• (GFD-2021-8676) Sesat, Klaim Ini Video Matahari yang Terbit dari Utara di Sulawesi Selatan

    Sumber: cekfakta.tempo.co
    Tanggal publish: 21/06/2021

    Berita


    Sebuah video yang memperlihatkan sejumlah guru di Jeneponto, Sulawesi Selatan, tengah merekam matahari yang bersinar terang beredar di media sosial. Video tersebut dibagikan dengan narasi bahwa matahari itu terbit dari utara yang menggemparkan warga Sulawesi Selatan.
    Di YouTube, video tersebut dibagikan oleh kanal ini pada 18 Juni 2021 dengan judul “Fenomena Langka - Matahari Terbit Dari Utara Gemp4rkan Warga Sulawesi Selatan”. Hingga artikel ini dimuat, video tersebut telah disaksikan lebih dari 6.600 kali.
    Gambar tangkapan layar unggahan di YouTube yang berisi klaim menyesatkan terkait video yang diunggahnya.

    Hasil Cek Fakta


    Untuk memverifikasi klaim di atas, Tim CekFakta Tempo mula-mula memfragmentasi video tersebut menjadi sejumlah gambar dengan tool InVID. Selanjutnya, gambar-gambar itu ditelusuri jejak digitalnya dengan reverse image tool Google dan Yandex. Hasilnya, ditemukan informasi bahwa fenomena alam yang terlihat dalam video itu adalah gerak semu matahari (GSM), di mana seolah-olah matahari terbit semakin ke utara.
    Video yang identik pernah dimuat ke YouTube oleh kanal milik stasiun televisi Kompas TV pada 19 Juni 2021 dengan judul “Kata BMKG Soal Viral Matahari Terbit di Utara Jeneponto”. Dalam rekaman video amatir berdurasi sekitar tiga menit itu, terlontar pernyataan bahwa terjadi keanehan pada matahari, di mana berada di posisi utara pada Kamis pagi, 17 Juni 2021.
    Dalam video tersebut, sang perekam bersama rekan-rekannya yang berada di Madrasah Aliyah Negeri Binamu Jeneponto, Sulawesi Selatan, juga menyebut baru kali ini melihat kejadian aneh itu, di mana matahari selalu terbit dari timur. Sang perekam pun menghubungkan peristiwa ini dengan hari kiamat.
    Dilansir dari CNN Indonesia, Kepala Sub Bidang Produksi Informasi Iklim dan Kualitas Udara Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Siswanto, menjelaskan bahwa peristiwa itu terkait dengan gerak semu tahunan matahari (GSTM). Terdapat dua jenis GSM, yakni tahunan dan harian. GSTM menyebabkan pergantian musim. Sementara gerak semu harian matahari (GSHM) mengakibatkan adanya pergantian siang dan malam di Bumi.
    Pergerakan ini dikatakan semu sebab, bagi pengamat di Bumi, yang tampak bergerak adalah matahari. Padahal, kenyataannya, "pergerakan" matahari yang tampak oleh pengamat di Bumi terjadi akibat gerak Bumi terhadap matahari. Gerak rotasi Bumi menyebabkan GSHM, sementara revolusi Bumi menyebabkan GSTM. GSTM membuat matahari tidak selalu tepat terbit di arah timur, tapi seolah-olah terbit semakin ke utara atau ke selatan tergantung bulan tertentu.
    Lebih lanjut, Siswanto menjelaskan bahwa GSTM disebabkan revolusi bumi, yaitu gerak putar bumi pada orbitnya mengelilingi matahari. Namun, poros Bumi ketika mengelilingi matahari tidak tegak lurus, melainkan miring 23,5 derajat. Hal ini menyebabkan gerak semu seolah-olah matahari bergerak lebih ke utara atau selatan, terutama jika diamati dari khatulistiwa seperti dari kawasan Indonesia.
    "Pada 22 Desember-21 Juni matahari seolah-olah bergeser ke belahan Bumi utara dan pada 22 Juni-21 Desember matahari seolah-olah bergerak ke belahan Bumi selatan. Ini juga yang menyebabkan kadang-kadang seolah-olah matahari terbit seperti dari arah agak utara atau selatan," ujar Siswanto.
    Berdasarkan arsip berita Tempo, penjelasan yang sama disampaikan oleh prakirawan Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Wilayah IV Makassar, Nur Asia Utami. “Hanya pergerakan semu, tak betul-betul bergerak (matahari), hanya bumi yang bergerak,” ujar Nur Asia pada 18 Juni 2021.
    Menurut dia, matahari terlihat terbit bergeser ke arah utara di wilayah Jeneponto atau daerah lainnya di Indonesia lantaran posisinya pada Juni ini sedang berada pada 23,5 derajat lintang utara.
    Peristiwa sebaliknya, terbit bergeser ke arah selatan, akan terjadi pada Desember saat posisi matahari pada 23,5 derajat lintang selatan. “Tapi sebenarnya dari timur terbitnya, matahari tetap saja posisinya,” tuturnya.
    Sebelumnya, penjelasan serupa diberikan oleh Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Thomas Djamaluddin. Dia menerangkan pergerakan semua posisi matahari itu akibat kemiringan sumbu rotasi Bumi.
    Seperti dikatakan Nur, Thomas menerangkan, posisi matahari berada di belahan Bumi utara pada Juni ini. "Terbitnya, bukan di titik timur, tetapi bergeser mendekati timur laut," kata dia lewat aplikasi pesan WhatsApp, Kamis malam.
    Pada siang atau tengah hari, matahari akan berada di arah utara. "Nanti saat terbenam bukan pada titik barat, tetapi mendekati barat laut," katanya lagi.
    Thomas menjelaskan, titik terbit Matahari tepat di timur dan terbenam tepat di barat hanya akan terjadi pada Maret dan September. Saat itu posisi semu matahari memang tepat berada di atas khatulistiwa atau relatif tegak lurus di atas wilayah Indonesia.
    "Sedang pada Desember titik terbit matahari nanti akan dekat titik tenggara, tengah hari pada arah selatan, dan terbenam dekat titik barat daya," kata Thomas menuturkan.

    Kesimpulan


    Berdasarkan pemeriksaan fakta Tempo, klaim bahwa video itu adalah video matahari yang terbit dari utara di Jeneponto, Sulawesi Selatan, menyesatkan. Fenomena alam itu disebut gerak semu matahari. Dikatakan semu sebab, bagi pengamat di Bumi, yang tampak bergerak adalah matahari. Padahal, kenyataannya Bumilah yang bergerak mengelilingi matahari. Matahari terlihat terbit bergeser ke arah utara di wilayah Jeneponto atau daerah lainnya di Indonesia lantaran posisinya pada Juni ini sedang berada pada 23,5 derajat lintang utara.
    TIM CEK FAKTA TEMPO
    Anda punya data/informasi berbeda, kritik, atau masukan untuk artikel cek fakta ini? Kirimkan ke cekfakta@tempo.co.id

    Rujukan

  • (GFD-2021-8675) Keliru, Klaim Ini Foto Mekkah yang Diambil dari Luar Angkasa oleh Astronaut Rusia

    Sumber: cekfakta.tempo.co
    Tanggal publish: 21/06/2021

    Berita


    Foto Kota Mekkah di Arab Saudi yang diambil dari udara beredar di Instagram. Foto ini menyoroti kawasan Masjidil Haram, di mana Kabah yang berada di pusatnya diberi lingkaran merah. Foto tersebut pun diklaim diabadikan oleh astronot Rusia dari luar angkasa.
    "Astronot asal Rusia mengatakan bahwa Kota Mekkah dan Madinah adalah tempat yang paling terang di bumi bila dilihat dari ruang angkas ketika malam Hari," demikian teks yang tercantum di bagian bawah foto itu.
    Foto beserta klaim tersebut dibagikan salah satunya oleh akun ini pada 2 Juni 2021. Akun itu menulis, "Masya allah..." Hingga artikel ini dimuat, unggahan tersebut telah disukai lebih dari 313 ribu kali.
    Gambar tangkapan layar unggahan di Instagram yang berisi klaim keliru terkait foto yang diunggahnya. Foto itu bukan foto Mekkah yang diambil dari luar angkasa oleh astronaut Rusia.

    Hasil Cek Fakta


    Untuk memverifikasi klaim di atas, Tim CekFakta Tempo menelusuri jejak digital foto tersebut dengan reverse image tool Source, Google, dan Yandex. Hasilnya, ditemukan informasi bahwa foto itu merupakan gambar tangkapan layar dari Google Earth, platform representasi tiga dimensi bumi berdasarkan pencitraan satelit milik Google.
    Foto yang identik pernah pernah dimuat oleh situs Alkawthartv.com pada 18 Februari 2017 dengan judul dalam Bahasa Arab yang berarti “Google Earth dan keajaiban Kabah: Saya bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Tuhan”.
    Foto-foto Mekkah yang diambil dari luar angkasa saat malam hari memang pernah diabadikan dan dibagikan ke media sosial oleh kosmonaut asal Rusia, Sergey Ryazanskiy, pada September 2017. Terlihat jelas perbedaan foto yang dibadikan Ryazanskiy itu dengan foto yang terdapat dalam unggahan di atas. Dalam foto Ryazanskiy, struktur bangunan tidak terlihat dengan jelas.
    Gambar tangkapan layar unggahan kosmonaut Rusia, Sergey Ryazanskiy, pada 2017 yang memperlihatkan foto pemandangan kota Mekkah di Arab Saudi dari luar angkasa.
    Ryazanskiy pun menuliskan keterangan terhadap foto-fotonya itu: "Mekkah merupakan kota yang tidak biasa dalam segala hal. Kota ini adalah tempat suci bagi umat Islam, dan non-muslim dilarang keras memasuki Mekkah. Kota ini diawasi dengan ketat, dan saya mendengar bahwa bahkan ada rambu-rambu peringatan jalan. Dan juga memperhatikan arsitektur kota yang menarik, menurut saya itu tidak dapat dikacaukan dengan yang lain, bahkan dari luar angkasa. Indah baik di malam hari dan di siang hari."
    Dilansir dari National Geographic, baru-baru ini, seorang astronaut Jepang yang berada di Stasiun Luar Angkasa Internasional (International Space Station atau ISS) juga membagikan foto Mekkah yang ia potret dari luar angkasa. Astronaut bernama Noguchi Soichi itu mengunggah foto-foto tersebut di akun Twitter-nya, @Astro_Soichi.
    Di antara foto yang diambil Soichi itu, terdapat foto yang menunjukkan pemandangan Mekkah dan Masjidil Haram yang megah. "Kota Suci Mekkah, Arab Saudi," kata Soichi dalam cuitannya yang berisi foto tersebut. Dari foto ini, tampak keindahan Mekkah secara luas. Yang paling menarik adalah bagian Masjidil Haram yang terlihat putih berkilau di tengahnya.
    Dari luar angkasa, foto Masjidil Haram itu memang tampak begitu mencolok daripada daerah sekitarnya. Adapun daerah lain yang juga terlihat jelas karakternya adalah kontur Lembah Mina di sebelah kanannya. Selama ini, Mekkah, terutama masjidnya, memang terkenal dengan keindahannya, tidak hanya indah dilihat dari permukaan Bumi, tapi juga dari luar angkasa.
    Kota paling terang
    Dilansir dari Arabnews.com, pada November 2012, empat astronaut Rusia yang mengunjungi Prince Salman Science Oasis (PSSO) mengatakan kepada mahasiswa Arab Saudi bahwa, saat mengambil gambar beberapa kota indah dari luar angkasa, kota paling terang dan indah yang dilihatnya adalah Mekkah dan Madinah, khususnya titik-titik tengahnya. Para astronot ini datang sebagai bagian dari program Association of Space Explorers (ASE) di Riyadh.
    “Saat berada di luar angkasa, kami mengambil foto pada siang hari untuk visibilitas dan pengambilan gambar yang baik. Pada malam hari, sulit untuk mengambil gambar karena harus menggunakan teknik khusus. Meski demikian, saya berhasil mengambil banyak gambar dari berbagai kota di malam hari. Saya kagum menemukan bahwa kota Mekkah dan Madinah lebih cemerlang dari kota-kota lain di seluruh dunia,” kata astronaut Anatoly Ivanishin.

    Kesimpulan


    Berdasarkan pemeriksaan fakta Tempo, klaim bahwa foto tersebut adalah foto Mekkah yang diabadikan dari luar angkasa oleh astronaut Rusia, keliru. Foto itu merupakan gambar tangkapan layar dari Google Earth yang menampilkan Mekkah. Dalam foto Mekkah yang diambil dari luar angkasa oleh kosmonaut asal Rusia, Sergey Ryazanskiy, pada 2017, struktur bangunan kota, termasuk kawasan Masjidil Haram, tidak terlihat dengan jelas.
    TIM CEK FAKTA TEMPO
    Anda punya data/informasi berbeda, kritik, atau masukan untuk artikel cek fakta ini? Kirimkan ke cekfakta@tempo.co.id

    Rujukan

  • (GFD-2021-8674) Sesat, Kadus di Jember yang Meninggal usai Jatuh Sengaja Divonis Covid-19 oleh RS

    Sumber: cekfakta.tempo.co
    Tanggal publish: 18/06/2021

    Berita


    Klaim bahwa seorang kepala dusun di Jember, Jawa Tengah, yang meninggal usai terjatuh di kamar mandi sengaja divonis Covid-19 oleh rumah sakit beredar di Instagram. Klaim itu dilengkapi dengan video yang memperlihatkan ratusan orang yang berkumpul di depan halaman sebuah rumah sakit. Akun ini mengunggah klaim beserta video itu pada 11 Juni 2021. Akun tersebut menulis narasi sebagai berikut:
    "Orang jatuh dari jeding (kamar mandi) dibawa ke RS Ajung dianggap corona, berarti kan ndak beres ini rumah sakitnya," kata salah seorang dalam video. Ratusan warga Dusun Onjur Desa Suren Kecamatan Ledokombo mendatangi Rumah Sakit Daerah (RSD) Kalisat di Desa Ajung Kecamatan Kalisat, Jember. Warga tak terima karena Kepala Dusun Onjur meninggal dan dinyatakan positif Covid-19 oleh pihak rumah sakit. Sebab, kepala dusun tersebut diyakini dibawa ke RS karena terjatuh di kamar mandi.
    Gambar tangkapan layar unggahan di Instagram yang berisi klaim menyesatkan tentang seorang kepala dusun di Jember.

    Hasil Cek Fakta


    Untuk memverifikasi klaim tersebut, Tim CekFakta Tempo mula-mula memfragmentasi video di atas menjadi sejumlah gambar dengan tool InVID. Gambar-gambar hasil fragmentasi itu kemudian ditelusuri dengan reverse image tool Google dan Yandex. Hasilnya, ditemukan bahwa video itu memperlihatkan aksi protes warga Dusun Onjur, Desa Suren, Ledokombo, Jember, terhadap Rumah Sakit Daerah (RSD) Kalisat pada 11 Juni 2021. Video ini pernah diunggah oleh akun ini pada 11 Juni 2021 dan akun ini pada 12 Juni 2021.
    Dilansir dari Kompas.com, aksi protes warga Dusun Onjur tersebut dilakukan lantaran tidak terima kepala dusun mereka yang meninggal dinyatakan positif Covid-19 oleh pihak rumah sakit. Warga beranggapan kepala dusun mereka meninggal bukan karena Covid-19, melainkan karena terjatuh di kamar mandi, dan keluarga menginginkan agar pemakaman kepala dusun tersebut dilakukan seperti biasa, tanpa protokol pencegahan Covid-19.
    Hal tersebut juga diberitakan oleh Detik.com. Menurut laporannya, ratusan warga Dusun Onjur mendatangi RSD Kalisat untuk mengambil paksa jenazah Kepala Dusun Onjur yang dinyatakan positif Covid-19. Mereka menginginkan pemakaman kepala dusun tersebut tidak menggunakan protokol kesehatan.
    Meskipun begitu, RSD Kalisat membantah sengaja memvonis Covid-19 Kepala Dusun Onjur itu. Dilansir dari Merdeka.com, Direktur RSD Kalisat Kunin menyatakan terdapat keterangan pasien terkonfirmasi positif Covid-19 dari hasil swab tes antigen sebelum dirujuk ke RS dr. Soebandi. "Awal itu pasien datang ke rumah sakit karena jatuh, kemudian dilakukan berbagai pemeriksaan, keluarnya hasil pemeriksaan penyakit jantung, kemudian butuh rujukan ke RS dr. Soebandi," ujar Kunin.
    Prosedur rujukan di RS dr. Soebandi mengharuskan rumah sakit asal melampirkan hasil tes swab antigen. Ketika itu, hasil tes kepala dusun tersebut positif Covid-19, dan harus mendapatkan penanganan sesuai prosedur Covid-19. "Sehingga, dengan keluar hasil positif, dipastikan pasien terkonfirmasi Covid-19," katanya.
    Namun, ketika akan dibawa ke RS dr. Soebandi, pasien meninggal. Sehingga, karena terkonfirmasi positif Covid-19, dilakukan pemulangan jenazah dengan protokol Covid-19. Hal ini dilakukan sebagai upaya pencegahan supaya tidak menular ke warga. "Pasien masuk rumah sakit jam 2 dini hari, dan meninggalnya jam 8 pagi," ujar Kunin.
    Dikutip dari Kompas.com, Wakil Bupati Jember Balya Firjaun Barlaman mengatakan insiden yang terjadi di RSD Kalisat adalah kesalahpahaman. Dilansir dari Kompas.com, terdapat satu pasien yang sebelumnya sudah punya penyakit jantung, setelah didiagnosis perlu dirujuk ke RS dr. Soebandi. Namun, pasien harus melakukan tes swab terlebih dulu sebagai persyaratan rujukan.
    "Akhirnya, dilakukan tes swab pada pukul 07.00 WIB, ternyata hasilnya positif," ujarnya. Namun, pada pukul 08.00 WIB, kepala dusun tersebut meninggal. Karena itu, prosedur harus dilakukan dengan protokol kesehatan, termasuk dalam pemulasaraan jenazah hingga pemakaman. "Di sini kemudian, masyarakat, ada bahasa di-Covid-kan. Ini yang menyebabkan reaksi."

    Kesimpulan


    Berdasarkan pemeriksaaan fakta Tempo, klaim bahwa seorang kepala dusun di Jember, Jawa Tengah, yang meninggal usai terjatuh di kamar mandi sengaja divonis Covid-19 oleh rumah sakit, menyesatkan. Kepala Dusun Onjur itu datang ke rumah sakit memang karena jatuh. Namun, berdasarkan hasil pemeriksaan, pasien ini mengidap penyakit jantung dan butuh dirujuk di RS dr. Soebandi. Menurut prosedur, pasien yang dirujuk ke RS dr. Soebandi harus menjalani hasil tes swab antigen. Berdasarkan hasil tes swab antigen itu, kepala dusun tersebut terkonfirmasi positif Covid-19.
    TIM CEK FAKTA TEMPO
    Anda punya data/informasi berbeda, kritik, atau masukan untuk artikel cek fakta ini? Kirimkan ke cekfakta@tempo.co.id

    Rujukan

  • (GFD-2021-8673) Keliru, Klaim Ini Video saat Erdogan Temui Anak-anak Palestina yang Tertindas

    Sumber: cekfakta.tempo.co
    Tanggal publish: 18/06/2021

    Berita


    Video yang memperlihatkan momen ketika Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan tengah bertemu dengan sejumlah anak kecil beredar di Facebook. Dalam video itu, terlihat seorang anak yang menangis di depan Erdogan. Erdogan pun berbicara dengan anak itu dan kemudian memeluknya. Video ini diklaim sebagai video saat Erdogan menemui anak-anak Palestina.
    Akun ini membagikan video beserta klaim itu pada 22 Mei 2021. Akun itu menulis dalam bahasa Urdu yang jika diterjemahkan berarti: "Anak singa mencapai Palestina. Mungkin mendengar suara rakyat Palestina yang tertindas." Hingga artikel ini dimuat, video itu telah ditonton lebih dari 5 juta kali dan dikomentari lebih dari 12 ribu kali.

    Hasil Cek Fakta


    Untuk memverifikasi klaim tersebut, Tim CekFakta mula-mula memfragmentasi video itu menjadi sejumlah gambar dengan tool InVID. Kemudian, gambar-gambar tersebut ditelusuri jejak digitalnya dengan reverse image tool Google dan Yandex. Hasilnya, ditemukan bahwa video itu adalah video lama, dan tidak terkait dengan Palestina.
    Video itu pernah menyebar dengan klaim yang sama, bahwa Erdogan tengah mengunjungi anak-anak Palestina, pada Desember 2019. Video itu dibagikan oleh kanal YouTube TaZa News pada 9 Desember 2019 dengan judul "Presiden Turki Tayyip Erdogan dengan suara yang melibatkan tangisan anak-anak Palestina yang tak berdaya".
    Namun, ditemukan video yang identik yang dimuat oleh kanal YouTube milik stasiun televisi Turki, Beyaz Haber, sebelum Desember 2019, yakni pada 22 Januari 2019. Video ini berjudul "Anak-anak menghentikan konvoi Erdogan". Adapun dalam keterangannya, tertulis: "Setelah kunjungan ke Ordu (sebuah provinsi di Turki ), Presiden Erdogan berbicara dengan anak-anak yang menghentikan konvoinya dalam perjalanan ke bandara dan membagikan mainan."
    Ditemukan pula foto-foto dari momen yang sama, yang dimuat di situs stok foto Getty Images. Kedua foto itu merupakan dokumentasi Kantor Kepresidenan Turki yang diperoleh oleh kantor berita Turki, Anadolu Agency. Foto-foto tersebut diberi keterangan yang sama, yakni sebagai berikut:
    "Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan di Ordu. Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan memeluk anak-anak saat ia bertemu dengan warga dalam perjalanan ke bandara di Ordu, Turki, pada 20 Januari 2019. (Foto oleh Kantor Kepresidenan Turki/Murat Cetinmuhurdar/Handout/Anadolu Agency/Getty Images)."
    Dilansir dari situs berita Turki, Hurriyet, ketika itu, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menghadiri jamuan makan malam organisasi yang diselenggarakan oleh Partai AK Kepresidenan Provinsi Ordu. Makan malam yang diadakan di sebuah hotel ini tertutup untuk pers.
    Setelah itu, Erdogan berangkat ke bandara. Di tengah perjalanan, Erdogan menghentikan konvoinya dan bertemu dengan warga. Ia memberikan mainan kepada anak-anak. Ia juga memasuki toko-toko nelayan serta toko bagel dan mengobrol dengan warga.
    Dikutip dari situs berita Turki lainnya, Star, ketika memasuki toko bagel, Erdogan mengambil sebuah bagel yang baru dipanggang, memotongnya menjadi dua, dan memberikan salah satunya kepada kandidat Wali Kota Metropolitan Ordu dari Partai AK, M. Hilmi Guler. Setelah berbincang-bincang sejenak, Erdogan kembali ke mobilnya untuk melanjutkan perjalanannya ke Bandara Ordu-Giresun dan berangkat ke Ankara.

    Kesimpulan


    Berdasarkan pemeriksaan fakta Tempo, klaim bahwa video itu adalah video saat Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menemui anak-anak Palestina yang tertindas, keliru. Video ini adalah video lama, yang diambil pada Januari 2019, ketika Erdogan berkunjung ke Ordu, Turki. Dalam perjalanan ke bandara, ia menghentikan konvoinya untuk menemui warga dan memberikan anak-anak mainan.
    TIM CEK FAKTA TEMPO
    Anda punya data/informasi berbeda, kritik, atau masukan untuk artikel cek fakta ini? Kirimkan ke cekfakta@tempo.co.id

    Rujukan