• (GFD-2020-5613) [SALAH] Pesan tentang ‘WhatsApp Gold’ dan Video ‘Martinelli’ dan ‘Dance of the Pope’ yang Dapat Meretas Ponsel

    Sumber: whatsapp.com
    Tanggal publish: 24/11/2020

    Berita

    (diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia)

    “PERINGATAN UNTUK TEMAN-TEMAN
    Disampaikan oleh radio BBC pagi tadi:
    Jika anda mengenal siapapun yang menggunakan aplikasi WhatsApp, anda mungkin ingin menyampaikan kabar ini. Waspadalah jika besok anda mendapatkan kiriman video dengan judul ‘Martinelli’. Jangan buka video itu – video tersebut akan meretas ponsel anda dan tidak akan bisa diperbaiki. Sebarkan informasi ini. Lalu, jika anda menerima pesan untuk memperbarui aplikasi WhatsApp ke versi WhatsApp Gold, jangan buka pesannya !!!!!!
    Tolong beritahukan semua orang di kontak anda untuk tidak membuka video berjudul ‘Dance of the Pope’. Video itu sebenarnya adalah virus yang dapat meretas ponsel anda. Berhati-hatilah, virus itu sangat berbahaya. Radio BBC baru saja mengumumkannya hari ini. Sebarkanlah pesan ini ke semua orang yang anda kenal!”

    Hasil Cek Fakta

    Telah beredar pesan di grup WhatsApp yang menyatakan bahwa terdapat dua video berjudul ‘Martinelli’ dan ‘Dance of the Pope’ serta pesan untuk memperbarui aplikasi WhatsApp ke versi WhatsApp Gold yang mampu meretas ponsel. Dalam pesan tersebut juga dinyatakan bahwa informasi mengenai metode peretasan tersebut didapatkan melalui siaran radio BBC.

    Berdasarkan hasil penelusuran, informasi tersebut tidak benar. Informasi mengenai video ‘Martinelli’ dan ‘Dance of the Pope’ serta pesan mengenai WhatsApp Gold yang mampu meretas ponsel sudah beredar sejak beberapa tahun yang lalu. Melansir dari detikinet, video ‘Martinelli’ pertama kali tersebar pada tahun 2017 dalam Bahasa Spanyol, sedangkan pesan mengenai WhatsApp Gold, yang juga dikenal sebagai WhatsApp Plus, muncul pertama kali pada tahun 2016 yang lalu. Video ‘Dance of the Pope’, yang juga dikenal sebagai ‘Dance of the Hillary’, juga telah tersebar sejak tahun 2015 yang lalu.

    Dengan demikian, pesan yang beredar di grup WhatsApp tersebut dapat dikategorikan sebagai Konten Palsu/Fabricated Content.

    Kesimpulan

    Hasil Periksa Fakta Khairunnisa Andini (Universitas Diponegoro).

    Informasi yang salah. Faktanya, tidak ditemukan keberadaan pesan untuk memperbarui aplikasi WhatsApp ke versi WhatsApp Gold maupun video ‘Martinelli’ serta ‘Dance of the Pope’ yang telah tersebar.

    Rujukan

  • (GFD-2020-5612) [SALAH] Foto “Torang juga ada pasang ni…”

    Sumber: twitter.com
    Tanggal publish: 24/11/2020

    Berita

    “Netizen paling jago deh..

    Kalo begini
    Apa jadinya??

    Tantangan diterima??”.

    Hasil Cek Fakta

    Sumber membagikan foto hasil suntingan. Foto asli merupakan foto ilustrasi berita "TPNPB Tegas Menolak Penambangan Emas Blok B Wabu Intan Jaya" di SUARAPAPUA.com pada 25 Oktober 2020.

    Kesimpulan

    Hasil SUNTINGAN, di foto yang asli TIDAK ada Baliho HRS.

    Rujukan

  • (GFD-2020-5611) [SALAH] Informasi Ditlantas Polda Gelar Razia Masker Seluruh Wilayah Indonesia

    Sumber: Facebook
    Tanggal publish: 24/11/2020

    Berita

    Cek Fakta Liputan6.com mendapati informasi Ditlantas Polda menggelar razia masker serentak di seluruh wilayah Indonesia.

    Informasi Ditlantas Polda menggelar razia masker serentak di seluruh wilayah Indonesia tersebut diunggah akun Facebook Irvan Sob, pada 22 November 2020.

    Berikut isinya:

    "Assalamu'alaikum wr wb..Just info! Dari Ditlantas Polda besok ada razia Masker serentak di seluruh wilayah indonesia, dan melibatkan langsung turun lapangan dari semua lintas sektor dan dari kejaksaan, polisi, Pom dll...dan kalau ada yg TDK pakai masker langsung di tindak bayar ditempat 250.000...tolong infokan ke keluarga,tetangga dan teman semua ya....jangan sampai kena denda..Saling mengingatkan semoga kt terhindar dari hukuman..🙏"
    Rasia masker

    Hasil Cek Fakta

    Cek Fakta Liputan6.com menelusuri klaim Ditlantas Polda menggelar razia masker serentak di seluruh wilayah Indonesia menggunakan Google Search, dengan kata kunci 'razia masker di seluruh Indonesia'.

    Penelusuran mengarah pada artikel berjudul "Polda Metro Jaya nyatakan pesan berantai razia masker serentak hoaks" yang dimuat situs antaranews.com pada 8 September 2020.

    Dalam artikel tersebut, Polda Metro Jaya menyatakan pesan berantai soal razia masker serentak oleh Direktorat Lalu Lintas Polda se-Indonesia dengan denda sebesar Rp 250 ribu bagi pelanggarnya adalah tidak benar alias hoaks.

    "Informasi tersebut tidak benar. Hoaks," kata Kepala Bagian Humas Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Yusri Yunus.

    Lebih lanjut Yusri mengatakan pihak yang berwenang melakukan razia terhadap masyarakat yang melanggar protokol kesehatan dengan tidak menggunakan masker adalah satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP). Petugas dari TNI-Polri hanya melakukan pendampingan terhadap Satpol PP.

    "Kewenangan razia itu dari teman-teman Satpol PP. TNI dan Polri mendampingi," tambahnya.

    Kesimpulan

    Hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com, informasi Ditlantas menggelar razia masker serentak di seluruh wilayah Indonesia tidak benar.

    Polda Metro Jaya menyatakan pesan bernatai soal razia masker serentak oleh Direktorat Lalu Lintas Polda se-Indonesia dengan denda sebesar Rp 250 ribu bagi pelanggarnya adalah tidak benar alias hoaks.

    Rujukan

  • (GFD-2020-5610) [SALAH] Tanah Longsor di Sumatera Utara pada 21 November 2020

    Sumber: Facebook
    Tanggal publish: 24/11/2020

    Berita

    Informasi tentang bencana alam beredar di Facebook. Disebutkan telah terjadi tanah longsor di Provinsi Sumatera Utara, pada Sabtu (21/11/2020).

    Ada tiga akun yang mengunggah video soal kejadian tanah longsor yang diklaim di Jalan Sidikalang, Sumatera Utara. Tiga akun itu adalah Melgibson Samosir, Masya Maya, dan Siti Rahmadhani.

    Begini narasi tanah longsor yang ada di Medan:

    "Y Allah semoga jln kekampungku ini

    Segera diperbaiki,jln sidikalang longsor"

    Itu merupakan narasi yang ada di akun Facebook milik Maysa Maya. Sejak berada di Facebook pada 23 November 2020, unggahan itu mendapat 21 respons sedih, 12 komentar, dan 8 kali dibagikan.

    Hasil Cek Fakta

    Untuk memastikan klaim tersebut, Cek Fakta Liputan6.com membuat tangkapan layar dari video yang ada di Facebook. Kemudian, tangkapan layar itu ditelusuri menggunakan mesin pencari, Yandex.

    Hasil penelusuran mengarahkan ke Channel YouTube atas nama Phendy Ginting. Di channel tersebut, ada video yang sangat identik dengan judul: "[JANGAN LUPA SUBCRIBE]Jalan Medan Sidikalang,Medan dairi Terputus Diakibatqan Longsor Parah".

    Sejak berada di situs YouTube, video unggahan Phendy Ginting sudah dilihat sebanyak 14.848 kali. Dari data YouTube, video itu dipublikasikan oleh Phendy Ginting pada 11 November 2019, bukan 2020. (Untuk melihat video asli, klik tautan ini).

    Selanjutnya, Cek Fakta Liputan6.com menelusuri klaim itu dengan cara lain, menggunakan CrowdTangle. Tim memasukkan kata kunci tanah longsor.

    Hasil penelusuran mengarahkan ke akun Facebook milik Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang Kabupaten Dairi. Akun ini membantah adanya bencana alam berupa tanah longsor di jalan Sidikalang, Medan.

    Begini bantahan dari Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang Kabupaten Dairi, Sidikalang, Sumatera Utara.

    "TIDAK BENAR TERJADI LONGSOR DI LAE PONDOM HARI INI

    Beredarnya informasi dan video yang memuat kejadian longsor di ruas Jalan Sidikalang-Medan di Lae Pondom hari ini merupakan informasi yang tidak benar. Bencana longsor yang dimuat dalam video merupakan kejadian Tahun 2019 dan di posting tanggal 12 November 2019.

    Demikian disampaikan untuk diketahui."

    Kesimpulan

    Klaim yang menyebut telah terjadi tanah longsor di Medan adalah hoaks karena informasi itu mengada-ada. Faktanya, foto yang beredar di media sosial merupakan kejadian di tahun 2019 bukan 2020.

    Rujukan