• (GFD-2020-5638) [SALAH] “Jokowi dan Ahok Masuk Daftar 5 Besar Pemimpin Terbaik yang Ditakuti Dunia”

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 27/11/2020

    Berita

    (tulisan dalam gambar)

    AHOK- JOKOWI

    masuk daftar 5 besar

    “Pemimpin Terbaik”

    yang di TAKUTI

    DUNIA

    Hasil Cek Fakta

    Salah satu akun Facebook bernama Batlayeri Aliyaman membuat postingan berupa gambar yang menyatakan bahwa Presiden Jokowi dan Ahok masuk daftar 5 besar pemimpin terbaik yang ditakuti dunia. Postingan tersebut mendapatkan likes sebanyak 268, 31 komentar dan dibagikan 5 kali.

    Setelah dilakukan penelusuran, tidak ada sumber yang menyatakan bahwa Jokowi dan Ahok masuk daftar 5 besar pemimpin yang ditakuti dunia. Adapun Presiden Jokowi pernah menyabet penghargaan kepemimpinannya yakni “Asian of The Year” tahun 2019 oleh media Singapura, The Straits Times, selama ini ada 5 pemimpin yang menyabet penghargaan tersebut. Jokowi dinobatkan sebagai Asian of The Year 2019 karena dinilai memiliki ketangkasan dalam menghadapi dan memimpin rumitnya persoalan baik yang terjadi di dalam maupun di luar negeri.

    Selain itu, Presiden Jokowi juga masuk daftar 50 besar tokoh muslim yang berpengaruh dan penghargaan sebagai Insinyur oleh ASEAN Federation of Engineering Organization (AFEO) karena berhasil menggenjot pembangunan infrastruktur selama menjadi Presiden RI. Sederet prestasi lainnya berhasil didapatkan Jokowi namun penghargaan tersebut berasal dari dalam negeri seperti Tokoh Publik Pilihan 2012, Special Award Marketer 2012, dan Rekor Muri 2012 dalam Pagelaran Kirab Budaya Rakyat Indonesia saat Jokowi menjabat Gubernur DKI Jakarta.

    Mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) juga tidak pernah masuk daftar 5 besar pemimpin terbaik yang ditakuti di dunia. Adapun prestasi kepemimpinan yang pernah didapatkan Ahok di antaranya adalah Roosseno Award IX tahun 2019 sebagai tokoh panutan berintegritas dan memiliki gebrakan besar. Penghargaan Internasional yakni masuk daftar “100 Global Thinkers” 2017 versi majalah Foreign Policy dari Amerika Serikat sebagai pemimpin yang melakukan dobrakan di tengah fundamentalisme yang sedang berkembang saat itu.

    Dari sederet penghargaan dalam negeri maupun luar negeri yang diraih Presiden Jokowi dan Ahok tidak ada penghargaan yang mereka sabet sebagai pemimpin terbaik dengan kategori ditakuti dunia Internasional. Sehingga klaim dalam postingan tersebut adalah HOAX dan termasuk kategori Konten yang Menyesatkan.

    Kesimpulan

    Hasil Periksa Fakta Ani Nur MR (Universitas Airlangga).

    Klaim tersebut tidak benar. Tidak ada sumber pemberitaan valid yang menginformasikan bahwa Ahok dan Jokowi masuk daftar 5 besar pemimpin terbaik dengan kategori pemimpin yang ditakuti dunia.

    Rujukan

  • (GFD-2020-5637) [SALAH] Kebijakan Ticketmaster, Wajibkan Vaksin Covid-19 Sebelum Menghadiri Konser

    Sumber: twitter.com
    Tanggal publish: 27/11/2020

    Berita

    “BREAKING: @Ticketmaster reportedly planning mandatory COVID-19 vaccine verification policy for concert attendance.
    Young healthy people are NOT the target population for this vaccine and Ticketmaster is not your physician. Boycott this.”

    Terjemahan ke bahasa Indonesia:

    “BREAKING: @Ticketmaster dilaporkan merencanakan kebijakan verifikasi vaksin COVID-19 wajib untuk kehadiran konser.
    Orang muda yang sehat BUKAN populasi target untuk vaksin ini dan Ticketmaster bukanlah dokter Anda. Boikot ini”

    Hasil Cek Fakta

    Akun Dr. Simone Gold (@/drsimonegold) membuat sebuah cuitan pada tanggal 12 November 2020 yang menyatakan bahwa Ticketmaster memberikan persyaratan wajib vaksin Covid-19 sebelum menonton/menghadiri konser. Cuitan ini mendapat atensi yang banyak dengan 17.616 menyukai, dan 8.633 dicuit ulang.

    Berdasarkan penelusuran dengan menggunakan mesin pencari Google memakai kata kunci ‘Ticketmasters Vaccine Covid-19′ terdapat artikel dari BBC dimuat pada tanggal 12 November 2020 dengan judul ‘No, Ticketmaster won’t force you to have a Covid vaccine’ yang menyatakan bahwa klaim tersebut salah. Faktanya itu hanyalah sebuah konsep yang ditawarkan Ticketmaster dan bukan mewajibkan untuk menggunakan konsep yang ditawarkan tersebut.

    Kepada BBC, Ticketmaster menyatakan tidak punya kebijakan untuk mengatur seseorang wajib vaksin Covid-19 sebelum menghadiri konser.

    “Ticketmaster tidak memiliki kekuasaan untuk menetapkan kebijakan seputar persyaratan keselamatan / masuk, yang akan mencakup vaksin dan / atau protokol pengujian,” katanya kepada BBC (12/11/2020).

    Lebih lanjut, perusahaan yang berfokus pada penjualan tiket itu juga memberikan klarifikasi di media sosial Twitter pada 13 November 2020 menyatakan bahwa klaim yang menyebut mereka mewajibkan vaksin Covid-19 sebelum memasuki konser adalah tidak benar.

    “We know there’s been some incorrect information being reported around safety/entry requirements and want to ensure everyone has all the facts. To clarify, there is absolutely no requirement from Ticketmaster mandating vaccines/testing”.

    Dalam bahasa Indonesia:

    “Kami tahu ada beberapa informasi salah yang dilaporkan seputar persyaratan keselamatan / masuk dan ingin memastikan semua orang mengetahui semua fakta. Untuk memperjelas, sama sekali tidak ada persyaratan dari Ticketmaster yang mewajibkan vaksin / pengujian”.

    Laman periksa fakta Fullfact juga menulis hasil periksa faktanya dengan judul ‘Ticketmaster won’t demand proof of a Covid-19 vaccine for concert entry’ pada 16 November 2020 dan menyatakan bahwa klaim Ticketmaster mewajibkan syarat vaksin Covid-19 sebelum masuk konser adalah tidak benar.

    Dengan demikian, tidak benar adanya Ticketmaster memberikan syarat wajib vaksin Covid-19 sebelum menghadiri konser dan hoaks ini masuk dalam kategori konten palsu.

    Kesimpulan

    Hasil Periksa Fakta Muhammad Padhliansyah (Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin)

    Informasi Palsu. Faktanya, Ticketmaster memberikan klarifikasi bahwa tidak ada persyaratan terkait wajib vaksin Covid-19 untuk menghadiri/menonton konser.

    Rujukan

  • (GFD-2020-5636) [SALAH] Minum Air Panas, Susu Panas, Teh Panas dan Menghirup Uapnya Dapat Membunuh Virus Corona

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 27/11/2020

    Berita

    Do you know how Chinese successfully control this Coronavirus? Drink Hot water 6 times / day, Hot Milk and Hot Tea 4 times / day ~ That’s all

    (narasi dalam video)

    “…..Do you know how they controlled the virus? It was in this manner. The Chinese drink hot water six times a day. They also drink hot milk and tea four times daily. That’s not all, they inhale the steam as many times a day as possible. When you do this for four days, the coronavirus that’s within you slowly dies off and you cured on the fifth day when the whole world is searching for vaccine for COVID-19. This is how China succesfully control this virus….”

    (Terjemahan)

    Taukah kamu bagaimana China berhasil mengontrol virus corona? Minum air panas 6 kali sehari, susu panas, dan teh panas 4 kali sehari ~itu saja.

    (narasi dalam video)

    Taukah kamu bagaimana mereka mengontrol virus? Yakni dengan cara ini. Orang-orang China meminum air panas 6 kali sehari. Mereka juga minum susu panas dan teh panas 4 kali sehari. Itu saja, mereka juga menghirup uap air mendidih sebanyak mungkin dalam sehari. Jika kamu melakukan ini dalam sehari, virus corona yang ada di tubuhmu perlahan akan mati dan kamu akan sembuh di hari kelima ketika semua orang di dunia masih mencari vaksin untuk COVID-19. Inilah bagaimana China sukses untuk mengontrol virus.

    Hasil Cek Fakta

    Sebuah video beredar di media sosial yang mengklaim bahwa minum minuman panas dan menghirup uap air mendidih dapat membunuh virus corona. Salah seorang yang menyebarkan video tersebut salah satunya dari akun Facebook bernama Cho Lay yang membuat postingan pada 20 Oktober 2020 dan mendapat likes sebanyak 4 kali.

    Klaim tersebut tidak benar. Minuman panas dan menghirup uap air panas tidak bisa mematikan virus corona yang sudah terjangkit dalam tubuh.

    Dikatakan langsung oleh Ahli Penyakit Dalam (Dokter Spesialis Paru) FKKMK UGM, dr. Sumardi, Sp.PD, KP., FINASIM., menyatakan bahwa virus corona tidak dapat mati meski kita minum air panas. Dokter Sumardi menambahkan, minum air panas tidak dapat menjangkau atau mematikan virus, karena corona mengendap di sel-sel tubuh.

    “Jika virus masuk ke dalam tubuh maka suhu tubuh akan naik dengan sendirinya untuk menetralkan virus tersebut. Jadi tidak perlu minum atau mandi air panas karena akan mengganggu sistem tubuh,” jelas Sumardi.

    Selain itu dengan minum air panas dapat membahayakan kesehatan seseorang seperti dapat melemahkan perut.

    Hal ini sejalan dengan yang diungkapkan oleh Ron Eccles, pakar penyakit pernapasan di Universitas Cardiff di Inggris dan mantan direktur Common Cold Center, pada BBC bahwa minum air panas tidak dapat membunuh virus karena sampai saat ini tidak ada hasil penelitian yang membuktikannya.

    Begitu pula dengan menghirup uap air panas juga tidak dapat mematikan virus dalam tubuh. Menurut Dr. Jason McKnight, Asisten Profesor Klinis di Departemen Perawatan Primer dan Population Health di Texas A&M University, mengatakan lewat email pada agensi berita AFP, bahwa menghirup uap air panas mungkin meredakan gejalanya saja, seperti batuk, hidung tersumbat, dan dada tersumbat, namun tidak sampai menyembuhkan infeksi virus corona.

    Dokter McKnight juga menambahkan bahwa dengan menghirup uap air panas malah dapat membahayakan kesehatan lain seperti luka bakar pada wajah, mata, hingga saluran pernapasan.

    Para dokter menyatakan bahwa hingga saat ini tidak ada penelitian yang membuktikan minuman panas dan menghirup uapnya dapat mematikan virus corona dalam tubuh, pun WHO tidak pernah memberi imbauan pencegahan ataupun pengobatan dengan cara tersebut. Menurut para dokter dan ahli menyatakan cara yang efektif untuk mencegah diri dari infeksi virus corona adalah dengan mentaati protokol kesehatan secara ketat seperti sering cuci tangan dengan sabun, memakai masker, dan menjaga jarak. Sehingga klaim video pada postingan akun Cho Lay adalah HOAX dan termasuk kategori KONTEN MENYESATKAN.

    Kesimpulan

    Hasil Periksa Fakta Ani Nur MR (Universitas Airlangga).

    Faktanya, minum minuman panas dan menghirup uapnya tidak dapat membunuh virus corona. Menurut WHO cara paling efektif agar tidak terjangkit virus corona adalah menerapkan secara ketat protokol kesehatan.

    Rujukan

  • (GFD-2020-5635) [SALAH] Video Keramaian Stasiun Kereta Api di India Selama Pandemi COVID-19

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 26/11/2020

    Berita

    India’s No. 1 priority is population control.

    See this crowd at a station in the times of Covid.

    Terjemahan:

    Prioritas No. 1 di India adalah mengontrol populasi.

    Lihatlah keramaian di stasiun saat pandemi Covid.

    (Video)

    Hasil Cek Fakta

    Sebuah akun Facebook bernama Viju Philips memposting sebuah video yang memperlihatkan kerumunan padat di sebuah stasiun kereta api. Dalam postingannya, Viju mengatakan kerumunan tersebut terjadi di India saat pandemi virus Corona. Viju Philips membagikan postingannya pertama kali pada 13 November 2020 pada pukul 18.13 dan mendapatkan likes sebanyak 9.

    Setelah ditelusuri menggunakan ekstensi browser Invid kemudian dilakukan pencarian gambar melalui mesin pencarian Google, ditemukan bahwa video tersebut sudah ada sejak 23 September 2018 di Youtube dan diupload oleh akun bernama DemE MauduD dengan judul “Krishnanagar Bongaon Local Train- Ranaghat Station”.

    Agensi berita Alt News melakukan penelusuran melalui Facebook dengan kata kunci “Ranaghat station” dan menemukan bahwa sebuah akun Facebook bernama Sumanta Kumar Nathm mengupload video serupa pada tanggal 23 September 2018.

    Melansir berita dari Alt News, pihaknya telah melakukan konfirmasi kepada akun Facebook Sumanta Kumar Nathm yang mengklaim bahwa video tersebut direkam olehnya. “I had shot the video around 8:30 am when I saw this crowd of students at the station. There was an examination for (the post of) constable that day.” (aku merekam videonya sekitar pukul 8:30 pagi ketika melihat banyak kerumunan siswa. Di sana ada tes perekrutan kepolisian juga).

    Kurman mengirimkan sebuah video lain yang ia rekam pada 10 Oktober 2018 di lokasi yang sama kepada Alt News untuk melakukan validasi lokasi video. Didapati video kerumunan stasiun tersebut berlokasi di Benggala Barat. Pihak Alt News telah mengkonfirmasi kepada kepolisian setempat bahwa memang pada 23 September 2018 terdapat acara perekrutan pos kepolisian bagian Benggala Barat.

    Video yang direkam pada tahun 2018 tentu tidak ada kaitannya dengan kejadian COVID-19 saat ini, sehingga klaim video tentang kerumunan di stasiun selama pandemi tersebut adalah HOAX dan termasuk kategori FALSE CONTEXT.

    Kesimpulan

    Hasil Periksa Fakta Ani Nur MR (Universitas Airlangga)

    Informasi palsu. Faktanya, video tersebut merupakan peristiwa yang terjadi di tahun 2018 dan diunggah di Youtube pada 23 September 2020 dengan judul “Krishnanagaf Bongaon Local Train- Ranaghat Station”.

    Rujukan