Sebuah artikel dengan judul “Justin Bieber: Vaksin Menghancurkan Hidup Saya” yang dimuat di situs Vancouver Times dibagikan di berbagai media sosial. Artikel tersebut mengklaim bahwa Justin Bieber mengatakan kelumpuhan wajahnya disebabkan oleh Vaksin Covid-19.
(GFD-2022-10029) [SALAH] Justin Bieber Mengatakan Kelumpuhan Wajahnya Disebabkan Oleh Vaksin Covid-19
Sumber: Media OnlineTanggal publish: 23/06/2022
Berita
Hasil Cek Fakta
Meskipun artikel tersebut telah dilabeli “Satire” di halaman web artikel. Tetapi ketika artikel tersebut dibagikan di Facebook dan Twitter tidak terlihat bahwa itu adalah konten satire dan memungkinkan beberapa pengguna menjadi berpikir bahwa itu adalah sebuah berita.
Lebih lanjut, paragraf pertama artikel Vancouver Times berbunyi: “Justin Bieber sekarang mengakui bahwa dia menyesal mengambil vaksin Covid-19, mengatakan bahwa vaksin itu membuatnya lumpuh permanen di wajahnya. Bieber membuat pengakuan itu kepada seorang teman dekat, yang kemudian membocorkannya informasi ke Daily Mail. Bieber dilaporkan berencana menuntut Pfizer karena menyebabkan kelumpuhannya, meskipun faktanya perusahaan itu dilindungi dari tanggung jawab.”
Sebagai bukti, artikel tersebut menautkan ke cerita Daily Mail yang melaporkan pengumuman Bieber melalui Instagram. Tetapi artikel tersebut tidak menyebutkan pernyataan apa pun di mana Bieber mengaitkan penyakitnya dengan vaksin Covid-19.
Dengan demikian, klaim Justin Bieber mengatakan bahwa kelumpuhan wajahnya disebabkan oleh vaksin Covid-19 adalah informasi yang keliru dan termasuk ke dalam konten satire.
Lebih lanjut, paragraf pertama artikel Vancouver Times berbunyi: “Justin Bieber sekarang mengakui bahwa dia menyesal mengambil vaksin Covid-19, mengatakan bahwa vaksin itu membuatnya lumpuh permanen di wajahnya. Bieber membuat pengakuan itu kepada seorang teman dekat, yang kemudian membocorkannya informasi ke Daily Mail. Bieber dilaporkan berencana menuntut Pfizer karena menyebabkan kelumpuhannya, meskipun faktanya perusahaan itu dilindungi dari tanggung jawab.”
Sebagai bukti, artikel tersebut menautkan ke cerita Daily Mail yang melaporkan pengumuman Bieber melalui Instagram. Tetapi artikel tersebut tidak menyebutkan pernyataan apa pun di mana Bieber mengaitkan penyakitnya dengan vaksin Covid-19.
Dengan demikian, klaim Justin Bieber mengatakan bahwa kelumpuhan wajahnya disebabkan oleh vaksin Covid-19 adalah informasi yang keliru dan termasuk ke dalam konten satire.
Kesimpulan
Hasil periksa fakta Fathia IS.
Klaim tersebut salah. Tidak ada bukti bahwa Justin Bieber membuat komentar publik seperti itu, dan artikel tersebut berasal dari situs web yang sebelumnya telah menerbitkan klaim palsu dengan kedok “satire.”
Klaim tersebut salah. Tidak ada bukti bahwa Justin Bieber membuat komentar publik seperti itu, dan artikel tersebut berasal dari situs web yang sebelumnya telah menerbitkan klaim palsu dengan kedok “satire.”
Rujukan
(GFD-2022-10028) [SALAH] “Alhamdullilah, Biang Coronanya Udah Tertangkap”
Sumber: facebook.comTanggal publish: 23/06/2022
Berita
Beredar sebuah unggahan di media sosial yang mengklaim bahwa oknum yang menciptakan virus Corona sudah ditangkap. Dalam unggahan tersebut disematkan video yang memperlihatkan seorang pria ditangkap kepolisian dan diliput banyak wartawan. Pria dalam video tersebut diduga sebagai ilmuan yang menciptakan virus Corona tipe baru penyebab Covid-19.
Hasil Cek Fakta
Setelah ditelusuri, informasi tersebut salah. Faktanya, pria dalam video tersebut adalah seorang ilmuwan bernama Charles Lieber yang ditangkap atas kasus penipuan dana penelitian, bukan karena menciptakan virus Corona.
Diketahui, Charles merupakan seorang ilmuwan Amerika Serikat (AS) sejak 2008 yang menjabat sebagai Ketua Departemen Kimia dan Biologi Kimia Universitas Harvard.
Lebih lanjut, Ia ditahan terkait penipuan dana penelitian yang melibatkan konflik antara AS dan Tiongkok. Dilansir dari laman resmi Departemen Keadilan AS, Charles pada 28 Januari 2020 didakwa dengan tuntutan pidana, dengan tuduhan pernyataan palsu dan curang.
Video yang beredar dan diklaim sebagai penangkapan ilmuwan yang menciptakan virus Corona itu adalah momen ketika Charles dibebaskan dari tahanan. Video asli tersebut dimuat oleh CBS News dan dalam keterangannya dikatakakan bahwa Charles meninggalkan gedung pengadilan bersama istrinya di tengah kerumunan wartawan setelah sidang.
Dengan demikian, klaim penangkapan ilmuwan yang menciptakan virus Corona adalah informasi yang keliru dan termasuk ke dalam konten yang menyesatkan.
Diketahui, Charles merupakan seorang ilmuwan Amerika Serikat (AS) sejak 2008 yang menjabat sebagai Ketua Departemen Kimia dan Biologi Kimia Universitas Harvard.
Lebih lanjut, Ia ditahan terkait penipuan dana penelitian yang melibatkan konflik antara AS dan Tiongkok. Dilansir dari laman resmi Departemen Keadilan AS, Charles pada 28 Januari 2020 didakwa dengan tuntutan pidana, dengan tuduhan pernyataan palsu dan curang.
Video yang beredar dan diklaim sebagai penangkapan ilmuwan yang menciptakan virus Corona itu adalah momen ketika Charles dibebaskan dari tahanan. Video asli tersebut dimuat oleh CBS News dan dalam keterangannya dikatakakan bahwa Charles meninggalkan gedung pengadilan bersama istrinya di tengah kerumunan wartawan setelah sidang.
Dengan demikian, klaim penangkapan ilmuwan yang menciptakan virus Corona adalah informasi yang keliru dan termasuk ke dalam konten yang menyesatkan.
Kesimpulan
Hasil periksa fakta Fathia IS.
Informasi yang keliru. Faktanya, pria dalam video tersebut adalah seorang ilmuwan bernama Charles Lieber yang ditangkap atas kasus penipuan dana penelitian, bukan karena menciptakan virus Corona.
Informasi yang keliru. Faktanya, pria dalam video tersebut adalah seorang ilmuwan bernama Charles Lieber yang ditangkap atas kasus penipuan dana penelitian, bukan karena menciptakan virus Corona.
Rujukan
(GFD-2022-10027) [SALAH] Jenazah Nenek Hindun Ditolak dan Tidak Disalatkan Karena Memilih Ahok
Sumber: twitter.comTanggal publish: 23/06/2022
Berita
Beredar sebuah unggahan di media sosial yang mengklaim bahwa warga bernama Nenek Hindun dikaitkan sebagai korban politisasi ayat dan mayat pada momentum Pemilihan Gubernur (Pilgub) DKI Jakarta tahun 2017 lalu.
Narasi:
“Innalillahi
Alfatekha buat Nenek Hindun
Semoga nenek Hindun di tempatkan di sisi yg layak oleh Allah SWT, Aamin
Ingaaaaaat!!!!!
Ini fakta yg terjadi di pilgub dki tahun 2017 lalu ya.
Ini jgn sampai terjadi untuk NKRI.
CUKUP DKI YG JADI KORBAN NYA.
INDONESIA JANGAAAAAAAN!!”
“Masjid Ini Tidak Mensholatkan Jenazah Pendukung dan Pembela Penista Agama”
Narasi:
“Innalillahi
Alfatekha buat Nenek Hindun
Semoga nenek Hindun di tempatkan di sisi yg layak oleh Allah SWT, Aamin
Ingaaaaaat!!!!!
Ini fakta yg terjadi di pilgub dki tahun 2017 lalu ya.
Ini jgn sampai terjadi untuk NKRI.
CUKUP DKI YG JADI KORBAN NYA.
INDONESIA JANGAAAAAAAN!!”
“Masjid Ini Tidak Mensholatkan Jenazah Pendukung dan Pembela Penista Agama”
Hasil Cek Fakta
Pada unggahan tersebut disematkan meme dengan narasi yang menolak untuk mensalatkan pendukung Ahok, yaitu dalam konteks tersebut Nenek Hindun.
Berdasarkan hasil penelusuran, klaim tersebut salah. Faktanya, Jenazah Nenek Hindun tetap disolatkan. Pihak kepolisian membantah isu bahwa terdapat penolakan solat Jenazah Nenek Hindun “Saya sudah konfirmasi sendiri ke pihak keluarga, bahwa tidak ada penolakan,” kata Kapolres Metro Jakarta Selatan saat itu, Kombes Iwan Kurniawan.
Lebih lanjut Iwan mengatakan bahwa Nenek Hindun tidak disalatkan di musala karena keterbatasan orang dan cuaca hujan “Jadinya terpaksa Ustadz Syafi’i mensalatkan di rumah bu Hindun,” kata Iwan.
Dengan demikian, klaim jenazah Nenek Hindun ditolak dan tidak disalatkan adalah informasi yang keliru dan termasuk ke dalam konten yang menyesatkan.
Berdasarkan hasil penelusuran, klaim tersebut salah. Faktanya, Jenazah Nenek Hindun tetap disolatkan. Pihak kepolisian membantah isu bahwa terdapat penolakan solat Jenazah Nenek Hindun “Saya sudah konfirmasi sendiri ke pihak keluarga, bahwa tidak ada penolakan,” kata Kapolres Metro Jakarta Selatan saat itu, Kombes Iwan Kurniawan.
Lebih lanjut Iwan mengatakan bahwa Nenek Hindun tidak disalatkan di musala karena keterbatasan orang dan cuaca hujan “Jadinya terpaksa Ustadz Syafi’i mensalatkan di rumah bu Hindun,” kata Iwan.
Dengan demikian, klaim jenazah Nenek Hindun ditolak dan tidak disalatkan adalah informasi yang keliru dan termasuk ke dalam konten yang menyesatkan.
Kesimpulan
Hasil periksa fakta Fathia IS.
Klaim tersebut salah. Faktanya, Jenazah Nenek Hindun tidak ditolak dan tetap disalatkan.
Klaim tersebut salah. Faktanya, Jenazah Nenek Hindun tidak ditolak dan tetap disalatkan.
Rujukan
(GFD-2022-10026) [SALAH] Video Jokowi Memantau Kasus Penghinaan Agama Buddha
Sumber: twitter.comTanggal publish: 23/06/2022
Berita
Akun Twitter dengan nama pengguna “Paltiwest” mengunggah sebuah video yang menunjukkan Jokowi tengah duduk berhadapan dengan layar yang menunjukkan dua tokoh WALUBI Sumatera Utara. Kedua tokoh tersebut tengah menyampaikan keluhan terkait tindakan penistaan agama Buddha yang dilakukan oleh Roy Suryo. Unggahan tersebut juga disertai dengan narasi yang menyatakan bahwa Jokowi sedang memantai kasus penistaan agama Buddha.
Hasil Cek Fakta
Berdasarkan hasil penelusuran, video tersebut bukan merupakan video Jokowi yang tengah memantau kasus penghinaan agama Buddha. Faktanya, video tersebut merupakan hasil suntingan yang menggabungkan video Jokowi yang tengah memimpin Rapat Terbatas Percepatan Agenda Kerja Kementerian pada 16 Maret 2020 dan video konferensi pers WALUBI Sumatera Utara terkait kasus penghinaan agama Buddha.
Video Jokowi yang tengah memimpin Rapat Terbatas Percepatan Agenda Kerja Kementerian sendiri telah diunggah oleh kanal YouTube “Sekretariat Presiden” pada 16 Maret 2020 dengan judul video “Rapat Terbatas Percepatan Agenda Kerja Kementerian via Telekonferensi, Istana Bogor, 16 Maret 2020”. Sedangkan, video konferensi pers WALUBI Sumatera Utara telah diunggah oleh kanal YouTube “Tribun MedanTV” pada 18 Juni 2022 dengan judul video “WALUBI Sumut Mengutuk Tindakan Roy Suryo yang Ubah Stupa Candi Borobudur jadi Wajah Presiden Jokowi”.
Dengan demikian, narasi yang diunggah oleh akun Twitter dengan nama pengguna “Paltiwest” tersebut dapat dikategorikan sebagai Konten yang Dimanipulasi/Manipulated Content.
Video Jokowi yang tengah memimpin Rapat Terbatas Percepatan Agenda Kerja Kementerian sendiri telah diunggah oleh kanal YouTube “Sekretariat Presiden” pada 16 Maret 2020 dengan judul video “Rapat Terbatas Percepatan Agenda Kerja Kementerian via Telekonferensi, Istana Bogor, 16 Maret 2020”. Sedangkan, video konferensi pers WALUBI Sumatera Utara telah diunggah oleh kanal YouTube “Tribun MedanTV” pada 18 Juni 2022 dengan judul video “WALUBI Sumut Mengutuk Tindakan Roy Suryo yang Ubah Stupa Candi Borobudur jadi Wajah Presiden Jokowi”.
Dengan demikian, narasi yang diunggah oleh akun Twitter dengan nama pengguna “Paltiwest” tersebut dapat dikategorikan sebagai Konten yang Dimanipulasi/Manipulated Content.
Kesimpulan
Hasil Periksa Fakta Khairunnisa A.
Bukan video Jokowi yang tengah memantau kasus penghinaan agama Buddha. Faktanya, video tersebut merupakan hasil suntingan yang menggabungkan video Jokowi yang tengah memimpin Rapat Terbatas Percepatan Agenda Kerja Kementerian pada 16 Maret 2020 dan video konferensi pers WALUBI Sumatera Utara terkait kasus penghinaan agama Buddha.
Bukan video Jokowi yang tengah memantau kasus penghinaan agama Buddha. Faktanya, video tersebut merupakan hasil suntingan yang menggabungkan video Jokowi yang tengah memimpin Rapat Terbatas Percepatan Agenda Kerja Kementerian pada 16 Maret 2020 dan video konferensi pers WALUBI Sumatera Utara terkait kasus penghinaan agama Buddha.
Rujukan
Halaman: 4591/6512