(GFD-2022-10712) Cek Fakta: Tidak Benar Mike Tyson Salat Jamaah di Kafe Anti Islam
Sumber: liputan6.comTanggal publish: 10/10/2022
Berita
Liputan6.com, Jakarta - Beredar kembali di media sosial postingan video yang mengklaim bahwa Mike Tyson salat berjamaah di kafe anti-Islam. Postingan itu beredar sejak beberapa hari lalu.
Salah satu akun ada yang mengunggahnya di Facebook. Akun itu mempostingnya pada 7 Oktober 2022.
Dalam postingannya terdapat video Mike Tyson sedang salat berjamaah dengan rekannya. Akun itu menambahkan narasi:
"Orang muslim dilarang masuk. "Tertulis pada sebuah Cafe, di Los Angeles". 3 orang muslim ini tak peduli, Makmum: 'Mike Tyson' dan present World Boxing Champion Sweden 'Bado Jack'. Imam: present world kick boxing champion 'Aamar Abddallah"
Lalu benarkah postingan video yang mengklaim bahwa Mike Tyson salat berjamaah di kafe anti-Islam?
Hasil Cek Fakta
Cek Fakta Liputan6.com menelusuri dan menemukan artikel bantahannya yang ditulis dua tahun lalu. Dalam artikel berjudul "Cek Fakta: Di Video Ini Mike Tyson Bukan Salat Berjamaah di Kafe Anti-Islam" ditemukan bahwa klaim dalam postingan yang beredar tidak benar.
Hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com menyebut kalau video itu tidak dimanipulasi. Video tersebut pertama kali ada di Twitter setelah diunggah Badou Jack, seorang juara WBA di kelas light heavyweight pada 23 Agustus 2020.
Sejak diunggah di Twitter, video tersebut menjadi viral dengan mendapatkan 24,5 ribu retweet, 2,3 ribu komentar, dan 73,6 ribu like.
Hasil penelusuran juga mengarahkan ke situs Esquieme dengan artikel berjudul: "Nope, the viral video of Mike Tyson praying in Saudi is a fake". Artikel itu dipublikasikan pada 25 Agustus 2020.
Disebutkan kalau Tyson tidak salat di kafe anti orang Islam atau berada di Arab Saudi. Mike Tyson disebutkan salat di resort miliknya, Tyson Ranch.
Hal ini bisa dapat diketahui dengan mudah karena ada logo: "TR" di belakang Tyson yang sedang salat. TR berarti Tyson Ranch yang berada di Big Bear California, Amerika Serikat.
"Video itu diambil dalam persiapan untuk pertarungan Badous, 28 November, kami menghabiskan akhir pekan di Big Bear, California untuk mendapatkan latihan ringan dan istirahat sebentar dari Las Vegas," kata Amer Abdallah, manajer petinju Badou Jack dan Viddal Riley.
"Ketika kami pertama kali tiba, saya bertanya kepada Tyson, di mana saya bisa melaksanakan salat. Dia berkata, saya akan salat bersama Anda," ujarnya menambahkan.
Kesimpulan
Postingan video yang mengklaim bahwa Mike Tyson salat berjamaah di kafe anti-Islam adalah tidak benar. Video itu merupakan video Mike Tyson sedang salat jamaah di resort miliknya, Tyson Ranch.
Rujukan
(GFD-2022-10711) Cek Fakta: Tidak Benar dalam Video Ini Hewan Hasil Modifikasi Genetik antara Babi dan Sapi
Sumber: liputan6.comTanggal publish: 10/10/2022
Berita
Liputan6.com, Jakarta- Cek Fakta Liputan6.com mendapati klaim video hewan ternak hasil modifikasi genetik antara babi dan sapi. Informasi tersebut diungggah salah satu akun Facebook, pada 7 September 2022.
Unggahan klaim video hewan ternak hasil modifikasi genetik antara babi dan sapi tersebut menampilkan sejumlah hewan berkaki empat berada di dalam kandang.
Video tersebut diberi keterangan sebagai berikut.
"hewan ternak yang sudah dimodifikasi secara genetik dari babi dan daging sapi dijual pemerintah penguasa dunia untuk dikonsumsi di eropa dan seluruh dunia."
Benarkah klaim video hewan ternak hasil modifikasi genetik antara babi dan sapi? Simak hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com.
Hasil Cek Fakta
Cek Fakta Liputan6.com menelusuri klaim video hewan ternak hasil modifikasi genetik antara babi dan sapi dengan menangkap layar video tersebut untuk dijadikan bahan penelusuran menggunakan Google Image.
Penelusuran mengarah pada sejumlah situs salah satunya berjudul "Videonun Çin’de domuz ile koyundan klonlanan hayvanı gösterdiği iddiası" yang dimuat situs teyit.org, situs tersebut mengulas video yang identik dengan klaim.
Situs teyit.org menyebutkan hewan dalam video tersebut adalah domba Beltex, setelah melihat dengan cermat video tersebut terdapat spanduk bertuliskan "Jewitt Belte ..."
Setelah ditelusuri mengarah pada situs "Jewitt's Beltex" dalam situs tersebut ditemukan banyak hewan yang terlihat seperti hewan dalam klaim video dan diketahui bahwa ini adalah jenis domba yang disebut Beltex.
Penelusuran juga mengarah pada artikel berjudul "The video shows double-muscled sheep breed from Belgium" yang dimuat situs factcheck.afp.com. Situs tersebut juga mengulas video yang identik dengan klaim.
Dalam situs factcheck.afp.com, Henny Nuraini, seorang dosen di Institut Pertanian Bogor di Indonesia, pada Juni 2020 menyatakan, hewan dalam video tersebut adalah domba Beltex dari Belgia. Domba jenis ini merupakan hasil persilangan antara domba lokal Belgia dan domba Texel. Domba ini dikembangkan oleh seorang breeder Belgia yang dibantu oleh Professor Roger Hanset dari University of Liege, peneliti yang juga mengembangkan sapi Belgian Blue.
Hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com, klaim video hewan ternak hasil modifikasi genetik antara babi dan sapi tidak benar.
Faktanya hewan dalam video tersebut adalah domba Beltex dari Belgia. Domba jenis ini merupakan hasil persilangan antara domba lokal Belgia dan domba Texel.
Rujukan
- https://factcheck.afp.com/video-shows-double-muscled-sheep-breed-belgium
- https://www.google.com/search?tbs=sbi:AMhZZiuiguFKAw-Lnn-AaK4EnWFrMRWJ4KsTvVDPPiyLQ5xsDEWbBroTDY1vITaw90crvup_10jBPilx_1C6Vl9ouytdadzMixbmuVCaPBgDSH2D9jIIZbPBGSre2bvfgmhoBOGc_1DcXQk_1VnO7xH5TkPIi7U-rr68Jg
- https://teyit.link/HmSyGPr
(GFD-2022-10710) Cek Fakta: Tidak Benar Pemain Ligue 1 Prancis Lakukan Aksi Teatrikal Sindir Penggunaan Gas Air Mata di Tragedi Kanjuruhan
Sumber: liputan6.comTanggal publish: 09/10/2022
Berita
Liputan6.com, Jakarta - Beredar di media sosial postingan video yang menyebut para pemain Toulouse dan Montpellier di Ligue 1 Prancis melakukan aksi teatrikal menyindir aksi pihak keamanan menggunakan gas air mata di Tragedi Kanjuruhan. Postingan itu ramai dibagikan sejak awal pekan kemarin.
Salah satu akun ada yang mengunggahnya di Instagram. Akun itu mempostingnya pada 4 Oktober 2022.
Dalam postingannya terdapat video dengan narasi sebagai berikut:
"Para pemain Ligue 1 Prancis ikutan protes tragedi gas air mata di Indonesia. Pekan ke-9 Ligue 1 Prancis antara Toulouse Vs Montpellier disuguhi aksi teatrikal para pemain dengan menutup hidung dengan jersey, Senin (3/10)."
Akun itu menambahkan narasi: "Respect from France. Para pemain liga Perancis ikut teatrikal tutup hidung dengan jersey sebagai bentuk penghormatan kepada Aremania atas Gas Air Mata diluar regulasi FIFA"
Lalu benarkah postingan video yang menyebut para pemain Toulouse dan Montpellier di Ligue 1 Prancis melakukan aksi teatrikal menyindir aksi pihak keamanan menggunakan gas air mata di Tragedi Kanjuruhan?
Hasil Cek Fakta
Cek Fakta Liputan6.com melakukan penelusuran dengan memasukkan kata kunci "Toulouse Vs Montpellier tear gas" di mesin pencarian Google.
Hasilnya terdapat artikel dari Goal.com berjudul "Insiden Gas Air Mata, Laga Ligue 1 Prancis Sempat Dihentikan" yang tayang pada 3 Oktober 2022.
Berikut isi artikelnya:
"Sehari setelah tragedi Kanjuruhan, Liga Prancis mendapati penghentian pertandingan akibat insiden gas air mata
Sebuah pertandingan Ligue 1 (Liga Prancis) antara Toulouse Montpellier sempat dihentikan setelah terdapat pelemparan gas air mata oleh suporter kandang ke arah suporter tandang, Minggu (2/10).
Toulouse, selaku tuan rumah di Stadium de Toulouse, tengah unggul 4-1 saat insiden tersebut terjadi di menit ke-57.
Gas air mata tertiup ke arah lapangan dan terhirup oleh para pemain, yang langsung menutupi hidung dan mata mereka sebelum dipandu wasit Jeremie Pignard memasuki ruang ganti.
Laga kembali dilanjutkan usai gas dirasa telah menguap.
Montpellier mampu memperkecil ketinggalan lewat Elye Wahi di menit ke-68, tetapi tak mampu menyelematkan poin kendati unggul jumlah pemain usai Mikkel Desler dikartu merah di 10 menit terakhir. Pertandingan berakhir 4-2 bagi tuan rumah."
Selain itu terdapat video asli yang diunggah oleh akun @btsportfootball di Twitter. Postingan video itu disertai narasi:
"Kejadian mengejutkan di Prancis. Pertandingan Ligue 1 antara Toulouse dan Montpellier telah dihentikan sejenak, dilaporkan karena pelepasan gas air mata di lapangan."
Kesimpulan
Postingan video yang menyebut para pemain Toulouse dan Montpellier di Ligue 1 Prancis melakukan aksi teatrikal menyindir aksi pihak keamanan menggunakan gas air mata di Tragedi Kanjuruhan adalah tidak benar. Faktanya pertandingan memang sempat dihentikan karena adanya gas air mata di lapangan.
Rujukan
(GFD-2022-10709) Cek Fakta: Hoaks Pesan Berantai Klaim Tragedi Kanjuruhan akibat Komunis Ujicoba Gas Beracun untuk Bunuh Rakyat Indonesia
Sumber: liputan6.comTanggal publish: 07/10/2022
Berita
Liputan6.com, Jakarta - Beredar di media sosial postingan pesan berantai yang menyebut Tragedi Kanjuruhan disebabkan oleh komunis yang menguji coba gas beracun untuk membunuh rakyat Indonesia. Postingan itu beredar sejak awal pekan ini.
Salah satu akun ada yang mengunggahnya di Facebook. Akun itu mempostingnya pada 5 Oktober 2022.
Berikut isi postingannya:
"INFO VALID A1**FIX SUPER VALID NO HOAX DARI ORANG BIN PENSIUNAN KOMBES & MANTAN ORANG BAIS, KEDUA INFO INI DISATUKAN MENJADI DATA, DATA-DATA DARI INFORMASI SAYA KUMPULKAN MENJADI SEBUAH DOKUMENTASI, BAHWA PADA TANGGAL 1 OKTOBER HARI KESAKTIAN PANCASILA KEMARIN KOMUNIS MENGUJI COBA CAMP PEMBANTAIAN MIRIP SEPERTI NAZI MENGGUNAKAN GAS BERACUN, NAMUN KALI INI KELINCI PERCOBAAN NYA MELALUI MEDAN LAPANGAN BOLA, RAKYAT JATIM, DAN AGENDA PERTANDINGAN BOLA YANG SUDAH DI GRAND DESIGN SECARA MATANG MELALUI PSSI & BRIMOB.**SIAP SIAP SELURUH RAKYAT INDONESIA, NEGERI INI SEBENTAR LAGI AKAN BANYAK CAMP CAMP SEPERTI DI XINJIANG UIGHUR, BUKAN HANYA UMAT ISLAM, SELURUH AGAMA AKAN DIHABISI.**INFO INI WAJIB DI VIRALKAN."
Postingan itu juga disertai video dari stasiun tv Al Jazeera berdurasi dua menit 43 detk.
Lalu benarkah postingan pesan berantai yang menyebut Tragedi Kanjuruhan disebabkan oleh komunis yang menguji coba gas beracun untuk membunuh rakyat Indonesia?
Hasil Cek Fakta
Cek Fakta Liputan6.com menelusuri dan tidak menemukan informasi valid seperti yang diklaim dalam postingan. Tragedi Kanjuruhan sendiri terjadi pada 1 Oktober 2022 lalu usai laga Arema FC Vs Persebaya.
Berikut kronologi Tragedi Kanjuruhan seperti ditulis Liputan6.com pada 7 Oktober 2022 dalam artikel berjudul "Kronologi Tragedi Kanjuruhan Versi Kapolri, Penjaga Pintu 13 Tidak di Tempat"
"Liputan6.com, Malang - Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) membeberkan kronologi tragedi di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur, dengan korban tewas sebanyak 131 orang usai laga antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya pada Sabtu (1/10).
Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo mengatakan bahwa, pada 12 September 2022, panitia pelaksana Arema FC mengirimkan surat kepada Polres Malang terkait laga yang dimulai pukul 20.00 WIB itu.
"Polres Malang menanggapi surat secara resmi, untuk mengubah jadwal pelaksanaan menjadi pukul 15.30 WIB dengan pertimbangan keamanan," kata Listyo dalam jumpa pers di Kota Malang, Jawa Timur, Kamis malam (6/10/2022).
Namun, lanjutnya, permintaan tersebut, ditolak oleh PT Liga Indonesia Baru (LIB) dengan alasan jika waktu pertandingan digeser, maka akan ada sejumlah konsekuensi yang harus ditanggung seperti adanya pembayaran ganti rugi.
Kemudian, lanjutnya, Polres Malang melakukan persiapan pengamanan melalui sejumlah rapat koordinasi dan menambah personel yang akan bertugas pada laga antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya dari sebelumnya 1.073 personel menjadi 2.034 personel.
"Kemudian, dalam rakor tersebut juga disepakati khusus untuk suporter yang hadir hanya dari Aremania," ujarnya.
Pertandingan, yang berjalan pada 1 Oktober 2022 pukul 20.00 WIB hingga selesai tersebut berakhir dengan skor 2-3 untuk kemenangan tim tamu.
Proses pertandingan di Stadion Kanjuruhan semua lancar, namun saat akhir pertandingan muncul reaksi dari suporter terkait hasil yang ada.
Muncul beberapa penonton yang masuk lapangan dan kemudian tim melakukan pengamanan khususnya kepada ofisial dan pemain Persebaya Surabaya dengan menggunakan empat unit kendaraan taktis barakuda.
"Proses evakuasi berjalan cukup lama, hampir satu jam, karena sempat terjadi kendala dan hambatan karena memang terjadi penghadangan. Namun demikian semua bisa berjalan lancar dan evakuasi saat itu dipimpin Kapolres Malang," katanya.
Namun, lanjutnya, pada saat yang bersamaan juga semakin banyak penonton yang turun ke lapangan sehingga, akhirnya kemudian anggota yang bertugas mulai melakukan kegiatan penggunaan kekuatan.
"Seperti yang kita lihat, ada yang menggunakan tameng, termasuk pada saat mengamankan kiper Arema FC Adilson Maringa," ujarnya.
Dengan semakin bertambahnya penonton, beberapa personel menembakkan gas air mata. Tembakan itu, mengakibatkan para penonton, terutama yang ada di tribun kemudian panik dan berusaha meninggalkan arena.
Penonton yang kemudian berusaha untuk keluar, khususnya di pintu 3, 10, 11, 12, 13 dan 14 mengalami kendala karena pintu yang terbuka hanya kurang lebih selebar 1,5 meter. Kemudian, para penjaga pintu, tidak berada di tempat.
Akibat kondisi tersebut, terjadi desak-desakan yang menyebabkan sumbatan di pintu keluar itu hampir 20 menit. Akibat berdesakan ditambah adanya gas air mata, banyak korban yang mengalami patah tulang, trauma di kepala dan leher.
"Sebagian besar yang meninggal dunia mengalami asfiksia atau kadar oksigen dalam tubuh berkurang," katanya.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Malang korban meninggal dunia akibat tragedi di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang sebanyak 131 orang, sementara 440 orang mengalami luka ringan dan 29 orang luka berat."
Artikel terkait Tragedi Kanjuruhan lainnya bisa dilihat di link ini...
Sementara video yang disertakan dalam postingan juga tidak berhubungan dengan pesan berantai yang beredar. Video itu merupakan liputan langsung Al Jazeera ke Stadion Kanjuruhan usai kejadian.
Kesimpulan
Pesan berantai yang menyebut Tragedi Kanjuruhan disebabkan oleh komunis yang menguji coba gas beracun untuk membunuh rakyat Indonesia adalah hoaks.
Rujukan
Halaman: 4656/6746