“VIRAL TERBARU HARI INI ~ KENA AZAB AKHIRNYA UAS BERPULANG SAAT INI?”
NARASI DALAM GAMBAR:
“SELMAT JALAN SOMAD
KETUA PA212 IKUT BERDUKA DENGAN KEPERGIAN SOMAD”
(GFD-2021-7262) [SALAH] Video “VIRAL TERBARU HARI INI ~ KENA AZAB AKHIRNYA UAS BERPULANG SAAT INI?”
Sumber: youtube.comTanggal publish: 18/07/2021
Berita
Hasil Cek Fakta
Sebuah kanal YouTube dengan nama pengguna “PILAR ISTANA” mengunggah sebuah video yang berjudul “VIRAL TERBARU HARI INI ~ KENA AZAB AKHIRNYA UAS BERPULANG SAAT INI?” pada 12 Juli 2021 lalu. Video tersebut telah ditonton sebanyak 495.050 kali.
Berdasarkan hasil penelusuran, video tersebut tidak berisi berita bahwa Ustadz Abdul Somad meninggal dunia, melainkan menceritakan pengalamannya ketika terpapar virus Corona beberapa waktu yang lalu. Lebih lanjut, setelah video tersebut diunggah, UAS masih rutin mengunggah beberapa foto dan video di akun Instagram resminya, ustadzabdulsomad_official.
Dengan demikian, narasi yang diunggah oleh kanal YouTube “PILAR ISTANA” tersebut dapat dikategorikan sebagai Konten yang Menyesatkan/Misleading Content.
Berdasarkan hasil penelusuran, video tersebut tidak berisi berita bahwa Ustadz Abdul Somad meninggal dunia, melainkan menceritakan pengalamannya ketika terpapar virus Corona beberapa waktu yang lalu. Lebih lanjut, setelah video tersebut diunggah, UAS masih rutin mengunggah beberapa foto dan video di akun Instagram resminya, ustadzabdulsomad_official.
Dengan demikian, narasi yang diunggah oleh kanal YouTube “PILAR ISTANA” tersebut dapat dikategorikan sebagai Konten yang Menyesatkan/Misleading Content.
Kesimpulan
Hasil Periksa Fakta Khairunnisa Andini (Universitas Diponegoro).
Faktanya, video tersebut tidak berisi berita bahwa Ustadz Abdul Somad meninggal dunia, melainkan menceritakan pengalamannya ketika terpapar virus Corona. UAS sendiri masih rutin mengunggah beberapa foto dan video di akun Instagram resminya.
Faktanya, video tersebut tidak berisi berita bahwa Ustadz Abdul Somad meninggal dunia, melainkan menceritakan pengalamannya ketika terpapar virus Corona. UAS sendiri masih rutin mengunggah beberapa foto dan video di akun Instagram resminya.
Rujukan
(GFD-2021-7261) [SALAH] Video “Di Probolinggo, 16 Juli 2021 Meninggal bersama 5 orang serumah setelah di vaksin”
Sumber: facebook.comTanggal publish: 18/07/2021
Berita
Akun Facebook Imen Pembela Islam (fb.com/100070278366255) pada 17 Juli 2021 mengunggah sebuah video yang memperlihatkan salat jenazah dengan lima keranda sekaligus dengan narasi sebagai berikut:
“Innalilahi wa’innallillahi raji’un
Di Probolinggo, 16 Juli 2021
Meninggal bersama 5 orang serumah setelah di vaksin..
Kalau sudah begini, siapa yang bertanggung jawab..???
Aturan wajib vaksin harus dikaji ulang !!!”
Warga indonesia meninggal setelah divaksin
Banyak warga divaksin meninggal
Orang meninggal usai vaksin
“Innalilahi wa’innallillahi raji’un
Di Probolinggo, 16 Juli 2021
Meninggal bersama 5 orang serumah setelah di vaksin..
Kalau sudah begini, siapa yang bertanggung jawab..???
Aturan wajib vaksin harus dikaji ulang !!!”
Warga indonesia meninggal setelah divaksin
Banyak warga divaksin meninggal
Orang meninggal usai vaksin
Hasil Cek Fakta
Berdasarkan hasil penelusuran, adanya video yang memperlihatkan salat jenazah dengan lima keranda sekaligus yang diklaim sebagai 5 orang yang meninggal bersamaan setelah divaksin di Probolinggo merupakan klaim yang salah.
Faktanya, bukan karena divaksin dan bukan di Probolinggo. 5 jenazah di video itu adalah 5 warga Kecamatan Paciran, Lamongan yang disalatkan bersama karena meninggal secara bersamaan dan lokasinya berdekatan. Camat Paciran menyatakan kelima orang tersebut meninggal dunia murni karena sakit biasa dan faktor usia.
Foto yang identik dengan kondisi di video yang diunggah oelh sumber klaim itu, dimuat di artikel berjudul “Viral 5 Warga Lamongan Disalatkan Bersama, Camat: Bukan COVID-19” yang terbit di situs IDN Times pada 14 Juli 2021 dan artikel berjudul “Sehari, 5 Jenazah Warga Lamongan Dimakamkan Bersamaan” yang terbit di situs Berita Jatim pada 13 Juli 2021.
Dilansir dari IDN Times, Camat Paciran, Yuli Wahyuono mengatakan bahwa lima orang yang meninggal dunia tersebut dua berasal dari Desa Sumurgayam dan tiga lainnya berasal dari Desa Paciran. Kelima jenazah tersebut kemudian disalatkan di Masjid Al Karomah Dusun Padeg, Desa Sumurgayam, Kecamatan Paciran. Video itu sendiri diambil pada hari Minggu (11/7/2021) malam.
“Ceritanya ke lima orang ini meninggal dunia karena sakit yang bertahun-tahun dan ada juga yang sudah tua mas,” kata Yuli saat dihubungi IDN Times, Rabu (14/7/2021).
Yuli mengatakan, alasan ke lima orang tersebut dimakamkan di satu TPU karena lokasi Dusun Padeg dengan Paciran berdekatan. Tak hanya dimakamkan di satu tempat ke lima jenazah tersebut juga disalatkan bahkan diberangkatkan ke TPU secara bersama-sama. Yuli mengatakan, kejadian tersebut adalah hal yang langka dan baru saja terjadi di Paciran.
Dari informasi yang dihimpun, kelima orang yang meninggal secara bersamaan tersebut yakni bernama Fathur Rohman, Manisah, kedua orang ini berasal dari Desa Sumurgayam. Kemudian Muntadzirin, Fatanah, dan Arafah yang berasal dari Desa Paciran Kecamatan Paciran.
Selain itu, dilansir dari Berita Jatim, Andra Anshori selaku Sekretaris Desa Sumurgayam yang juga hadir saat prosesi pemakaman tersebut mengatakan, alasan diberlangsungkannya salat jenazah dan pemakaman ke 5 orang yang meninggal secara bersamaan ini karena waktunya juga bersamaan serta jarak antar lainnya yang cukup berdekatan.
“Kalau terkait itu, karena kemarin saya juga ikut menyalatkan. Sebenarnya itu bukan warga Sumurgayam saja. Warga Sumurgayam (Dusun Padeg) itu yang meninggal ada dua, sementara yang tiga itu warga Paciran. Berhubung bebarengan dan memang warga Paciran yang jaraknya dekat dengan wilayah sana, akhirnya (kelima jenazah) disalatkan dan dikuburkan di Dusun Padeg atau di lokasi yang sama,” terang Andra.
Andra menegaskan bahwa kelima warga yang meninggal ini tidak disebabkan karena Covid-19. “Insya Allah bukan sebab Covid. Kebanyakan karen sudah tua dan lainya karena sakit lama. Bahkan salah satunya ada yang umurnya sudah 115 tahun,” tutur Andra kepada Berita Jatim.
Faktanya, bukan karena divaksin dan bukan di Probolinggo. 5 jenazah di video itu adalah 5 warga Kecamatan Paciran, Lamongan yang disalatkan bersama karena meninggal secara bersamaan dan lokasinya berdekatan. Camat Paciran menyatakan kelima orang tersebut meninggal dunia murni karena sakit biasa dan faktor usia.
Foto yang identik dengan kondisi di video yang diunggah oelh sumber klaim itu, dimuat di artikel berjudul “Viral 5 Warga Lamongan Disalatkan Bersama, Camat: Bukan COVID-19” yang terbit di situs IDN Times pada 14 Juli 2021 dan artikel berjudul “Sehari, 5 Jenazah Warga Lamongan Dimakamkan Bersamaan” yang terbit di situs Berita Jatim pada 13 Juli 2021.
Dilansir dari IDN Times, Camat Paciran, Yuli Wahyuono mengatakan bahwa lima orang yang meninggal dunia tersebut dua berasal dari Desa Sumurgayam dan tiga lainnya berasal dari Desa Paciran. Kelima jenazah tersebut kemudian disalatkan di Masjid Al Karomah Dusun Padeg, Desa Sumurgayam, Kecamatan Paciran. Video itu sendiri diambil pada hari Minggu (11/7/2021) malam.
“Ceritanya ke lima orang ini meninggal dunia karena sakit yang bertahun-tahun dan ada juga yang sudah tua mas,” kata Yuli saat dihubungi IDN Times, Rabu (14/7/2021).
Yuli mengatakan, alasan ke lima orang tersebut dimakamkan di satu TPU karena lokasi Dusun Padeg dengan Paciran berdekatan. Tak hanya dimakamkan di satu tempat ke lima jenazah tersebut juga disalatkan bahkan diberangkatkan ke TPU secara bersama-sama. Yuli mengatakan, kejadian tersebut adalah hal yang langka dan baru saja terjadi di Paciran.
Dari informasi yang dihimpun, kelima orang yang meninggal secara bersamaan tersebut yakni bernama Fathur Rohman, Manisah, kedua orang ini berasal dari Desa Sumurgayam. Kemudian Muntadzirin, Fatanah, dan Arafah yang berasal dari Desa Paciran Kecamatan Paciran.
Selain itu, dilansir dari Berita Jatim, Andra Anshori selaku Sekretaris Desa Sumurgayam yang juga hadir saat prosesi pemakaman tersebut mengatakan, alasan diberlangsungkannya salat jenazah dan pemakaman ke 5 orang yang meninggal secara bersamaan ini karena waktunya juga bersamaan serta jarak antar lainnya yang cukup berdekatan.
“Kalau terkait itu, karena kemarin saya juga ikut menyalatkan. Sebenarnya itu bukan warga Sumurgayam saja. Warga Sumurgayam (Dusun Padeg) itu yang meninggal ada dua, sementara yang tiga itu warga Paciran. Berhubung bebarengan dan memang warga Paciran yang jaraknya dekat dengan wilayah sana, akhirnya (kelima jenazah) disalatkan dan dikuburkan di Dusun Padeg atau di lokasi yang sama,” terang Andra.
Andra menegaskan bahwa kelima warga yang meninggal ini tidak disebabkan karena Covid-19. “Insya Allah bukan sebab Covid. Kebanyakan karen sudah tua dan lainya karena sakit lama. Bahkan salah satunya ada yang umurnya sudah 115 tahun,” tutur Andra kepada Berita Jatim.
Kesimpulan
BUKAN karena divaksin dan BUKAN di Probolinggo. 5 jenazah di video itu adalah 5 warga Kecamatan Paciran, Lamongan yang disalatkan bersama karena meninggal secara bersamaan dan lokasinya berdekatan. Camat Paciran menyatakan kelima orang tersebut meninggal dunia murni karena sakit biasa dan faktor usia.
Rujukan
(GFD-2021-7260) [SALAH] Video “Potensi Bahaya Vaksin COVID-19”
Sumber: facebook.comTanggal publish: 17/07/2021
Berita
Akun Facebook Zain Abdulloh (fb.com/zain.abdulloh.33) pada 16 Juli 2021 mengunggah sebuah video dengan narasi “PIYE NGENEKI JAL…?”
Video yang ia unggah merupakan potongan berita dari CNN Indonesia yang berjudul “PONTENSI BAHAYA VAKSIN COVID-19.” Di video itu juga terdapat narasi “nah lho kasian yang sudah di vaksin” dan “GANASNYA VIRUS!!.” Video itu berisi berita tentang penelitian yang dilakukan di Indonesia yang menunjukkan virus Covid-19 memiliki motif Antibody Dependent Enhanceement atau ADE yang artinya peningkatan keganasan virus setelah vaksinasi.
Potensi bahaya vaksin covid-19
potensi bahaya vaksin covid 19 cnn jawa timur
apakah benar potensi bahaya vaksin covid 19 cnn jawa timur
Potensi bahaya vaksin corona
Potensi bahaya vaksin covid-19
Corona ADE
Bahaya vaksinasi
cnn jawa timur potensi bahya vaksin covid 19
Video yang ia unggah merupakan potongan berita dari CNN Indonesia yang berjudul “PONTENSI BAHAYA VAKSIN COVID-19.” Di video itu juga terdapat narasi “nah lho kasian yang sudah di vaksin” dan “GANASNYA VIRUS!!.” Video itu berisi berita tentang penelitian yang dilakukan di Indonesia yang menunjukkan virus Covid-19 memiliki motif Antibody Dependent Enhanceement atau ADE yang artinya peningkatan keganasan virus setelah vaksinasi.
Potensi bahaya vaksin covid-19
potensi bahaya vaksin covid 19 cnn jawa timur
apakah benar potensi bahaya vaksin covid 19 cnn jawa timur
Potensi bahaya vaksin corona
Potensi bahaya vaksin covid-19
Corona ADE
Bahaya vaksinasi
cnn jawa timur potensi bahya vaksin covid 19
Hasil Cek Fakta
Berdasarkan hasil penelusuran, adanya video yang disertai klaim potensi bahaya vaksin Covid-19 merupakan konten yang menyesatkan.
Faktanya, klaim ini merupakan isu yang sebelumnya sudah diklarifikasi, disebarkan kembali berkaitan dengan program vaksinasi yang saat ini sedang berlangsung. Ketua Tim Advokasi Vaksinasi Covid-19 PB IDI, dengan tegas membantah isu tersebut. Ia meluruskan, vaksin COVID-19 jenis apapun tidak terbukti mengandung ADE.
Sebelumnya, video yang sama juga pernah diperiksa faktanya di artikel berjudul “[SALAH] Tangkapan Layar Video CNN Memberitakan Rakyat akan dibunuh oleh Vaksin dari Tiongkok” yang terbit di situs turnbachoax.id pada 21 Januari 2021 dan “[SALAH] Pesan Berantai Video “Potensi Bahaya Vaksin COVID-19” yang tebit di situs turnbackhoax.id pada 7 Maret 2021.
Dikutip dari 2 artikel tersebut, pada 14 Januari 2021, dr Daeng Mohammad Faqih sebagai Ketua PB IDI membantah adanya reaksi ADE setelah vaksinasi Covid-19 dikarenakan vaksin Sinovac sudah diuji klinis oleh PT Bio Farma dan peneliti dari Universitas Padjajaran. Hasil dari penelitian tersebut tidak ditemukan adanya reaksi ADE dan telah dilaporkan ke BPOM.
Sebelumnya pada 12 Oktober 2020, Guru Besar Fakultas Kedokteran Unpad Kusnandi Rusmil membantah hal tersebut. Ketua Tim Riset Uji Klinis Vaksin COVID-19 Unpad ini menyatakan fenomena ADE sejauh ini baru terlihat pada dengue. Fenomena ADE pada kasus MERS, SARS, Ebola, dan HIV pun juga hanya ditemukan in silico (simulasi komputer) dan in vitro (percobaan di cawan petri laboratorium).
Menurutnya, pada uji klinis saat ini, tidak ditemukan adanya efek samping serius yang disebabkan oleh vaksin maupun vaksinasi, termasuk pada uji klinis fase 1 dan 2 sebelumnya. Kusnadi menambahkan dalam penelitian vaksin COVID-19 yang dilakukan di dunia, saat ini lebih dari 140 calon vaksin sudah dibuat, sebagian di antaranya sudah dalam tahap uji klinis pada manusia.
“Hingga saat ini belum ada bukti terjadinya ADE (pada kandidat vaksin COVID-19). Kewaspadaan dan monitoring terhadap keamanan vaksin tetap harus dilakukan,” pungkasnya.
Selain itu, Ketua Tim Advokasi Vaksinasi Covid-19 Pengurus Besar (PB) IDI, Iris Rengganis, dengan tegas membantah hal tersebut. Ia meluruskan, vaksin COVID-19 jenis apapun tidak terbukti mengandung ADE.
“Pada vaksin COVID-19 tidak ditemukan ADE, yang ada pada vaksin dengue atau demam berdarah. Untuk yang beredar saat ini mulai dari Sinovac, Sinopharm, Cansino, yang akan masuk, Sputnik AstraZeneca, Moderna, Pfizer dan lainnya yang ada di dunia semua tidak ada ADE-nya,” kata Prof Iris, dikutip dari CNNIndonesia.
Faktanya, klaim ini merupakan isu yang sebelumnya sudah diklarifikasi, disebarkan kembali berkaitan dengan program vaksinasi yang saat ini sedang berlangsung. Ketua Tim Advokasi Vaksinasi Covid-19 PB IDI, dengan tegas membantah isu tersebut. Ia meluruskan, vaksin COVID-19 jenis apapun tidak terbukti mengandung ADE.
Sebelumnya, video yang sama juga pernah diperiksa faktanya di artikel berjudul “[SALAH] Tangkapan Layar Video CNN Memberitakan Rakyat akan dibunuh oleh Vaksin dari Tiongkok” yang terbit di situs turnbachoax.id pada 21 Januari 2021 dan “[SALAH] Pesan Berantai Video “Potensi Bahaya Vaksin COVID-19” yang tebit di situs turnbackhoax.id pada 7 Maret 2021.
Dikutip dari 2 artikel tersebut, pada 14 Januari 2021, dr Daeng Mohammad Faqih sebagai Ketua PB IDI membantah adanya reaksi ADE setelah vaksinasi Covid-19 dikarenakan vaksin Sinovac sudah diuji klinis oleh PT Bio Farma dan peneliti dari Universitas Padjajaran. Hasil dari penelitian tersebut tidak ditemukan adanya reaksi ADE dan telah dilaporkan ke BPOM.
Sebelumnya pada 12 Oktober 2020, Guru Besar Fakultas Kedokteran Unpad Kusnandi Rusmil membantah hal tersebut. Ketua Tim Riset Uji Klinis Vaksin COVID-19 Unpad ini menyatakan fenomena ADE sejauh ini baru terlihat pada dengue. Fenomena ADE pada kasus MERS, SARS, Ebola, dan HIV pun juga hanya ditemukan in silico (simulasi komputer) dan in vitro (percobaan di cawan petri laboratorium).
Menurutnya, pada uji klinis saat ini, tidak ditemukan adanya efek samping serius yang disebabkan oleh vaksin maupun vaksinasi, termasuk pada uji klinis fase 1 dan 2 sebelumnya. Kusnadi menambahkan dalam penelitian vaksin COVID-19 yang dilakukan di dunia, saat ini lebih dari 140 calon vaksin sudah dibuat, sebagian di antaranya sudah dalam tahap uji klinis pada manusia.
“Hingga saat ini belum ada bukti terjadinya ADE (pada kandidat vaksin COVID-19). Kewaspadaan dan monitoring terhadap keamanan vaksin tetap harus dilakukan,” pungkasnya.
Selain itu, Ketua Tim Advokasi Vaksinasi Covid-19 Pengurus Besar (PB) IDI, Iris Rengganis, dengan tegas membantah hal tersebut. Ia meluruskan, vaksin COVID-19 jenis apapun tidak terbukti mengandung ADE.
“Pada vaksin COVID-19 tidak ditemukan ADE, yang ada pada vaksin dengue atau demam berdarah. Untuk yang beredar saat ini mulai dari Sinovac, Sinopharm, Cansino, yang akan masuk, Sputnik AstraZeneca, Moderna, Pfizer dan lainnya yang ada di dunia semua tidak ada ADE-nya,” kata Prof Iris, dikutip dari CNNIndonesia.
Kesimpulan
Isu yang sebelumnya sudah diklarifikasi, disebarkan kembali berkaitan dengan program vaksinasi yang saat ini sedang berlangsung. Ketua Tim Advokasi Vaksinasi Covid-19 PB IDI, dengan tegas membantah isu tersebut. Ia meluruskan, vaksin COVID-19 jenis apapun tidak terbukti mengandung ADE.
Rujukan
- https://turnbackhoax.id/2021/01/21/salah-tangkapan-layar-video-cnn-memberitakan-rakyat-akan-dibunuh-oleh-vaksin-dari-tiongkok/
- https://turnbackhoax.id/2021/03/07/salah-pesan-berantai-video-potensi-bahaya-vaksin-covid-19/
- https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-5622100/heboh-lagi-soal-vaksin-covid-19-picu-fenomena-ade-ini-bantahan-pakar-idi
(GFD-2021-7259) [SALAH] “baru perjalanan AS ke Indonesia sudah susut 1 juta”
Sumber: facebook.comTanggal publish: 17/07/2021
Berita
Akun Facebook Direktorat BPN SumBar (fb.com/Thamrincleverland) pada 13 Juli 2021 mengunggah sebuah gambar tangkapan layar dua artikel dengan narasi sebagai berikut:
“Dasyattt…. baru perjalanan AS ke Indonesia sudah susut 1 juta.Mirip-mirip anggaran daerah dari PUSAT ke DAERAH ke DESA lah ya….. Pelakunya kalau nggak tuyul gondrong ya bajing loncat.”
Di gambar tersebut, terdapat artikel berjudul “AS Klaim Kirim 4 Juta Vaksin, Jokowi Mengaku Terima 3 Juta, Netizen: Lebih Percaya Omongan Pemerintah AS” yang terbit di situs Pikiran Rakyat 13 Juli 2021 dan artikel berjudul “AS Klaim Donasi 4 Juta Dosis Vaksin Moderna ke RI, Politisi PD: Menurut Pak Jokowi Hanya 3 Juta” yang terbit di situs Gelora pada 13 Juli 2021.
“Dasyattt…. baru perjalanan AS ke Indonesia sudah susut 1 juta.Mirip-mirip anggaran daerah dari PUSAT ke DAERAH ke DESA lah ya….. Pelakunya kalau nggak tuyul gondrong ya bajing loncat.”
Di gambar tersebut, terdapat artikel berjudul “AS Klaim Kirim 4 Juta Vaksin, Jokowi Mengaku Terima 3 Juta, Netizen: Lebih Percaya Omongan Pemerintah AS” yang terbit di situs Pikiran Rakyat 13 Juli 2021 dan artikel berjudul “AS Klaim Donasi 4 Juta Dosis Vaksin Moderna ke RI, Politisi PD: Menurut Pak Jokowi Hanya 3 Juta” yang terbit di situs Gelora pada 13 Juli 2021.
Hasil Cek Fakta
Berdasarkan hasil penelusuran, klaim bahwa vaksin yang dikirim dari Amerika Serikat hanya 3 juta karena susut 1 juta merupakan klaim yang menyesatkan.
Faktanya, bukan susut. Pengiriman vaksin Covid-19 Moderna dari AS ke Indonesia memang terbagi dalam dua tahap. Pada tahap pertama, sebanyak 3.000.060 dosis vaksin Moderna tiba pada 11 Juli 2021. Dan tahap kedua pada tanggal 15 Juli 2021 sebesar 1.500.100 dosis. Dengan begitu jumlah vaksin Moderna yang sudah diterima pemerintah Indonesia sebanyak 4.500.160 dosis.
Dilansir dari Tempo, Indonesia kembali menerima kedatangan bantuan vaksin Covid-19. Menteri Luar Negeri Retno P Marsudi mengatakan sebanyak 1.500.100 dosis vaksin Moderna tiba di tanah air, pada Kamis sore, 15 Juli 2021.
“Saat ini kita kembali menerima kedatangan vaksin jadi Moderna tahap dua sebesar 1.500.100 dosis,” kata Menlu Retno dalam konferensi pers daring, Kamis, 15 Juli 2021.
Retno mengatakan, kedatangan vaksin tersebut merupakan dukungan kerja sama Amerika Serikat melalui jalur multilateral COVAX Facility. Pada tahap pertama, sebanyak 3.000.060 dosis vaksin Moderna tiba pada Ahad lalu, 11 Juli 2021. Dengan kedatangan tahap kedua, jumlah vaksin Moderna yang sudah diterima pemerintah Indonesia sebanyak 4.500.160 dosis.
Faktanya, bukan susut. Pengiriman vaksin Covid-19 Moderna dari AS ke Indonesia memang terbagi dalam dua tahap. Pada tahap pertama, sebanyak 3.000.060 dosis vaksin Moderna tiba pada 11 Juli 2021. Dan tahap kedua pada tanggal 15 Juli 2021 sebesar 1.500.100 dosis. Dengan begitu jumlah vaksin Moderna yang sudah diterima pemerintah Indonesia sebanyak 4.500.160 dosis.
Dilansir dari Tempo, Indonesia kembali menerima kedatangan bantuan vaksin Covid-19. Menteri Luar Negeri Retno P Marsudi mengatakan sebanyak 1.500.100 dosis vaksin Moderna tiba di tanah air, pada Kamis sore, 15 Juli 2021.
“Saat ini kita kembali menerima kedatangan vaksin jadi Moderna tahap dua sebesar 1.500.100 dosis,” kata Menlu Retno dalam konferensi pers daring, Kamis, 15 Juli 2021.
Retno mengatakan, kedatangan vaksin tersebut merupakan dukungan kerja sama Amerika Serikat melalui jalur multilateral COVAX Facility. Pada tahap pertama, sebanyak 3.000.060 dosis vaksin Moderna tiba pada Ahad lalu, 11 Juli 2021. Dengan kedatangan tahap kedua, jumlah vaksin Moderna yang sudah diterima pemerintah Indonesia sebanyak 4.500.160 dosis.
Kesimpulan
BUKAN susut. Pengiriman vaksin Covid-19 Moderna dari AS ke Indonesia memang terbagi dalam dua tahap. Pada tahap pertama, sebanyak 3.000.060 dosis vaksin Moderna tiba pada 11 Juli 2021. Dan tahap kedua pada tanggal 15 Juli 2021 sebesar 1.500.100 dosis. Dengan begitu jumlah vaksin Moderna yang sudah diterima pemerintah Indonesia sebanyak 4.500.160 dosis.
Rujukan
Halaman: 4802/6037