• (GFD-2019-3000) [SALAH] Bocah Pemulung Meninggal karena Kelaparan

    Sumber: Sosial Media
    Tanggal publish: 21/08/2019

    Berita

    Video seorang bocah berkaos merah dengan bercelana pendek hitam yang membawa karung serta tidak merespon ketika dibangunkan oleh orang sekitar yang tersebar di media sosial dan disebut meninggal karena kelaparan adalah tidak benar adanya. Berdasarkan penelusuran Vivanews.com, anak yang bernama Dedi Putra Anggara dengan sapaan akrab Angga masih dalam keadaan sehat atau tidak meninggal.

    “Saya sempat pingsan pertama kali dengar kabar ada relawan telepon Angga meninggal, jahat banget yang nyebut anak saya meninggal dunia,” ujar Ibu Angga, Dewi Oktaviani, Senin (19/8).

    =====

    Narasi:

    “Miriss,kasihan. Menurut info Bocah pemulung meninggal karna kelaparan.belum tahu ini di daerah mana. @jokowi#inonesia@tweet_kakseto,” cuit akun Twitter Prabowo (@Prabowo60369602), Minggu (18/8).

    =====

    Penjelasan:

    Hasil Cek Fakta

    Akun Twitter dengan nama Prabowo atau @Prabowo60369602 membuat cuitan yang menampilkan video seorang anak berkaos merah, bercelana pendek hitam dengan memegang karung dengan posisi tertunduk. Ketika dibangunkan oleh orang sekitar, anak tersebut tidak meresponnya.

    Dalam cuitannya, akun @Prabowo60369602 menambahkan narasi sebagai berikut. “Miriss,kasihan. Menurut info Bocah pemulung meninggal karna kelaparan.belum tahu ini di daerah mana. @jokowi#inonesia@tweet_kakseto,” cuit akun Twitter Prabowo (@Prabowo60369602), Minggu (18/8).

    Setelah dilakukan penulusuran, faktanya seorang anak dalam video tersebut tidaklah meninggal karena kelaparan.

    Faktanya diungkapkan oleh akun Facebook Andik Agus Mardiko. Pada postingannya yang diunggah pada Minggu (18/8), pemilik akun mengungkapkan kalau bocah pemulung tersebut bernama Angga. Bocah itu merupakan anak yatim yang ibunya juga seorang pemulung.

    Angga ditemukan tertidur di Jalan Pitara, Beji, Depok, Jawa Barat. Saat itu, Angga hanya tertidur karena kelelahan saat mencari barang bekas. Namun, video yang viral mengatakan kalau bocah tersebut meninggal dunia.

    “Info dari Sam Adi Hermanto , Namanya Angga dia anak yatim seorang pemulung, ibunya juga pemulung,dia tidak meninggal tapi tertidur karena kecapekan, lokasi saat itu Angga kecapekan saat mencari barang bekas (pemulung) dan tertidur di Jl Pitara, Beji, Depok, Jawa Barat. Tolong jangan bikin berita atau menyebarkan berita hoax bisa di pidanakan,hati hati,” ungkap pemilik akun Andik Agus Mardiko seperti brilio.net lansir pada Senin (19/8).

    Selain akun Facebook Andik Agus Mardiko, akun Instagram @sayaphati juga memberikan fakta sebenarnya. Melalui video yang menampilkan Angga yang mengenakan kaos dan celana berwarna dominan merah, akun @sayaphati menyatakan bahwa Angga dalam keadaan sehat dan belum meninggal. Berikut narasi lengkapnya:

    “ANGGA SEHAT, BELUM MENINGGAL :sob:
    .
    Kemarin video yang entah dari mana awalnya menyatakan bahwa ada anak kecil, seorang pemulung yang meninggal dunia karena kelaparan dan kedinginan. dan kami pun berusaha mencari tau kebenarannya.
    .
    Kami cari cari info di FB, IG dan Twitter dan alhasil kami pun menemukan titik terang dimana lokasi anak tersebut saat di videokan, yaitu di sekitaran Beji, Depok, Jawa barat. dan tidak selang berapa lama, kami pun semakin banyak mendapat titik terang saat mencari tau keberadaan anak yang ada di dalam video tersebut.
    .
    Akhirnya anak yg ada di video tersebut bisa disimpulkan adalah Angga, Anak kecil yg berjuang untuk tetap bertahan hidup dengan memulung rongsokan, seorang yatim dan seorang anak yg dimana sudah di tempa oleh kerasnya keadaan hidup.
    .
    Angga di kabarkan pergi dari rumah sejak bulan puasa sampai saat video itu viral, dan pihak keluarga juga membenarkan bahwa video itu adalah angga, dan mereka sangat kaget dengan video yg viral tersebut yg mengatakan angga sudah meninggal.
    .
    Kami berserta keluarga angga berusaha mencari tau dimana keberadaan angga, dibantu oleh tim dan keluarga alhamdulillah akhirnya semalam angga bisa ditemukan dalam keadaan sehat wal afiat, di sekitaran Bojong Sari, Depok. dan saat ini angga sudah kembali bersama keluarganya.
    .
    Angga adalah korban HOAX yang disebarkan oleh oknum yg tidak bertanggung jawab. :sob:
    .
    Langkah selanjutnya adalah, kami mengajak sahabat untuk sama sama membantu meringankan beban hidup angga, agar angga bisa kembali semangat bersekolah dan bermain seperti layaknya anak anak seumuran angga. kita berikan HAK angga untuk dapat merasakan nikmatnya kehidupan angga di masa kanak kanaknya.
    .
    Kami membuka donasi untuk angga sampai kamis dan kami akan serahkan di hari jumatnya.
    .
    Untuk sahabat yang ingin membantu Angga bisa langsung DM mimin @komunitasindonesiamemberi atau WA 085333677355 :pray:
    .
    #PakAngga
    #Depok
    .
    @sayaphati@prillylatuconsina96@green.rose1411 @uncle_teebob@bensurvive.mop @ketimbang.ngemis @cakbudi_official@sunnahreminders.id @respek_peduli@depok_update@infodepok_id@infodepok_id@exploredepok@depok24jamkomunitas@depokterkini@istore_depok@radardepok,” unggah akun @sayaphati, Senin (19/8).

    Dilansir dari Vivanews.com, Angga yang bernama lengkap Dedi Putra Anggara adalah anak dari pasangan Dewi Oktaviani (42 tahun) dan Syamsudin (Ayah Tirinya) (53 tahun), warga Gang Srikaya, Pancoran Mas, Depok, Jawa Barat. Angga ditemukan di kawasan Bojongsari, Sawangan, Depok pada Senin dini hari, 19 Agustus 2019.

    Foto Angga yang viral membuat tetangga dan kedua orang tua Angga bergegas mencarinya. Beruntung, salah seorang tetangga mengenali lokasi Angga ditemukan tertidur lelap dan dikira meninggal dunia.

    “Jadi tetangga ada yang tahu lokasi video Angga yang viral itu, langsung ke sana berdua naik motor,” kata Dewi.

    Saat ditemukan, bocah mungil itu tengah memesan nasi goreng tak jauh dari lokasi ketika ia tengah tertidur di video tersebut. “Alhamdulillah Angga ada, lagi beli nasi goreng. Langsung saya turun saya peluk, enggak kuat saya nangis,” kata Samsudin sang ayah.

    Dewi mengatakan, dirinya tidak habis pikir ada yang mengambil video anaknya ketika tengah tertidur lelap dan menyebutnya telah meninggal dunia. Bahkan, ia pun sempat pingsan tak sadarkan diri ketika ada seorang relawan yang memberi kabar pada dirinya bahwa Angga telah meninggal dunia.

    “Saya sempat pingsan pertama kali dengar kabar ada relawan telepon Angga meninggal, jahat banget yang nyebut anak saya meninggal dunia,” ujarnya.

    Angga mengaku kabur dari rumah karena tak tahan kerap diomeli kedua orang tuanya. “Aku kesal karena suka diomelin. Kesal dipaksa suruh ke pasar. Capek aja,” ujarnya. Ia mengaku akan pergi memulung kepada kedua orang tuanya. Tapi setelah itu ia tak pernah balik lagi.

    Selama kabur Angga mengaku bisa mendapat uang hingga Rp20 ribu per hari. Ia kerap dikasihani warga. Sementara orang tua Angga mencari bocah tersebut ke mana-mana. Jakarta, Ciputat, Tangerang, Bekasi pernah disusuri demi menemukan si buah hati. Syamsudin mengaku tak berani lapor polisi karena ia tak punya uang.



    Rujukan

  • (GFD-2019-2999) [SALAH] Foto Banser Tiba Di Papua

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 21/08/2019

    Berita

    Beredar foto dalam sebuah postingan yang dikatakan sebagai foto Banser (Barisan Ansor Serbaguna Nahdlatul Ulama) sudah tiba di Papua. Foto tersebut disertai narasi tibanya Banser di Papua. Berikut kutipan narasinya:

    Narasi pada postingan:

    Alhamdulillah..menjawab semua tuntutan akhirnya banser telah tiba di papua..

    Pesan moral dari gambar ini adalah :
    Siap mati dalam keadaan kenyang

    Narasi dalam gambar:

    Alhamdulillah…..menjawab berbagai tuntutan
    Akhirnya Banser sudah tiba di tanah papua,dan ini membuktikan
    kalau Banser memang paling NKRI
    #TangkapABUJANDA

    Hasil Cek Fakta

    Berdasarkan hasil penelusuran, gambar yang diposting tersebut merupakan gambar hasil suntingan. Gambar aslinya berasal dari laman media wartaplus.com pada pemberitaan berjudul “Dihina Dengan Kata Monyet Massa Lakukan Aksi, Manokwari Ricuh dan Lumpuh Total” yang terbit pada Senin, 19 Agustus 2019. Media wartaplus.com merupakan media yang sudah terdaftar di Dewan Pers.

    Dalam artikel tersebut, tertulis bahwa artikel dan foto-foto berasal dari salah satu anggota redaksi bernama Albert. Dalam artikel tersebut, jumlah foto yang ditayangkan ialah tiga buah foto. Adapun, foto yang digunakan sebagai bahan suntingan postingan sumber ialah foto kedua.

    Bila mencermati artikelnya, isi beritanya fokus pada kerusuhan yang terjadi di Manokwari. Berikut cuplikan beritanya secara utuh:

    […] Dihina Dengan Kata Monyet Massa Lakukan Aksi, Manokwari Ricuh dan Lumpuh Total

    MANOKWARI-Kabupaten Manokwari Ibu Kota Provinsi Papua Barat ricuh massa memblokade sejumlah ruas jalan aktivitas macet total dan kota lumpu. Toko, kios hingga mobil dibakar massa tepat di jalan Yos Sudarso tepat di perempatan lampu merah Makalouw dan maskeri Manokwari, Senin (19/8).

    Rakyat Papua di Manokwari sangat terhina dengan kata 'Monyet' yang dilontarkan oleh organisasi masyarakat (ormas) di Surabaya, Malang dan Semarang di Provinsi Jawa Timur pasca insiden pada 17 Agustus 2019.

    Dari pantauan wartaplus.com, ribuan massa ini secara spontan turun jalan dan lakukan aksi hingga harus berhadapan dengan gabungan aparat kepolisian Manokwari, Polda Papua Barat.

    Kapolda Papua Barat Irjen Pol Herry Rudolf Nahak harus turun ke tengah-tengah kericuhan dan lakukan negoisasi agar situasi aman, namun massa tidak mundur melawan kepolisian.

    Bahkan terpantau langsung di tempat kejadian perkara (TKP) massa lakukan perlawanan dengan aparat kepolisian dengan jarak kurang lebih 100 meter.

    Terlihat batu, kayu tak luput dari massa untuk dipergunakan sebagai perlawanan kepada polisi yang sudah siaga dengan ramen dan mobil water canon, bahkan batu yang digunakan mengenai polisi.

    Kapolda terus lakukan negoisasi dengan gabungan massa, namun kurang lebih 3 jam belum berhasil. Beberapa tokoh masyarakat dari Maluku, perwakilan masyarakat, tokoh pemuda Papua, namun upaya negoisasi tak kunjung berhasil.

    Kapolsek Kota AKP Sawal dan Kabid Humas Polda Papua Barat AKBP Mathias Krey terus dekati massa yang terus luapkan emosi dan ancaman perlawanan, namun keduanya berhasil amankan situasi sesaat dan massa pun tenang.

    Massa juga terus membakar ban bekas dan menggunakan pagar Daihatsu untuk memblokade jalan sebagai pembatas.

    Tak hanya itu, massa juga merusak gedung DPR Papua Barat, gedung MRP dan merusak tiga mobil di halaman DPR Papua Barat. Hingga berita ini diturunkan situasi di Manokwari masih tegang, kepolisian terus siaga. * […]

    Kesimpulan

    Dari penjelasan itu, maka gambar yang dibagikan pada media sosial tersebut merupakan hasil suntingan dari foto milik wartaplus.com. Penggunaan foto tersebut yang kemudian disunting tanpa izin pihak wartaplus.com tentunya tidak dibenarkan. Dengan demikian, postingan tersebut masuk ke dalam kategori manipulated content atau konten yang dimanipulasi.

    Rujukan

  • (GFD-2019-2996) [BERITA] Bangunan yang Terbakar di Polda Metro Jaya Bukan Gudang Peluru

    Sumber:
    Tanggal publish: 20/08/2019

    Berita

    Peristiwa kebakaran di Polda Metro Jaya sempat dikatakan terjadi di bangunan gudang peluru. Atas kejadian tersebut, pihak Humas Polda Metro Jaya memberikan klarifikasi.

    Hasil Cek Fakta

    Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono mengklarifikasi bahwa bangunan yang terbakar di Polda Metro Jaya bukanlah gudang peluru. “Bukan gudang peluru, ruang bawah tanah ukuran 4x3 yang berisi barang-barang tidak terpakai seperti sarung magazen, sangkur zaman dulu, kotak pembungkus logistik,” ujar Argo.

    Argo menjelaskan, ruang bawah tanah itu saat ini juga sedang dalam proses renovasi. Ia mengatakan, Ruang bawah tanah tersebut berisi barang-barang yang mudah terbakar.

    “Di situ ada gudang nggak dipakai, gudang itu di bawah tanah. Itu isinya ada tempat magazine zaman dulu tahun ‘50 an yang terbuat dari terpal masih ada di sana, masih disimpan di sana. Kemudian, juga ada sangkur zaman dulu yang sudah tidak dipakai lagi. Jadi, barang seperti itu yang tidak dipakai,” kata Argo.

    Gudang tersebut, Argo mengatakan, jarang dikunjungi petugas karena memang dalam proses renovasi. Ia membantah bahwa gudang tersebut merupakan amunisi peluru. “Jadi, tidak benar kalau itu gudang peluru. Karena gudang peluru masih agak jauh dari pada lokasi itu,” paparnya.

    Argo juga menceritakan, setelah kebakaran awal berkobar, petugas kemudian menghubungi petugas pemadam kebakaran, namun sebelum pemadam datang, petugas yang ada di lokasi sudah lebih dulu berusaha memadamkan api.

    “Sebelumnya, ada dari Sabhara sendiri mobilnya datang membantu untuk menyemprot sisa api yang membakar. Jadi, hanya asap, kemudian sekitar pukul 06.00 WIB sudah mati ya tinggal pemadam membantu untuk sterilisasi,” kata Argo.

    Ia memastikan, tidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut. Polisi juga telah mengerahkan tim laboratorium forensik untuk menggali penyebab kebakaran tersebut. “Tidak ada korban jiwa, kerugian sedang kita cek. Kemudian, Labfor yang akan menentukan penyebabnya itu apa,” tuturnya.

    Rujukan

  • (GFD-2019-2995) [KLARIFIKASI] JANGAN MENGKONSUMSI BAWANG YANG TELAH DIKUPAS, KARENA MENYERAP KUMAN DAN VIRUS DI UDARA

    Sumber: www.facebook.com
    Tanggal publish: 17/08/2019

    Berita

    “Bawang yang telah dikupas tidak disarankan untuk dikonsumsi karena bakteri dapat mencemari bawang yang sudah terkupas tersebut, di mana jika dibiarkan seperti itu maka bawang-bawang merah ini bisa teroksidasi dan selanjutnya dapat mengarah menimbulkan dampak negatif, yakni masalah kesehatan. Berita terkait bawang dapat menarik kuman dan virus influenza diudara tidaklah benar, menurut National Onion Association(NOA). Sebuah organisasi yang mewakili petani, pedagang, eksporter, dan importer bawang merah di Amerika Serikat, Tak ada bukti ilmiah bahwa bawang merah mentah yang dipotong bisa menyerap kuman atau meredakan udara dari racun”

    Narasi:

    JANGAN SIMPAN BAWANG MERAH YANG SUDAH DIKUPAS UNTUK DIKONSUMSI…??

    ( Kecuali berencana untuk tidak mengkonsumsinya setelah di kupas ).

    Akhirnya rasa penasaran kenapa bawang merah yang sudah dikupas tidak boleh dipakai lagi, berikut alasannya

    Alasannya..
    Ketika epidemi influenza merebak di banyak tempat di dunia, seorang Dokter memperhatikan

    “Ada keluarga yang sama sekali tak tersentuh oleh demam influenza”

    Ketika ia mengunjunginya, mendapati keluarga ini tiap hari menaruh bawang merah yang telah dikupas di piring dan meletakkannya di setiap kamar di rumah itu.

    Ketika ia mengambil salah satu piring dengan metoda bakteriologis yang semestinya, ia mendapati seluruh permukaan bawang itu penuh virus influenza yang sudah inaktif.

    Bawang merah itu memfokuskan virus ke dalam dirinya, lalu membunuhnya.

    Bukan hanya virus saja, tapi juga bakteri, semuanya terkumpul di situ dalam keadaan sudah inaktif atau mati.

    Beberapa toko yang memasang bawang merah di sekitar tokonya juga terbebas dari serangan epidemi dan mendapati karyawannya lebih sehat.

    Jadi tempatkanlah beberapa butir bawang merah yang telah dikupas dalam sebuah mangkuk, tempatkan di kamar tidur dan ruang keluarga.

    Ganti setiap hari, maka anda akan terbebas dari virus dan bakteri.

    Seorang penderita radang paru berat (pneumonia) menjalani perawatan bawang merah sebagai berikut :

    Ambil sebutir bawang merah, iris kedua ujungnya.

    Salah satu ujungnya dicocok dengan garpu, lalu tangkai garpu dimasukkan sebuah botol agar dapat berdiri.

    Taruh di samping ranjang penderita, semalaman paginya bawang merah berubah jadi kehitaman karena penuh kuman. Kemudian dibuang, ganti dengan yang baru.

    Penderita lebih cepat sembuh.
    Apa efek dari semuanya ini..??

    Bawang merah mentah yang telah dikupas adalah magnet kuat bagi kuman.

    Jadi jangan menyimpan bawang merah mentah yang sudah dikupas, walaupun dalam lemari es.

    Sebab itu sama dengan anda menyimpan kuman dalam lemari es anda.

    Begitu pula kentang mentah,
    Setelah diiris atau dikupas mudah sekali dimasuki kuman.

    Karena itu sebaiknya mengupas bawang merah mentah hanya jika langsung hendak dimasak. Jangan menjadi untuk persediaan.

    Sumber : Grup Pecinta Tanaman Obat

    Bawang merah mentah adalah magnet untuk firus

    Hasil Cek Fakta

    Penjelasan:

    Penggunaan bawang merah selain memberikan cita rasa tersendiri yang menjadikan masakan semakin nikmat, bawang merah juga telah lama dikenal dengan manfaat kesehatannya. Menurut buku ‘Healing Foods’ dari DK Publishing, bawang merah mengandung puluhan senyawa kimia obat yang memiliki sifat anti-bakteri dan anti-inflamasi, serta dapat meningkatkan kesehatan jantung juga usus.

    Akan tetapi dalam pemakaiannya, agar praktis dan menghemat waktu persiapan memasak, tidak sedikit orang yang suka mengupas dan memotong terlebih dahulu bawang merah lalu disimpan hingga saat tiba waktu ingin digunakan. Namun disebutkan diyakini bawang merah ini tidak seharusnya disimpan dalam keadaan sudah terkupas. Baik itu disimpan biasa ataupun disimpan dalam lemari pendingin. Sebagaimana diwarta Ndtv, Rabu (14/3/2018) menurut Praktisi Kesehatan dan Pelatih Kesehatan Makrobiotik Shilpa Arora, bakteri dapat mencemari bawang yang sudah terkupas tersebut, di mana jika dibiarkan seperti itu maka bawang-bawang merah ini bisa teroksidasi dan selanjutnya dapat mengarah menimbulkan dampak negatif, yakni masalah kesehatan. Maka dari itu, disarankan untuk mengupas dan memotong-motong bawang merah tersebut ketika baru hendak digunakan atau dengan kata lain bukan dipersiapkan sebelumnya.

    Ahli gizi dan ahli diet Parmeet Kaur menyebutkan, ketika bawang merah ini dipotong maka dinding sel pada bawang menjadi terganggu, air dan cairan dilepaskan di mana ini kemungkinan mengandung nutrisi yang mendorong terjadinya pertumbuhan bakteri. Lalu saat bawang merah yang sudah dikupas dan diiris-iris tersebut disimpan di tempat dan dingin dan lembap, hingga akhirnya bawang-bawang ini jadi basah dan lembap, suhu temperatur yang dingin dan lembap tersebut lah yang memicu menjadikan bawang jadi basah sehingga bisa menjadi busuk, sebagai hasil kombinasi proses dari pertumbuhan bakteri dan pembusukan.

    Dijelaskan oleh National Onion Association (NOA). Sebuah organisasi yang mewakili petani, pedagang, eksporter, dan importer bawang merah di Amerika Serikat yang ada sejak 1913. Dalam sebuah artikelnya, situs tersebut menjelaskan bahwa bawang merah mentah yang dipotong dan diletakkan di ruangan, kemudian bisa menyerap kuman dan racun, hanyalah mitos. ”Tak ada bukti ilmiah bahwa bawang merah mentah yang dipotong bisa menyerap kuman atau meredakan udara dari racun,” tulis artikel tersebut. Menurut tulisan itu, mitos tersebut memang sudah melegenda dan tersebar di seantero dunia. Bukan hanya tulisan dari NOA. Sebuah tulisan di The Wall Street Journal berjudul, ”Home Flu Cures: Bad Medicine?” juga mengatakan demikian. Menurut tulisan itu, tak ada satu pun ahli biologi yang menyatakan bawang dapat menarik virus seperti sebuah perangkat penangkap lalat.

    Versi cerita terkait mitos itu banyak. Ada yang bermula dari adanya wabah flu di sebuah kampung pada 1918 dan telah menewaskan lebih dari 40 juta orang. Kemudian, ada satu keluarga yang selamat. Ketika dokter mengunjungi rumah warga yang selamat itu, ternyata ditemukan irisan bawang merah di setiap sudut ruangan. Dokter tersebut lantas memeriksa bawang itu ke laboratorium. Hasilnya (entah benar atau tidak), bawang itu disebut menyerap virus flu. (gun/c10/fat). pada intinya, tak ada bukti ilmiah bahwa bawang merah mentah yang dipotong bisa menyerap kuman atau meredakan udara dari racun. Namun tidak memugkiri bila irisan bawang yang dapatterkontaminasi dengan bakteri atau kiuman bila ditempatkan tidak pada wadah tertutup steril.

    Rujukan