• (GFD-2025-28774) Cek Fakta: Tidak Benar Dalam Video Ini Rumah Puan Maharani Dijarah dan Dibakar Massa

    Sumber:
    Tanggal publish: 01/09/2025

    Berita


    Liputan6.com, Jakarta- Cek Fakta Liputan6.com mendapati klaim video rumah Puan Maharani dijarah dan dibakar massa. Informasi tersebut diunggah akun Facebook, pada 31 Desember 2025.
    Klaim video rumah Puan Maharani dijarah dan dibakar massa menampilkan sejumlah orang sedang berkerumun kemudian ada yang menaiki pagar sebuah bangunan dan terlihat asap.
    Masih dalam video tersebut terlihat juga ada sejumlah orang yang sedang menaiki pagar dan menopot genting bangunan bercat putih.
    Dalam video tersebut terdapat tulisan sebagai berikut.
    "Berhasil digeruduk massa, kediaman puan Maharani dijarah dan dibakar massa
    Sapu bersih, menyala mahasiswa dan rakyat jika SDH bersatu"
    Video tersebut diberi keterangan sebagai berikut.
    "Sudah di rumah puan Maharani."
    Benarkah klaim video rumah Puan Maharani dijarah dan dibakar? Simak penelusuran Cek Fakta Liputan6.com.
     
     
     
     

    Hasil Cek Fakta


    Cek Fakta Liputan6.com menelusuri klaim video rumah Puan Maharani dijarah dan dibakar massa, dengan menangkap layar video untuk dijadikan bahan penelusuran menggunakan Google Image.
     
     
     
    Penelusuran mengarah pada artikel berjudul "Sudut Gedung DPRD Kota Malang yang Viral Dipanjat Demonstran" yang dimuat situs news.detik.com, pada 9 Oktober 2020.
    Artikel situs news.detik.com menampilkan dua foto yang identik dengan klaim, foto pertama sejumlah orang menaiki pagar dengan kepulan asap pada bangunan dan sejumlah orang yang menaiki pagar mencopot genting pada bangunan putih.
     
     
    video tersebut adalah kericuhan yang terjadi di depan kantor DPRD Kota Malang, saat aksi demo menolak Omnibus Law, Kamis (8/10/2020).
    Pendemo bertindak anarkis dengan melempar batu, botol dan benda-benda lain ke arah Gedung DPRD Kota Malang. Mereka juga memanjat pagar gedung dan merusak fasilitas di dalamnya.
     
    Penelusuran dilanjutkan menggunakan Google Search dengan kata kunci 'demo Omnibus Law kantor DPRD Kota Malang'. Penelusuran mengarah pada video berjudul "Demo Rusuh di Malang, Kantor DPRD Rusak Berat" yang diunggah akun YouTube VIVA.CO.ID, pada 9 Oktober 2020.
    Unggahan tersebut memuat sejumlah cuplikan video yang identik.
     
    Video tersebut diberi keterangan sebagai berikut.
    "VIVA - Gedung DPRD Kota Malang, Jawa Timur, rusak berat usai unjuk rasa menolak Omnibus Law UU Cipta Kerja pada Kamis, 8 Oktober 2020. Massa nekat melempar bom molotov dan batu ke Gedung DPRD. Sejumlah sepeda motor dan pos timur rusak parah. Selain itu, jendela gedung hingga isi ruangan juga dirusak oleh demonstran.
    Massa berhasil masuk gedung setelah merusak pagar kawat berduri di depan gedung. Mereka pun langsung merangsek masuk ke dalam dan merusak fasilitas. Tak lama kemudian, pasukan huru hara dari kepolisian berhasil memukul mundur massa unjuk rasa. Massa akhirnya terpecah ke arah Stasiun Kota Malang dan Hotel Tugu. Menurut polisi, total 80 orang diamankan dan diperiksa terkait aksi perusakan tersebut."
     
     
     
     Sumber:
    Sumber:https://news.detik.com/berita-jawa-timur/d-5206514/sudut-gedung-dprd-kota-malang-yang-viral-dipanjat-demonstran.https://www.youtube.com/watch?v=F5aMRJQzMXI

    Kesimpulan


    Hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com, klaim video rumah Puan Maharani dijarah dan dibakar massa tidak benar.
    Video tersebut adalah kericuhan yang terjadi di depan kantor DPRD Kota Malang, saat aksi demo menolak Omnibus Law, Kamis (8/10/2020).
  • (GFD-2025-28773) Keliru: Antrean WNA Terjebak di Bandara Soekarno-Hatta

    Sumber:
    Tanggal publish: 01/09/2025

    Berita

    SEBUAH foto beredar di  TikTok [arsip] dengan klaim antrean warga negara asing (WNA) yang hendak meninggalkan Indonesia namun terjebak di bandara karena penumpang membludak.

    Foto yang diunggah pada 30 Agustus 2025 itu memperlihatkan kepadatan di sebuah terminal bandara. Narasi yang beredar menyebut WNA pergi akibat gelombang demonstrasi di Indonesia sepekan terakhir. “Rame-rame para bule tinggalkan RI. Kecemasan para bule terjebak tidak bisa keluar RI.”

    Namun,antrean penumpang ddalam foto itu terkait dengan rentetan demonstrasi sejak 25 Agustus?

    Hasil Cek Fakta

    Tempo memverifikasi gambar tersebut menggunakan pencarian gambar terbalik dan mengeceknya pada pemberitaan yang kredibel. Hasilnya, peristiwa dalam foto yang beredar tidak ada kaitannya dengan demonstrasi sejak 25 Agustus 2025.  

    Verifikasi Gambar



    Foto tersebut juga ditemukan dalam sejumlah laporan media, salah satunya Pikiran Rakyat pada 29 Desember 2020. Gambar itu bersumber dari akun Twitter Aris Ramdhani, dokter di Universitas Indonesia Hospital, Hermina Jatinegara, dan Siloam MRCCC. Akun tersebut kini sudah tidak aktif.

    Foto itu memperlihatkan kedatangan banyak WNA di Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta pada masa awal pandemi Covid-19. Mereka memadati ruang tunggu untuk menjalani protokol kesehatan yang diwajibkan pemerintah, termasuk karantina.

    Lonjakan Penumpang Meninggalkan Indonesia di Bandara Soetta

    Hasil liputan Tempo menunjukkan, Terminal Keberangkatan Internasional Bandara Soekarno-Hatta pada Ahad siang, 31 Agustus 2025, dipadati penumpang. Ramainya penumpang diduga imbas memanasnya demonstrasi disertai aksi anarkis seperti perusakan dan penjarahan dalam beberapa hari terakhir.

    Sejumlah penumpang mengaku pergi ke luar negeri karena situasi politik Indonesia semakin panas. “Untuk sementara ke luar negeri dulu,” kata seorang penumpang yang mengantre di salah satu gerbang maskapai internasional kepada Tempo. Seorang pengusaha tambang di Banten juga mengakui hal serupa. “Bos-bos besar sudah pada pulang ke negaranya,” ujarnya, meminta namanya tak disebut.

    Kapolres Bandara Soekarno-Hatta, Komisaris Besar Ronald Sipayung, memastikan operasional bandara berjalan normal. “Situasi kedatangan dan keberangkatan normal dan lancar,” kata Ronald, Ahad, 31 Agustus 2025. Ia menambahkan, 520 personel dikerahkan untuk menjaga bandara dan meningkatkan patroli gabungan guna mencegah gangguan keamanan serta provokasi.

    Kesimpulan

    Verifikasi Tempo menyimpulkan bahwa narasi yang mengatakan gambar yang beredar memperlihatkan banyak WNA yang terjebak atau menumpuk di Bandara Soekarno-Hatta karena serangkaian demonstrasi saat ini adalah klaim keliru.

    Rujukan

  • (GFD-2025-28772) Keliru: Video Demonstrasi di Bandara Soekarno-Hatta

    Sumber:
    Tanggal publish: 01/09/2025

    Berita

    SEBUAH video beredar di TikTok [arsip] yang diklaim sebagai aksi demonstrasi di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten.

    Video itu memperlihatkan sebuah ruang tunggu bandara yang dipenuhi penumpang yang membawa koper. “Ingin kabur dari ricuh demonya Jkt, malah di Bandara Soetta juga ada demo. Indonesia sedang tidak baik-baik saja,” demikian teks yang tertera di video.

    Namun, benarkah demonstrasi terjadi di Bandara Soekarno-Hatta seperti klaim dalam video?

    Hasil Cek Fakta

    Tempo memverifikasi klaim tersebut dengan mewawancarai otoritas bandara, wartawan Tempo yang meliput di lokasi, dan mengecek pemberitaan media kredibel. Hasilnya, hingga artikel ini dipublikasikan, tidak ada demonstrasi di Bandara Soekarno-Hatta. 



    Interior ruangan yang terlihat di video mirip dengan interior ruang tunggu terminal 2 di Bandara Soekarno Hatta. sama seperti foto yang diunggah di Wikipedia oleh pengunjung. 

    Tempo juga memastikan tidak ada demonstrasi di Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta pada 31 Agustus 2025. Kerumunan yang terjadi merupakan lonjakan penumpang internasional yang ingin keluar Indonesia demi menghindari kericuhan dari demonstrasi di Jakarta dan sejumlah daerah. Di hari yang sama,, pantauan Tempo di Terminal 2 juga tak melihat adanya massa yang berdemonstrasi. 

    Kapolres Bandara Soekarno-Hatta Komisaris Besar Ronald Sipayung mengatakan, operasional Bandara Soekarno-Hatta berjalan normal seperti biasa. "Situasi Bandara Soekarno-Hatta baik kedatangan dan keberangkatan normal dan lancar," kata Ronald saat dihubungi Tempo, Ahad, 31 Agustus 2025.

    Namun, ia memastikan ada peningkatan patroli gabungan dalam rangka pencegahan gangguan keamanan ketertiban masyarakat dan provokasi. Polres setempat menerjunkan 520 anggotanya untuk menjaga Bandara Soekarno-Hatta.

    Kesimpulan

    Verifikasi Tempo menyimpulkan bahwa narasi yang mengatakan video yang beredar memperlihatkan aksi demonstrasi di Bandara Soekarno-Hatta tanggal 30 Agustus 2025 adalah klaim keliru.

    Rujukan

  • (GFD-2025-28771) Keliru: Video TNI Marah ke Polisi untuk Dukung Demonstran

    Sumber:
    Tanggal publish: 01/09/2025

    Berita

    SEBUAH video beredar di TikTok [arsip]  dengan klaim sejumlah personel TNI membela demonstran dari polisi. Video ini muncul setelah demonstrasi di depan gedung DPR RI, Jakarta, 25 Agustus 2025.

    Video itu menampilkan demonstran mengangkat poster berisi tuntutan. Beberapa tentara lalu berbaris dan meluapkan amarah kepada polisi yang berdiri di hadapan mereka. Konten ini diklaim sebagai bentuk dukungan TNI terhadap aksi mahasiswa.

    Namun, benarkah video itu asli?

    Hasil Cek Fakta

    Tempo memverifikasi video itu dengan analisis visual dan menggunakan alat deteksi akal imitasi (AI). Hasilnya video itu hasil buatan AI.



    Tempo menemukan sejumlah kejanggalan pada video tersebut. Wajah para demonstran tampak tidak beraturan. Wajah dan lengan tentara yang berbaris juga sebagian menyatu dan terlihat tidak normal saat bergerak. Tulisan pada poster pun acak, misalnya “bubarkan gak ada” dan “bubarkan ada fungsi.”

    Selain itu, badge di kerah seragam TNI serta nama di video terlihat tidak jelas. Tempo membandingkannya dengan foto asli saat Andika Perkasa  menjabat KSAD pada 26 November 2020, di mana badge terlihat jelas ketika diperbesar. Kejanggalan-kejanggalan seperti itu biasa ditemukan dalam konten AI.



    Latar tempat dalam video juga tidak sama dengan gerbang utama gedung DPR RI. Perbedaan ini terlihat ketika Tempo membandingkannya dengan situasi demonstrasi di lokasi yang sama pada Jumat, 29 Agustus 2025.



    Pemindaian tangkapan layar video melalui aplikasi pendeteksi konten AI, AI or NOT, menunjukkan video itu buatan AI dengan kemungkinan 96 persen. Secara visual, video tersebut diduga dibuat dengan model 4o dari OpenAI dengan tingkat kemiripan 90 persen. Alat deteksi lain, Was It AI, juga menyimpulkan video tersebut hasil kecerdasan buatan.

    Kesimpulan

    Tempo menyimpulkan klaim video yang disebut memperlihatkan TNI memarahi polisi demi melindungi demonstran keliru. Video itu buatan AI, bukan rekaman peristiwa nyata.

    Rujukan