(GFD-2020-5381) [SALAH] Foto Winstar Mendapat Penghargaan Tingkat Nasional untuk Kategori Bupati Balekos Terbaik
Sumber: facebook.comTanggal publish: 28/10/2020
Berita
“Winstar mendapat penghargaan tingkat nasional untuk katagori Bupati Balekos terbaik”
Hasil Cek Fakta
Beredar postingan berita Koran Jakarta dengan gambar Herwin Yatim ucapkan terima kasih dan merasa terhormat atas penghargaan bupati Balekos. Judul yang tertulis di bawah foto tersebut yaitu “Winstar Mendapat Penghargaan Tingkat Nasional Untuk Katagori Bupati Balekos Terbaik”. Postingan tersebut diunggah oleh akun Sahrul Luwuk.Narasi dalam postingan tersebut “Hama,… LUAR BIASA BUPATI BANGGAI masuk koran Jakarta…. Benar tidak ini punya berita, jangan2 BALEKOS?”.
Setelah dilakukan penelusuran terhadap foto tersebut, postingan tersebut merupakan suntingan dari Koran Jakarta edisi Kamis, 19 Desember 2019. Terlihat pada koran judul asli berita sebelum diedit yaitu “Gunakan Hasil Bea Masuk untuk Industri dalam Negeri”, dan gambar aslinya petugas kepolisian bersenjata lengkap dengan latar belakan menara gereja.
Melihat dari penjelasan tersebut, Foto Winstar mendapat penghargaan tingkat nasional untuk kategori Bupati Balekos terbaik tidak benar dan termasuk dalam konten yang dimanipulasi/ manipulated content.
Setelah dilakukan penelusuran terhadap foto tersebut, postingan tersebut merupakan suntingan dari Koran Jakarta edisi Kamis, 19 Desember 2019. Terlihat pada koran judul asli berita sebelum diedit yaitu “Gunakan Hasil Bea Masuk untuk Industri dalam Negeri”, dan gambar aslinya petugas kepolisian bersenjata lengkap dengan latar belakan menara gereja.
Melihat dari penjelasan tersebut, Foto Winstar mendapat penghargaan tingkat nasional untuk kategori Bupati Balekos terbaik tidak benar dan termasuk dalam konten yang dimanipulasi/ manipulated content.
Kesimpulan
Hasil Periksa Fakta Aniq Masruroh (Universitas Sebelas Maret)
Foto tersebut adalah suntingan. Foto asli adalah dua petugas kepolisian bersenjata lengkap dalam rangkaian pengamanan natal dan tahun baru.
Foto tersebut adalah suntingan. Foto asli adalah dua petugas kepolisian bersenjata lengkap dalam rangkaian pengamanan natal dan tahun baru.
Rujukan
(GFD-2020-5380) [SALAH] Presiden Jokowi Menjadi Dokter
Sumber: facebook.comTanggal publish: 28/10/2020
Berita
“Kalau Jokowi sanggup menjadi dokter , ngapain dokter kadrun ala barat menilai buruk kepada Jokowi , alasan cuma satu yaitu mereka tidak mau Indonesia maju , salam sukses buat Jokowi…”
Hasil Cek Fakta
Pengguna Facebook Cherry Chups dalam forum Manusia Merdeka mengunggah sebuah foto (27/10) yang menunjukkan Presiden RI Joko Widodo mengenakan jas dan topi berwarna putih, masker, pelindung wajah, serta sarung tangan karet. Unggahan foto tersebut juga disertai dengan keterangan yang menyatakan bahwa Jokowi sanggup menjadi dokter.
Berdasarkan hasil penelusuran, foto tersebut bukan merupakan foto Jokowi menjadi dokter, melainkan merupakan foto yang diunggah oleh situs presidenri.go.id saat Jokowi melakukan kontrol terhadap fasilitas produksi vaksin COVID-19 pada 11 Agustus 2020 yang lalu. Foto yang sama juga diunggah ulang oleh akun Facebook resmi Jokowi, Presiden Joko Widodo, pada 26 Agustus 2020, disertai dengan keterangan mengenai rencana vaksinasi Covid-19.
Dengan demikian, informasi yang diunggah oleh pengguna Facebook Cherry Chups tersebut dapat dikategorikan sebagai Konten yang Menyesatkan/Misleading Content.
Berdasarkan hasil penelusuran, foto tersebut bukan merupakan foto Jokowi menjadi dokter, melainkan merupakan foto yang diunggah oleh situs presidenri.go.id saat Jokowi melakukan kontrol terhadap fasilitas produksi vaksin COVID-19 pada 11 Agustus 2020 yang lalu. Foto yang sama juga diunggah ulang oleh akun Facebook resmi Jokowi, Presiden Joko Widodo, pada 26 Agustus 2020, disertai dengan keterangan mengenai rencana vaksinasi Covid-19.
Dengan demikian, informasi yang diunggah oleh pengguna Facebook Cherry Chups tersebut dapat dikategorikan sebagai Konten yang Menyesatkan/Misleading Content.
Kesimpulan
Hasil Periksa Fakta Khairunnisa Andini (Universitas Diponegoro).
Informasi yang salah. Faktanya, foto tersebut merupakan foto Presiden Joko Widodo saat tengah melakukan kontrol kesiapan fasilitas produksi vaksin Covid-19 pada 11 Agustus 2020 lalu.
Informasi yang salah. Faktanya, foto tersebut merupakan foto Presiden Joko Widodo saat tengah melakukan kontrol kesiapan fasilitas produksi vaksin Covid-19 pada 11 Agustus 2020 lalu.
Rujukan
(GFD-2020-5379) [SALAH] “Berita Abu Janda Hari Ini Keadaan Koma”
Sumber: facebook.comTanggal publish: 28/10/2020
Berita
“SUDAH SAYA BILANG HATI HATI DENGAN DATANG NYA ADZAB KALIAN BILANG TIDAK MUNGKIN ADA ADZAB,
KALAU KATA ALLOH JUSTRU KALIAN SUDAH TERLALU DEKAT DENGAN ADZAB,
MAKA APA YANG TERJADI, TIDAK ADA ORANG YANG TAHU DISITULAH HEBATNYA RAHASIA ALLOH”
KALAU KATA ALLOH JUSTRU KALIAN SUDAH TERLALU DEKAT DENGAN ADZAB,
MAKA APA YANG TERJADI, TIDAK ADA ORANG YANG TAHU DISITULAH HEBATNYA RAHASIA ALLOH”
Hasil Cek Fakta
Akun Facebook Khalid Bin Wahid mengunggah sebuah gambar hasil tangkapan layar pada 27 Oktober 2020, dalam gambar tersebut terdapat keterangan “Berita Abu Janda Hari Ini Keadaan Koma”, selain itu pada gambar tersebut juga terdapat foto seseorang yang tengah dirawat.
Berdasarkan hasil penelusuran, klaim Abu Janda hari ini keadaan koma adalah klaim yang salah. Tidak ditemukan informasi mengenai keadaan Abu Janda dalam keadaan koma. Sedangkan, gambar yang terdapat dalam postingan tersebut, ditemukan foto aslinya pada situs penggalangan dana dan donasi kitabisa.com yang diunggah pada 23 Maret 2017.
Diketahui seseorang dalam gambar pada postingan tersebut bernama Dista, foto tersebut diabadikan saat Dista dirawat dalam ruangan ICU Rumah Sakit. Dista merupakan seorang buruh cuci yang bekerja di usaha laundry milik tetangganya yang ada di Kota Duri, Riau. Ia mengalami kecelakan dan pendarahan hebat dikepalanya, sempat koma dan harus dirawat cukup lama diruang ICU Rumah Sakit dengan kebutuhan biaya yang cukup besar.
Dengan demikian, klaim berita Abu Janda hari ini keadaan koma adalah tidak benar dan termasuk dalam konten yang menyesatkan.
Berdasarkan hasil penelusuran, klaim Abu Janda hari ini keadaan koma adalah klaim yang salah. Tidak ditemukan informasi mengenai keadaan Abu Janda dalam keadaan koma. Sedangkan, gambar yang terdapat dalam postingan tersebut, ditemukan foto aslinya pada situs penggalangan dana dan donasi kitabisa.com yang diunggah pada 23 Maret 2017.
Diketahui seseorang dalam gambar pada postingan tersebut bernama Dista, foto tersebut diabadikan saat Dista dirawat dalam ruangan ICU Rumah Sakit. Dista merupakan seorang buruh cuci yang bekerja di usaha laundry milik tetangganya yang ada di Kota Duri, Riau. Ia mengalami kecelakan dan pendarahan hebat dikepalanya, sempat koma dan harus dirawat cukup lama diruang ICU Rumah Sakit dengan kebutuhan biaya yang cukup besar.
Dengan demikian, klaim berita Abu Janda hari ini keadaan koma adalah tidak benar dan termasuk dalam konten yang menyesatkan.
Kesimpulan
Hasil Periksa Fakta Konaah (Anggota Komisariat MAFINDO Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta).
Informasi palsu. Tidak ditemukan informasi mengenai keadaan Abu Janda dalam keadaan koma. Sedangkan, gambar yang terdapat dalam postingan tersebut, ditemukan foto aslinya pada situs penggalangan dana dan donasi kitabisa.com yang diunggah pada 23 Maret 2017. Diketahui seseorang dalam gambar itu bernama Dista, foto tersebut diabadikan saat Dista dirawat dalam ruangan ICU Rumah Sakit.
Informasi palsu. Tidak ditemukan informasi mengenai keadaan Abu Janda dalam keadaan koma. Sedangkan, gambar yang terdapat dalam postingan tersebut, ditemukan foto aslinya pada situs penggalangan dana dan donasi kitabisa.com yang diunggah pada 23 Maret 2017. Diketahui seseorang dalam gambar itu bernama Dista, foto tersebut diabadikan saat Dista dirawat dalam ruangan ICU Rumah Sakit.
Rujukan
(GFD-2020-5378) [SALAH] Pesan Pembuatan Grup WhatsApp tentang Virus COVID-19 oleh Sekjen Kemenkes
Sumber: whatsapp.comTanggal publish: 27/10/2020
Berita
“Sy. Pak OSCAR PRIMADI SEKJEN KEMENKES
Di dorong rasa kemanusiaan kami buat group diskusi online di WhatsApp tentang virus C-19 harapan kami hasil diskusi di group bisa ada manfaatnya buat orang banyak Amin…”
Di dorong rasa kemanusiaan kami buat group diskusi online di WhatsApp tentang virus C-19 harapan kami hasil diskusi di group bisa ada manfaatnya buat orang banyak Amin…”
Hasil Cek Fakta
Telah beredar pesan berantai lewat aplikasi WhatsApp yang mengatasnamakan Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan RI, drg. Oscar Primadi, MPH. Pesan berantai tersebut berisikan ajakan bergabung grup diskusi daring di WhatsApp tentang COVID-19.
Berdasarkan hasil penelusuran, informasi yang disebar melalui pesan WhatsApp itu palsu. Kepala Biro Komunikasi dan pelayanan Masyarakat Kemenkes RI, drg. Widyawati, MKM, meluruskan kabar beredarnya pesan berantai tersebut melalui akun Twitter resmi Kemenkes pada 26 Oktober 2020. Ia menyampaikan bahwa Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan RI, drg. Oscar Primadi, MPH tidak pernah membuat WhatsApp group maupun menulis pesan mengajak bergabung dalam grup tertentu untuk berdiskusi tentang COVID-19. Ia juga meminta masyarakat untuk mengabaikan pesan ajakan bergabung dalam WhatsApp group terkait COVID-19 serta pesan-pesan lainnya yang mengatasnamakan Oscar Primadi.
Dengan demikian, pesan berantai yang tersebar melalui WhatsApp dapat dikategorikan sebagai Konten Palsu karena Kepala Biro Komunikasi dan pelayanan Masyarakat Kemenkes RI, drg. Widyawati, MKM, mengkonfirmasi bahwa Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan RI, drg. Oscar Primadi, MPH tidak pernah membuat WhatsApp group maupun menulis pesan mengajak bergabung dalam grup tertentu untuk berdiskusi tentang COVID-19.
Berdasarkan hasil penelusuran, informasi yang disebar melalui pesan WhatsApp itu palsu. Kepala Biro Komunikasi dan pelayanan Masyarakat Kemenkes RI, drg. Widyawati, MKM, meluruskan kabar beredarnya pesan berantai tersebut melalui akun Twitter resmi Kemenkes pada 26 Oktober 2020. Ia menyampaikan bahwa Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan RI, drg. Oscar Primadi, MPH tidak pernah membuat WhatsApp group maupun menulis pesan mengajak bergabung dalam grup tertentu untuk berdiskusi tentang COVID-19. Ia juga meminta masyarakat untuk mengabaikan pesan ajakan bergabung dalam WhatsApp group terkait COVID-19 serta pesan-pesan lainnya yang mengatasnamakan Oscar Primadi.
Dengan demikian, pesan berantai yang tersebar melalui WhatsApp dapat dikategorikan sebagai Konten Palsu karena Kepala Biro Komunikasi dan pelayanan Masyarakat Kemenkes RI, drg. Widyawati, MKM, mengkonfirmasi bahwa Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan RI, drg. Oscar Primadi, MPH tidak pernah membuat WhatsApp group maupun menulis pesan mengajak bergabung dalam grup tertentu untuk berdiskusi tentang COVID-19.
Kesimpulan
Hasil Periksa Fakta Renanda Dwina Putri (Anggota Komisariat MAFINDO Universitas Pendidikan Indonesia)
Informasi palsu. Faktanya, Kepala Biro Komunikasi dan pelayanan Masyarakat Kemenkes RI, drg. Widyawati, MKM, mengkonfirmasi bahwa Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan RI, drg. Oscar Primadi, MPH tidak pernah membuat WhatsApp group maupun menulis pesan mengajak bergabung dalam grup tertentu untuk berdiskusi tentang COVID-19.
Informasi palsu. Faktanya, Kepala Biro Komunikasi dan pelayanan Masyarakat Kemenkes RI, drg. Widyawati, MKM, mengkonfirmasi bahwa Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan RI, drg. Oscar Primadi, MPH tidak pernah membuat WhatsApp group maupun menulis pesan mengajak bergabung dalam grup tertentu untuk berdiskusi tentang COVID-19.
Rujukan
Halaman: 4841/5622