis, membenarkan, memang ada upaya suatu pihak melakukan peretasan situs milik KPU yang memang terjadi hampir setiap waktu bahkan sebelum pilpres 2019 berlangsung. Meski demikian, Viryan menegaskan, hasil akhir pemilu tidak didasarkan pada penghitungan oleh server milik KPU ini. Selain itu, Komisioner KPU RI, Pramono Ubaid, mengatakan tumbangnya server KPU terjadi kemungkinan karena traffic yang melonjak tajam.

    Rujukan

  • (GFD-2019-1873) Satu Unit Mobil KPU Datangi Ruko Digital Printing di Condet, Diduga Berusaha Merubah Kertas atau Dokumen C1

    Sumber: twitter.com
    Tanggal publish: 22/04/2019

    Berita

    “Tertangkap basah, dinihari tadi 1 unit mobil logistik KPU mendatangi ruko Digital Printing di Condet. Supir dan Aparat yang mengawal langsung kabur. Barang bukti sudah diamankan. Diduga berusaha mau merubah kertas/dokumen C1. #IndonesiaFraudElection #KPUJanganCurangiSuara02,” cuit akun Mega Simarmata (@MegaSimarmata), Senin (22/4).

    Hasil Cek Fakta

    Namun, setelah dilakukan penelusuran, video dan narasi yang dibuat atau disebarkan akun @MegaSimarmata, tidak sepenuhnya benar.

    Kepala Produksi Digital Print, Agus, saat ditemui di kantor Digital Printing, Jalan Raya Condet, Jakarta Timur membantah kabar tersebut. “Itu nggak bener, hoaks itu videonya,” katanya, Senin (22/4).

    Agus menjelaskan truk tersebut bukan milik KPU melainkan milik tempatnya bekerja. Truk tersebut ditempel stiker KPU karena dipakai untuk mengirim logistik ke KPU daerah.

    “Truk kita ada lambang KPU-nya dikiranya kita melakukan kecurangan. Itu truknya dipakai untuk nganter spanduk ke luar kota selama ini, jadi biar nggak kena polisi kemarin-kemarin kita pasang (stiker KPU), cuma kita lupa saja ngelepasnya,” ujar Agus.

    Agus mengatakan percetakan tempatnya bekerja memang menjalin kerja sama dengan KPU untuk mencetak baliho dan spanduk kepentingan pemilu.

    “Kita kan menang tender untuk percetakan KPU, jadi nyetak spanduk KPU, kaya KPU Sumatera, dan lain-lain, jadi kita bawanya KPU saja, surat suara itu sama sekali nggak benar,” jelas Agus.

    “Ini saja di sini ada spanduk Jokowi ada, spanduk Prabowo ada,” sambungnya lagi.

    Agus membantah informasi yang disebut pria di video soal sopir truk melarikan diri. Agus mengatakan truk tersebut sudah terparkir sejak Selasa (16/4) karena sopir truk pulang kampung untuk mencoblos.

    “Itu salah besar, jadi ini sopir pulang Selasa (16/4) ke Lampung karena mau nyoblos, ini mobil dari Selasa udah di sini. Nah, ini dia nyampe Jakarta dari pagi tadi,” katanya.

    “Jadi salah kalau sopirnya kabur, orang mobil sudah dikunci,” sambungnya lagi.

    Agus mengatakan usai ‘penggerebekan’ yang dilakukan oleh salah satu tim paslon ke percetakannya, berbagai pihak telah mengecek. Mulai dari personel KPU, Bawaslu, hingga polisi telah datang.

    “Sudah ngecek semua, jadi tim dari polisi, tim orang 02 sudah ngecek ke atas, sampai lantai 4 sudah ngecek semua, RT dan RW juga ke sini ,” kata Agus.

    Selama pengecekan, menurut Agus, tidak ditemukan sesuatu yang mencurigakan. Truk tersebut juga tidak ada isinya.

    Pihak Bawaslu mencopot sticker KPU di badan truk untuk mengakhiri temuan ini. Meski begitu, Agus mengatakan pihaknya merasa dirugikan karena dituduh mencurangi salah satu paslon lewat video yang telah beredar luas di masyarakat

    “Jelas (video itu) merugikan, kesannya kayak kita mencurangi, kita merasa dirugikan banget, padahal di sini namanya percetakan ya kita cetak 01 dan 02. Namanya juga kita di bawah KPU, kita nyetak apa aja,” ujar Agus.

    Ketua Bawaslu Jakarta Timur Ahmad memastikan video itu adalah hoaks. Hal ini berani dikatakan setelah pihak (panitia pengawas kecamatan (Panwascam) yang ada di lokasi melakukan klarifikasi.

    “Jadi itu mobil punya pribadi percetakan dan diperbantukan untuk mengantar logistik pemilu,” ujar dia, Senin (22/4).

    Menurut dia, percetakan itu sejatinya sering diminta untuk membuat alat peraga kampanye dua capres dan cawapres serta caleg yang ikut pemilu 2019.

    Dia menyayangkan masyarakat yang langsung memviralkan temuan di lapangan. Seharusnya, masyarakat melaporkan secara resmi agar bisa ditindak lanjuti oleh Bawaslu Jakarta Timur.

    “Belum ada laporan resmi, tapi melempar video ini ke medsos sangat disayangkan. Ada ngeroscek itu panwascam di sana saat itu, sopirnya tidak kabur tapi sopirnya mau makan kok,” ungkap dia.

    Ahmad mengatakan, dengan beredarnya video itu pihak percetakan merasa dirugikan karena disangka ikut bermain dalam politik.

    “Dengan adanya video itu percetakan merasa dirugikan karena disangka ikut bermain padahal dia dapat request buat cetak alat peraga kampanye capres dan caleg,” kata Ahmad.

    Rujukan

  • (GFD-2019-1872) Madura kacau, ribuan warga Sampang, Madura kepung KPU tuntut kecurangan massa bentrok dengan Polisi

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 22/04/2019

    Berita

    Video kericuhan yang menyebut ribuan warga mengepung kantor Komisi Pemilihan Umum Sampang, Madura, Jawa Timur, beredar di media sosial pada Senin, 22 April 2019. Video ini diberi narasi :
    “Pecah!! Madura kacau, ribuan warga Sampang madura kepung KPU tuntut kecurangan massa bentrok dgn polisi, KPU berhadapan dgn rakyat”

    Ada juga narasi sebagai berikut :
    "Pecah!! Madura kacau, ribuan warga Sampang madura kepung KPU tuntut kecurangan, massa bentrok dgn polisi, KPU berhadapan dgn rakyat.

    Allahu Akbar KPU sadarlah...? Hentikan pencurian suara...."
    Madura Kacau ribuan warga sampang madura kepung KPU

    Hasil Cek Fakta

    Terkait peristiwa yang terekam dalam video tersebut, Kabid Humas Polda Jawa Timur, Kombes Pol Frans Barung Mengera menegaskan, bahwa kejadian itu bukan Pemilu 17 April 2019, tapi Pilkada serentak 2018 di Sampang.

    “Kami tegaskan (video) ini kejadian Pilkada serentak 2018 yang diulang dahulu yang dimenangkan bupati sekarang (Slamet Junaidi),” tegas Barung via pesan WhatsAppnya (WA), Senin (22/4) petang.

    Seperti diketahui, pada 9 Juni 2018 lalu terjadi unjuk rasa menuntut Pilkada Sampang tanggal 27 Juni, diulang. Aksi di kantor Panwaslu setempat itu berakhir ricuh.

    Kerusuhan bermula saat massa aksi berupaya menerobos barikade polisi. Aksi saling dorong pun tak bisa dihindari, dan memaksa polisi untuk melepas tembakan gas air mata.

    Karena video tersebut berpotensi makin memperkeruh proses rekapitulasi suara Pemilu 2019, Polda Jawa Timur memastikan akan menindak tegas siapapun yang telah mengedarkan video kerusuhan di Sampang tersebut.

    “Ya pasti (akan menindak),” tutup Barung.

    Rujukan

  • (GFD-2019-1871) Video Petugas KPPS Coblos Surat Suara di Boyolali

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 22/04/2019

    Berita

    Sebuah video telah viral di media sosial terkait petugas KPPS yang mencoblos surat suara di Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah.

    Video berdurasi 3:17 menit itu memperlihatkan seorang pria berbaju batik berada di bilik suara. Pria tersebut tampak sibuk memeriksa beberapa kertas. Seorang pria berpeci dan mengenakan kain sarung berdiri di samping kiri sang pria barbaju batik. Video tersebut dibagikan oleh akun Resla Oline Welly Rosman, Jumat 19 April 2019.

    “Astagfirullahal azim..Mau jadi apa bangsa ini, kalo diurus penyelenggara spt ini..semua kartu suara di coblos oleh 1 org, yg lain tinggal masukan ke kotak sj.. pantesan sj di boyolali 01 dapat 100% suara, krn si baju batik yg nyoblosin semua,” tulis Resla Oline Welly Rosman pada keterangan unggahannya.

    Ia juga menuliskan harapannya agar pria berbaju batik tersebut segera ditangkap dan diproses hukum.

    Hasil Cek Fakta

    Menanggapi viralnya video tersebut, Pihak Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Boyolali yang mendapat rekaman video tersebut pada Jumat, 19 April 2019 malam langsung melakukan penyelidikan.

    “Karena ada informasi bahwa kejadian itu berlangsung di wilayah Boyolali, maka kami langsung melakukan penyelidikan,” ujar Ketua Bawaslu Boyolali, Taryono, dikutip dari laman solopos.com.

    Berdasarkan hasil penyelidikan Bawaslu Boyolali, diperoleh informasi kejadian tersebut ada di wilayah Wonosegoro.

    “Lalu kami dalami lagi dan akhirnya mengarah ke TPS 8 di Dukuh Winong, Desa Karangjati, Kecamatan Wonosegoro. Malam itu juga kami langsung ke sana untuk melakukan klarifikasi,” ujarnya.

    Intinya, lanjut Taryono, KPPS setempat mengakui bahwa konten video tersebut benar terjadi di sana.

    “Nanti akan kami tanyakan, apa posisinya di KPPS, apa tugasnya dan sebagainya. Kami akan klarifikasi pelanggaran hukum yang dilanggar oleh KPPS yang melakukan pencoblosan itu,” imbuhnya.

    Menurutnya, setidaknya ada 10 surat suara pemilih yang dicoblos oleh petugas KPPS tersebut.

    “Oleh sebab itu, kami berkoordinasi dengan KPU dan kami merekomendasikan segera diadakan pemungutan suara ulang [PSU] di TPS itu karena PSU ini paling lambat diadakan 10 hari setelah pemilu 17 April lalu. Ini sedang kami susun surat rekomendasinya,” imbuhnya.

    Sedangkan penindakan terhadap personel yang melakukan pencoblosan itu akan dirapatkan di tingkat Gakkumdu, Senin, 22 April 2019.

    Secara terpisah, Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Boyolali Ali Fahrudin mengatakan pihaknya sudah mendapat laporan mengenai peristiwa di TPS 8 Desa Karangjati, Kecamatan Wonosegoro, tersebut.

    Saat ini, pihaknya masih menunggu rekomendasi dari Bawaslu.Sementara itu, berdasarkan identifikasi TPS 8 Karangjati, di sana terdapat 262 pemilih, terdiri atas 138 pemilih laki-laki dan 124 pemilih perempuan.

    Kesimpulan

    Berdasarkan semua sumber yang secara publik bisa diakses, peristiwa ini terjadi di TPS 8 Dukuh Winong, Desa Karangjati, Kecamatan Wonosegoro, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. Namun, menurut Bawaslu setempat hanya sebagian surat suara yang dicoblos oleh petugas.

    Rujukan