[Terjemahan dari bahasa Korea]
“#Tes PCR sama dengan mendapatkan vaksin, mereka Tolak semua tes PCR dari Peneliti Johns Hopkins karena berbahaya. Para peneliti di Universitas Johns Hopkins melakukan tes PCR. Menerima itu seperti mendapatkan vaksin. berbicara Penyanyi Sejati Geno. PCR tidak berarti itu berbahaya jika ditolak semuanya!! Sebuah studi Universitas Johns Hopkins mengembangkan bahwa mendapatkan tes PCR seperti mendapatkan vaksin Sumber: Truth Singer Festival”
Hoaks vaksin
hoax vaksin
Cek Vaksinasi
(GFD-2022-9303) [SALAH] Melakukan Tes PCR Sama Dengan Mendapatkan Vaksinasi
Sumber: Facebook.comTanggal publish: 28/02/2022
Berita
Hasil Cek Fakta
Beredar sebuah informasi melalui Facebook dalam bahasa Korea yang mengklaim bahwa penelitian di Universitas Johns Hopkins mengembangkan tes PCR dan hasilnya sama seperti mendapatkan vaksinasi. Dalam unggahan tersebut juga disebut untuk menolak semua tes PCR Universitas Johns Hopkins karena hal tersebut dapat membahayakan pasien yang terus-terusan mendapatkan vaksinasi jika melakukan tes PCR berulang kali.
Setelah ditelusuri, klaim tersebut salah. Faktanya, dalam penelitian yang dirujuk pada unggahan tersebut tidak ditemukan penyebutan tes PCR, unggahan tersebut telah menyalah artikan (misrepresented) penelitian yang dilakukan Universitas Johns Hopkins pada tahun 2020. Melalui AFP, juru bicara Universitas Johns Hopkins mengklarifikasi bahwa informasi tersebut merupakan salah dan tidak akurat karena sama sekali tidak ada kaitannya dengan tes PCR dan vaksinasi
Dengan demikian klaim Melakukan Tes PCR Sama Dengan Mendapatkan Vaksinasi merupakan informasi yang salah dan termasuk ke dalam kategori konten yang menyesatkan.
Setelah ditelusuri, klaim tersebut salah. Faktanya, dalam penelitian yang dirujuk pada unggahan tersebut tidak ditemukan penyebutan tes PCR, unggahan tersebut telah menyalah artikan (misrepresented) penelitian yang dilakukan Universitas Johns Hopkins pada tahun 2020. Melalui AFP, juru bicara Universitas Johns Hopkins mengklarifikasi bahwa informasi tersebut merupakan salah dan tidak akurat karena sama sekali tidak ada kaitannya dengan tes PCR dan vaksinasi
Dengan demikian klaim Melakukan Tes PCR Sama Dengan Mendapatkan Vaksinasi merupakan informasi yang salah dan termasuk ke dalam kategori konten yang menyesatkan.
Kesimpulan
Hasil periksa fakta Fathia IS.
Beredar informasi yang mengklaim terdapat penelitian pada tahun 2020 yang mengembangkan tes PCR sama seperti mendapatkan vaksinasi. Klaim tersebut salah, faktanya belum ada jenis vaksinasi yang diberikan dengan metode swab melalui hidung atau mulut. Pengunggah informasi tersebut telah menyalah artikan (misrepresented) hasil penelitian yang menjadi rujukannya.
Beredar informasi yang mengklaim terdapat penelitian pada tahun 2020 yang mengembangkan tes PCR sama seperti mendapatkan vaksinasi. Klaim tersebut salah, faktanya belum ada jenis vaksinasi yang diberikan dengan metode swab melalui hidung atau mulut. Pengunggah informasi tersebut telah menyalah artikan (misrepresented) hasil penelitian yang menjadi rujukannya.
Rujukan
(GFD-2022-9302) [SALAH] Antigen Test Kits Tidak Dapat Diandalkan untuk Mendeteksi Covid-19
Sumber: Facebook.comTanggal publish: 28/02/2022
Berita
[Terjemahan dari bahasa Thailand]
“ATK hanyalah alat pendeteksi antibodi, mereka menunjukkan dua garis untuk asam dan satu garis untuk basa, apakah Anda ingin mencoba ini? Tubuh pasien sebagian besar menjadi sangat asam ketika antibodi rendah, ATK akan melakukan tugasnya / Tetapi tidak dapat menentukan virus apa pun / Singkatnya jika tubuh Anda sedang asam maka akan dianggap terinfeksi.”
“ATK hanyalah alat pendeteksi antibodi, mereka menunjukkan dua garis untuk asam dan satu garis untuk basa, apakah Anda ingin mencoba ini? Tubuh pasien sebagian besar menjadi sangat asam ketika antibodi rendah, ATK akan melakukan tugasnya / Tetapi tidak dapat menentukan virus apa pun / Singkatnya jika tubuh Anda sedang asam maka akan dianggap terinfeksi.”
Hasil Cek Fakta
Beredar sebuah informasi melalui Facebook dalam bahasa Thailand yang mengklaim bahwa alat Antigen Test Kits (ATK) tidak mendeteksi Covid-19 dan hanya mendeteksi antibodi seseorang. Dalam unggahan tersebut ia menyatakan bahwa respon tubuh akan menjadi asam ketika antibodi rendah, selanjutnya melalui foto yang dibagikan ia membuktikan dengan perasan jeruk yang asam menunjukkan hasil positif oleh alat ATK tersebut, sedangkan sabun yang basa (lawan dari asam) menunjukkan hasil negatif.
Setelah ditelusuri, klaim tersebut salah. Faktanya, alat Antigen Test Kits (ATK) tidak mendeteksi antibodi atau kadar asam-basa melainkan untuk mendeteksi beberapa protein yang dapat membentuk virus, sehingga pembuktian dengan jeruk pada alat ATK merupakan pembuktian yang tidak akurat untuk mendeteksi antibodi. Dilansir dari AFP, penggunaan alat ATK yang tidak benar seperti menggunakan perasan jeruk sebagai sampel justru akan merusak alat ATK tersebut.
Lebih lanjut, melalui AFP, Dr. Kajornsak Kaewcharat, Wakil Direktur Departemen Pengendalian Pengendalian Penyakit Thailand menyatakan bahwa alat ATK dapat diandalkan untuk mendeteksi virus Covid-19 jika dilakukan dengan pengambilan sampel yang benar. Lebih lanjut Kajornsak menambahkan alat ATK sangat berguna dan efektif lebih cepat mendeteksi virus Covid-19, namun hasil positif pada alat ATK perlu dikonfirmasi lebih lanjut dengan tes PCR.
Dengan demikian klaim “Antigen Test Kits Tidak Dapat Diandalkan untuk Mendeteksi Covid-19” merupakan informasi yang salah dan termasuk ke dalam kategori konten yang menyesatkan.
Setelah ditelusuri, klaim tersebut salah. Faktanya, alat Antigen Test Kits (ATK) tidak mendeteksi antibodi atau kadar asam-basa melainkan untuk mendeteksi beberapa protein yang dapat membentuk virus, sehingga pembuktian dengan jeruk pada alat ATK merupakan pembuktian yang tidak akurat untuk mendeteksi antibodi. Dilansir dari AFP, penggunaan alat ATK yang tidak benar seperti menggunakan perasan jeruk sebagai sampel justru akan merusak alat ATK tersebut.
Lebih lanjut, melalui AFP, Dr. Kajornsak Kaewcharat, Wakil Direktur Departemen Pengendalian Pengendalian Penyakit Thailand menyatakan bahwa alat ATK dapat diandalkan untuk mendeteksi virus Covid-19 jika dilakukan dengan pengambilan sampel yang benar. Lebih lanjut Kajornsak menambahkan alat ATK sangat berguna dan efektif lebih cepat mendeteksi virus Covid-19, namun hasil positif pada alat ATK perlu dikonfirmasi lebih lanjut dengan tes PCR.
Dengan demikian klaim “Antigen Test Kits Tidak Dapat Diandalkan untuk Mendeteksi Covid-19” merupakan informasi yang salah dan termasuk ke dalam kategori konten yang menyesatkan.
Kesimpulan
Hasil periksa fakta Fathia IS.
Beredar informasi yang mengklaim bahwa alat Antigen Test Kits hanya memeriksa antibodi seseorang, tidak dapat mendeteksi virus Covid-19, dalam unggahan Facebook tersebut membuktikannya dengan jeruk dan sabun. Klaim tersebut salah, faktanya Antigen Test Kits tidak mendeteksi antibodi atau kadar asam, ahli menyatakan bahwa Antigen Test Kits efektif mendeteksi virus Covid-19 dengan mekanisme pengambilan sampel yang benar.
Beredar informasi yang mengklaim bahwa alat Antigen Test Kits hanya memeriksa antibodi seseorang, tidak dapat mendeteksi virus Covid-19, dalam unggahan Facebook tersebut membuktikannya dengan jeruk dan sabun. Klaim tersebut salah, faktanya Antigen Test Kits tidak mendeteksi antibodi atau kadar asam, ahli menyatakan bahwa Antigen Test Kits efektif mendeteksi virus Covid-19 dengan mekanisme pengambilan sampel yang benar.
Rujukan
- https://factcheck.afp.com/doc.afp.com.323L6ZG
- https://tenykerdes.afp.com/doc.afp.com.9XN44U?fbclid=IwAR0XIpvDeMDTXe5p9HIRw0h5F8EjAes4TKU68KT8W5hii1_ToJ7xzn5dIgc
- https://turnbackhoax.id/2021/07/17/salah-air-keran-dapat-positif-covid-19-setelah-ditest-menggunakan-device-rapid-test-antigen/
- https://turnbackhoax.id/2022/01/23/salah-video-90-alat-tes-covid-19-palsu-dan-tidak-berfungsi/
(GFD-2022-9301) [SALAH] Foto “mesjid meledak saat sholat subuh, Sebanyak 50 Jamaah Meninggal Dunia”
Sumber: ArtikelTanggal publish: 27/02/2022
Berita
Beredar artikel berjudul “Innalillahi, artis meninggal banyak yang membaca ,dan shere sedangkan mesjid meledak saat sholat subuh, Sebanyak 50 Jamaah Meninggal Dunia, Tidak ada yang mengeshere dan mendoa kan” yang terbit di situs klikbacaberitaviral[dot]blogspot.com pada Februari 2022. Di artikel ini terdapat foto masjid yang bagian atasnya terbakar.
Hasil Cek Fakta
Berdasarkan hasil penelusuran, adanya foto masjid yang bagian atasnya terbakar dengan klaim bahwa masjid tersebut meledak saat salat Subuh dan sebanyak 50 jamaah meninggal dunia merupakan klaim yang salah.
Faktanya, bukan meledak saat salat Subuh dan tidak ada jamaah yang meninggal dunia dalam kebakaran di Masjid Taqarrub di Aceh Utara di foto tersebut.
Foto yang identik, dimuat di artikel berjudul “Mesjid Pirak Timu Dilalap Sijago Merah” yang terbit di situs acehtrend.com pada 28 Desember 2019. Dilansir dari artikel ini, sejumlah kios dan serta satu unit bangunan mesjid terbakar di Gampong Alue Bungkoh, Kecamatan Pirak Timu, Aceh Utara, Sabtu (28/12/2019).
Sementara itu, dilansir dari artikel berjudul “Kebakaran Ruko dan Masjid di Aceh Utara Akibat Korsleting Listrik” yang terbit di Kumparan.com pada 29 Desember 2019, kejadian tersebut terjadi pada Sabtu (28/12/2019) sekitar pukul 07.05 WIB. Api berhasil dipadamkan sekitar pukul 09.30 WIB setelah dikerahkan empat mobil pemadam kebakaran. Tidak ada korban jiwa akibat kebakaran itu.
Sementara itu terkait isi artikel di situs sumber klaim yang berisi klaim bahwa sebuah masjid di kota Narayanganj, Bangladesh, meledak di waktu sholat Subuh, dilansir dari artikel periksa fakta berjudul “[SALAH] Foto “Masjid Meledak Saat Waktu Sholat Jumat, Sebanyak 50 Jamaah Meninggal Dunia” yang terbit di situs turnbackhoax id pada 19 Juli 2021, sedikitnya 50 orang mengalami luka bakar akibat ledakan AC saat salat di sebuah masjid di Narayanganj, Bangladesh, September 2020.
Ledakan itu terjadi sekitar jam 9 malam pada hari Jumat di sebuah masjid di lingkungan Fatullah Sadar upazila. Menurut polisi setempat, ledakan terjadi saat salat Isya akan berakhir.
Beberapa korban telah dibawa ke Institut Nasional Pembakaran dan Bedah Plastik Sheikh Hasina di Dhaka. Koordinator institut, Dr Samanta Lal Sen mengatakan kepada Dhaka Tribune bahwa 38 korban telah dirawat. Selain itu, dilansir dari Kantor Berita Turki, Anadolu Agency, sedikitnya 20 orang tewas dan 17 lainnya berada dalam kondisi kritis setelah dugaan ledakan AC saat salat Jumat malam di sebuah masjid dekat ibukota Bangladesh.
Faktanya, bukan meledak saat salat Subuh dan tidak ada jamaah yang meninggal dunia dalam kebakaran di Masjid Taqarrub di Aceh Utara di foto tersebut.
Foto yang identik, dimuat di artikel berjudul “Mesjid Pirak Timu Dilalap Sijago Merah” yang terbit di situs acehtrend.com pada 28 Desember 2019. Dilansir dari artikel ini, sejumlah kios dan serta satu unit bangunan mesjid terbakar di Gampong Alue Bungkoh, Kecamatan Pirak Timu, Aceh Utara, Sabtu (28/12/2019).
Sementara itu, dilansir dari artikel berjudul “Kebakaran Ruko dan Masjid di Aceh Utara Akibat Korsleting Listrik” yang terbit di Kumparan.com pada 29 Desember 2019, kejadian tersebut terjadi pada Sabtu (28/12/2019) sekitar pukul 07.05 WIB. Api berhasil dipadamkan sekitar pukul 09.30 WIB setelah dikerahkan empat mobil pemadam kebakaran. Tidak ada korban jiwa akibat kebakaran itu.
Sementara itu terkait isi artikel di situs sumber klaim yang berisi klaim bahwa sebuah masjid di kota Narayanganj, Bangladesh, meledak di waktu sholat Subuh, dilansir dari artikel periksa fakta berjudul “[SALAH] Foto “Masjid Meledak Saat Waktu Sholat Jumat, Sebanyak 50 Jamaah Meninggal Dunia” yang terbit di situs turnbackhoax id pada 19 Juli 2021, sedikitnya 50 orang mengalami luka bakar akibat ledakan AC saat salat di sebuah masjid di Narayanganj, Bangladesh, September 2020.
Ledakan itu terjadi sekitar jam 9 malam pada hari Jumat di sebuah masjid di lingkungan Fatullah Sadar upazila. Menurut polisi setempat, ledakan terjadi saat salat Isya akan berakhir.
Beberapa korban telah dibawa ke Institut Nasional Pembakaran dan Bedah Plastik Sheikh Hasina di Dhaka. Koordinator institut, Dr Samanta Lal Sen mengatakan kepada Dhaka Tribune bahwa 38 korban telah dirawat. Selain itu, dilansir dari Kantor Berita Turki, Anadolu Agency, sedikitnya 20 orang tewas dan 17 lainnya berada dalam kondisi kritis setelah dugaan ledakan AC saat salat Jumat malam di sebuah masjid dekat ibukota Bangladesh.
Kesimpulan
Bukan meledak saat salat Subuh dan tidak ada jamaah yang meninggal dunia dalam kebakaran di Masjid Taqarrub di Aceh Utara di foto tersebut.
Rujukan
- https://www.acehtrend.com/news/mesjid-pirak-timu-dilalap-sijago-merah/index.html
- https://kumparan.com/acehkini/kebakaran-ruko-dan-masjid-di-aceh-utara-akibat-korsleting-listrik-1sXQoWca5FF/1
- https://turnbackhoax.id/2021/07/19/salah-foto-masjid-meledak-saat-waktu-sholat-jumat-sebanyak-50-jamaah-meninggal-dunia/
(GFD-2022-9300) [SALAH] Foto Tangkapan Layar Berita Okezone “Hukum Mengeluarkan Sperma di Luar Kemaluan Istri, Itu Halal Asal ditelan mentah2.”
Sumber: Twitter.comTanggal publish: 27/02/2022
Berita
“Ooohhhh…..my crooottt…! 🥱
#AgamaTerkenthu”
Narasi dalam foto:
“Hukum Mengeluarkan Sperma di Luar Kemaluan Istri, Itu Halal Asal ditelan mentah2.”
#AgamaTerkenthu”
Narasi dalam foto:
“Hukum Mengeluarkan Sperma di Luar Kemaluan Istri, Itu Halal Asal ditelan mentah2.”
Hasil Cek Fakta
Akun Twitter Shery?#2022 (@gadisresidu_b3) mengunggah cuitan berupa foto tangkapan layar berita Okezone berjudul “Hukum Mengeluarkan Sperma di Luar Kemaluan Istri, Itu Halal Asal ditelan mentah2.” Cuitan yang diunggah pada 16 Februari 2022 itu telah mendapat atensi berupa 92 suka dan 25 retweet.
Berdasarkan hasil penelusuran, foto tersebut adalah hasil suntingan dari berita Okezone berjudul “Hukum Mengeluarkan Sperma di Luar Kemaluan Istri, Ini Kata Ustadz Abdul Somad” yang terbit pada 23 November 2021. Dalam berita itu, Ustadz Abdul Somad (UAS) menjelaskan bahwa halal hukumnya mengeluarkan sperma di luar kemaluan istri yang dalam Islam disebut sebagai ‘azl. Okezone mengutip penjelasan UAS dari video yang diunggah kanal YouTube Motivasi Hijrah.
“Yang mengatur kehamilan, dua tahun sekali, empat tahun sekali, ini boleh. Apa dalilnya? Karena Nabi membolehkan ‘azl. Apa itu ‘azl? Seorang suami berhubungan dengan istrinya, dikeluarkannya sperma di luar kemaluan istrinya. Azl namanya,” papar Ustadz Abdul Somad.
Dengan demikian, cuitan akun Twitter Shery?#2022 (@gadisresidu_b3) dikategorikan sebagai Konten yang Dimanipulasi.
Berdasarkan hasil penelusuran, foto tersebut adalah hasil suntingan dari berita Okezone berjudul “Hukum Mengeluarkan Sperma di Luar Kemaluan Istri, Ini Kata Ustadz Abdul Somad” yang terbit pada 23 November 2021. Dalam berita itu, Ustadz Abdul Somad (UAS) menjelaskan bahwa halal hukumnya mengeluarkan sperma di luar kemaluan istri yang dalam Islam disebut sebagai ‘azl. Okezone mengutip penjelasan UAS dari video yang diunggah kanal YouTube Motivasi Hijrah.
“Yang mengatur kehamilan, dua tahun sekali, empat tahun sekali, ini boleh. Apa dalilnya? Karena Nabi membolehkan ‘azl. Apa itu ‘azl? Seorang suami berhubungan dengan istrinya, dikeluarkannya sperma di luar kemaluan istrinya. Azl namanya,” papar Ustadz Abdul Somad.
Dengan demikian, cuitan akun Twitter Shery?#2022 (@gadisresidu_b3) dikategorikan sebagai Konten yang Dimanipulasi.
Kesimpulan
Hasil Periksa Fakta Renanda Dwina Putri (Anggota Komisariat MAFINDO Universitas Pendidikan Indonesia)
Faktanya, judul berita sebenarnya yang bersumber dari Okezone adalah “Hukum Mengeluarkan Sperma di Luar Kemaluan Istri, Ini Kata Ustadz Abdul Somad” terbit pada 23 November 2021.
Faktanya, judul berita sebenarnya yang bersumber dari Okezone adalah “Hukum Mengeluarkan Sperma di Luar Kemaluan Istri, Ini Kata Ustadz Abdul Somad” terbit pada 23 November 2021.
Rujukan
Halaman: 4562/6303