• (GFD-2019-3008) [SALAH] “royalty 8 ribu rupiah setiap WA”

    Sumber: Whatsapp.com
    Tanggal publish: 22/08/2019

    Berita

    “Bila anda berikhlas hati utk menghilangkan penderitaan anak ini mohon video ini diteruskan kpd siapa saja karena anak ini akan mendapat royalty 8 ribu rupiah setiap WA yg anda kurim. Terimakasih, semoga anda mendapat pahala. Aamiin YRA”.

    Hasil Cek Fakta

    Modus atau pola sama dengan hoaks versi “bayi buta” yang sebelumnya beredar, WhatsApp dan perusahaan lain yang waras dan sah tidak pernah membuat program penggalangan dana seperti yang disebutkan di narasi pesan berantai yang diedarkan.
    1. Konten Palsu
    Konten baru yang 100% salah dan didesain untuk menipu serta merugikan”. Pesan SUMBER menyebarkan hoaks dengan modus sama dengan pesan berantai yang pernah beredar sebelumnya.
    2. Hoax-Slayer: “Tipuan Donasi Bayi Buta Masih Beredar di WhatsApp"...postingan itu hanya tipuan jahat bahwa pengguna gambar bayi dan seorang wanita muda dicuri dari situs web lain. WhatsApp pasti tidak akan menyumbangkan uang untuk ini atau anak lain berdasarkan berapa kali sebuah pos dibagikan. Tidak akan ada perusahaan lain. Membagikan pos tidak akan membantu bayi dalam gambar dengan cara apa pun.

    Rujukan

  • (GFD-2019-3007) [SALAH] Lari Menggunakan Jaket Akan Lebih Cepat Kurus

    Sumber: Media Sosial
    Tanggal publish: 22/08/2019

    Berita

    Dapat nasehat dari kawan lama. Kawan paskibraka enrekang sesama pasukan inti dulu. Skrg beliau menjadi tentara berpangkat perwira. Ngasih masukan biar cepat kurus : Lari pake jaket dan celana panjang jam 12 siang pada saat terik matahari.

    Hasil Cek Fakta

    Dalam narasi yang beredar, sebuah akun Facebook @MuhammadIqbal menyebut perihal informasi yang ia dapat dari teman berprofesi paskibraka bahwa berlari menggunakan jaket pada siang hari akan lebih cepat kurus. Namun belakangan diketahui bahwa narasi yang disebar adalah tidak sesuai dengan fakta.
    Melansir dari detik.com, praktisi kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) dr Jack Pradono Handojo mengatakan bahwa sepanas-panasnya suhu di dalam jaket tidak akan bisa melunturkan lemak dalam tubuh. “Sepanas-panasnya di dalam jaket parasit gak mungkin sampai 100 derajat celcius. Paling-paling 38 sampe 39 derajat, lemak enggak bakalan meleleh dalam suhu segitu,” pungkas dokter Jack. Dokter Jack menambahkan bahwa yang terjadi saat lari menggunakan jaket adalah penghambatan proses pendingin. Tubuh akan mengalami overheating dan meningkatkan resiko terjadinya heat stroke.
    Melansir dari kompas.com, hal senada juga diungkapkan oleh Dokter spesialis olahraga, Hario Tilarso. Ia mengatakan bahwa lari dengan menggunakan jaket hanya akan mempercepat keluarnya cairan tubuh, namun tidak mempercepat pembakaran lemak. “Maka wajar jika berat badan cepat turun, karena cairannya banyak keluar. Namun jika sudah direhidrasi, maka berat badan akan normal lagi,” tutur dokter Hario.

    Rujukan

  • (GFD-2019-3006) [SALAH] Beberapa Jalan di Kota Malang Sudah Terapkan Tilang Elektronik

    Sumber: Media Sosial
    Tanggal publish: 22/08/2019

    Berita

    Malang angkat tangan??

    Assalamu’alaikum…
    Buat dulur2 smua, hati2 di jln poros mulai dr Sabilillah sampai alun2 kota Malang, sudah di terapkan tilang elektronik, jangan main hp, jng lewati garis rambu traffic light, roda dua lewat jalur lambat ya!
    Jgn lupa pasang sabuk pengaman!
    Hari ini mulai UJI COBA
    Untuk sementara masih jalur KTL mulai dr sabilillah sampai alun2/sarinah, berikut nya diterapkan di seluruh kota malang,” tulis akun Facebook Furqon Bahartamal (@onind.bahartamal), Selasa (22/8).

    Hasil Cek Fakta

    Menanggapi kabar yang tidak hanya tersebar di media sosial Facebook saja, tetapi juga Whatsapp, Kasat Lantas Polres Malang Kota, AKP Ari Galang Saputro menyatakan bahwa tilang elektronik tersebut belum dilaksanakan. “Belum, masih menunggu software untuk tilang elektroniknya,” ujar AKP Ari.
    AKP Ari menambahkan, pihaknya belum mengetahui siapa yang awalnya menyebarkan berita tersebut. Ia menyebut berita tersebut kemungkinan merupakan berita lama yang kembali dinaikkan. “Saya sendiri tidak tahu, itu kan berita lama sekali, yang dulu itu. Siapa yang menyebarkan itu lewat pesan WA, karena itu informasi yang belum valid dan hoax,” jelasnya.
    Pihaknya juga turut mengimbau, meskipun belum teraplikasinya sistem E-TLE di Kota Malang, masyarakat tetap tertib dan mematuhi peraturan lalu lintas. Pasalnya, hal ini bukan karena masalah tilang saja, melainkan masalah ketertiban keselamatan diri sendiri maupun orang lain.

    Rujukan

  • (GFD-2019-3005) [SALAH] Bill Gates Mencuitkan Tentang Idul Adha di Akun Twitternya

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 22/08/2019

    Berita

    Beberapa akun Facebook membagikan sebuah tangkapan layar yang terlihat seperti akun Twitter milik Bill Gates, pendiri Microsoft. Dalam postingan itu disertakan narasi yang menyebutkan bahwa cuitan Bill Gates tersebut merupakan dukungan kepada umat Muslim terkait pro kontra pelaksanaan Idul Adha yang dikatakan sebagai ritual pembantaian hewan. Berikut kutipan narasinya:

    Bill Gates: Saya tidak mau melihat lagi Tweet kebencian terhadap muslim yg menyembelih hewan, sekitar sejuta hewan dibunuh setiap hari oleh KFC, McDonalds, Burger King dll juga untuk memberi makan bagi orang-orang kaya dan untuk memperoleh buanyak uang daripadanya. Selama IED umat muslim berkurban untuk memberi makan orang-orang miskin dengan gratis dan kamu semua kehilangan akal sehat.

    #otakkecetit

    Hasil Cek Fakta

    Melalui hasil penelusuran, diketahui bahwa isi klaim postingan tersebut tidak benar. Sebab, berdasarkan hasil pencarian berdasarkan Twitter Advance Search, akun Twitter Bill Gates (@BillGates) tidak pernah mencuitkan seperti pada tangkapan layar dari tanggal 5 Agustus 2019 hingga 17 Agustus 2019. Tweet dari akun tersebut hanya berjumlah delapan cuitan dan tidak satupun sama seperti pada tangkapan layar yang beredar.

    Masih melalui Twitter Advance Search, diketahui bahwa cuitan dengan narasi seperti di tangkapan layar dicuitkan oleh akun-akun lainnya. Cukup banyak akun lain yang mencuitkan narasi sesuai dengan tangkapan layar, namun tidak ada akun Bill Gates yang terjaring peranti pencarian Twitter tersebut.

    Adapun, dilansir dari laman afp.com, diketahui bahwa cuitan orginal dengan narasi seperti itu berasal dari akun @WolfieBabiee. Akun tersebut mencuitkan narasi itu pada tanggal 10 Agustus 2019.

    Pihak afp.com pun sudah berhasil mewawancarai pemilik akun tersebut dan memverifikasi bahwa memang akun itulah yang mencuitkan narasi perihal Idul Adha itu. Berikut kutipan dari laman afp.com:

    […] AFP Fact-Check spoke to @WolfieBabiee by phone, who said that she was the original author of the tweet. She said she is a 20 year-old business student from the Iraqi Kurdistan, but declined to have her name published for privacy reasons.

    She said she was not aware that the content had been shared as a Bill Gates quote, nor who might have done it.

    “I’m not sure what the point of sharing a fake Bill Gates tweet is,” she said.

    She explained that she had wanted to take part in the debate about animal cruelty in the context of Eid Al-Adha after seeing much criticism about Islamic rituals online. […]

    Terjemahan:

    […] AFP Fact-Check berbicara kepada @WolfieBabiee melalui telepon, yang mengatakan bahwa dia adalah penulis asli tweet tersebut. Dia mengatakan dia adalah mahasiswa bisnis berusia 20 tahun dari Kurdistan Irak, tetapi menolak namanya dipublikasikan karena alasan privasi.

    Dia mengatakan dia tidak menyadari bahwa konten tersebut telah dibagikan sebagai kutipan Bill Gates, atau siapa yang mungkin melakukannya.

    "Saya tidak yakin apa gunanya berbagi tweet Bill Gates palsu," katanya.

    Dia menjelaskan bahwa dia ingin mengambil bagian dalam perdebatan tentang kekejaman terhadap hewan dalam konteks Idul Adha setelah melihat banyak kritik tentang ritual Islam online. […]

    Kesimpulan

    Dari penjelasan itu, maka dapat dipastikan bahwa akun @BillGates tidak pernah mencuitkan narasi seperti pada tangkapan layar. Dengan demikian, postingan tangkapan layar tersebut masuk ke dalam kategori Imposter Content atau Konten Tiruan.

    Rujukan