(GFD-2020-8109) [Fakta atau Hoaks] Benarkah Foto-foto Warga Beratribut Palu Arit Ini Terkait dengan Kebangkitan PKI Saat Pandemi Covid-19?
Sumber: cekfakta.tempo.coTanggal publish: 01/06/2020
Berita
Akun Facebook Ki Eyang Lanang mengunggah lima foto penangkapan warga beratribut palu arit pada 31 Mei 2020. Akun ini pun menulis narasi yang mengaitkan para warga beratribut palu arit tersebut dengan kebangkitan Partai Komunis Indonesia (PKI).
"Mereka semakin berani karena diberi celah untuk bergerak sehingga bisa bergerak leluasa dengan sesuka hati. Merka sudah tidak takut untuk menampakkan diri berkeliaran beroperasi di negeri ini karena merasa ada yang melindungi. Hah....orang orang PKI selalu membuat propaganda untuk bisa menyusup dan meracuni agar orang orang bodoh bangga lalu mengikuti," demikian sebagian narasi yang ditulis oleh akun tersebut.
Gambar tangkapan layar unggahan akun Facebook Ki Eyang Lanang.
Artikel ini akan berisi pemeriksaan fakta terhadap dua hal, yakni:
Hasil Cek Fakta
Tim CekFakta Tempo menggunakan sejumlah reverse image tool untuk memeriksa lima foto tersebut. Lewat pemeriksaan ini, Tempo menemukan bahwa penggunaan atribut palu arit oleh warga dalam kelima foto itu tidak terkait dengan PKI ataupun ideologi komunisme. Berikut ini fakta-faktanya:
Foto 1 dan 2
Pria dalam dua foto ini tidak terkait dengan PKI. Pria tersebut bernama Susanto. Ia merupakan pekerja bangunan yang diperiksa TNI karena memakai kaos bergambar palu arit pada 27 Mei 2016 di Ciputat, Tangerang Selatan. Hasil interogasi awal menyatakan bahwa Susanto mendapatkan baju bergambar palu arit tersebut dari bosnya yang tinggal di Perumahan Pondok Hijau dan, menurut pengakuan Susanto, bosnya merupakan warga negara Pakistan.
Sumber: Detik.com dan Tempo
Foto 3
Pria dalam foto ini juga tidak terkait dengan PKI. Pria bernama Didit Sulistio Winoto tersebut dibawa ke Polsek Ungaran pada 1 Maret 2016 untuk dimintai keterangan karena menggunakan kaos bergambar palu arit. Polisi membawa Didit sesaat setelah ia diantar oleh keluarganya ke Ungaran dan akan menaiki bus menuju Solo. Setelah diinterogasi oleh Wakil Kepala Polsek Ungaran, Ajun Komisaris Jhoni Purba, Didit memberikan keterangan bahwa kaos tersebut merupakan suvenir dari Vietnam, pemberian dari temannya yang bernama Ji Ziang yang tinggal di Solo. Pada bagian belakang atas kaos, memang terdapat tulisan Vietnam berwarna kuning.
Sumber: Detak.co
Foto 4
Foto ini adalah foto saat Komando Distrik Militer (Kodim) 0812 Lamongan memeriksa seorang pengamen karena memakai kaos yang bagian belakangnya bergambar palu arit pada 19 Oktober 2015. Pengamen tersebut bernama Alamsyah, saat itu masih berstatus sebagai pelajar SMP. Ketika ditangkap, Alamsyah sedang mengamen di sekitar Pasar Agrobis, Babat, Lamongan bersama dua orang lainnya. Berdasarkan pengakuan Alamsyah, ia memakai kaos tersebut karena menyukai salah satu grup musik Indonesia. Dia juga tidak mengerti makna serta tujuannya menggunakan kaos hitam bergambar palu arit.
Sumber: Situs resmi TNI AD dan Detik.com
Foto 5
Peristiwa dalam foto ini terjadi pada 12 Juli 2019 di Kecamatan Tumpaan, Kabupaten Minahasa Selatan, Sulawesi Utara. Perempuan yang memakai kaos bergambar palu arit tersebut berinisial RL. Berdasarkan hasil pemeriksaan, perempuan itu tidak mengetahui arti logo dalam kaos yang ia pakai.
Sumber: Nusantaratimur.com
Pada 2016, Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Jakarta pernah mempertanyakan pelarangan penggunaan atribut bergambar palu arit. Pengacara publik LBH Jakarta, Pratiwi Febri, mengatakan Pasal 28 UUD 1945 secara tegas menjamin kebebasan dan kemerdekaan setiap orang untuk berkumpul dan berekspresi, termasuk penggunaan atribut yang diduga sebagai lambang PKI. Karena itu, pelarangan atas penggunaan simbol palu arit dinilai melanggar konstitusi.
Selama ini, yang dijadikan landasan pelarangan simbol palu arit adalah Ketetapan MPRS Nomor 25 Tahun 1966 mengenai larangan Partai Komunis Indonesia dan underbouw-nya serta ajaran komunisme. Namun, kata Pratiwi, kebijakan itu telah dikaji ulang. Aturan penggantinya, Ketetapan MPR Nomor 1 Tahun 2003, tidak menyebutkan adanya larangan penggunaan atribut berlogo palu arit.
"Gambar palu arit, tidak ada yang salah dengan simbol itu. Kalau dibilang ini manifes dari PKI, Indonesia negara hukum, bukan negara kekuasaan yang tanpa ada hukumnya. Jadi, kalau ada PKI, proseslah itu," kata Pratiwi seperti dilansir dari CNN Indonesia.
Isu kebangkitan PKI
PKI telah berakhir setelah munculnya Gerakan 30 September 1965, yang disusul dengan pembantaian besar-besaran terhadap anggota dan simpatisan PKI sepanjang 1966-1967. Bahkan, pembubaran PKI telah dituangkan dalam Ketetapan MPRS Nomor 25 Tahun 1966 tentang Pembubaran PKI. Sejak saat itu, tidak ada lagi aktivitas PKI di Indonesia.
Selama ini, isu PKI bangkit memang kerap muncul, terutama menjelang Pemilihan Presiden 2014 dan 2019 yang lalu. Isu ini kembali beredar di tengah pandemi Covid-19. Pendiri Drone Emprit dan Media Kernels Indonesia, Ismail Fahmi, menganalisis bagaimana narasi PKI diramaikan di bulan Mei dan siapa saja yang meramaikannya di media sosial.
Menurut Fahmi, percakapan soal PKI naik signifikan pada 23 Mei 2020 dengan jumlah 32 ribu cuitan. "Isu ini naik siginifikan di media sosial pada 23 Mei, di media online tidak," kata Fahmi lewat akun Twitter-nya, @ismailfahmi, pada 26 Mei 2020 seperti dilansir dari CNN Indonesia.
Pada 22-25 Mei, terdapat dua klaster tentang PKI yang ukurannya sangat besar. Beberapa di antaranya adalah akun top influencer seperti milik putra Presiden ke-2 Indonesia, Tommy Soeharto, di akun @tommy_soeharto, pendakwah Haikal Hassan di akun @haikal_hassan, Wakil Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia (MUI) Tengku Zulkarnain di @ustadtengkuzul, politikus Gerindra Fadli Zon di akun @fadlizon, serta akun @lutfimuhammad008 dan @plato_ids.
Fahmi juga mengungkapkan bahwa ada lima besar narasi yang dimainkan oleh top influencer terkait bahaya PKI yang paling banyak di-retweet. Beberapa narasi tersebut adalah PKI menyerbu Gontor, bocoran Wikileaks agar Cina tidak bisa meremehkan warga Indonesia terkait isu PKI, dan isu bahwa jurnalis Dandhy Laksono adalah anak PKI asal Lumajang yang ditugaskan merekrut kader muda komunis di Indonesia.
Dari beberapa top narasi yang dimainkan, Fahmi menyimpulkan isu PKI bisa meningkat pada Mei karena terdapat narasi bahwa 23 Mei 2020 adalah 100 tahun hari jadi PKI. Ada pula peringatan bahwa akan digelar rapat akbar anak PKI di Menteng, Jakarta, untuk membahas ulang tahun PKI lengkap dengan lagu genjer-genjer khas PKI.
Peneliti utama Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dan pakar sejarah Indonesia, Asvi Warman Adam, pernah mengatakan bahwa isu kebangkitan PKI hanyalah omong kosong. Menurut dia, tidak mungkin sebuah partai dengan ideologi yang sudah dilarang masih ingin berdiri di Indonesia. Kata Asvi, apabila ada yang menyebut paham itu kembali tumbuh di Indonesia, harus ada orang yang benar-benar diperiksa mengenai kebenarannya.
Meskipun begitu, Asvi memastikan pengadilan pun tidak akan bisa membuktikan kemunculan paham komunisme tersebut. Selain itu, publik juga tidak bisa menuduh seseorang mengikuti paham tersebut hanya karena keluarganya dekat dengan PKI. Menurut Asvi, isu komunisme dengan simbol palu arit selalu muncul setiap tahun, dan akan semakin ramai saat masa pilkada atau pemilu. Padahal, komunisme sudah tidak ada lagi di Indonesia.
Kesimpulan
Berdasarkan pemeriksaan fakta Tempo, klaim bahwa penggunaan atribut palu arit oleh warga dalam lima foto di atas terkait dengan kebangkitan PKI di Indonesia merupakan klaim yang keliru. Warga dalam lima foto tersebut memang diperiksa karena menggunakan atribut berlogo palu arit. Namun, mereka sama sekali tidak terkait dengan PKI atau ideologi komunisme. Peristiwa dalam foto-foto itu pun terjadi pada 2015-2019, bukan di tengah pandemi Covid-19.
IKA NINGTYAS
Anda punya data/informasi berbeda, kritik atau masukan untuk artikel cekf akta ini? Kirimkan ke cekfakta@tempo.co.id
Rujukan
- http://archive.ph/a7jZR
- https://news.detik.com/berita/3219475/kuli-bangunan-di-ciputat-ini-diamankan-tni-karena-pakai-kaos-palu-arit
- https://foto.tempo.co/read/42220/pakai-kaus-palu-arit-pemuda-ini-ditangkap#foto-2
- https://detak.co/detail/berita/mengenakan-kaos-berlambang-palu-arit-pria-ini-diamankan-polisi
- https://tniad.mil.id/unit-inteldim-0812lamongan-tangkap-pemuda-berkaos-pki/
- https://news.detik.com/berita-jawa-timur/3047651/kodim-lamongan-amankan-pengamen-berkaos-palu-arit/komentar
- https://www.nusantaratimur.com/2019/07/heboh-lambang-palu-arit-bikin-heboh.html
- https://www.cnnindonesia.com/nasional/20160510203853-12-129790/larangan-gunakan-atribut-palu-arit-dinilai-langgar-konstitusi
- https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20200526073035-192-506863/belum-september-isu-bahaya-pki-ramai-di-medsos-sejak-mei
- https://kbr.id/berita/06-2017/sejarawan_lipi__isu_neo_komunisme_omong_kosong__cuma_untuk_komoditas_pemilu/90680.html
(GFD-2020-8108) [Fakta atau Hoaks] Benarkah Ada Penangkapan Mobil Berstiker Palu Arit di Tengah Pandemi Covid-19?
Sumber: cekfakta.tempo.coTanggal publish: 01/06/2020
Berita
Akun Facebook Leo Tarigan membagikan gambar tangkapan layar unggahan yang memuat foto mobil dengan stiker palu arit di bagian belakangnya pada 1 Juni 2020. Dalam foto itu, terlihat bahwa mobil tersebut diberi garis polisi. Terdapat pula dua polisi di sebelah mobil berwarna silver ini.
Dalam gambar tangkapan layar itu, tertulis juga sebuah teks bahwa teman dari pengunggah foto itu diberhentikan oleh polisi karena mobilnya ditempeli stiker palu arit. Berikut narasi dalam gambar tangkapan layar tersebut:
"Info penting: bagi pengemudi mobil agar berhati-hati saat parkir kendaraannya. temen habis jalan dari parkiran di.berhentikan oleh polisi dikarenakan mobil bagian belakang ditempel orang jahat sticker palu dan arit logo komunis. temen dibawa ke kantor polisi diperiksa sampe skrg masih blom pulang. sebaiknya periksa dahulu disekeliling mobil sebelum jalan. Sebarkan ke group WA."
Gambar tangkapan layar sebuah unggahan yang memuat foto mobil berstiker palu arit.
Akun Leo Tarigan pun memberikan narasi bahwa ada pihak tertentu yang mencetak stiker berlogo PKI dan menempelkannya ke mobil-mobil yang terparkir tanpa sepengetahuan pemilik. Hal ini dianggap sebagai cara untuk menghembuskan isu bahwa PKI bangkit kembali.
"Lalu klimaks dari drama ini ialah ketika mobil2 berstiker PKi itu ditangkap polisi atau aparat negara lainnya. Maka segenap Bani Bahlul akan kompak memberitakannya, PKI mulai ditangkapi polisi. Maka sedikit demi sedikit rakyat Indonesia akan mulai percaya, dan ketakutan."
Apa benar ada penangkapan mobil berstiker palu arit di tengah pandemi Covid-19?
Hasil Cek Fakta
Untuk memverifikasi klaim itu, Tim CekFakta Tempo memeriksa foto mobil berstiker palu arit tersebut dengan reverse image tool Google dan Yandex. Dengan cara ini, Tempo menemukan bahwa foto itu telah digunakan untuk menyebarkan informasi yang keliru secara berulang.
Foto dan narasi yang sama pernah beredar pada 2016 dan 2018. Pada 2016, misinformasi tersebut didokumentasikan oleh situs cek fakta milik Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo), Turnbackhoax.id. Sementara pada 2018, hoaks ini diberitakan oleh JPNN.com.
Faktanya, di bagian belakang mobil berpelat nomor B 1764 PFR itu, tidak terdapat stiker palu arit. Mobil ini adalah barang bukti kejahatan, digunakan untuk merampas motor di jalan. Pelaku menyamar sebagai polisi. Perampokan itu terjadi di Jalan Dukuh Gatak, Desa Kedungan, Kecamatan Pedan, Klaten, pada 2015. Foto mobil ini diambil di Polsek Pedan.
Gambar tangkapan layar berita di situs Suara Merdeka.
Menurut Turnbackhoax.id, foto asli mobil tersebut pertama kali dimuat oleh Suara Merdeka pada 9 April 2015 dalam beritanya yang berjudul “Disergap, Tujuh Perampas Motor Kabur”. Saat ini, berita tersebut tidak lagi bisa ditemukan di situs Suara Merdeka. Namun, dokumentasi berita itu bisa dilihat di Turnbackhoax.id.
PKI sendiri telah berakhir setelah munculnya aksi Gerakan 30 September 1965 yang disusul pembantaian besar-besaran pada anggota dan simpatisan PKI sepanjang 1966-1967. Bahkan, pembubaran PKI telah dituangkan dalam Ketetapan MPRS Nomor 25 Tahun 1966. Sejak saat itu, tidak ada lagi aktivitas PKI di Indonesia.
Kesimpulan
Berdasarkan pemeriksaan fakta Tempo, klaim bahwa ada penangkapan mobil berstiker palu arit di tengah pandemi Covid-19 keliru. Hoaks mengenai mobil berstiker palu arit itu telah beredar pada 2016 dan 2018. Dalam foto aslinya, bagian belakang mobil itu pun tidak berstiker palu arit.
IKA NINGTYAS
Anda punya data/informasi berbeda, kritik atau masukan untuk artikel cekf akta ini? Kirimkan ke cekfakta@tempo.co.id
Rujukan
(GFD-2020-8107) [Fakta atau Hoaks] Benarkah Ini Foto-foto Malaysia yang Sapu Habis WNA Termasuk TKI Saat Pandemi Covid-19?
Sumber: cekfakta.tempo.coTanggal publish: 01/06/2020
Berita
Foto-foto yang diklaim sebagai foto penangkapan warga negara asing (WNA), termasuk Tenaga Kerja Indonesia (TKI), oleh pemerintah Malaysia saat pandemi virus Corona Covid-19 beredar di media sosial. Di Facebook, foto-foto tersebut diunggah oleh akun Didik Bayak Duwit pada 24 Mei 2020.
"Perhatian perhatian. Sekarang malesiya makin darurat. Buat TKI/TKW yg ada di malesiya. TERMAKSUD... Org tua kalin,pacar,saudara,atau tetanganya. Harap berhati-hati. Sekarang malesiya sapu habis penduduk asing," demikian narasi yang ditulis oleh akun Didik Bayak Duwit.
Foto pertama memperlihatkan seorang petugas yang sedang mengawal tiga perempuan ke dalam sebuah truk bertuliskan "Imigresen". Dalam foto kedua, tampak dua petugas dengan senjata laras panjang yang sedang menjaga lima pria di atas geladak kapal.
Dalam foto ketiga, terlihat pula dua petugas dengan senjata laras panjang yang tengah menjaga belasan pria di atas sebuah kapal. Foto keempat memperlihatkan sejumlah orang yang mengenakan masker yang duduk di lantai sebuah gedung. Di dekat mereka, terdapat beberapa petugas yang mengawasi.
Gambar tangkapan layar unggahan akun Facebook Didik Bayak Duwit.
Foto kelima menampakkan seorang tenaga kesehatan dengan alat pelindung diri (APD) yang tengah memeriksa orang-orang yang duduk di halaman sebuah gedung. Beberapa petugas juga terlihat mengawasi mereka. Dalam foto keenam, terlihat seorang pria berjas yang mengarahkan termometer tembak kepada puluhan orang yang sedang jongkok dengan tangan terborgol.
Sementara foto ketujuh memperlihatkan sejumlah orang yang duduk di lantai sebuah ruangan dengan posisi menghadap ke belakang dan kepala tertunduk. Hingga artikel ini dimuat, unggahan akun Didik Bayak Duwit itu telah dibagikan lebih dari 8.100 kali.
Apa benar foto-foto di atas merupakan foto-foto pemerintah Malaysia yang sapu habis WNA termasuk TKI saat pandemi Covid-19?
Hasil Cek Fakta
Untuk memverifikasi klaim tersebut, Tim CekFakta Tempo menelusuri foto-foto di atas denganreverse image toolSource dan Goole. Tempo juga mengecek unggahan-unggahan di akun media sosial milik Imigresen (Imigrasi) Malaysia. Berikut fakta-fakta atas foto-foto tersebut:
Foto I
Foto ini pernah diunggah oleh akun Instagram resmi Imigresen Malaysia, @imigresen, pada 6 Februari 2020. Selain foto ini, terdapat foto lain dalam unggahan tersebut. Adapun dalam keterangannya, Imigresen Malaysia menulis bahwa foto-foto itu merupakan foto Operasi Bersepadu Jabatan Imigresen Malaysia di Puchong, Selangor.
Dilansir dari Hmetro.com, dalam Operasi Bersepadu Jabatan Imigresen Malaysia di Puchong itu, sebanyak 23 pendatang asing tanpa izin ditangkap, terdiri atas 14 laki-laki dan sembilan perempuan. Mereka berasal dari berbagai negara, yakni Myanmar, Indonesia, Sri Lanka, dan India, serta berusia antara 20-40 tahun.
Sumber: Akun Instagram Imigresen Malaysia dan Hmetro.com
Foto II
Foto ini pernah diunggah oleh akun Facebook resmi Agensi Penguatkuasaan Maritim Malaysia (APMM) pada 12 Mei 2020. Foto tersebut juga digunakan oleh situs Siakapkeli.my dalam beritanya yang berjudul "Leka 'Rompak' Hasil Laut Negara, APMM Berjaya Tahan Dua Bot Nelayan Vietnam" pada 13 Mei 2020.
Menurut berita itu, dua kapal nelayan Vietnam ditemukan di perairan Terengganu-Pahang baru-baru ini. Menurut APMM, berdasarkan laporan Pusat Operasi Maritim Negeri Terengganu pada 11 Mei 2020, kapal-kapal itu terdeteksi di 56-60 mil sebelah timur Kemaman. Dua kapal itu masing-masing membawa 12 kru dan 13 kru, semuanya berkewarganegaraan Vietnam.
Sumber: Akun Facebook APMM dan Siakapkeli.my
Foto III
Foto ini merupakan rangkaian dari foto peristiwa kedua, yakni penangkapan dua kapal nelayan Vietnam di perairan Terengganu-Pahang.
Sumber: Akun Facebook APMM
Foto IV
Foto ini pernah dimuat di situs Ohmymedia.cc pada 20 Mei 2020 dalam sebuah artikel yang berjudul "Warga Myanmar diusir dari Malaysia dikesan bawa balik Covid-19". Foto-foto tersebut adalah foto sejumlah warga Myanmar yang merupakan pendatang asing tanpa izin yang dipulangkan ke negaranya oleh Imigresen Malaysia.
Sumber: Ohmymedia.cc
Foto V
Foto ini pernah diunggah oleh akun Twitter milik stasiun televisi Malaysia Bernama TV pada 12 Mei 2020. Foto itu diberi keterangan "Imigresen gempur Pasar Borong Kuala Lumpur, Selayang". Dalam operasi itu, Imigresen Malaysia memeriksa sebanyak 7.551 WNA yang 1.368 di antaranya adalah pendatang asing tanpa izin.
Imigresen Malaysia pun menahan dan membawa 1.368 pendatang asing tanpa izin itu untuk proses dokumentasi ke kantornya yang berada di Jalan Duta, Kuala Lumpur. Ribuan pendatang asing tanpa izin ini terdiri atas 790 warga negara Myanmar, 421 WNI, 78 warga negara Bangladesh, 54 warga negara India, enam warga negara Pakistan, dan sisanya warga negara lain.
Sumber: Akun Twitter Bernama TV
Foto VI
Foto ini merupakan rangkaian dari foto peristiwa keempat, yakni pemulangan warga Myanmar yang merupakan pendatang asing tanpa izin oleh Imigresen Malaysia.
Sumber: Ohmymedia.cc
Foto VII
Foto ini pernah dimuat oleh akun Instagram resmi Imigresen Malaysia pada 29 April 2020. Dalam keterangannya, Imigresen Malaysia menjelaskan bahwa sejumlah orang dalam foto itu merupakan 30 warga Cina yang ditangkap karena diduga terlibat dalam judi online di sebuah kondominium di Bandar Mahkota Cheras, Kajang.
Situs media New Straits Times pun pernah memuat foto itu pada 29 April 2020 dalam beritanya yang berjudul "Police arrest 30 Chinese nationals in illegal online gambling raid". Menurut berita itu, puluhan warga Cina yang ditangkap tersebut terdiri dari 24 pria dan enam wanita yang berusia antara 20-35 tahun.
Sumber: Akun Instagram Imigresen Malaysia dan New Straits Times
Operasi imigrasi di Malaysia
Sejak 19 Maret 2020, dilansir dari situs resmi Kementerian Luar Negeri, Jabatan Imigresen Malaysia (JIM) mengeluarkan kebijakan bagi WNA dalam rangka penerapan Movement Control Order (MCO) untuk menahan laju penularan virus Corona Covid-19. Menurut Imigresen Malaysia, WNA yang izin tinggalnya berakhir pada masa MCO diperkenankan meninggalkan Malaysia tanpa Special Pass, dengan syarat memiliki paspor yang valid.
Dilansir dari kantor berita Antara, JIM bersama Kedutaan Besar Indonesia di Malaysia sepakat memulangkan pendatang asing tanpa izin (PATI). Per 30 Mei 2020, terdapat sekitar 4.800 PATI asal Indonesia yang berada di Depo Tahanan Imigrasi Malaysia. Semua PATI Indonesia yang dipulangkan akan menjalani ujian Rapid Test Kit (RTK) Antigen.
"Fase pertama pengataran pulang PATI akan mulai pada 6 Juni 2020 dan akan melibatkan 2.189 warga Indonesia yang berada di depot-depot Imigrasi di Semenanjung Malaysia dan Sarawak serta 672 PATI di depot-depot Imigrasi di Sabah," ujar Menteri Pertahanan Malaysia Ismail Sabri Yaakob pada 30 Mei 2020.
Meskipun begitu, operasi JIM terhadap WNA ilegal juga kerap dilakukan sebelum munculnya kasus pertama Covid-19 di Malaysia pada 25 Januari 2020. Sejak awal Januari 2020 misalnya, JIM meluncurkan operasi besar-besaran untuk memburu majikan dan PATI yang tidak mengambil kesempatan pulang ke negara asalnya melalui Program Back For Good (B4G).
"Operasi ini akan dijalankan secara terus tanpa henti dan merupakan sebagian dari komitmen JIM dalam memenuhi indikator kinerja Kementerian Dalam Negeri untuk mencapai sasaran penangkapan 70 ribu PATI tahun ini," ujar Direktur Jenderal Imigrasi Malaysia, Indera Khairul Dzaimeen, pada 2 Januari 2020 seperti dilansir dari kantor berita Antara.
Kesimpulan
Berdasarkan pemeriksaan fakta Tempo, narasi bahwa foto-foto di atas merupakan foto-foto pemerintah Malaysia yang sapu habis WNA termasuk TKI saat pandemi Covid-19 menyesatkan. Sebagian dari foto-foto itu memang memperlihatkan operasi Imigresen Malaysia terhadap WNA, namun hanya WNA yang tidak memiliki izin. Adapun foto-foto lainnya merupakan foto nelayan Vietnam yang beraktivitas secara ilegal di perairan Malaysia serta foto warga Cina yang ditangkap terkait kegiatan judi online.
ZAINAL ISHAQ | ANGELINA ANJAR
Anda punya data/informasi berbeda, kritik atau masukan untuk artikel cekf akta ini? Kirimkan ke cekfakta@tempo.co.id
Rujukan
- http://archive.ph/pYOxr
- https://www.instagram.com/p/B8OMPNon7Tx/
- https://www.hmetro.com.my/mutakhir/2020/02/542117/redah-paya-elak-dicekup
- https://web.facebook.com/maritimmalaysia/photos/a.503049696453617/2946003952158167/?type=3
- https://siakapkeli.my/2020/05/13/leka-rompak-hasil-laut-negara-apmm-berjaya-tahan-dua-bot-nelayan-vietnam/
- https://web.facebook.com/maritimmalaysia/photos/a.503049696453617/2946003792158183/?type=3
- https://ohmymedia.cc/warga-myanmar-diusir-dari-malaysia-dikesan-bawa-balik-covid-19/
- https://twitter.com/BernamaTV/status/1260115462546878464
- https://ohmymedia.cc/warga-myanmar-diusir-dari-malaysia-dikesan-bawa-balik-covid-19/
- https://www.instagram.com/p/B_iq3wcHWdP/
- https://www.nst.com.my/news/crime-courts/2020/04/588340/police-arrest-30-chinese-nationals-illegal-online-gambling-raid
- https://kemlu.go.id/kualalumpur/id/news/5747/pengumuman-penting-imigresen-malaysia-berlaku-selama-mco
- https://www.antaranews.com/berita/1525120/4800-wni-di-tahanan-imigrasi-malaysia-bakal-dipulangkan
- https://www.antaranews.com/berita/1232932/imigrasi-malaysia-operasi-wna-ilegal-serentak
(GFD-2020-8106) [Fakta atau Hoaks] Benarkah Mantan Rektor Unhas Ini Sebut Covid-19 Bisa Disembuhkan dengan Minyak Kayu Putih?
Sumber: cekfakta.tempo.coTanggal publish: 30/05/2020
Berita
Sebuah video yang diklaim sebagai video mantan pasien Covid-19 yang menyebut Covid-19 dapat disembuhkan dengan minyak kayu putih beredar di media sosial. Mantan pasien itu tak lain adalah mantan Rektor Universitas Hasanuddin, Makassar, Sulawesi Selatan, Idrus Paturusi.
Di Facebook, video itu diunggah salah satunya oleh akun Sujito Wiratmo, yakni pada 27 Mei 2020. Akun ini memberikan narasi, "Ternyata Covid bisa sembuh dengan minyak kayu putih sebarkan seluas luasnya pada umat manusia." Dalam video berdurasi 2 menit 50 detik ini, Idrus menceritakan bagaimana ia berhasil sembuh dari penyakit yang disebabkan oleh virus Corona baru, SARS-CoV-2, tersebut. Berikut pernyataannya:
"Yang saya ingin tambahkan juga adalah suplemen, yang juga itu sebetulnya dari nenek-nenek kita itu sudah diajarkan, yaitu minyak kayu putih. Minyak kayu putih itu, Eucalyptus oil, itu sebetulnya, kalau dulu kita flu, orang tua kita kasih minyak kayu putih di air hangat, kemudian kita kasih sarung, disungkep, itu satu hari langsung segar. Pada hari kedua, saya diminta dokter Arif untuk swab. Masih positif. Tambah stres juga saya ya. Dua hari setelah saya di-opname, karena protokolnya itu setiap dua hari dilakukan swab. Positif. Nah, tiba-tiba saya ditelepon seorang kolega, coba itu minyak kayu putih. Nah, minyak kayu putih saya ingat bagaimana pada waktu kita kecil, keluarga, dan itu kan banyak, di mana-mana ada. Karena kami sudah terbiasa dengan minyak kayu putih, kebetulan istri saya, yang juga, saya bersyukur istri saya mau menemani di ruang isolasi sehingga stres saya kurang. Tidak banyak orang yang saya kira punya istri seperti itu yang mau katakanlah sehidup-semati. Karena kita kan belum tahu apakah selamat atau tidak. Dan banyak orang yang mengatakan, 'Saya negatif, kalau saya masuk, nanti positif'. Tapi Alhamdulillah, masuk. Nah, ada minyak kayu putih. Ini yang ingin saya terangkan, bagaimana penggunaan minyak kayu putih. Jadi, minyak kayu putih ini sebetulnya mudah."
Selanjutnya, Idrus mempraktekkan bagaimana ia menggunakan minyak kayu putih, yakni dengan menuangkan beberapa tetes minyak pada tisu, kemudian dimasukkan ke bagian dalam masker agar bisa dihirup. "Coba lihat, virus Covid itu tempatnya di saluran nafas, mulai dari saluran nafas bagian atas sampai ke paru-paru," katanya. Hingga artikel ini dimuat, video tersebut telah dibagikan lebih dari 4.700 kali.
Gambar tangkapan layar unggahan akun Facebook Sujito Wiratmo.
Hasil Cek Fakta
Tim CekFakta Tempo mula-mula mencari video asli dari video yang diunggah oleh akun Sujito Wiratmo tersebut. Caranya, video itu difragmentasi menjadi beberapa gambar dengan tool InVID. Kemudian, gambar-gambar tersebut ditelusuri dengan reverse image tool Google.
Hasilnya, video itu pertama kali diunggah oleh kanal YouTube Das’ad Latief pada 21 Mei 2020 dengan judul "Prof. Idrus Paturusi Tips Menjaga Kesehatan Selama Wabah Corona Bersama Ustad Das'ad Latif". Video ini berdurasi 45 menit 4 detik, jauh lebih panjang ketimbang video unggahan akun Sujito Wiratmo.
Video unggahan akun Sujito Wiratmo pun tidak memuat secara utuh pernyataan Idrus. Dalam pernyataannya, Idrus mengatakan bahwa efektivitas minyak kayu putih dalam mengobati Covid-19 masih perlu diteliti lebih lanjut. Berikut kelanjutaan pernyataan Idrus yang terekam pada video kanal Das'ad Latief menit 9:10 hingga 10:12:
"Kalau kita isap, inspirasi, itu aroma minyak kayu putih sampai ke paru-paru. Logikanya, kalau ada virus di situ, kita lihat, virus itu kan pakai deterjen aja mati, sedangkan minyak kayu putih kita hirup sampai ke dalam, diharapkan bahwa semua yang tinggal, mulai dari saluran nafas, itu digilas. Tentu ini memerlukan penelitian. Saya hanya mengatakan bahwa pengalaman dan setelah beberapa teman saya anjurkan menggunakan, dan dokter Arif sekarang sedang melakukan uji kasus, yang sebentar barangkali beliau akan sampaikan. Karena kita harus berdasarkan saintifik bahwa ini memang bisa. Tapi saya kira karena ini adalah herbal, natural, tidak perlu approval dari FDA (Food and Drug Administration) karena dari dulu kita sudah pakai. Nah, sekarang, minyak kayu putih itu punya efek. Yang pertama, anti-inflamasi. Itu peradangan. Yang kedua, membunuh bakteri. Yang ketiga, membunuh virus. Saya kontak dengan Menteri Pertanian beberapa hari yang lalu. Karena rupanya, di Balitbang Kementerian Pertanian, mereka sudah produksi minyak kayu putih yang asli. Nah, ini yang kita mau, kalau produknya sudah ada, nanti kita barangkali gunakan sebagai uji coba untuk uji klinis, apakah itu memang berdampak positif terhadap virus itu atau bagaimana. Oleh karena, penelitian yang ada di Balitbang, mereka sudah punya virus influenza dulu, mereka sudah punya virus flu burung. Itu mereka sudah coba kultur, dan kemudian dikasih minyak kayu putih, mati itu virus. Nah, sekarang, apakah sudah bisa Covid-19 ini dikultur?"
Minyak kayu putih untuk Covid-19
Berdasarkan arsip pemberitaan Tempo pada 14 Mei 2020, senyawa eucalyptol atau 1,8-cineole menjadi komponen kunci dari potensi antivirus Corona yang dimiliki eukaliptus (Eucalyptus sp.). Eucalyptus merupakan tanaman yang menjadi bahan dasar pembuatan minyak kayu putih.
Senyawa tersebut telah diuji di laboratorium Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) Kementerian Pertanian dan menunjukkan kemampuan membunuh sekitar 80 persen virus, termasuk virus Corona. Kepala Balitbangtan, Fadjry Djufry, menerangkan bahwa proses uji diawali dengan mencari kecocokan antara bahan aktif dan potensi membunuh virus dari sekian banyak minyak atsiri yang ada.
Proses uji ini dilakukan dengan cara penambatan molekul ataumolecular dockingmelalui metode komputasi. "Dari sekian banyak minyak atsiri, salah satunya adalah minyak atsiri Eucalyptus yang di dunia ada 700 spesies," katanya pada 11 Mei 2020.
Proses uji mencari kecocokan melalui molecular docking itu dilanjutkan dengan uji in vitro di laboratorium Biosafety Level 3 (BSL-3). Senyawa aktif Eucalyptus bisa membunuh sekitar 80 persen virus seperti yang sudah diumumkannya beberapa hari sebelumnya.
Pada 5 Mei 2020, Kepala Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (Balitro) Kementan, Evi Safitri, memang menyatakan, "Hasil uji in vitro, 60-80 persen virusnya mati. Tapi memang virusnya bukan (penyebab) Covid-19, kami coba ke virus Corona lain." Evi menerangkan,molecular dockingadalah metode komputasi yang bertujuan meniru peristiwa interaksi suatu molekul ligan dengan protein yang menjadi targetnya pada uji in vitro.
Menurut Evi, Balitro mencoba meneliti sejumlah tanaman rempah dan obat untuk digunakan dalam mengatasi Covid-19. Beberapa di antaranya adalah jahe merah, kunyit, temulawak, kayu manis, cengkeh, kulit jeruk, jambu biji, meniran, sambiloto, seraiwangi, eukaliptus, kayu putih, serta minyak kelapa murni atau virgin coconut oil (VCO).
Dilansir dari Kompas.com, Ketua Umum Perkumpulan Dokter Pengembang Obat Tradisional dan Jamu Indonesia (PDPOTJI), Inggrid Tania, mengatakan bahwa Eucalyptus memang memiliki sejumlah zat aktif yang bersifat antibakteri, antivirus, dan antijamur.
"Memang pernah ada penelitian Eucalyptus efektif untuk membunuh virus Betacorona, tapi bukan virusnya Covid-19, SARS-CoV-2," kata Inggrid pada 9 Mei 2020. Inggrid menjelaskan virus Corona yang mewabah saat ini memang termasuk dalam keluarga virus Betacorona. "Tapi SARS-CoV-2 termasuk Betacorona yang lebih baru dan khusus. Jadi, penelitiannya itu bersifat in vitro, (Eucalyptus) membunuh virus Betacorona. Tapi baru sebatas itu."
Selain itu, Inggrid juga mengungkapkan bahwa terdapat penelitian bioinformatika tentang efek zat aktif Eucalyptus terhadap SARS-CoV-2. Kendati demikian, penelitian ini hanya berupa molekular dockingatau simulasi di komputer. Simulasi tersebut dilakukan dengan menyamakan molekul zat aktif pada Eucalyptus dengan molekul protein SARS-CoV-2. "Memang kalau dari penelitian bioinformatika itu ada kecocokan dan bisa dijadikan kandidat (obat antivirus). Tapi kalau disebut sebagai obat antivirus Covid-19, belum bisa," kata Inggrid.
Selama ini, menurut Inggrid, Eucalyptus atau minyak kayu putih tidak untuk diminum atau pemakaian dalam. Sebagian besar minyak atsiri ini pemakaiannya dioles atau dihirup. "Mirip kalau kita flu, Eucalyptus yang dibuat sebagai inhaler, harapannya zat aktif yang ada pada minyak ini dapat dihirup, masuk ke saluran pernapasan dan diharapkan dapat membunuh virus," ujar Inggrid.
Kendati demikian, Inggrid kembali mengingatkan bahwa Eucalyptus belum bisa dianggap sebagai obat untuk virus Corona penyebab Covid-19. "Harus diujikan dulu pada virus yang spesifik, yaitu SARS-CoV-2. Sedangkan penelitian yang sudah ada itu di Betacorona. Jadi, semua masih berupa prediksi dan Eucalyptus belum bisa disebut sebagai obat Covid-19," kata Inggrid.
Kesimpulan
Berdasarkan pemeriksaan fakta Tempo, klaim bahwa mantan pasien Covid-19, Idrus Paturusi, menyebut Covid-19 bisa disembuhkan dengan minyak kayu putih menyesatkan. Video unggahan akun Sujito Wiratmo tidak memuat secara utuh pernyataan Idrus. Dalam pernyataannya, Idrus mengatakan bahwa efektivitas minyak kayu putih dalam mengobati Covid-19 masih perlu diteliti lebih lanjut. Sejauh ini, penelitian menunjukkan bahwa Eucalyptus, tanaman yang menjadi bahan baku minyak kayu putih, memang efektif membunuh virus Corona. Namun, penelitian itu tidak melibatkan virus Corona penyebab Covid-19, SARS-CoV-2, melainkan virus Corona jenis lain. Dengan demikian, Eucalyptus belum bisa disebut sebagai obat Covid-19.
ZAINAL ISHAQ
Anda punya data/informasi berbeda, kritik atau masukan untuk artikel cekf akta ini? Kirimkan ke cekfakta@tempo.co.id
Rujukan
- http://archive.ph/jhDBi
- https://www.youtube.com/watch?v=LixfGW5TTsI
- https://tekno.tempo.co/read/1342196/ini-bahan-aktif-tanaman-eukaliptus-yang-bunuh-virus-corona/full&view=ok
- https://tekno.tempo.co/read/1339124/uji-di-lab-minyak-eukaliptus-bunuh-80-persen-virus-corona/full&view=ok
- https://www.kompas.com/sains/read/2020/05/09/170400623/eucalyptus-jadi-antivirus-corona-benarkah-bisa-bunuh-virus-covid-19-?page=1
Halaman: 4653/6097