• (GFD-2019-2895) [KLARIFIKASI] Dampak Mekanisme Pertahanan Kaki Seribu

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 25/07/2019

    Berita

    “Sekedar berbagi cerita…
    Jangan dianggap sepele…supaya kita lebih hati-hati”.

    Hasil Cek Fakta

    Tidak menggigit dan sebagian besar tidak berbahaya bagi manusia, “tetapi sekresi beberapa spesies tropis dapat menyebabkan rasa sakit, gatal, eritema lokal, edema, lepuh, eksim, dan kadang-kadang kulit pecah-pecah.”

    Selengkapnya di bagian PENJELASAN dan REFERENSI.

    Rujukan

  • (GFD-2019-2885) [KLARIFIKASI] Bukalapak dan ACT Memberikan Klarifikasi Atas Isu Menyokong Kelompok Radikal

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 24/07/2019

    Berita

    Beredar postingan yang menyebutkan bahwa Bukalapak dan Aksi Cepat Tanggap (ACT) terafiliasi dengan kelompok radikal. Dalam narasi yang beredar, tudingan itu didasari oleh ada pilihan memberikan donasi sebesar Rp500 saat hendak melakukan pembelian dan pembayaran di aplikasi Bukalapak.

    Berikut kutipan narasi isu yang beredar:

    BUKALAPAK, BUKALAH TOPENGMU
    --------------------------
    Bagi penggila belanja online, nama Bukalapak sebagai icon marketplace lokal sedikit banyak menyimpan beberapa "fenomena politik". Bagaimana sebuah situs online beromset trilyunan rupiah menjadi salah satu sisi gelap konspirasi ideologi di Indonesia.

    Kronologisnya barangkali bisa disimak : Silahkan buka situs bukalapak, kemudian "pura-pura" lakukan pembelian maka munculah format pembayaran yang harus dilakukan. Pada salah satu pilihan tertera "Donasi Rp 500 melalui Lembaga ACT". Jika kita menyetujui, maka total angka yang harus dibayarkan bertambah Rp 500.

    Apakah ACT itu? ACT (Aksi Cepat Tanggap) adalah sebuah lembaga pengumpul Donasi kemanusiaan. Untuk lebih jauh menelusuri ACT Silahkan Googling dengan kata kunci : "ACT dan ISIS" maka akan muncul beberapa link berita yang mengupas keterkaitan lembaga donasi itu dengan ISIS dan Suriah.

    Di salah satu portal berita : http://liputanislam.com/…/melacak-aliran-dana-untuk-suriah…/ Meskipun bukan portal berita mainstream, tetapi liputanislam.com cukup akurat memberitakan tentang dana sumbangan kemanusiaan. Salah satu fakta menunjukkan ada foto sumbangan dari Indonesia berlabel IHR (Indonesia Humanitarian Relief) berada di kota Allepo ditengah markas pemberontak ISIS. IHR adalah proyek kemanusiaan yang menjadi sayap kanan dari ACT.

    Berlanjut menelisik browsing dengan kata kunci IHR, maka kita akan menemukan beberapa berita keterkaitan IHR, ACT dan Bachtiar Nasir. Sosok yang satu itu pernah menjadi tersangka penyalahgunaan penyaluran dana kemanusiaan. Beliau salah satu aktivis HTI yang paling aktif menggalang sekaligus menyalurkan dukungan. Bagi yang masih meragukan silahkan Googling dengan keyword "Bachtiar Nasir dan HTI"

    Singkat kata, adakah "hubungan intim" antara Bukalapak dengan ACT, HTI, Suriah dan Bachtiar Nasir, silahkan menganalisa sendiri. Yang bisa digaris bawahi adalah bukan tentang 500 perak sumbangan donasi tanpa paksaan itu, atau Bukalapak yang sudah meminta maaf pada Pakdhe gegara postingan "nyinyir" berujung uninstalbukalapak. Tetapi siapa berafiliasi dengan siapa patut menjadi pertimbangan saat kita belanja di Bukalapak, ada sepeser uang kita yang mengalir tanpa sadar mendukung perjuangan "pemberontakan" atas nama kemanusiaan.

    Satu catatan penting mengapa HTI dan Khilafahnya tak kunjung redup meski pemerintah sudah membubarkannya.
    Bukalapak, Bukalah Topengmu.

    Dahono Prasetyo 23/07/19

    Hasil Cek Fakta

    Atas isu tersebut, pihak Bukalapak dan ACT memberikan klarifikasi. Head of Corporate Communication Bukalapak Intan Wibisono memastikan kabar tersebut hoaks. “Informasi itu tidak benar dan dapat menyesatkan masyarakat,” ujar Intan.

    Menurut Intan, saat ini Bukalapak hanya bekerja sama dengan lembaga kemanusiaan yang tersertifikasi pemerintah. Di antaranya ACT, BAZNAS, Dompet Dhuafa, Rumah Zakat, Rumah Yatim, dan Kitabisa. Penyaluran donasi dilakukan melalui aplikasi.

    Intan menegaskan bahwa program donasi yang diselenggarakan entitasnya akan disalurkan untuk kepentingan pendidikan. Salah satunya untuk program Pendidikan Tepian Negeri.

    Ia melanjutkan, sebagai mitra dari jutaan usaha mikro, kecil, dan menengah Bukalapak juga mesti membangun kepercayaan masyarakat. Karena itu, program-program yang dijalankan mesti berdampak positif dan mendukung inovasi teknologi.

    Adapun, dari pihak ACT, klarifikasi disampaikan oleh Vice President Aksi Cepat Tanggap Ibnu Khajar. Ia menegaskan bahwa informasi tersebut tidak benar dan berpotensi menyesatkan masyarakat.

    “Kami mengimbau masyarakat untuk tidak memercayai dan tidak menyebarkan berita hoaks melalui jejaring media sosial dan WhatsApp Group,” ujarnya.

    Ibnu menegaskan, ACT adalah lembaga kemanusiaan yang menjunjung transparansi dalam penyaluran donasi yang kami dapat dari berbagai mitra, dan tersertifikasi oleh pemerintah, dan telah menyalurkan bantuan ke tempat - tempat yang membutuhkan bantuan kemanusiaan seperti Lombok, Palu, Mentawai, Selat Sunda, Sentani dan berbagai lokasi lainnya.

    Direktur Komunikasi ACT, Lukman Azis Kurniawan pun ikut memberikan klarifikasi sekaligus menjelaskan program kerja sama ACT dengan Bukalapak. Ia mengatakan, mengatakan bantuan dari Bukalapak disalurkan khusus untuk masyarakat pedalaman di Tanah Air.

    “Yang saat ini sedang dikerjasamakan dengan Bukalapak adalah program Tepian Negeri. Program ini membantu masyarakat di perbatasan yang mengalami kondisi kekurangan, kemiskinan,” kata Azis.

    Menurut Azis, ada 100 daerah binaan yang menjadi tujuan penyaluran bantuan. Seluruhnya berada di Indonesia, semisal di Nusa Tenggara Timur, Papua, Sulawesi, hingga pulau-pulau kecil seperti Pulau Buru.

    Tak hanya itu, Azis juga menyatakan, tuduhan kepada ACT terkait dengan kelompok radikal sudah pernah dialami sejak 2 tahun lalu. “Dua tahun lalu pernah dihantam hoaks tapi hasil audit enggak membuktikan hal itu. Hasil audit menyatakan bahwa tidak ada aktivitas penyaluran bantuan pihak berkonflik,” ujarnya.

    Mengenai penyaluran bantuan ke Suriah, Azis memastikan ACT hanya memberikan donasi kepada korban dan pengungsi. Penyaluran sengaja tidak dilakukan lewat pemerintah Suriah karena pemerintah terlibat dalam kepentingan dan konflik.

    “Pemerintah Suriah adalah pihak yang masuk ke pihak berkonflik. Jadi kami enggak mungkin kirim bantuan lewat pemerintah,” ucapnya.

    Rujukan

  • (GFD-2019-2879) [SALAH] Racun Dari Nasi di Magic Com

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 23/07/2019

    Berita

    Beredar informasi menyebutkan bahwa nasi yang sudah matang dan tidak diangkat dari magiccom (rice cooker) akan menyebabkan nasi mengandung racun. Dalam informasi itu dikatakan pembiaran nasi matang selama 12 jam di dalam rice cooker menyebabkan unsur karbohidrat dalam nasi berubah menjadi racun yang memicu trigliserida, kolesterol, hipertensi, serangan jantung, hingga diabetes melitus.

    Berikut kutipan narasinya:

    RACUN DARI NASI

    Keluarkan nasi dari rice cooker kalau sdh matang. Kalau lebih dari 12 jam menjadi pemicu diabetes.H

    Kebiasaan yang Jadi Pemicu Anak Menderita Kanker dan Diabetes

    Hari ini saya cukup Shock. Bagaimana tidak, karena ternyata kebiasaan yang selama ini saya anggap sepele, merupakan perbuatan berbahaya untuk anak anak saya. Istilahnya, saya sayang anak tapi saya pula yang setiap hari memberi anak racun. Dengan info ini, saya sangat berterima kasih pada sekolah Zara (anak saya yang masih TK) karena telah mendatangkan seorang konsultan kesehatan, Pak Anto dari Lembaga Konsultan Kanker Indonesia.

    Ia sempat menjelaskan bedanya Myom, Tumor, Kista dan Kanker. Tapi saya di artikel ini hanya ingin menceritakan ulang penjelasan Pak Anto yang membuat saya shock.

    BAHAYA NASI DARI MAGIC COM

    Ini adalah fakta pertama yang membuat saya shock. Tapi syukurlah kalimat tersebut hanya kalimat pembuka Pak Anto saja. Karena nyatanya nasi dari magic com boleh dimakan. Namun dengan syarat, tidak boleh lebih dari 12 jam di dalam magic com dengan kondisi terus terusan dihangatkan.

    "Karena nasi yang terus dihangatkan dalam magic com, saat lebih dari 12 jam ia akan berubah menjadi racun”, kata Pak Anto memperingatkan. Sehingga ketika memasak nasi dan sudah matang, ia menyarankan untuk mengeluarkan nasi tersebut dari magic com dan dipindahkan saja di tempat nasi.

    Ia melanjutkan, “Nasi yang baik adalah nasi yang dimakan saat sudah dingin, bukan nasi hangat. Karena nasi dingin memiliki kadar gula yang lebih rendah.”. Inilah mengapa sekarang banyak anak menderita diabetes. Karena mereka terbiasa makan nasi hangat dari magic com. Beda dengan orang zaman dahulu yang dimasak di langseng kemudian jika sudah matang akan diletakkan di tempat nasi. Dengan demikian nasi tidak terus menerus dihangatkan.

    Saya dan keluarga sering makan di luar. Jadi kadang masak nasi tapi ngga ada yang makan, so magic com jalan teruuus. Besoknya kadang nasi baru terjamah. Hm … yang jelas saya sering sekali meletakkan nasi di magic com lebih dari 12 jam.
    Sekarang sejak penataran, seusai nasi matang, magic com langsung saya matikan dan nasi saya dinginkan.

    Semoga bermanfa'at.
    BATASI NASI DAN GULA ARTINYA BATASI PENYAKIT DI MASA TUA.

    "KARBOHIDRAT DAN GULA ADALAH IBU DARI SEGALA PENYAKIT."
    (JOHAN YAN)

    ANDA MUNGKIN TIDAK MENDUGA BAHWA DISAMPING PERUT BUNCIT, ASUPAN BERLEBIH NASI DAN GULA AKAN MEMBUAT TUBUH ANDA KELEBIHAN :

    1. TRIGLISERIDA,
    2. KOLESTEROL,
    3. HIPERTENSI,
    4. JANTUNG KORONER HINGGA ...
    5. DIABETES MELITUS ...

    DR YU ZONGXIAN MENEKANKAN, KALAU SAJA ORANG YANG MENERIMA BERITA INI BISA LANJUT MENGIRIMKAN KPD 10 ORANG LAIN, MAKA SETIDAKNYA ADA SATU NYAWA YG BISA TERSELAMATKAN ...

    AKU SUDAH MELAKUKAN TUGASKU, SEMOGA KAMU JUGA BISA MEMBANTU MELAKUKAN TUGASMU.
    TERIMA KASIH !!!

    Jangan disimpan ya, gak ada gunanya jg disimpan. Siapa tau bisa menyelamatkan sahabat, teman dan saudara2 kita ???????????? mudah-mudahan bermanfaat ❤❤

    Hasil Cek Fakta

    Berdasarkan hasil penelusuran, diketahui bahwa informasi tersebut salah. Sebab, kebenaran tentang klaim tersebut sudah dibantah oleh sejumlah ahli gizi. Menurut Spesialis gizi klinik dari Departemen Ilmu Gizi FKUI, dr Anna Maurina Singal, MGizi, SpGK menyebut bahwa pemicu masalah kesehatan tidak dapat hanya satu faktor saja, melainkan multifaktorial.

    “Proses tanak beras melalui rice cooker atau magic jar dengan waktu tertentu tidak menentukan seseorang akan mengalami peningkatan glukosa darah atau diabetes melitus,” terangnya.

    Selain itu, dr Anna mengatakan, beras merupakan karbohidrat kompleks yang memiliki struktur amilosa dan amilopektin. Rantai amilosa berbentuk garis lurus sedangkan amilopektin berbentuk cabang-cabang. Semakin bercabang suatu rantai, akan semakin banyak molekul yang ditangkap oleh enzim pencernaan sehingga akan lebih meningkatkan kadar glukosa darah.

    “Kadar amilosa dan amilopektin sangat berbeda pada tiap varietas beras di Indonesia. Ada varietas beras yang tinggi kadar amilosanya sehingga memiliki kadar indeks glikemik rendah, hal ini baik bagi pasien DM (diabetes melitus) namun harus tetap memperhatikan jumlah secara keseluruhan,” kata dr Anna.

    Sama halnya dengan komentar dr Anna, pakar gizi Jansen Ongko, MSc, RD juga menuturkan hal yang sama. Tidak ada efek signifikan terkait jangka waktu pemanasan nasi dengan kesehatan. “Banyak rumah makan yang memanaskan nasi lebih dari 12 jam dan tidak berefek negatif saat dimakan. Selama tidak terkontaminasi dan disimpan dengan baik, aman dikonsumsi,” pungkas Jansen.

    Hanya saja, Jansen menegaskan bahwa nasi yang dihangatkan dan memiliki IG lebih tinggi ini perlu dihindari oleh pasien diabetes.

    “IG (indeks glikemik) hanya berbahaya untuk pasien diabetes. Tidak bisa disamakan sensitivitas insulin olahragawan, orang sehat dan pasien diabetes. Semua bergantung pada kondisi kesehatan, terutama organ pankreasnya. Ini berarti nasi yang dihangatkan aman dikonsumsi orang sehat,” imbuh Jansen.

    Lebih lanjut, Jansen mengatakan bahwa dengan demikian nasi yang dihangatkan aman dikonsumsi oleh orang sehat, bukan pasien diabetes.

    Komentar lainnya berasal dari staf Divisi Metabolik Endokrin Departemen Fakultas Kedokteran Unversitas Indonesia (FKUI), Dr. Em Yunir. Ia mengatakan, hal ini belum ada data penelitiannya, sehingga belum diketahui kebenarannya.

    “Kalau (nasi) dipanasin apa tidaknya itu relatif ya. Saya tidak terlalu punya datanya, apa benar kalau dipanasin jadi racun?” ujarnya.

    Pakar lain, yakni Pakar Gizi Klinik dari RS Medistra, Dr. Cindiawaty Pudjiadi, yang menyebut bahwa ia juga belum menemukan penelitian tentang hal ini.

    “Mungkin saja sesudah 12 jam tidak ada pemanasnya lagi, sehingga kemungkinan terkontaminasi bakteri bisa saja. Namun saya belum menemukan penelitian tentang hal ini,” ujarnya.

    Em Yunir mengatakan, berita tersebut kurang bisa dipercaya, karena tidak ada penelitian yang mendasarinya, dan hanya berupa testimoni dari seseorang, sehingga bersifat subjektif.

    “Hal ini tidak perlu ditakuti masyarakat. Yang penting dalam mengonsumsi nasi, masyarakat sadar dan menyesuaikan dengan kebutuhannya, sehingga tidak berlebihan,” katanya.

    Ia menambahkan, selama jumlah nasi yang dikonsumsi sesuai dengan kebutuhan, maka sebenarnya aman saja.

    Kesimpulan

    Berdasarkan hal tersebut, maka klaim pada narasi informasi itu tidak benar. Atas dasar itu, maka informasi itu masuk ke dalam kategori false context.

    Rujukan

  • (GFD-2019-2867) [SALAH] “Khoirul Anwar Penemu 4G LTE”

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 20/07/2019

    Berita

    “Khoirul Anwar dianggap gila. Ditertawakan. Bahkan dicemooh. Idenya dianggap muskil. Tak masuk akal. Semua ilmuwan yang berkumpul di Hokkaido, Jepang, itu menganggap pemikiran yang dipresentasikan itu tak berguna. …”

    Salinan narasi selengkapnya di (3) bagian REFERENSI.

    Hasil Cek Fakta

    Pelintiran daur ulang. Per tahun 2014 sudah diklarifikasi oleh yang bersangkutan bahwa yang ditemukan dan dipatenkan adalah konsep dua FTT, dan 4G LTE seharusnya lebih tepat disebut “disepakati” daripada “ditemukan”.

    Selengkapnya di bagian PENJELASAN dan REFERENSI.

    Rujukan