• (GFD-2021-8507) Keliru, Foto Mobil Esemka yang Muncul di Tengah Momen Banjir Jakarta 2021

    Sumber: cekfakta.tempo.co
    Tanggal publish: 23/02/2021

    Berita


    Foto sebuah mobil berwarna putih dengan logo Esemka di bagian hidung beredar di Facebook. Di bawah logo itu, terdapat tipe dari mobil tersebut, yakni S2000. Foto ini beredar di tengah peristiwa banjir Jakarta usai hujan deras mengguyur ibukota pada 19-20 Februari 2021.
    "Kadroon lagi goreng isu banjir, pakde buktikan pake esemka. Kadroon makin ketjang - ketjang xixixixixi," demikian narasi yang dibagikan oleh sebuah akun pada 21 Februari 2021. Hingga artikel ini dimuat, unggahan tersebut telah mendapatkan 574 reaksi dan 344 komentar serta dibagikan 43 kali.
    Gambar tangkapan layar unggahan di Facebook yang berisi klaim keliru terkait foto mobil yang diunggahnya.

    Hasil Cek Fakta


    Untuk memverifikasi klaim tersebut, Tim CekFakta mula-mula menelusuri jejak digital foto mobil berwarna putih itu dengan reverse image tool Yandex. Hasilnya, ditemukan bahwa foto itu bukan foto mobil Esemka. Foto tersebut adalah hasil editan. Foto aslinya menunjukkan mobil prototipe Honda 20th Anniversary S2000. Mobil ini dirilis pada pertengahan Januari 2020.
    Foto tersebut digunakan sebagai thumbnail video yang diunggah oleh kanal YouTube terverifikasi milik jurnalis otomotif, Marchettino, pada 18 Januari 2020. Video ini diberi judul "Honda S2000 20th Anniversary: Back on the market?". Dalam foto tersebut, terlihat bahwa di atas tulisan tipe mobil S2000, terdapat logo Honda, bukan logo Esemka.
    Foto hasil suntingan yang beredar di Facebook (atas) dan foto asli mobil prototipe Honda 20th Anniversary S2000 (bawah).
    Kanal YouTube Albo juga pernah mengunggah video mobil yang sama pada 13 Januari 2020. Lewat video ini, diketahui bahwa foto di atas diambil dari acara pameran mobil Tokyo Auto Salon 2020 di Jepang. Kesamaan tidak hanya terlihat dari bentuk mobil, tapi juga motif lantai ruang pameran serta foto-foto yang terpasang di dinding di belakang mobil tersebut.
    Dilansir dari situs otomotif Car and Driver, untuk merayakan ulang tahun ke-20 S2000, Honda merilis kembali mobil tersebut sebagai prototipe khusus dalam Tokyo Auto Salon 2020. S2000 kustom ini didasarkan pada mobil generasi AP1 (1999-2003), tapi memiliki bumper, kusen samping, spatbor, spoiler, dan sistem suspensi yang diperbarui.
    Kaca spion dan sekeliling kaca depan dicat hitam. Mobil ini juga menggunakan satu set roda Advan RZ2 17 inci. Interiornya sebagian besar tidak berubah. Jok merah terlihat serupa dengan yang ada di S2000 asli. Honda mengatakan bahwa mobil ini juga memiliki sistem audio yang telah diperbarui serta layar sentuh modern yang besar di tengah dasbor.

    Kesimpulan


    Berdasarkan pemeriksaan fakta Tempo, klaim bahwa mobil dalam foto yang beredar di tengah momen banjir Jakarta 2021 tersebut adalah mobil Esemka, keliru. Foto itu adalah hasil suntingan. Mobil dalam foto tersebut merupakan mobil prototipe Honda 20th Anniversary S2000. Mobil prototipe ini dipamerkan dalam acara Tokyo Auto Salon pada pertengahan Januari 2020.
    TIM CEK FAKTA TEMPO
    Anda punya data/informasi berbeda, kritik atau masukan untuk artikel cek fakta ini? Kirimkan ke cekfakta@tempo.co.id

    Rujukan

  • (GFD-2021-8506) Keliru, Klaim Ini Video Banjir Bekasi pada 2021 dengan Banyak Mobil Terbalik

    Sumber: cekfakta.tempo.co
    Tanggal publish: 22/02/2021

    Berita


    Sebuah video yang memperlihatkan kondisi sebuah kompleks perumahan pasca banjir beredar di YouTube. Dalam video ini, tampak sejumlah mobil dan motor yang terbalik dan menindih satu sama lain. Video itu diklaim sebagai video pasca banjir Bekasi pada Februari 2021.
    Dalam video tersebut, terdengar pula suara seorang wanita yang menyebut lokasi kompleks itu, yakni Pondok Gede Permai, Jatiasih, Bekasi, Jawa Barat. "Nih, lihat mobil pada ringsek gara-gara banjir. Ini di Pondok Gede Permai. Ancur semua mobil. Udah kayak mobil-mobilan. Motor ringsek," katanya.
    Video itu diunggah oleh kanal ini pada 21 Februari 2021 dengan judul "Banjir di Bekasi 2021!!! Mobil Banyak Terbalik!!!". Dalam keterangannya, kanal itu menulis bahwa video tersebut diambil di Perumahan Bumi Nasio Indah, Bekasi. "Sejumlah wilayah di Jadetabek terendam banjir pada 20 Februari 2021."
    Gambar tangkapan layar unggahan di YouTube yang memuat klaim keliru terkait video unggahannya.

    Hasil Cek Fakta


    Untuk memverifikasi klaim tersebut, Tim CekFakta Tempo mula-mula memfragmentasi video itu menjadi sejumlah gambar dengantoolInVID. Lalu, gambar-gambar tersebut ditelusuri denganreverse image toolYandex. Hasilnya, ditemukan bahwa video di atas adalah video lama, yang direkam usai banjir Bekasi pada awal Januari 2020.
    Video yang diambil dari lokasi dan peristiwa yang sama, yang memperlihatkan sejumlah mobil dan motor terbalik dan saling tindih, pernah diunggah oleh kanal YouTube Media Hukum Indonesia pada 3 Januari 2020. Video tersebut diberi judul "Fenomena Pasca Banjir Tahun Baru 2020".
    Foto-foto dari peristiwa tersebut juga pernah dimuat dalam sebuah video yang diunggah oleh kanal YouTube Tribun Jambi pada 5 Januari 2020. Video itu diberi judul "10 potret pasca banjir, mobil bertumpukan di Pondok Gede". Dalam keterangannya, tertulis bahwa foto-foto itu diambil pada 2 Januari 2020.
    "Sejumlah warga menyaksikan puluhan kendaraan hancur pasca banjir yang merendam kawasan Pondok Gede Permai, Jatiasih, Bekasi, Jawa Barat, Kamis (2/1/2020). Sebelumnya diketahui bahwa kawasan tersebut diterjang banjir dengan ketinggian air mencapai lima meter yang membuat ratusan rumah warga nyaris tenggelam dan yang terlihat hanya bagian atap," demikian keterangan dari kanal Tribun Jambi.
    Situs media BeritaSatu pun pernah memuat foto-foto dari peristiwa yang sama pada 2 Januari 2020 dalam artikelnya yang berjudul "Penampakan Mobil Terseret Arus Pasca Banjir di Jatiasih Bekasi". Dalam keterangannya, tertulis bahwa foto-foto itu diambil di Pondok Gede Permai, Jatiasih, Bekasi, Jawa Barat.
    "Warga melintasi sejumlah mobil yang terserat arus dan akses jalan hancur pasca banjir yang merendam kawasan Pondok Gede Permai, Jatiasih, Bekasi, Jawa Barat, Kamis (2/1/2020). Jalan-jalan di Kompleks Pondok Gede Permai (PGP), yang merupakan lokasi banjir terparah sejak Rabu (1/1), mulai surut. Akses masuk Kompleks PGP juga terhambat karena banyak kendaraan warga yang tertumpuk di dekat pintu masuk. Arus banjir yang deras telah menyeret mobil-mobil milik warga, lalu tertumpuk di depan pintu masuk perumahan," demikian keterangannya.
    Banjir di Bekasi pada 2021
    Pada 20 Februari 2021, seperti dilansir dari Liputan6.com, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bekasi menyatakan masih terdapat 31 titik banjir di wilayahnya, dari total sebelumnya 94 titik. Seluruh titik banjir itu tersebar di delapan kecamatan.
    "Sebanyak 63 lokasi titik genangan sudah surut, 31 lokasi tergenang kembali akibat hujan deras dan naiknya TMA (tinggi muka air) Kali Bekasi, Kali Cakung, Kali Bong," kata Kepala Pelaksana BPBD Kota Bekasi, Agus Harpa, dalam keterangannya pada 20 Februari 2021.
    Titik banjir tersebut antara lain Perumahan Pondok Hijau Permai (Rawalumbu); Perumahan Mutiara Gading Timur (Mustikajaya); Perumahan Jatibening Permai, Perumahan Sarigaperi, Perumahan Antilope, Perumahan Taman Pondok Gede, dan Perumahan Duta Indah ( Pondok Gede ); serta Perumahan Nasio Indah, Perumahan Dosen IKIP, Kompleks Cahaya Kemang Permai, Perumahan Pondok Gede Permai, dan Perumahan Graha Indah (Jatiasih).
    Titik banjir juga dilaporkan berada di Perumahan Villa Jaka Setia, Perumahan Cikas, Pondok Timur Mas, Perumahan Pondok Surya Mandala, dan Kompleks Taman Cikunir Indah (Bekasi Selatan); Perumahan Margahayu Jaya, Gang Mawar Margahayu, Taman Villa Kartini, Gang Kalimaya, Jalan Tirtonadi Bekasi Jaya, dan Gang Semar Bekasi Jaya (Bekasi Timur); Perumahan Duta Kranji (Bekasi Barat); serta Kampung Lebak, Margamulya, dan Teluk Pucung (Bekasi Utara).
    Dikutip dari Kompas.com, Perumahan Bumi Nasio Indah, Jatiasih, Bekasi, merupakan salah satu lokasi yang terdampak banjir cukup parah akibat hujan deras yang mengguyur Jabodetabek pada Jumat-Sabtu, 19-20 Februari 2021. Ketinggian air di kompleks tersebut sempat mencapai 2,5 meter. Hingga Minggu malam, 21 Februari 2021, Perumahan Bumi Nasio Indah masih terendam banjir setinggi 40-60 cm. Namun, ini lebih rendah ketimbang pada Minggu pagi yang ketinggiannya berkisar 70-200 cm.

    Kesimpulan


    Berdasarkan pemeriksaan fakta Tempo, klaim bahwa sejumlah mobil dan motor yang terbalik dalam video tersebut terkait dengan banjir Bekasi pada 2021, keliru. Video itu adalah video lama, yang direkam usai banjir Bekasi pada awal Januari 2020. Video tersebut memperlihatkan kondisi di kawasan Pondok Gede Permai, Jatiasih. Arus banjir yang deras ketika itu mampu menyeret kendaraan milik warga.
    TIM CEK FAKTA TEMPO
    Anda punya data/informasi berbeda, kritik atau masukan untuk artikel cek fakta ini? Kirimkan ke cekfakta@tempo.co.id

    Rujukan

  • (GFD-2021-8505) Keliru, Vaksin Flu Sebabkan Infeksi HIV dan Kanker

    Sumber: cekfakta.tempo.co
    Tanggal publish: 19/02/2021

    Berita


    Klaim bahwa vaksin flu sama dengan vaksin Covid-19 dan bisa menyebabkan infeksi HIV serta kanker beredar di Instagram pada 17 Februari 2021. Klaim itu dilengkapi dengan gambar sebuah diagram yang berisi berbagai nama penyakit dan gangguan yang terjadi pada manusia, yang diklaim disebabkan oleh vaksin.
    Penyakit itu antara lain kanker, infeksi HIV/AIDS, stroke, diabetes, arthritis, dan serangan jantung. Terdapat pula gangguan autisme dalam diagram tersebut. Bahkan, di bagian bawah, disebutkan bahwa kematian adalah salah satu akibat dari pemberian vaksin.
    "Inilah daftar penyakit akibat semua Vaksin!! Vaksin Flu sama dgn vaksin Covid. Mereka cuma pura2 aja meneliti. Buktikan bhw setelah di vaksin maka kasus HIV dan kanker akan meledak!! Vaksin FLu Vaksin paling beracun di dunia!" demikian narasi yang ditulis oleh sebuah akun Instagram.
    Gambar tangkapan layar unggahan sebuah akun Instagram yang berisi klaim keliru terkait vaksin flu.

    Hasil Cek Fakta


    Dikutip dari Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Amerika Serikat ( CDC ), influenza atau flu adalah penyakit pernapasan menular yang disebabkan oleh virus influenza. Virus ini menginfeksi hidung, tenggorokan, dan terkadang paru-paru. Influenza juga bisa menyebabkan penyakit ringan hingga parah. Komplikasi serius dari influenza dapat membuat pengidapnya menjalani rawat inap, bahkan meninggal.
    Ada dua jenis vaksin yang digunakan untuk influenza. Pertama, vaksin flu suntik. Vaksin ini terdiri dari vaksin influenza yang tidak aktif (IIV) dan vaksin influenza rekombinan (RIV). Vaksin tersebut tidak mengandung virus flu hidup. Vaksin ini hadir dalam berbagai jenis formulasi trivalen, kuadrivalen, dosis tinggi, adjuvan, berbasis sel, dan rekombinan.
    Sementara yang kedua adalah vaksin flu semprotan hidung. Vaksin ini juga dikenal sebagai vaksin influenza hidup yang telah dilemahkan (LAIV). Vaksin yang digunakan dengan cara disemprotkan ke hidung tersebut mengandung virus hidup. Namun, virus itu telah dilemahkan sehingga tidak menyebabkan influenza.
    Dilansir dari Health Line, selama setengah abad terakhir, jutaan orang telah mendapatkan vaksin flu. Namun, sangat sedikit orang yang mengalami masalah serius. Banyak penelitian yang menunjukkan bahwa vaksin flu dan bahan kimia yang terkandung di dalamnya aman.
    Sebagaimana vaksin lainnya, efek samping dari vaksin flu kebanyakan ringan. Orang yang telah mendapatkan vaksin ini biasanya melaporkan gejala seperti nyeri, kemerahan, dan bengkak pada kulit di sekitar tempat suntikan, demam, kelelahan, dan sakit kepala.
    Beberapa penyakit dan gangguan yang tercantum dalam diagram pada unggahan akun Instagram di atas tidak disebabkan atau berkaitan dengan vaksin flu. Berikut ini penjelasannya:
    Kanker
    Sekitar 40 persen kasus kanker disebabkan oleh virus. Beberapa virus memang telah diketahui sejak lama menjadi penyebab kanker. Namun, kasusnya diduga hanya 10 atau 20 persen. Virus yang dikenal luas terkait kanker adalah virus hepatitis B dan C, yang bisa menyebabkan kanker hati dan human papilloma virus (HPV), lalu memicu kanker serviks. Penyebab kanker lainnya adalah sering mengkonsumsi daging olahan, menghirup udara berpolusi, dan stres.
    Dikutip dari situs resmi Preventive Medicine Cancer Care ( PMCC ) Denver, hingga kini, belum ada penelitian yang menemukan bukti bahwa vaksin mengarah pada risiko kanker yang lebih tinggi. Menurut sebuah publikasi, selama 1955-1963, memang terdapat sebuah virus yang dikaitkan dengan vaksin polio. Virus itu dikenal sebagai SV40, yang kemungkinan terkait dengan peningkatan risiko kanker.Namun, publikasi itu juga menyatakan tidak ada bukti yang cukup soal peningkatan risiko tersebut. "Penting untuk dicatat bahwa satu-satunya alasan adalah kontaminasi virus SV40, yang bukan merupakan bagian dari vaksin polio. Kontaminasi juga tidak ada lagi dalam vaksin polio modern yang diberikan kepada pasien," demikian penjelasan PMCC Denver.
    Justru, menurut PMCC Denver, banyak penelitian saat ini yang mulai memberikan bukti bahwa vaksin bisa bermanfaat dalam menurunkan risiko kanker. Alasan utama di balik ini adalah karena ada virus tertentu yang diketahui menyebabkan perubahan pada DNA tubuh manusia (seperti HPV).
    Ketika perubahan ini terjadi, hal itu dapat menyebabkan perubahan tertentu dalam aktivitas genetik yang diekspresikan oleh sel-sel tubuh. Akibatnya, sel-sel ini kemungkinan besar menjadi kanker. Ketika vaksin diberikan untuk melindungi dari virus, risiko terinfeksi mikroorganisme ini berkurang. Perlindungan itu juga dapat mengurangi risiko pengembangan kanker yang dikaitkan dengan virus.
    HIV/AIDS
    Dikutip dari situs kesehatan Alodokter, AIDS disebabkan oleh virus HIV. Virus HIV yang masuk ke tubuh akan menghancurkan sel CD4. Sel CD4 adalah bagian dari sel darah putih yang melawan infeksi. Semakin sedikit sel CD4 dalam tubuh, semakin lemah sistem kekebalan tubuh seseorang. Infeksi HIV terjadi saat darah, sperma, atau cairan vagina dari pengidap masuk ke dalam tubuh orang lain.
    Pada Desember 2020 lalu, memang sempat beredar klaim bahwa uji coba salah satu vaksin Covid-19 di Australia telah membuat para relawan positif terinfeksi HIV. Namun, menurut verifikasi Reuters, klaim ini keliru. Vaksin yang dimaksud adalah vaksin yang dikembangkan oleh perusahaan bioteknologi CSL dan University of Queensland, Australia.
    Vaksin Covid-19 ini menggunakan fragmen kecil protein virus HIV untuk menstabilkan vaksin. Produksi dihentikan setelah uji coba menunjukkan bahwa antibodi yang dihasilkan sebagai respons terhadap fragmen protein itu dapat menyebabkan hasil positif palsu dalam beberapa tes HIV.
    CSL mengatakan “kandidat vaksin tidak mengandung virus HIV dan tidak ada kemungkinan dapat menyebabkan HIV". Tes lanjutan pun menunjukkan tidak ada virus HIV di tubuh para relawan. Sementara dikutip dari laporan Live Science, tidak ada cara bagi vaksin untuk menyebabkan infeksi HIV, karena mengandung fragmen protein yang tidak berbahaya.
    Autisme
    Dilansir dari situs kesehatan Halodoc, autisme (Autism Spectrum Disorder/ASD) merupakan gangguan pertumbuhan saraf yang memengaruhi perkembangan bahasa dan kemampuan anak untuk berkomunikasi, berinteraksi, serta berperilaku. Beberapa faktor yang dapat memicu autisme adalah faktor keturunan, efek samping dari minuman beralkohol atau obat-obatan selama dalam kandungan, pengaruh gangguan lain (sindrom down, lumpuh otak, dan sebagainya), serta kelahiran prematur.
    Hingga kini, penyebab autisme belum diketahui. Namun, para ahli mengidentifikasi adanya beberapa gen yang dicurigai memiliki kaitan dengan ASD. Kadang-kadang, gen ini muncul dan bermutasi secara spontan. Tapi, dalam kasus lain, orang mungkin mewarisi gen tersebut dari orang tua. Dalam kasus anak kembar, autisme bisa terjadi akibat gen kembar.
    Dikutip dari Republika.co.id, vaksinolog sekaligus dokter spesialis penyakit dalam Dirga Sakti Rambe membantah kabar lawas yang kembali muncul bahwa vaksin bisa menyebabkan autisme. Dirga menegaskan bahwa mitos tersebut sama sekali tidak benar. Menurut Dirga, isu itu pertama kali diungkapkan oleh seorang dokter bedah asal Inggris, Andrew Wakefield, pada 1998.
    Dokter ini menyebut vaksin MMR (gondong, campak, dan rubella) terkait dengan autisme. Namun, belakangan diketahui bahwa penelitian tersebut palsu. "Setelah itu, dilakukan penelitian luas untuk membuktikan benar atau tidaknya klaim dokter tersebut. Ternyata tidak benar dan dia terbukti memalsukan data," ujar Dirga pada 15 Desember 2020.
    Stroke
    Stroke adalah penyakit yang menyerang otak. Stroke terjadi bila aliran darah da

    Kesimpulan


    Berdasarkan pemeriksaan fakta Tempo, klaim bahwa vaksin flu dapat menyebabkan infeksi HIV dan kanker, maupun penyakit serta gangguan serius lainnya, keliru. Vaksin flu telah banyak digunakan di berbagai negara, termasuk Indonesia, dan belum pernah dilaporkan menyebabkan infeksi HIV maupun kanker.
    TIM CEK FAKTA TEMPO
    Anda punya data/informasi berbeda, kritik atau masukan untuk artikel cek fakta ini? Kirimkan ke cekfakta@tempo.co.id

    Rujukan

  • (GFD-2021-8504) Keliru, Arab Saudi Tolak Jemaah Haji Indonesia Karena Belum Bayar Akomodasi

    Sumber: cekfakta.tempo.co
    Tanggal publish: 19/02/2021

    Berita


    Klaim bahwa pemerintah Arab Saudi menolak jemaah haji Indonesia karena belum membayar biaya akomodasi viral di media sosial. Klaim itu terdapat dalam sebuah artikel yang berjudul "Terkuak, Ternyata Jemaah Haji Indonesia Ditolak Bukan Karena Covid-19". Artikel ini diterbitkan oleh sebuah situs pada 16 Februari 2021.
    Artikel itu diawali dengan kalimat yang berbunyi "Arab Saudi ngotot tolak jemaah haji dari Indonesia, Kemenag dibuat kebingungan, ada apa sebenarnya". Lalu, dalam artikel ini, terdapat pula narasi, "Yang jelas, karena belum bayar bea akomodasi calon jemaah haji. Maunya hutang dulu, bayar belakang aja. Kerajaan Arab Saudi tidak mau."
    Selain itu, artikel tersebut juga mengklaim bahwa dana haji digunakan oleh pemerintah untuk membangun sejumlah proyek infrastruktur. "Sementara itu, jutaan calon jemaah haji hanya bisa melongo dan menunggu berangkat berhaji hingga uzur dan hingga akhir hayatnya," demikian narasi yang tertulis di bagian akhir artikel tersebut.
    Gambar tangkapan layar artikel yang diterbitkan oleh sebuah situs yang berisi klaim keliru terkait pembayaran akomodasi jemaah haji Indonesia.

    Hasil Cek Fakta


    Dilansir dari Jawapos.com, Plt Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama Oman Fathurahman memastikan pemerintah tidak memiliki utang biaya akomodasi jemaah haji kepada Arab Saudi. "Informasi Indonesia belum bayar akomodasi jemaah jelas keliru dan menyesatkan. Jemaah haji Indonesia juga tidak pernah ditolak Arab Saudi,” kata Oman pada 18 Februari 2021.
    Menurut Oman, selama ini, Indonesia dikenal sebagai negara dengan manajemen pengelolaan haji yang baik dalam segala aspek, termasuk dalam proses pengadaan layanan di Arab Saudi, baik transportasi, katering, maupun akomodasi. “Indonesia itu terbaik dalam manajemen penyelenggaraan ibadah haji. Itu diakui banyak negara, dan tidak sedikit dari mereka yang melakukan studi banding,” ujarnya.
    Oman mengatakan, sejak terbitnya Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2018 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Keuangan Haji, dana haji telah dialihkan kepada Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH). "Per Februari (2018), semua dana haji sudah menjadi wewenang BPKH. Sejak itu, Kementerian Agama sudah tidak mempunyai tugas pokok dan fungsi untuk mengelola, apalagi mengembangkan dana haji dalam bentuk apapun,” kata Oman.
    Pada 3 Februari 2021 lalu, pemerintah Arab Saudi memang menangguhkan masuknya pendatang dari 20 negara, termasuk Indonesia. Namun, kebijakan tersebut diambil sebagai upaya untuk membendung penyebaran Covid-19. Dilansir dari Kompas.com, penangguhan sementara masuknya pendatang dari 20 negara itu diumumkan pada hari yang sama ketika Arab Saudi mencatatkan empat kematian baru terkait Covid-19.
    Negara-negara yang termasuk dalam penangguhan itu adalah Indonesia, Uni Emirat Arab, Argentina, Jerman, Amerika Serikat, Britania Raya, Afrika Selatan, Prancis, India, Pakistan, Mesir, Lebanon, Irlandia, Italia, Brasil, Portugal, Turki, Swedia, Swiss, dan Jepang. Larangan juga mencakup wisatawan yang transit di negara-negara tersebut dalam 14 hari sebelum pengumuman penangguhan.
    Ibadah Haji 2021
    Pada 15 Februari 2021, seperti dilansir dari Jawapos.com, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas mengatakan bakal memberi tenggat kepada pemerintah Arab Saudi hingga awal Maret untuk memberikan kepastian soal penyelenggaraan ibadah haji 2021. Jika hingga awal Maret tidak terdapat kejelasan, pemberangkatan jemaah haji tahun ini akan dibatalkan seperti pada 2020.
    "Kami punyadeadlineMaret, pastikan mau berangkat atau tidak. Itu dulu. Masalah kuota, itu perihal berikutnya," kata Yaqut saat menerima rombongan Forum Silaturahmi Asosiasi Travel Haji dan Umrah (SATHU). Dalam pertemuan itu, Yaqut juga mengatakan, hampir setiap pekan, Kemenag berkoordinasi dengan pemerintah Arab Saudi soal ibadah haji 2021.
    Dalam komunikasi tersebut, pemerintah pun menyampaikan batas toleransi untuk mempersiapkan penyelenggaraan ibadah haji tahun ini, yakni hingga awal Maret. Jika sampai batas waktu tersebut pemerintah Arab Saudi tak kunjung memberikan kepastian, pemerintah tidak akan siap menyelenggarakan pemberangkatan ibadah haji.
    Pengelolaan dana haji
    Isu bahwa dana haji digunakan untuk pembangunan infrastruktur telah beredar sejak 2018, ketika pengelolaan dana haji dialihkan kepada BPKH. Pada 24 Januari 2019, seperti dikutip dari Kompas.com, Kepala BPKH Anggito Abimanyu telah menegaskan bahwa tidak ada dana haji yang digunakan untuk pembangunan infrastruktur.
    Menutur Anggito, dana haji per 2018 sebanyak Rp 113 triliun ditempatkan dalam deposito di perbankan syariah dan digunakan untuk membeli surat berharga. "Tidak ada satu rupiah pun dana haji untuk infrastruktur. Investasi kita hanya di surat berharga. Jadi, rasio investasi kita di 2018 sebesar 50 persen di bank dan 50 persen di surat berharga," ujar Anggito.
    Pada pertengahan 2019, isu yang sama kembali muncul. BPKH kembali menyatakan bahwa tidak ada dana kelolaan haji yang digunakan untuk investasi langsung pada proyek infrastruktur. Dilansir dari CNN Indonesia, Anggota BPKH Bidang Investasi Beny Witjaksono mengatakan hampir 100 persen dana investasi disalurkan kepada surat berharga pemerintah dalam bentuk Surat Berharga Syariah Negara (SBSN).
    Menurut Beny, BPKH hanya mencatatkan satu jenis investasi selain ke surat berharga, yakni investasi ke Bank Muamalat melalui Kementerian Agama. Investasi itu telah dilakukan sebelum BPKH terbentuk di tahun 2017. Ia melanjutkan BPKH juga memiliki investasi dalam bentuk Sukuk Dana Haji Indonesia (SDHI) yang ditempatkan sebelum BPKH terbentuk.
    Pada pertengahan 2020, lagi-lagi isu tersebut muncul, di tengah pembatalan keberangkatan ibadah haji 2020. Dilansir dari Kumparan.com, pembatalan keberangkatan ibadah haji ini membuat dana yang telah terkumpul untuk biaya ibadah haji calon jemaah tidak terpakai. Per Mei 2020, dana haji yang sudah terkumpul mencapai lebih dari Rp 135 triliun.
    Pada 3 Juni 2020, Kepala BPKH Anggito Abimanyu menuturkan dana tersebut tersimpan di rekening BPKH. “Jika tidak dipergunakan untuk penyelenggaraan ibadah haji, akan dikonversi ke dalam mata uang rupiah dan dikelola oleh BPKH,” katanya. Menurut dia, seluruh dana kelolaan jemaah haji berbentuk rupiah dan valuta asing. Anggito pun menegaskan dana haji ini tidak ada kaitannya dengan pembiayaan proyek infrastruktur ataupun penguatan rupiah.

    Kesimpulan


    Berdasarkan pemeriksaan fakta Tempo, klaim bahwa Arab Saudi menolak jemaah haji Indonesia karena belum membayar biaya akomodasi, keliru. Kementerian Agama telah memastikan bahwa pemerintah tidak mempunyai utang biaya akomodasi jemaah haji kepada pemerintah Arab Saudi. Sejak 3 Februari 2021, pemerintah Arab Saudi memang menangguhkan masuknya pendatang dari 20 negara, termasuk Indonesia. Namun, kebijakan tersebut diambil sebagai upaya untuk membendung penyebaran Covid-19.
    TIM CEK FAKTA TEMPO
    Anda punya data/informasi berbeda, kritik atau masukan untuk artikel cek fakta ini? Kirimkan ke cekfakta@tempo.co.id

    Rujukan