• (GFD-2024-21791) Sebagian Benar, Klaim tentang Badai Matahari dan Dampaknya pada Internet

    Sumber:
    Tanggal publish: 12/08/2024

    Berita



    Sebuah akun Facebook [ arsip ] mengunggah sebuah video yang tentang badai matahari terbesar yang diprediksi akan muncul pada tahun 2025. 

    Video ini memuat fragmen gambar dua presenter TV yang menyampaikan berita “Kemungkinan munculnya pada matahari tahun 2025 memungkinkan manusia di bumi dapat kehilangan akses internet selama berbulan-bulan jika sambungan internet gagal dalam skala besar bagi konsekuensinya bisa sangat merugikan kemungkinan munculnya pada imat hari di tahun 2025 memungkinkan manusia di bumi dapat kehilangan akses internet selama berbulan-bulan…”.



    Sejak diunggah, video ini telah mendapatkan 13, 1 ribu suka, 2,1 ribu komentar dan dibagikan 11 ribu kali oleh pengguna Facebook. Benarkah badai matahari akan terjadi pada 2025 dan mengakibatkan kegagalan akses internet?   

    Hasil Cek Fakta



    Tim Cek Fakta Tempo memverifikasi video ini dengan menelusuri sumber asli menggunakan Yandex Image. Klaim dalam video ini kami analisis dengan sumber terbuka dan pernyataan ilmuwan.

    Berdasarkan penelusuran, video tersebut identik dengan tayangan IDX Channel, yang diunggah di YouTube pada 7 Juli 2023 dengan judul “Prediksi Badai Matahari 2025, Internet Terancam Kolaps”. Dalam siaran ini, presenter menyampaikan informasi tentang kemungkinan munculnya badai matahari di Tahun 2025. Dampaknya, bumi dapat kehilangan akses internet selama berbulan-bulan dan jika sambungan internet gagal dalam skala besar maka konsekuensinya bisa sangat merugikan.



    Tentang Badai Matahari (Sun Strom)

    Dilansir National Center for Families Learning, badai matahari (sun strom) atau badai radiasi matahari adalah istilah yang digunakan untuk efek atmosfer yang dirasakan di bumi akibat dari peristiwa yang terjadi di matahari. Badai matahari terjadi ketika matahari memancarkan semburan energi yang sangat besar dalam bentuk jilatan atau suar dan lontaran massa korona. Fenomena ini mengirimkan aliran muatan listrik dan medan magnet ke arah bumi dengan kecepatan sekitar tiga juta mil per jam.

    Laman Space Weather Prediction Center menuliskan bahwa lontaran massa korona dan suar matahari pada badai radiasi matahari (solar radiation storms) mempercepat laju partikel bermuatan seperti proton. Saat ini terjadi, proton melintasi 150 juta km dari matahari ke Bumi hanya dalam waktu  kurang dari 10 menit. Saat sampai di bumi, proton yang bergerak cepat ini menembus magnetosfer yang melindungi bumi dari partikel bermuatan energi. Begitu berada di dalam magnetosfer, partikel-partikel tersebut menyusuri garis medan magnet dan menembus atmosfer di dekat kutub utara dan selatan.

    Badai Radiasi Matahari menyebabkan beberapa dampak di dekat bumi. Saat proton bermuatan bertabrakan dengan satelit atau manusia di luar angkasa, mereka dapat menembus jauh ke dalam objek yang ditabraknya dan menyebabkan kerusakan pada sirkuit elektronik atau DNA biologis. 

    Dalam badai radiasi matahari ekstrem, penumpang dan awak pesawat yang terbang tinggi di garis lintang tinggi dapat terpapar risiko radiasi. Selain itu, ketika proton energik bertabrakan dengan atmosfer, mereka mengionisasi atom dan molekul sehingga menciptakan elektron bebas. Elektron-elektron ini menciptakan lapisan di dekat bagian bawah ionosfer yang dapat menyerap gelombang radio Frekuensi Tinggi (HF) sehingga komunikasi radio menjadi sulit atau tidak mungkin.

    Pada 9 Desember 2019, panel NOAA dan NASA merilis prediksi Siklus Matahari 25 yaitu periode ketika aktivitas matahari meningkat dan jilatan api matahari menjadi lebih sering terjadi akan mencapai  puncaknya pada bulan Juli 2025. Hal ini mengakibatkan bumi akan mengalami badai matahari dan cuaca antariksa yang lebih intens pada tahun 2025. 



    Ketua Panel dan Fisikawan Matahari di Pusat Prediksi Cuaca Antariksa NOAA, Doug Biesecker, Ph.D., menyatakan bahwa seberapa cepat peningkatan aktivitas matahari merupakan indikator seberapa kuat siklus matahari nantinya.

    Menurut Biesecker, selama delapan bulan terakhir, aktivitas matahari terus meningkat, mengindikasikan bahwa kita telah memasuki Siklus Matahari 25. Siklus Matahari 25 diperkirakan akan menjadi siklus yang cukup lemah, kekuatannya sama dengan siklus 24. 

    "Meskipun kami tidak memprediksi Siklus Matahari 25 akan sangat aktif, namun letusan dahsyat dari Matahari bisa terjadi kapan saja," jelas Biesecker.

    Prediksi siklus matahari ini memberikan gambaran tentang frekuensi badai cuaca antariksa, mulai dari pemadaman radio hingga badai geomagnetik dan badai radiasi matahari. 

    Johan Muhamad, Peneliti Ahli Madya, Koordinator Kelompok Riset Matahari dan Aktivitasnya, Pusat Riset Antariksa, BRIN kepada Tempo mengatakan fenomena badai bukan fenomena istimewa karena kerap terjadi.  

    “Pada tahun 2024 ini saja sekurang-kurangnya sudah terjadi 36 kali badai matahari dengan skala tertinggi, flare kelas-X,” kata Johan.

    Ia juga menjelaskan, dalam berapa kasus, CME yang besar dapat sampai ke bumi dan memberikan dampak pada kondisi geomagnet bumi dan lingkungan sekitar bumi.

    “Beberapa dampak flare dan CME yang besar diantaranya mengganggu komunikasi radio HF, gangguan sinyal GPS yang dapat mengurangi akurasi penggunaan GPS, gangguan operasional satelit di orbit, gangguan pada jaringan listrik terrestrial, dan teknologi lainnya terutama yang berbasis teknologi antariksa,” lanjutnya.

    Namun, kasus-kasus ini sangat jarang terjadi, biasanya lebih dirasakan oleh mereka yang tinggal di daerah lintang tinggi atau sekitar kutub Bumi. Pada tahun 1989, badai matahari kuat yang memicu munculnya arus induksi geomagnet menyebabkan kerusakan jaringan listrik di Quebec, Kanada. Akibat gangguan ini menyebabkan pemadaman listrik selama 9 jam. 

    “Berdasarkan catatan kami, tidak pernah ada badai Matahari yang menyebabkan rusaknya jaringan internet dan listrik sampai berbulan-bulan. Namun, kasus seperti ini sangat jarang terjadi dan biasanya terjadi di daerah lintang tinggi,” lanjut Johan. 

    Untuk wilayah Indonesia, dampak langsung badai matahari ekstrem kemungkinan tidak akan signifikan karena Indonesia terletak di wilayah ekuator. 

    “Kemungkinan dampak langsung terbesar di wilayah Indonesia jika terjadi badai Matahari ekstrem adalah adanya gangguan sinyal komunikasi HF dan berkurangnya akurasi GPS,” tegasnya.

    Dilansir BBC Science Focus, jika CME (Coronal Mass Ejections) saat badai matahari bergerak dengan kecepatan hingga 11.000.000 kilometer per jam, dan matahari menembakkan sebanyak 20 kali dalam seminggu, akan merusak peralatan elektronik pada satelit yang mengorbit, mengganggu sistem navigasi dan komunikasi, serta sinkronisasi waktu GPS yang menjadi tumpuan fungsi internet. Juga menciptakan lonjakan radiasi elektromagnetik di atmosfer yang menyebabkan pemadaman listrik.

    Kesimpulan



    Berdasarkan pemeriksaan fakta, Tim Cek Fakta Tempo menyimpulkan video dan klaim badai matahari 2025 akan hilangkan akses internet adalah sebagian benar.

    Badai matahari merupakan fenomena yang biasa terjadi. Puncak siklus matahari diperkirakan terjadi pada tahun 2025, namun badai matahari semakin sering terjadi pada tahun 2024. Namun mereka mengingatkan badai matahari dapat terjadi kapan saja.

    Jika badai matahari maksimum terjadi, akan menyebabkan kerusakan peralatan elektronik pada satelit yang mengorbit, mengganggu sistem navigasi dan komunikasi, serta sinkronisasi waktu GPS yang menjadi tumpuan fungsi internet. Hal ini juga akan menciptakan lonjakan radiasi elektromagnetik di atmosfer, yang menyebabkan transformator listrik terbakar. Itu artinya akan terjadi pemadaman listrik dalam waktu tertentu.

    Rujukan

  • (GFD-2024-21790) Sebagian Benar, Klaim tentang Penemuan Orang Utan di Daerah Tambang

    Sumber:
    Tanggal publish: 12/08/2024

    Berita



    Video berdurasi dua menit tujuh detik viral yang memperlihatkan satu ekor orang utan berjalan di samping para pekerja tambang diklaim terjadi di Morowali, Sulawesi Tengah, beredar di media sosial Facebook

    Dalam video tersebut terlihat beberapa orang pekerja tambang mengabadikan seekor orang utan yang berjalan ditengah lokasi pertambangan. Beberapa pekerja bukan melempari makanan ke arah orang utan tersebut.



    Hingga artikel ini ditulis video tersebut telah di tonton 602 ribu kali dan di komentari 371 kali. Lantas, benarkah video tersebut merupakan penemuan orang utan di daerah tambang Bahodopi di Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah?

    Hasil Cek Fakta



    Tempo mula-mula menelusuri informasi terkait penemuan orang utan di daerah tambang Bahodopi di Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah dari sumber kredibel. Hasilnya, tidak ditemukan informasi valid dan pernyataan resmi dari otoritas pemerintah daerah Sulawesi Tengah yang menyebutkan adanya penemuan orang utan di daerah tambang Bahodopi di Kabupaten Morowali.

    Sebelumnya video serupa dengan klaim bahwa orang utan ditemukan di daerah tambang di Konawe, Sulawesi Tenggara pernah beredar pada September 2023. Informasi tersebut telah dinyatakan sebagai Informasi yang keliru. Kepala Seksi Konservasi Wilayah II BKSDA Sultra Prihantoro memastikan informasi yang beredar luas di Medsos tersebut tidak terjadi di Sulawesi Tenggara karena Pulau Sulawesi bukanlah habitat dari orang utan atau kera besar tersebut.

    Menurut Haruna, Kepala Seksi Konservasi Wilayah (SKW) I Pangi, BKSDA Sulawesi Tengah, video yang beredar dengan narasi penemuan orang utan di daerah tambang Bahodopi di Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah merupakan video lawas yang sudah pernah beredar dan merupakan informasi hoaks. Peristiwa ini tidak terjadi di wilayah Sulawesi Tengah. 

    “Video itu terjadi di wilayah Kalimantan. Tidak di Morowali. Itu video lama yang sebelumnya pernah beredar. Saya pastikan itu hoaks,” ujar Haruna saat dihubungi TEMPO, Selasa, 6 Agustus 2024.

    Menurut Haruna, orang utan bukanlah habitat asli dari Pulau Sulawesi. Spesis ini lebih banyak tersebar di kawasan hutan di pulau Kalimantan. Video dengan narasi penemuan orang utan di Morowali dipastikan bukan terjadi di Sulawesi. “Karena itu saya minta masyarakat untuk teliti dan berhati-hati dalam menerima setiap informasi beredar. Pastikan ke pihak berwenang jika ragu,” ujar Haruna.  

    Dilansir dari Detik, orang utan merupakan spesies endemik indonesia yang berada di hutan Sumatera dan Kalimantan. Ada 4 spesies orang utan yang hidup di Indonesia, seperti orang utan Subspecies Pongo pygmaeus pygmaeus (Northwest Bornean orang utan). Jenis ini dapat ditemukan di Serawak (Malaysia) dan Kalimantan bagian barat laut. 

    Ada juga jenis Subspesies Pongo pygmaeus wurmbii (Central Bornean orang utan), terdapat di Kalimantan Tengah dan bagian selatan Kalimantan Barat. Dan jenis Subspesies Pongo pygmaeus morio (Northeast Bornean orang utan) dijumpai di Kalimantan Timur (Indonesia) dan Sabah (Malaysia) serta Spesies Pongo abelii alias orang utan Sumatera adalah fauna endemik Sumatera, yang hanya bisa dijumpai di Pulau Sumatera. 

    Orang utan di Kalimantan Timur

    Video orang utan yang terlihat di lokasi tambang pernah dibagikan akun Instagram Info Kaltim, seperti yang ditulis oleh Kompas.com. Video itu direkam oleh seorang sopir dump truk pada 17 Mei 2021 saat melintas Jalan Hauling menuju pelabuhan batubara di Desa Sepaso Timur, Kecamatan Bengalon, Kabupaten Kutai Timur.

    Mengutip laman Borneo orang utan Survival (Bos) Foundation, seluruh spesies orang utan, Kalimantan, sumatra, dan tapanuli, kini sama-sama berstatus ‘sangat terancam punah’ oleh International Union for Conservation of Nature (IUCN) dalam Red Data List tahun 2016. Ancaman kepunahan mereka berawal dari perburuan sejak ratusan tahun lalu, namun kini lebih disebabkan oleh deforestasi masif dan perubahan iklim.

    Populasi orang utan Kalimantan saat ini diperkirakan sebesar 57.350 individu menurun drastis dibandingkan populasi tahun 1973 sebanyak 288.500, yang berarti terjadi penurunan sebanyak 80 persen dalam waktu kurang dari 50 tahun.

    Penurunan tajam populasi orang utan Kalimantan ini utamanya disebabkan oleh kehilangan habitat hutan yang disebabkan pembukaan Kelapa sawit dan batu bara. Ini ditambah pembangunan kota yang terus berkembang, karhutla musiman, dan dampak negatif perubahan iklim, menyebabkan kehilangan hampir separuh hutan-hutan Indonesia sejak 1950-an. 

    Tanpa adanya tempat berlindung, orang utan kini bahkan lebih rentan, menyebabkan konflik dengan manusia yang kerap berakhir dengan  pembunuhan ilegal orang utan demi mitigasi, terkadang untuk dikonsumsi. Dan di banyak kesempatan, bayi orang utan ditangkap untuk kepentingan perdagangan satwa eksotis.

    Kesimpulan



    Hasil pemeriksaan fakta Tempo, video yang diklaim merupakan penemuan orang utan di Morowali, Sulawesi Tengah adalah sebagian benar. 

    Video tersebut merupakan video lama yang pernah beredar pada September 2023, namun lokasi diduga tidak berada di Sulawesi melainkan di Kalimantan.

    Kepala Seksi Konservasi Wilayah (SKW) I Pangi, BKSDA Sulawesi Tengah Haruna mengatakan, Sulawesi bukan habitat orang utan atau kera besar. Habitat orang utan berada di Kalimantan dan Sumatera.

    Rujukan

  • (GFD-2024-21789) Sebagian Benar, Narasi yang Mengatakan Air Sabun Cuci Piring untuk Memadamkan Kebakaran

    Sumber:
    Tanggal publish: 12/08/2024

    Berita



    Sebuah video beredar di WhatsApp dan Facebook yang memperlihatkan sepeda motor yang terbakar disertai saran agar masyarakat memadamkan kebakaran menggunakan air sabun cuci piring seperti dalam konten. 

    Video yang beredar di WhatsApp dan Facebook berbeda, namun sama-sama memperlihatkan kendaraan roda dua yang terbakar. Terdapat narasi yang mengatakan kebakaran kendaraan dan yang berlokasi di dapur dapat diatasi dengan menyiramkan air sabun.



    Tempo menerima permintaan pembaca untuk memeriksa kebenaran narasi tersebut. Benarkah menyiramkan air sabun cuci piring lebih cocok memadamkan kebakaran?

    Hasil Cek Fakta



    Ketua Jurusan Kimia Fakultas MIPA Universitas Jember (Unej), Prof. Dr. Anak Agung Istri Ratnadewi, S.Si., M.Si. menjelaskan sesungguhnya bukan air sabun yang memadamkan api, melainkan busa yang kerap digunakan dengan dicampur minyak goreng, lemak dan bahan bakar cair lainnya.

    Kebakaran jenis itu akan terus berlangsung selama minyak dan oksigen bertemu. Sehingga busa biasanya digunakan untuk menutupi atau mencegah pertemuan antara minyak dan oksigen di lokasi kebakaran.

    “Bukan air sabunnya, tapi yg lebih tepat busa sabun. Karena dapat memisahkan minyak dari oksigen. Sehingga api akan berhenti,” kata Dewi melalui pesan, Sabtu, 10 Agustus 2024.

    Dilansir Firefightertollbox.com, seorang pemadam kebakaran yang sudah bertugas lebih dari 17 tahun di New York, Amerika Serikat, bernama Robert, menyatakan bahwa cara memadamkan kebakaran menggunakan air sabun telah lama menjadi perdebatan.

    Dia menjelaskan alat pemadam kebakaran memang ada yang menggunakan busa dari bahan sabun. Namun hal itu berbeda dengan air sabun cuci piring biasa, terutama dalam hal jumlah busa yang dihasilkan. 

    Dia pun melakukan percobaan langsung dengan memasukkan satu mangkok sabun cuci piring berbentuk liquid ke dalam tangki logam pemadam kebakaran. Hasilnya diperlihatkan dalam foto, di mana terdapat lebih banyak air daripada busanya.

    Hal itu tidak cocok untuk memadamkan api yang menyala dari minyak goreng, lemak, atau bahan bakar cair. Berbeda dengan alat pemadam busa yang berfungsi menutupi minyak, lemak, dan bahan bakar cair itu dari oksigen sehingga api bisa padam.

    “Beberapa orang memperdebatkan bahwa alat itu (air sabun cuci piring) sebenarnya sama bagusnya dengan (pemadam) busa Kelas A. Padahal tidak, sabun cuci piring hanyalah bahan pembasah dan tidak akan memberikan efek selimut seperti busa,” tulis Robert, dalam artikel yang terbit tahun 2014 itu.

    Berikut gambar perbandingan antara alat pemadam kebakaran tipe busa dengan air sabun cuci piring yang dicoba Robert:



    Foto bagian atas adalah hasil percobaan Robert yang memperlihatkan air sabun yang memperlihatkan air dan lapisan busa di bagian-bagian tertentu. Sementara foto bawah dari website Totalfire.co.id yang memperlihatkan pemadam api berbahan busa.

    Sejumlah sumber kredibel di internet menjelaskan pemadaman kebakaran harus memperhatikan sumber api dan material yang terbakar. Salah satunya Fire and Safety Center, layanan jasa proteksi kebakaran dari perusahaan Inggris, Right Action Ltd.

    Mereka menyarankan masyarakat memadamkan api di dapur menggunakan alat pemadam kebakaran (apar) berbahan kimia basah. Apar itu berbentuk tabung yang bisa disemprotkan, yang bertuliskan "wet chemical fire extinguisher".

    Sementara sebuah laporan di website ISIS Neutron & Muon Source, fasilitas penelitian di Inggris, menyatakan busa cocok untuk memadamkan kebakaran di dapur. Namun, air tidak cocok untuk memadamkan api yang disulut minyak goreng, lemak atau bahan bakar cair lainnya. 

    Penggunaan Air Sabun Cuci

    Penggunaan air sabun cuci untuk memadamkan kebakaran memang dikembangkan oleh sejumlah pihak, terutama di wilayah hutan. Salah satunya di Alaska, Amerika Serikat, oleh petugas pemadam kebakaran di biro pengelolaan lahan setempat, sebagaimana dilaporkan website Universitas Alaska Fairbanks.

    Mereka mencoba melakukan pemadaman dengan air sabun sekitar tahun 1988, dan dievaluasi satu tahun kemudian. Mereka menilai busa dari air sabun berfungsi mengurangi oksigen di dekat pohon dan vegetasi di bawahnya, sehingga membantu memadamkan api.

    Selain itu, air sabun dinilai memiliki tegangan yang lebih rendah daripada air biasa, sehingga lebih mudah masuk ke tanah. Air sabun dianggap lebih murah dibanding pemadam kebakaran tipe busa yang komersial. Namun, masih cukup sulit menghasilkan busa yang banyak dari air sabun cuci piring atau air campur deterjen.

    Perusahaan Shabondama Soap Co., Ltd. yang berlokasi di Kota Kitakyushu, Prefektur Fukuoka, juga fokus mengembangkan produk pemadam kebakaran dari air sabun, yang mereka klaim dari bahan alami sehingga tidak merusak ekosistem hutan.

    Produk mereka juga mengandalkan busa yang dihasilkan, untuk memadamkan api. Informasi lain menyebutkan mereka menawarkan produk tersebut untuk digunakan pada kebakaran hutan gambut di Indonesia.

    Kesimpulan



    Verifikasi Tempo menyimpulkan bahwa narasi yang mengatakan air campur sabun cuci cocok digunakan untuk memadamkan kebakaran adalah klaim yang sebagian benar.

    Air sabun cuci dinilai cocok digunakan untuk memadamkan kebakaran hutan karena dapat menurunkan ketegangan air dan busanya mencegah api memperoleh oksigen. Namun, memadamkan kebakaran yang bercampur minyak goreng, lemak, dan bahan bakar cair lainnya, membutuhkan busa yang lebih banyak dari yang dihasilkan air campur sabun.

    Rujukan

  • (GFD-2024-21788) Keliru, Video dengan Klaim Rudal Iran Bumi Hanguskan Israel

    Sumber:
    Tanggal publish: 12/08/2024

    Berita



    Sebuah video beredar dengan narasi rudal Iran membumihanguskan Israel, beredar di media sosial. Video ini memperlihatkan pemandangan sebuah kota diselimuti asap merah diiringi suara ledakan. Video tersebut beredar seiring memanasnya hubungan Iran dengan Israel usai terbunuhnya pemimpin Hamas Ismail Haniyeh pada Juli 2024.

    Di X [ arsip ], video tersebut dibagikan pada 5 Agustus 2024 dengan narasi: "Ini bukan bara sate gaeeesss.....tapi bara rudal Iran yang membumi hanguskan Israel...!!," tulis pengunggah video.



    Hingga artikel ini dimuat, video tersebut telah mendapat 493 komentar dan dibagikan kembali sebanyak 1400 kali. Video serupa juga dibagikan oleh akun Instagram ini. Apa benar ini video rudal Iran membumihanguskan Israel?

    Hasil Cek Fakta



    Hasil verifikasi Tempo menunjukkan, video tersebut telah beredar sejak Oktober 2023, jauh sebelum terbunuhnya pemimpin Hamas Ismail Haniyeh pada Juli 2024. Asap merah dan ledakan dalam video bukanlah dampak ledakan rudal, melainkan pesta kembang api dari pendukung klub sepak bola di Aljazair yang sedang merayakan hari jadi. 

    Untuk memverifikasi klaim video di atas, Tim Cek Fakta Tempo memfragmentasi video dengan menggunakan perangkat InVid. Penelusuran lanjutan dilakukan dengan menggunakan reverse image Google dan Yandex.  

    Video tersebut awalnya beredar di internet beberapa hari selepas kelompok militan Hamas menyerang Israel pada tanggal 7 Oktober 2023.

    Pencarian di mesin peramban Google juga menemukan arsip video TikTok yang mengunggah video identik pada 9 Oktober 2023. 

    Faktanya, video yang identik direkam saat perayaan ulang tahun ke-102 berdirinya klub MC Alger, seperti ditunjukkan oleh akun NAS Info Algeria pada 8 Agustus 2023.

    Perayaan serupa juga dilakukan suporter CR Belouizdad Aljazair saat klub mereka juara sebagaimana video yang diunggah pada 16 Juli 2023. Situs Le Score menggambarkan perayaan megah yang dipersembahkan oleh pendukung CRB untuk merayakan gelar juara Aljazair ke-10 sepanjang sejarah klub, sekaligus peringatan 61 tahun Rouge et Blanc.

    Perayaan serupa juga pernah dilakukan setelah tim sepak bola CR Belouizdad memenangkan kejuaraan Aljazair pada tahun 2020.

    Seperti perayaan pada tahun 2020 saat penobatan CR Belouizdad ke-7 di Ligue 1 tersebut, ribuan bom asap dan kembang api yang dinyalakan oleh para penggemarnya di berbagai kubu klub, khususnya di Belcourt, Laaqiba, medan manuver, kota Mahieddine, jalan raya para syuhada, El Mouradia, El Madania dan Ruisseau lainnya. 

    Mengutip dari organisasi pemeriksa fakta India, Boom Live, hasil geolokasi menunjukkan bangunan-bangunan yang tampak dalam video berasal dari Aljazair. 

    Dengan menggunakan Google Maps, video tersebut direkam di kota Sidi M'Hamed di Provinsi Aljir, Aljazair.

    Sumber: Boom Live

    Mengingat sejumlah perayaan serupa yang digelar di Aljazair, Tempo tidak dapat memverifikasi secara independen kapan video diambil. Tapi yang pasti video itu bukan lah akibat dari rudal Iran ke Israel. 

    Kesimpulan



    Berdasarkan pemeriksaan fakta Tempo, video dengan klaim rudal Iran membumihanguskan Israel adalah keliru. 

    Video tersebut telah beredar sejak Oktober 2023, jauh sebelum terbunuhnya pemimpin Hamas Ismail Haniyeh pada Juli 2024. Asap merah dan ledakan dalam video bukanlah dampak ledakan rudal, melainkan pesta kembang api dari pendukung klub sepak bola di Aljazair yang sedang merayakan kemenangan. 

    Rujukan