• (GFD-2021-7282) [SALAH] Video Kondisi Gibran “BERITA TERBARU HARI INI~ISTANA BANJIR TANGIS,VIRUS MENGGROGOTI TUBUHNYA HINGGA BEGINI~VIRAL NEWS JKW”

    Sumber: youtube.com
    Tanggal publish: 21/07/2021

    Berita

    “BERITA TERBARU HARI INI~ISTANA BANJIR TANGIS,VIRUS MENGGROGOTI TUBUHNYA HINGGA BEGINI~VIRAL NEWS JKW”

    NARASI DALAM GAMBAR:

    “LUMPUH TOTAL !!!
    KABAR DUKA ISTANA
    KONDISI GIBRAN SEMAKIN MEMPRIHATINKAN,ISTANA BANJIR TANGIS”

    Hasil Cek Fakta

    Kanal YouTube dengan nama pengguna “SUARA POLITIK” mengunggah sebuah video yang berjudul “BERITA TERBARU HARI INI~ISTANA BANJIR TANGIS,VIRUS MENGGROGOTI TUBUHNYA HINGGA BEGINI~VIRAL NEWS JKW” pada 16 Juli 2021. Video tersebut telah ditonton sebanyak 72.369 kali.

    Berdasarkan hasil penelusuran, video tersebut tidak memberitakan tentang kondisi terkini Gibran Rakabuming Raka setelah dinyatakan positif Covid-19 pada tanggal 12 Juli 2021 lalu, melainkan menceritakan tentang bagaimana Gibran dapat terpapar virus Corona. Dalam video tersebut, dijelaskan bahwa kemungkinan Gibran terpapar virus Corona setelah melakukan pemantauan ke beberapa rumah sakit.

    Melansir dari Republika, Kepala Dinas Kesehatan Kota Solo, Siti Wahyuningsih menyatakan pada tanggal 19 Juli 2021 bahwa kondisi terkini dari Gibran masih baik dan tanpa gejala. Siti juga menjelaskan bahwa selama melakukan isolasi mandiri, Gibran tetap selalu berkoordinasi dengan para staf dan pejabat daerah lainnya melalui aplikasi Zoom maupun telepon.

    Dengan demikian, narasi yang diunggah oleh kanal YouTube dengan nama pengguna “SUARA POLITIK” tersebut dapat dikategorikan sebagai Konten yang Menyesatkan/Misleading Content.

    Kesimpulan

    Hasil Periksa Fakta Khairunnisa Andini (Universitas Diponegoro).

    Faktanya, video tersebut tidak memberitakan tentang kondisi terkini Gibran Rakabuming Raka setelah dinyatakan positif Covid-19 beberapa waktu yang lalu, melainkan menceritakan tentang bagaimana Gibran dapat terpapar virus Corona. Kepala Dinas Kesehatan Kota Solo juga menyatakan bahwa Gibran masih dalam kondisi yang baik dan tanpa gejala.

    Rujukan

  • (GFD-2021-7281) [SALAH] Singapura Negara Pertama yang Lakukan Otopsi Jenazah Covid-19, Sumber Kemenkes Singapura

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 20/07/2021

    Berita

    “Singapura menjadi negara pertama di dunia yang melakukan otopsi (post-mortem) pada jenazah Covid-19. Setelah penyelidikan menyeluruh, ditemukan bahwa Covid-19 tidak ada sebagai virus, tetapi bakteri yang terpapar radiasi dan mengentalkan darah hingga menyebabkan kematian manusia.
    Telah ditemukan penyakit Covid-19 menyebabkan penggumpalan darah yang dapat menyebabkan darah manusia menggumpal dan menyebabkan darah vena menggumpal, sehingga membuat orang sulit bernafas karena otak, jantung, dan paru-paru tidak bisa mendapatkan oksigen sehingga menyebabkan orang meninggal dunia. segera.
    Untuk mengetahui penyebab kekurangan energi pernapasan, dokter di Singapura tidak mengikuti prosedur WHO, tetapi melakukan otopsi untuk COVID-19. Dokter membuka lengan, kaki, dan bagian tubuh lainnya setelah pemeriksaan cermat dan menemukan bahwa pembuluh darah melebar dan dipenuhi gumpalan darah, menghalangi aliran darah dan mengurangi aliran oksigen. Di dalam tubuh, dapat menyebabkan kematian pasien. Mengetahui penelitian ini, Kementerian Kesehatan Singapura langsung mengubah rencana pengobatan Covid-19 dan mengonsumsi aspirin untuk pasien positifnya. Saya mulai mengonsumsi 100 mg dan Imromac. Hasilnya, pasien mulai pulih dan kesehatannya mulai membaik. Kementerian Kesehatan Singapura mengevakuasi lebih dari 14.000 pasien dalam satu hari dan memulangkan mereka.
    Setelah periode penemuan ilmiah, dokter di Singapura menjelaskan pengobatannya, dengan mengatakan bahwa penyakit ini adalah tipuan global, “tidak lain adalah pembekuan darah (blood clots) dan perawatan di pembuluh darah.
    Tablet antibiotik
    Anti inflamasi dan
    Minum antikoagulan (aspirin).
    Hal ini menunjukkan bahwa penyakit tersebut dapat diobati.
    Menurut ilmuwan Singapura lainnya, ventilator dan unit perawatan intensif (ICU) tidak pernah diperlukan. Perjanjian untuk efek ini telah diumumkan di Singapura
    China sudah mengetahui hal ini, tetapi tidak pernah mengeluarkan laporan.
    Bagikan informasi ini kepada keluarga, tetangga, kenalan, teman, dan kolega Anda untuk mengeluarkan mereka dari ketakutan akan Covid-19 dan menyadari bahwa itu bukan virus, tetapi bakteri yang hanya terpapar radiasi. Hanya orang dengan kekebalan yang sangat rendah yang harus berhati-hati. Radiasi ini juga dapat menyebabkan peradangan dan hipoksia. Korban harus mengonsumsi Asprin-100mg dan Apronik atau Parasetamol 650mg.
    Sumber: Kementerian Kesehatan, Singapura
    copas dr grup lain”
    Bedah mayat pasien covid 19
    Penelitian covid-19 singapote

    Hasil Cek Fakta

    Beredar informasi dari akun Facebook Nexcy Chank berupa sebuah narasi yang diklaim berasal dari Kementrian Kesehatan Singapura bahwa Singapura menjadi negara pertama yang melakukan otopsi pada jenazah Covid-19 dan menemukan bahwa Covid-19 bukanlah virus melainkan bakteri yang terpapar radiasi. Postingan ini disukai sebanyak 168 kali, dikomentari 45 kali, dan disebarkan kembali 92 kali.

    Hoax sudah pernah muncul berulang kali dan dimodifikasi sejak bulan Februari 2021 yang sebelumnya menggunakan nama negara lain yaitu Italia dan Rusia. Covid-19 sendiri adalah penyakit pernapasan yang disebabkan oleh coronavirus jenis baru yaitu SARS-CoV-2, berdasarkan klarifikasi dalam bahasa Inggris dari akun Facebook resmi Kementerian Kesehatan Singapura yang menyatakan bahwa informasi tersebut adalah tidak benar, berikut terjemahan dari klarifikasi tersebut:

    “Kami mengetahui adanya pesan yang beredar bahwa Singapura telah melakukan otopsi pada pasien covid-19, dan dugaan perubahan protokol pengobatan. Konten tersebut dikaitkan dengan Kementerian Kesehatan, Singapura. Ini tidak benar.

    FAKTA – Singapura belum melakukan otopsi seperti itu. Pesan tersebut menyatakan informasi palsu mengenai patofisiologi infeksi covid-19, yang tidak didukung oleh bukti saat ini. Versi sebelumnya dari pesan yang beredar ini, yang menyebutkan Rusia dan bukan Singapura, juga telah terungkap sebagai tidak benar.

    Kami menghimbau kepada masyarakat untuk tidak menyebarkan informasi yang tidak berdasar yang dapat menimbulkan keresahan masyarakat. Silakan kunjungi www.moh.gov.sg untuk informasi terbaru tentang situasi COVID-19.”

    Melihat dari penjelasan tersebut klaim bahwa Singapura menjadi negara pertama yang melakukan otopsi pada jenazah Covid-19 dan Covid-19 bukan virus melainkan bakteri yang terpapar radiasi adalah tidak benar sehingga termasuk dalam kategori Konten yang Menyesatkan/Misleading Content.

    Kesimpulan

    Hasil Periksa Fakta Natalia Kristian (Anggota Komisariat MAFINDO Universitas Indonesia).

    Hoax daur ulang yang muncul kembali. Covid-19 adalah penyakit pernapasan yang disebabkan oleh coronavirus jenis baru yaitu SARS-CoV-2 dan Kementerian Kesehatan Singapura telah mengklarifikasikan bahwa Singapura tidak melakukan otopsi terhadap jenazah Covid-19.

    Rujukan

  • (GFD-2021-7280) [SALAH] Pernyataan “Semua orang yang divaksinasi akan mati dalam 2 tahun” oleh Luc Montagnier

    Sumber: whatsapp.com
    Tanggal publish: 20/07/2021

    Berita

    “Nobel Prize winner: Mass COVID vaccination an ‘unacceptable mistake’
    www.lifesitenews.com

    BREAKING NEWS: Semua orang yang divaksinasi akan mati dalam 2 tahun

    Pemenang Hadiah Nobel Luc Montagnier telah mengonfirmasi bahwa tidak ada kesempatan untuk bertahan hidup bagi orang-orang yang telah menerima segala bentuk vaksin. Dalam wawancara yang mengejutkan, ahli virologi top dunia menyatakan dengan kosong: “tidak ada harapan, dan tidak ada pengobatan yang mungkin bagi mereka yang telah divaksinasi. Kita harus siap untuk membakar mayat.”

    Jenius ilmiah mendukung klaim ahli virologi terkemuka lainnya setelah mempelajari konstituen vaksin.

    “Mereka semua akan mati karena peningkatan yang bergantung pada antibodi. Tidak ada lagi yang bisa dikatakan.”

    Apakah betul setelah vaksin akan selama 2 tahun kedepan kita akan mati?
    Orang yang sudah divaksin akan mati dalam 2 tahub
    Orang yang sudah divaksin akan mati dalam 2 tahun
    Vaksin membuat mati

    Hasil Cek Fakta

    Telah beredar pesan berantai melalui WhatsApp yang menyertai tautan www.lifesitenews.com merujuk pada sebuah berita berjudul Nobel Prize winner: Mass COVID vaccination an ‘unacceptable mistake’. Dalam pesan itu, disebutkan bahwa semua orang yang divaksinasi akan mati dalam dua tahun dan tidak ada pengobatan bagi mereka yang telah divaksin berdasarkan pernyataan dari ahli virologi sekaligus penerima hadiah Nobel bernama Luc Montagnier yang dikutip dari berita tersebut.

    Berdasarkan hasil penelusuran, tidak ada penyataan dari ahli virologi dan peraih hadiah Nobel bidang Kedokteran dan Fisiologi asal Prancis, Luc Montagnier, dalam berita yang dilampirkan pada pesan WhatsApp itu.

    “Secondly, Montagnier did not say that everyone who received experimental COVID-19 vaccines would “all die” within two years. This quote was falsely attributed to him in a fake news meme that has been widely distributed.”

    “Kedua, Mogtagnier tidak mengatakan bahwa setiap orang yang menerima vaksin eksperimental Covid-19 akan “mati semuanya” dalam dua tahun. Kutipan itu secara keliru dikaitkan dengannya dalam meme berita palsu yang telah beredar secara luas,” ungkap Celeste McGovern, penulis berita yang terbit pada 19 Mei 2021 itu.

    Di sisi lain, dalam berita tersebut juga, Montagnier menyatakan vaksinasi massal melawan Covid-19 menyebabkan terciptanya varian virus berbahaya yang mendorong kepada kematian. Namun, pernyataan tersebut telah dibantah oleh seorang profesor biokimia yang memimpin upaya pengurutan varian SARS CoV-2 di West Virginia, AS bernama Peter Stoilov, PhD. Mengutip dari healthline, Ia menyatakan bahwa mutasi yang menentukan menentukan varian SARS-CoV-2 saat ini muncul sebelum vaksin dibuat atau tersedia secara luas.

    “Kami tidak melihat apa-apa tentang itu. Faktanya, kami melihat yang sebaliknya. Di tempat-tempat dengan tingkat vaksinasi tinggi, jumlah kasus dan kematian menurun; keragaman virus terbatas pada beberapa (satu sampai tiga) varian; dan, sejauh ini, tidak ada varian baru yang muncul di antara populasi yang divaksinasi,” ujar Stoilov dalam artikel berjudul “No, COVID-19 Vaccines Do Not Cause New Coronavirus Variants” (2/6/2021).

    Sebagai tambahan, informasi palsu terkait vaksinasi memunculkan varian baru Covid-19 telah dibahas pada artikel Turn Back Hoax berjudul “[SALAH] Vaksinasi Sebabkan Varian Baru COVID-19” yang terbit pada 16 Juni 2021.

    Dari berbagai fakta di atas, pesan yang disebarkan melalui WhatsApp itu dikategorikan sebagai Konten yang Menyesatkan.

    Kesimpulan

    Hasil Periksa Fakta Renanda Dwina Putri (Anggota Komisariat MAFINDO Universitas Pendidikan Indonesia)

    Faktanya, tidak ada penyataan dari ahli virologi dan peraih hadiah Nobel bidang Kedokteran dan Fisiologi asal Prancis, Luc Montagnier yang menyatakan bahwa orang yang divaksinasi akan mati dalam dua tahun.

    Rujukan

  • (GFD-2021-7279) [SALAH] Video “Kejadian td pagi di riau ga boleh sholat berjamaah”

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 20/07/2021

    Berita

    “Kejadian td pagi di riau ga boleh sholat berjamaah sungguh biadab aparat itu membabi buta entah apa yg sdah merasuk di alam pikir anak2 PKI”

    Hasil Cek Fakta

    SUMBER membagikan video peristiwa tahun 2018 dengan menambahkan narasi yang menghubungkan dengan sholat berjamaah berkaitan dengan hari ini adalah hari Idul Adha, sehingga menimbulkan kesimpulan KELIRU.

    Salah satu artikel dengan frame video yang identik, Okezone pada 17 Juli 2018: “Aksi kebrutalan anggota Satpol PP Kabupaten Kampar, Riau terekam kamera. Video tersebut beredar luas di media sosial hingga viral dan menuai banyak kecaman warganet. Mereka secara beringas memukuli demonstran yang sedang menggelar aksi unjuk rasa di depan kantor bupati.”

    detikNews pada 18 Juli 2018: “Video anggota Satpol PP yang mendorong dan menendang pendemo di area kantor bupati jadi perbincangan. Terlihat aksi demo didominasi oleh ibu-ibu dan sejumlah pria. Anggota Satpol PP itu begitu emosi hingga terlibat baku dorong dengan pendemo.”

    detikNews pada 18 Juli 2018: “Kasatpol PP Kampar, Hambali membantah soal tudingan adanya tindakan kekerasan yang membuat dua orang pendemo jatuh pingsan. Walau dilaporkan ke polisi, pihak Satpol PP tidak membuat laporan balik.”

    Kesimpulan

    BUKAN peristiwa tadi pagi. FAKTANYA, terjadi pada tahun 2018 dan TIDAK berkaitan dengan sholat berjamaah. Kericuhan terjadi pada aksi unjuk rasa di Kantor Bupati Kampar, dalam rangka protes mengenai pemenuhan hak tenaga Ruang Tunggu Kehamilan (RTK).

    Rujukan