• (GFD-2025-27741) Keliru: Video Ratusan Kapal Perang Cina Sampai di Timur Tengah

    Sumber:
    Tanggal publish: 04/07/2025

    Berita

    SEBUAH video beredar di TikTok [arsip] dan Facebook memperlihatkan ratusan kapal perang. Kapal-kapal itu diklaim milik Cina yang disiagakan ke Timur Tengah. 

    Narasi dalam video itu menyebut, kapal-kapal itu telah direkam di Teluk Oman.Namun pada video lain disebut di Teluk Persia. “Armada Laut Cina Merapat Ke Timur Tengah...apakah eskalasi besar terjadi atau hanya latihan ringan dengan satu negara sekutu di Timur Tengah,” demikian narasi yang menyertai video. 



    Namun, benarkah video itu adalah ratusan kapal perang Cina yang dikerahkan ke Timur Tengah?

    Hasil Cek Fakta

    Tempo memverifikasi narasi tersebut dengan pengamatan visual, pencarian informasi kredibel, serta menggunakan layanan pencarian gambar terbalik Google. Fakta-fakta menunjukkan bahwa kapal-kapal itu bukan bagian dari armada militer milik Cina. 



    Pengamatan pada video menunjukkan, kapal tersebut berkode L 400. Ini  merupakan kapal Peninsula of Anatolia/Anadolu alias TCG Anadolu milik Angkatan Laut Turki. Fotonya yang identik dapat diakses melalui situs Shiphub.com.

    Kapal itu termasuk jenis kapal serbu amfibi yang dimodifikasi menjadi kapal induk. Kapal itu diproyeksikan menangani tugas-tugas militer jarak jauh, operasi bantuan kemanusiaan, sebagai pusat komando, dan menjadi kapal induk Angkatan Laut Turki.



    Video itu sesungguhnya memperlihatkan perayaan ulang tahun Republik Turki yang ke-100 pada 29 Oktober 2023. Video yang sama diunggah oleh saluran YouTube Barbaros K?z?lelma. 

    Dalam konferensi pers terkait persiapan acara tersebut, Penasihat Pers dan Hubungan Masyarakat Kementerian Pertahanan Turki, Laksamana Muda Zeki Aktürk, mengatakan bahwa dalam rangkaian perayaan itu 100 kapal milik Angkatan Laut dari Negeri Dua Benua dipamerkan. 

    Pawai itu mengutamakan penampilan TCG Anadolu yang diiringi 20 pesawat tempur, di Selat Bosporus, tanggal 29 Oktober 2023. Sebanyak 101 senjata juga akan ditembakkan untuk memeriahkan parade.

    Sikap Cina atas Perang Iran-Israel

    Cina memang mengkritik keras aksi blok Barat, Israel dan AS, dalam konflik di Timur Tengah, sebagaimana dilaporkan Tempo. Namun mereka mendorong sengketa dan permasalahan yang ada diselesaikan dengan jalur diplomasi.

    Presiden Cina Xi Jin Ping telah menyerukan langkah mediasi untuk meredakan konflik, setelah serangan Israel dan AS membunuh 900 warga Iran dalam perang 12 hari sejak 13-23 Juni 2025.

    Kesimpulan

    Verifikasi Tempo menyimpulkan bahwa narasi yang mengatakan video yang beredar memperlihatkan ratusan kapal perang Cina yang tiba di Timur Tengah untuk terlibat konflik regional di sana adalah klaim keliru.

    Rujukan

  • (GFD-2025-27740) Keliru: Video Indonesia Memamerkan Senjata Nuklir

    Sumber:
    Tanggal publish: 04/07/2025

    Berita

    SEBUAH akun TikTok [arsip] mengunggah video bernuansa hitam putih pada 25 Juni 2025, dengan klaim bahwa Indonesia memiliki senjata nuklir

    Video itu memperlihatkan iring-iringan pasukan militer dan kendaraan tempur yang membawa rudal berukuran raksasa. Iring-iringan itu ditonton oleh sejumlah warga yang berjubel di pinggir jalan sambil membawa bendera Merah Putih.

    Hingga artikel ini ditulis, unggahan tersebut sudah disukai lebih dari 15 ribu warganet, mendapat komentar 1.124 dan dibagikan ulang sebanyak 808 kali.  



    Namun, benarkah ini Indonesia memiliki senjata nuklir seperti klaim dalam video?

    Hasil Cek Fakta

    Tempo memverifikasi video dengan bantuan Google Lens, menganalisis isi video, serta membandingkan dengan pemberitaan kredibel. Hasilnya, Indonesia tidak memiliki senjata nuklir. 

    Video yang dibagikan tersebut, hasil buatan dengan akal imitasi generatif seperti keterangan yang ditulis pemilik akun dalam kolom komentar, “Klarifikasi ini cuma AI doang. Jadi jangan ketipu.”

    Tempo kemudian menganalisis konten tersebut dengan alat pendeteksi kecerdasan buatan, AI or Not. Hasilnya, 100 persen kemungkinan fragmen dibuat dengan kecerdasan buatan (AI).



    Dipindai menggunakan alat deteksi Hive Moderation.com, hasilnya juga menunjukkan sebesar 55,9 persen video yang beredar di TikTok dibuat menggunakan kecerdasan buatan.



    Indonesia Tak Memiliki Senjata Nuklir

    Tempo melansir bahwa Koalisi Kampanye Internasional untuk Penghapusan Senjata Nuklir (ICAN) melaporkan, terdapat sembilan negara yang mempunyai senjata nuklir terbanyak di dunia. Dari sembilan negara tersebut, enam di antaranya terdapat di Asia yakni Rusia, Cina, India, Pakistan, Israel dan Korea Utara.

    Negara-negara anggota ASEAN sebenarnya telah menandatangani Perjanjian Zona Bebas Senjata Nuklir Asia Tenggara (SEANWFZ Treaty) pada 15 Desember 1995, termasuk Indonesia. Perjanjian yang juga dikenal sebagai Perjanjian Bangkok itu menjadi penegasan kembali pentingnya Perjanjian Non-Proliferasi Senjata Nuklir (NPT).

    Dikutip dari laman Kampanye Perlucutan Senjata Nuklir (CND), terdapat 93 negara yang setuju dengan kesepakatan TPNW. Indonesia menyerahkan instrumen ratifikasi Perjanjian Pelarangan Senjata Nuklir kepada Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Selasa 24 September 2024 dan menegaskan komitmen menolak penggunaan senjata nuklir di dunia.

    Kesimpulan

    Verifikasi Tempo menyimpulkan bahwa klaim video Indonesia menunjukkan senjata nuklir adalah keliru.

    Rujukan

  • (GFD-2025-27739) Keliru: Video Rusia Serang Amerika Serikat karena Telah Meledakkan Fasilitas Nuklir Iran

    Sumber:
    Tanggal publish: 04/07/2025

    Berita

    VIDEO yang memuat klaim serangan Rusia ke Amerika Serikat, beredar di TikTok dan Facebook (akun 1 [arsip] dan akun 2) pada 22 Juni 2025. 

    Berdurasi 16 detik, video itu memperlihatkan kepulan asap di antara gedung-gedung pencakar langit. Beberapa orang berada di jalan beraspal untuk merekam kejadian itu. Peristiwa itu disebut sebagai balasan Rusia karena Amerika telah menyerang fasilitas nuklir Iran. “Amerika diserang Rusia setelah Amerika menyerang Iran,” tulis pembuat video itu.



    Namun, benarkah peristiwa dalam video itu merupakan aksi serangan Rusia ke Amerika?

    Hasil Cek Fakta

    Tempo memverifikasi video itu menggunakan alat pencarian gambar terbalik dari Google, mencocokkan visual lokasi dengan Google Maps, dan membandingkan narasinya dengan informasi dari sumber kredibel. Hasil verifikasi menunjukkan, peristiwa dalam video tersebut merupakan peristiwa kebakaran di New York. 



    Video yang identik ditemukan pertama kali diunggah oleh akun TikTok carloseizquierdo18 pada 28 Mei 2025, sebelum serangan Amerika yang menargetkan fasilitas nuklir Iran terjadi pada 22 Juni 2025.

    Dalam unggahannya, akun tersebut memberikan keterangan bahwa kebakaran terjadi di Hotel Hilton Midtown, New York, Amerika Serikat. 

    Tempo mencocokkan petunjuk lokasi yang terlihat pada visual video dengan peta dari Google Maps. Visual pada detik ke-9, memperlihatkan bagian atas gedung yang dipenuhi asap serta terlihat bendera Amerika. Lokasi tersebut memang benar direkam di dekat hotel New York Hilton Midtown, sama dengan peta dalam Google Maps.



    Demikian juga pada detik ke-14 saat video itu memperlihatkan bagian bawah gedung. Terdapat papan warna biru bertuliskan ‘Parking’ dan muka bangunan berwarna hijau, seperti yang diperlihatkan Google Maps untuk lokasi hotel New York Hilton Midtown.



    Kebakaran di Hotel New York Hilton Midtown

    Dilansi ABC 7 NY,  kebakaran di Hotel New York Hilton Midtown terjadi pada , 27 Mei 2025 sekitar pukul 4.50 waktu setempat. Petugas berhasil mengendalikan api  sekitar jam 6.00 pagi. Tidak ada korban luka dalam insiden ini.

    Kebakaran diduga berasal dari ruang mesin di bawah tanah. Akan tetapi  belum ada hasil penyelidikan mengenai penyebab kebakaran sebenarnya.

    Tidak Ada Serangan Rusia ke Amerika Serikat

    Rusia tidak menyerang Amerika Serikat, setelah Negeri Paman Sam itu menargetkan tiga lokasi yang diduga fasilitas nuklir Iran pada 22 Juni 2025. Rusia hanya mengecam tindakan Amerika Serikat itu dalam Forum Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-bangsa.

    Dalam artikel yang dipublikasikan Tempo, Rusia menilai Amerika Serikat telah membuka 'kotak Pandora' dengan tindakannya menyerang Iran. Duta Besar Rusia untuk PBB Vassily Nebenzya mengatakan pada Dewan Keamanan bahwa AS, tindakan tersebut merupakan penghinaan total terhadap posisi komunitas internasional melalui serangannya terhadap fasilitas nuklir Iran.

    Sementara, Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi menyatakan, masyarakat internasional dan Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) diminta untuk mendesak Amerika dan Israel membayar kompensasi atas serangan sepihak mereka, menggunakan seluruh hukum internasional yang ada. 

    Tak hanya kerusakan berbagai infrastruktur, 900 warga Iran termasuk perempuan dan anak juga meninggal karena rangkaian serangan Israel dan AS selama 12 hari.

    Kesimpulan

    Verifikasi Tempo menyimpulkan bahwa narasi yang mengatakan video yang beredar memperlihatkan serangan Rusia ke Amerika Serikat yang telah mengebom fasilitas nuklir Iran adalah klaim keliru.

    Rujukan

  • (GFD-2025-27738) Hoaks Tangkapan Layar Artikel Bernarasi Jokowi Terkena Kusta

    Sumber:
    Tanggal publish: 04/07/2025

    Berita

    tirto.id - Kabar terkait kondisi kesehatan Presiden Joko Widodo (Jokowi), terus ramai menjadi bahan perbincangan di jagat maya. Sebelumnya, Presiden ke-7 Indonesia itu sempat diberitakan tengah dalam penyembuhan terhadap alergi kulit.

    ADVERTISEMENT

    Namun, informasi tersebut kemudian berkembang dan menimbulkan sejumlah narasi yang beragam di media sosial. Salah satu yang menarik perhatian Tirto adalah potongan gambar di Facebook, yang mengklaim Jokowi terkena penyakit kusta.

    let gpt_inline2 = window.googletag || {cmd: []};gpt_inline2.cmd.push(function() {gpt_inline2.defineSlot('/22201407306/tirto-desktop/inline-2', [[336, 280], [300, 250]], 'gpt-inline2-passback').addService(gpt_inline2.pubads());gpt_inline2.pubads().enableSingleRequest();gpt_inline2.pubads().collapseEmptyDivs();gpt_inline2.enableServices();gpt_inline2.display('gpt-inline2-passback');});

    "Setelah JOKOWI mendengar kabar zionis Israel porak poranda Pak JOKOWI kelihatan nya semakin Ganteng 😁," begitu tulis teks pada unggahan akun "Rijal Syam" (arsip), pada 24 Juni 2025 lalu. Narasi tersebut disertai foto tangkapan layar sebuah artikel yang diklaim dari media Gelora News di platform X (Twitter).
    #inline3 img{margin: 20px auto;max-width:300px !important;}

    let gpt_inline3 = window.googletag || {cmd: []};gpt_inline3.cmd.push(function() {gpt_inline3.defineSlot('/22201407306/tirto-desktop/inline-3', [[336, 280], [300, 250]], 'gpt-inline3-passback').addService(gpt_inline3.pubads());gpt_inline3.pubads().enableSingleRequest();gpt_inline3.pubads().collapseEmptyDivs();gpt_inline3.enableServices();gpt_inline3.display('gpt-inline3-passback');});

    #gpt-inline3-passback{text-align:center;}

    Gambar yang ditampilkan muka berita tersebut adalah bagian samping wajah yang tampak seperti Jokowi dengan ruam-ruam di wajah yang diklaim narasi unggahan itu sebagai kusta. Namun, foto tersebut tampak mencurigakan karena warna kulit dengan ruam di foto tampak tidak sesuai.
    #inline4 img{max-width:300px !important;margin:20px auto;}

    let gpt_inline4 = window.googletag || {cmd: []};gpt_inline4.cmd.push(function() {gpt_inline4.defineSlot('/22201407306/tirto-desktop/inline-4', [[336, 280], [300, 250]], 'gpt-inline4-passback').addService(gpt_inline4.pubads());gpt_inline4.pubads().enableSingleRequest();gpt_inline4.pubads().collapseEmptyDivs();gpt_inline4.enableServices();gpt_inline4.display('gpt-inline4-passback');});

    #gpt-inline4-passback{text-align:center;}

    Judul unggahan di X itu juga tampak ditimpa oleh teks lain yang membuat semakin anomali unggahan tersebut.

    Periksa fakta Penyakit Jokowi. foto/hotline periksa fakta tirto

    ADVERTISEMENT

    Sampai dengan Jumat (4/7/2025) atau sekitar lima hari unggahan itu beredar di Facebook, unggahan tersebut mengumpulkan 27 reaksi (tanda suka dan emoji), 27 komentar, dan tiga kali dibagikan ulang.

    Kami juga menemukan unggahan dari akun "Raden Kian Santang" (arsip) dan "Joko Cer" (arsip), yang turut mengunggah foto dengan narasi yang serupa. Ragam komentar publik menyiratkan kepercayaan akan narasi yang beredar tersebut, dengan sentimen negatif.

    Lalu, bagaimana faktanya? Apakah benar ada potongan artikel soal Jokowi terkena penyakit kusta?

    Hasil Cek Fakta

    Tirto mula-mula mencoba melakukan penelusuran gambar terbalik (reverse image search) terhadap gambar yang tersebar di Facebook tersebut. Namun, kami tidak menemukan artikel dari situs Gelora News yang serupa dengan unggahan di media sosial.

    Kami kemudian mencoba menggunakan judul artikel dalam tangkapan layar yang tersebar untuk melakukan pencarian mendalam di Google dengan memasukkan kata kunci berikut: intext:Kusta, penyakit yang sering dikaitkan dengan azab AND site:gelora.co.

    Hasilnya, ditemukan sebuah artikel dengan judul yang sama dan terbit di situs resmi Gelora News. Namun, artikel tersebut sama sekali tidak membicarakan soal Jokowi yang terkena penyakit kusta.

    Muka berita asli dari artikel tersebut juga tidak menggunakan wajah Jokowi. Terlebih, berita itu terbit pada 8 Februari 2019 silam atau enam tahun lalu. Sangat jauh eseblum pemberitaan di media massa yang mengabarkan Jokowi mengalami alergi kulit sepulang dari Vatikan.

    Konteks asli dari artikel yang terbit di laman Gelora News justru merupakan artikel edukatif soal penyakit kusta. Isi artikel itu membantah mitos pada penyakit kusta yang kerap disebut disebabkan azab.

    Dengan begitu, tidak benar bahwa berita tersebut memberitakan Jokowi terkena penyakit kusta.

    Mengutip CNN Indonesia dan Tempo, ruam akibat alergi di tubuh Jokowi muncul beberapa hari setelah kepulangan dari Vatikan, akhir Mei 2025 lalu. Ajudan Jokowi, Kompol Syarif Muhammad Fitriansyah, menduga cuaca di Vatikan menjadi penyebab alergi kulit dari eks presiden.

    Pengobatan Jokowi, kata Syarif, dilakukan oleh dokter yang biasa menangani mantan orang nomor satu di Indonesia itu. Kondisi Jokowi juga cenderung fit dan telah beraktivitas kembali.

    Dalam pemberitaan Kompas.com, Jokowi sudah buka suara terkait kondisi kesehatannya. Ia membenarkan sedang mengalami alergi kulit, namun menegaskan dalam kondisi baik-baik saja dan sedang dalam masa pemulihan.

    Ada indikasi penyuntingan gambar, dengan mengganti muka berita untuk membuat narasi baru. Modus seperti ini banyak digunakan berbagai unggahan di media sosial yang sempat Tirto simpulkan sebagai hoaks.

    Baca juga:Hoaks, Artikel Jokowi Katakan Peti Paus Fransiskus BercahayaHoaks Jokowi Mengaku Terkena Penyakit Kulit karena Azab

    Kesimpulan

    Hasil pemeriksaan fakta menunjukkan potongan artikel soal Jokowi terkena penyakit kusta bersifat salah dan menyesatkan (false & misleading).

    Unggahan yang beredar di media sosial adalah potongan gambar dari artikel Gelora News yang disunting di bagian foto muka berita. Artikel sebenarnya tidak membahas sama sekali soal Jokowi terkena penyakit kusta.

    Jokowi, lewat ajudannya, menjelaskan kalau alergi kulit yang dialami muncul beberapa hari usai kepulangan dari Vatikan. Ajudan Jokowi juga telah membantah narasi yang menyebut Jokowi mengalami autoimun atau penyakit serius lainnya.

    ==

    Bila pembaca memiliki saran, ide, tanggapan, maupun bantahan terhadap klaim Periksa Fakta dan Decode, pembaca dapat mengirimkannya ke email factcheck@tirto.id.

    Rujukan