• (GFD-2021-8820) Keliru, Foto Warga Turki Saat Menggelar Salat Minta Hujan dan Lansung Diguyur Hujan Deras

    Sumber: cekfakta.tempo.co
    Tanggal publish: 23/11/2021

    Berita


    Sebuah foto yang memperlihatkan sejumlah warga tengah menjalankan ritual ibadah salat di bawah guyuran hujan lebat beredar di media sosial. Foto tersebut dibagikan dengan narasi bahwa belum selesai melaksanakan salat minta hujan (Istisqa), hujan pun langsung datang dengan sangat deras.
    Di Facebook, foto tersebut dibagikan akun ini pada 18 November 2021. Berikut narasi lengkap foto tersebut:
    “Belum selesai salat minta hujan, hujanpun langsung datang dengan sangat deras. Sementara negara tetangganya, Yunani, yang juga mengalami kebakaran hutan hebat sama sekali tidak diterjang hujan.”
    Hingga artikel ini dimuat, foto tersebut telah mendapat lebih dari 2.200 komentar dan dibagika lebih dari 290 kali. Apa benar ini foto warga Turki saat salat minta hujan dan langsung diguyur hujan deras?
    Tangkapan layar unggahan dengan klaim yang Foto Warga Turki Saat Menggelar Salat Minta Hujan dan Lansung Diguyur Hujan Deras

    Hasil Cek Fakta


    Untuk memverifikasi klaim di atas, Tim CekFakta Tempo menelusuri jejak digital foto tersebut dengan menggunakan reverse image tool Google dan Yandex. Hasilnya, foto tersebut diambil ketika warga Turki tengah melaksanakan salat Jumat pada Juni 2020.
    Foto yang identik pernah dimuat situs berbahasa Turki pada 19 Juni 2020 dengan judul, “ Salat Jumat di bawah hujan di Masjid Haji Bayram Veli di Ankara ”.
    Salat Jum'at di Ankara diadakan dengan langkah-langkah pencegahan virus corona. Warga melaksanakan salat Jumat di bawah guyuran hujan lebat yang efektif siang hari.
    Situs berbahasa Turki lainnya,  ensonhaber.com, juga memuat foto-foto yang identik pada hari yang sama, “ Salat Jumat di Ankara di bawah hujan lebat.”
    Karena pandemi virus corona, yang terus mempengaruhi dunia, beberapa tindakan juga diambil di Turki. Masjid ditutup untuk ibadah massal pada 16 Maret.
    Namun, ketika terjadi penurunan serius baik kasus maupun kematian, pembatasan tempat ibadah dilonggarkan.
    Hari ini, salat Jumat digelar untuk keempat kalinya setelah keputusan itu. Sekali lagi, masjid-masjid penuh sesak.
    Hujan yang tiba-tiba di Ankara dengan Melike Hatun di Masjid Hacı Bayram-ı Veli tidak mengintimidasi masyarakat, doa diadakan di bawah hujan.
    Foto-foto yang identik juga pernah diunggah ke Twitter oleh akun CNN Turki pada 19 Juni 2020.
    Sejak pelaksanaan ibadah massal ditutup pada 16 Maret, masjid-masjid yang ditutup kembali dibuka. Salat Jumat ke empat dilaksanakan di bawah guyuran hujan lebat dibanyak bagian negara itu.
    Dikutip dari situs berita CNN Turki, dengan dibukanya kembali masjid-masjid yang ditutup untuk ibadah massal sejak 16 Maret dalam rangka tindakan virus corona (Covid-19), shalat Jumat keempat diadakan di banyak bagian negara itu di bawah hujan lebat.
    Akibat wabah virus corona yang terus melanda dunia, berbagai langkah dilakukan untuk mencegah penyebaran wabah di Turki.
    Menyusul dibukanya kembali masjid-masjid yang ditutup untuk ibadah massal sejak 16 Maret lalu, warga yang hendak menunaikan salat Jumat untuk keempat kalinya pekan ini memadati masjid.

    Kesimpulan


    Berdasarkan pemeriksaan fakta Tempo, foto dengan klaim warga Turki menggelar salat minta hujan dan langsung diguyur hujan deras, keliru. Ritual ibadah salat yang digelar warga Turki dalam foto tersebut bukanlah salat minta hujan atau Istisqa, melainkan salat Jumat yang dilaksanakan di Ankara pada 16 Juni 2020.
    TIM CEK FAKTA TEMPO

    Rujukan

  • (GFD-2021-8819) Keliru, Mahasiswi Novi Maharani Dapat Penghargaan karena Temukan Formula Turunkan Berat Badan 35 Kilogram Sebulan

    Sumber: cekfakta.tempo.co
    Tanggal publish: 23/11/2021

    Berita


    Sejumlah narasi tentang seorang mahasiswi Indonesia yang menemukan formula untuk menurunkan berat badan sebanyak 35 kilogram hanya dalam 1 bulan, beredar Selasa 23 November 2021. Narasi itu memuat setidaknya dua foto pelajar setelah merayakan wisuda.
    Mahasiswi tersebut diklaim bernama Novi Maharani yang kuliah di Amerika Serikat. Berkat temuannya itu, ia disebut mendapatkan penghargaan tertinggi pada 2020.
    “Mahasiswi asal Indonesia berhasil menemukan formula unik yang mampu menurunkan berat badan dalam waktu singkat, tanpa perlu membatasi asupan makanan. Menariknya, dalam temuan tersebut diketahui berat badan dapat turun sebanyak 35 kilogram hanya dalam 1 bulan, tanpa menggunakan bahan yang mengandung unsur kimia, tanpa kuatir merasa lapar bahkan tanpa perlu berolahraga.
    Unggahan dengan foto pertama ada dalam tautan ini
    Unggahan dengan foto kedua dalam tautan ini
    Tangkapan layar unggahan dengan klaim bahwa Mahasiswi Novi Maharani Dapat Penghargaan karena Temukan Formula Turunkan Berat Badan 35 Kilogram Sebulan

    Hasil Cek Fakta


    Narasi ini mirip dengan cerita sebelumnya yang menyebut seorang pelajar asal Indonesia bernama Rina Kusumastuti, memenangi penghargaan tertinggi pada 2019 setelah menemukan formula  menurunkan berat badan 15 kilogram sehari. Kedua cerita ini juga sama-sama palsu.
    Tempo telah membantah sejumlah unggahan tentang pelajar Rina Kusumastuti tersebut dengan empat foto yang tidak terkait dengan cerita tersebut.
    Artikel bantahan bisa diakses di sini: Keliru, Rina Kusumastuti Meraih Penghargaan Tertinggi karena Menemukan Metode Baru Menurunkan Berat Badan
    Sama halnya dengan cerita versi pertama, tidak ada pemberitaan ihwal Novi Maharani yang mendapatkan penghargaan tertinggi setelah menemukan formula diet dengan penurunan berat badan fantastis, 35 kilogram dalam sebulan.
    Sebelumnya, menurut ahli diet dari Spesialis Medis International Islamic University Malaysia (IIUM), Dr. Madihah Mazha, dalam diet yang normal, berat badan maksimal yang harus diturunkan adalah sekitar 0,5-1 kilogram per minggu atau 2-4 kg per bulan.
    Cerita palsu tentang Novi Maharani tersebut juga digunakan untuk mempromosikan obat-obat pelangsing tubuh.
    Seperti akun yang mengatasnamakan susipudjiastuti_channel dan iriana.jokowi_
    mempromosikan iklan ramuan diet Go Slimming, di bawah narasi tentang Novi Maharani. 

    Kesimpulan


    Dari pemeriksaan fakta di atas, narasi tentang mahasiswi Novi Maharani yang menemukan formula diet untuk menurunkan berat badan 35 kilogram dalam sebulan adalah keliru. Juga tidak pernah ada penghargaan tertinggi yang diberikan karena temuan formula tersebut.
    Tim Cek Fakta Tempo

    Rujukan

  • (GFD-2021-8818) Keliru, Rina Kusumastuti Meraih Penghargaan Tertinggi karena Menemukan Metode Baru Menurunkan Berat Badan

    Sumber: cekfakta.tempo.co
    Tanggal publish: 22/11/2021

    Berita


    Informasi tentang seorang pelajar asal Indonesia yang berhasil meraih penghargaan tertinggi pada 2019, setelah menemukan metode baru tentang penurunan berat badan, beredar di Instagram. Pelajar tersebut diklaim bernama Rina Kusumastuti yang kuliah di salah satu universitas di Amerika Serikat.
    Unggahan yang mempublikasikan cerita itu antara lain bisa ditemukan di sini, sini, dan sini. Seluruh unggahan memuat cerita yang sama dengan dilengkapi dua foto seorang perempuan dan laki-laki dalam pakaian wisuda.
    Cuplikan cerita tersebut yakni:
    Rina Kusumastuti ialah mahasiswi asal Indonesia yang berhasil menemukan formula unik yang mampu menurunkan berat badan dalam waktu singkat, tanpa perlu membatasi asupan makanan.
    Temuan ini merupakan hasil dari penelitian dan proses penulisan tesisnya, di mana hasil temuannya ini menuai pujian dari para peneliti terkemuka di dunia.
    Dalam temuannya ini, Rina menawarkan ide jenius yang proses realisasinya akan ditangani oleh struktur ilmiah Indonesia. Para pakar asupan makanan dan sejumlah pakar di bidang lain akan ikut ambil bagian dalam pengembangan produk di mana formulanya didasarkan atas hasil riset yang dilakukan Rina Kusumastuti.
    Tangkapan layar unggahan dengan klaim bahwa Rina Kusumastuti meraih penghargaan tertinggi karena menemukan metode baru menurunkan berat badan

    Hasil Cek Fakta


    Dari hasil verifikasi Tempo, cerita seorang pelajar Rina Kusumastuti yang meraih penghargaan tertinggi di 2019 karena menemukan metode baru penurunan berat badan, adalah tidak pernah ada. Narasi tersebut berulang kali muncul di internet sejak 2019, dengan mengubah foto maupun nama. 
    Tempo telah mencari pemberitaan tentang kisah Rina Kusumastuti tersebut dengan berbagai kata kunci, baik dalam bahasa Indonesia, maupun bahasa Inggris. Namun kisah tersebut tidak pernah ada di media dalam negeri maupun luar negeri. Termasuk dengan menggunakan pencarian di Google Scholar untuk melacak hasil penelitian formula tersebut, hasilnya juga nihil. 
    Tentunya sangat tidak masuk akal bagi media akan melewatkan cerita tersebut, jika memang kisah itu sesuai fakta. 
    Berikutnya, Tempo mencoba melacak foto perempuan dalam unggahan tersebut dan diklaim sebagai Rina Kusumastuti. Dengan reverse image tool milik Google, Tempo menemukan foto tersebut pernah dipublikasikan di situs University College of Yayasan Pahang pada 8 Desember 2018. Foto itu dimuat dalam artikel mereka berjudul UCYP Talk on Employee Healthcare and Welfare.
    Tempo kemudian melacak nama-nama pembicara dalam acara tersebut, lalu terhubung dengan Dr. Madihah Mazha. Dalam acara itu, Madihah hadir hadir sebagai Spesialis Medis International Islamic University Malaysia (IIUM) dan dia mempresentasikan tentang makanan sehat.
    Saat dihubungi melalui Facebook messenger, Madihah mengatakan foto yang diklaim sebagai Rina Kusumastuti tersebut, adalah koleganya yang dulu bekerja sebagai staf marketing Pusat Spesiasil Media IIUM. Dia bernama Masniza Zahari. “I think someone using her picture,” kata dia kepada Tempo, Sabtu 20 November 2021. 
    Sebagai seorang ahli diet, Madihah menjelaskan tidak mungkin berat badan seseorang bisa turun 15 kilogram dalam waktu sepekan. Menurut dia, hal itu bukan cara diet yang sehat. Normalnya, berat badan maksimal yang harus diturunkan adalah sekitar 0,5-1 kilogram per minggu atau 2-4 kg per bulan.
    Beredar dengan foto berbeda
    Tempo melacak kisah tentang Rina Kusumastuti di internet. Kisah pertama beredar 19 Desember 2019 sebagai konten sponsor yang dimuat oleh situs Tribunnews. Saat itu, foto yang ditampilkan berbeda dengan yang beredar pada 2021. 
    Tangkapan layar unggahan artikel dan foto dengan keterangan wanita muslim Asia menyilangkan tangannya dan melihat ke kamera, dengan latar belakang teman-temannya.
    Saat ditelusuri, foto ini lebih dulu dipublikasikan di situs stok foto Alamy pada 5 Mei 2019 dengan keterangan: wanita muslim Asia menyilangkan tangannya dan melihat ke kamera, dengan latar belakang teman-temannya.  
    Foto tersebut juga digunakan dalam situs profil Universiti Malaysia Serawak.
    Tak ada keterangan bahwa perempuan dalam foto tersebut bernama Rina Kusumastuti.  
    Setahun kemudian, cerita tersebut dimuat di situs Citra Indonesia dengan judul Mendikbud Apresiasi Rina Kusumastuti Penemu Obat Turunkan Berat Badan pada 5 Juni 2020. Foto yang ditampilkan yakni seorang perempuan berhijab membentangkan bendera Merah Putih. 
    Tangkapan Layar situs Citra Indonesia dengan judul Mendikbud Apresiasi Rina Kusumastuti Penemu Obat Turunkan Berat Badan pada 5 Juni 2020. Foto yang ditampilkan yakni seorang perempuan berhijab membentangkan bendera Merah Putih.
    Saat ditelusuri, pelajar dalam foto tersebut adalah Latifah Mar’atun Solihah, yang saat itu menjadi pelajar Kelas XII SMAN 1 Teras, Boyolali. Dia meraih dua penghargaan sekaligus dalam kompetisi bergengsi International Science and Engineering Fair (Intel ISEF) di Los Angeles, California, Amerika Serikat, Sabtu 20 Mei 2017.
    Dikutip dari Solo Pos,  Latifah mengusung riset berjudul Anak-Anak Terbuang: Studi tentang Sikap Masyarakat terhadap ODHA/AIDS dalam ajang tersebut.
    Dari berita tersebut, jelas menunjukkan bahwa penelitian yang dimenangi oleh Latifah tidak terkait dengan pelangsing badan. 
    Selain tiga foto di atas, foto versi lain beredar seperti ini. Faktanya, perempuan dalam foto ini bernama Rahma. Foto tersebut pernah dipublikasikan di Shutterstock dengan keterangan: Dokumenter wisuda Rahma yang mendapatkan gelar sarjana di Universitas Islam Indonesia Yogyakarta 24 November 2018. 
    Foto Dokumenter wisuda Rahma yang mendapatkan gelar sarjana di Universitas Islam Indonesia Yogyakarta 24 November 2018 yang diklaim sebagai Rina Kusumastuti di Media sosial. Sumber: Shutterstock
    Iklan obat pelangsing
    Cerita palsu tentang Rina Kusumastuti tersebut banyak digunakan untuk mempromosikan obat-obat pelangsing tubuh. Seperti akun Instagram Media Dakwah dan Ngaji Bekal Akherat yang memuat iklan pelangsing tubuh di bagian akhir cerita tentang Rina Kusumastuti.
    Jika akun Media Dakwah mempromosikan produk Amanah Slimming, sedangkan akun Ngaji Bekal Akherat mengiklankan Freenesia Slim. Unggahan lain juga memiliki motif yang sama. 

    Kesimpulan


    Dari pemeriksaan fakta di atas, Tempo menyimpulkan Rina Kusumastuti, pelajar Indonesia yang menemukan metode baru menurunkan berat badan dan meraih penghargaan tertinggi adalah keliru. Cerita tersebut telah beredar sejak 2019 dan tidak pernah terjadi. Foto-foto yang diklaim Rina Kusumastuti diambil dari foto-foto lain yang tidak terkait dengan cerita tersebut. 
    Tim Cek Fakta Tempo

    Rujukan

  • (GFD-2021-8817) Menyesatkan, Klaim Pria Ini Hamil dan Akhirnya Melahirkan Sepasang Anak

    Sumber: cekfakta.tempo.co
    Tanggal publish: 19/11/2021

    Berita


    Kolase foto yang memperlihatkan seorang pria berkumis dalam kondisi hamil dan menggendong seorang seorang bayi beredar di internet. Foto tersebut dimuat dengan narasi bahwa kiamat makin dekat, pria ini hamil dan akhirnya melahirkan sepasang anak.
    Sebuah blog memuat kolae foto tersebut dengan judul, “kiamat makin dekat, pria ini hamil dan akhirnya melahirkan sepasang anak.”
    Berikut narasinya:
    “Tuhan menciptakan segala sesuatunya berpasang-pasangan. Ada laki-laki dan ada perempuan. Ada sel sperma dan ada sel telur. Sewajarnya, mengandung dan melahirkan anak dilakukan oleh seorang wanita. Karena pada dasarnya, untuk menghasilkan anak sel sperma dari seorang pria akan dibuahi di dalam rahim oleh wanita. Dengan kata lain mustahil seorang pria bisa membuahi spermanya sendiri, alias hamil, dan melahirkan anak. Namun, bagaimana jadinya jika hal yang mustahil itu menjadi kenyataan, yang artinya seorang pria bisa hamil dan melahirkan. Mungkin terdengar tak masuk akal namun, hal itu pernah terjadi pada seorang “pria” bernama Thomas Beatie. Dia dianggap sebagai seorang “pria” pertama yang hamil dan melahirkan putrinya setelah 12 bulan mengandung.”
    Apa benar pria ini hamil dan akhirnya melahirkan sepasang anak?
    Tangkapan layar unggahan dengan klaim seorang pria hamil dan melahirkan, tanda kiamat semakin dekat.

    Hasil Cek Fakta


    Untuk memverifikasi klaim di atas, Tim CekFakta Tempo menelusuri jejak digital foto tersebut dengan menggunakan reverse image tolls Google dan Yandex. Hasilnya, pria dalam foto tersebut adalah seorang transgender bernama Thomas Beatie. Meski telah menjalani rekonstruksi dada dan terapi testosteron, tetapi Thomas tetap mempertahankan alat reproduksinya.
    Foto-foto yang identik pernah dimuat situs pada 22 November 2017 dengan judul, “ See What “The Pregnant Man” Thomas Beatie and His Kids Look Like Today.”
    Menurut situs tersebut, Thomas terlahir sebagai anak perempuan bernama Tracy di Hawaii pada 1974. Tracy pernah dinobatkan sebagai finalis di Miss Hawaii Teen USA saat remaja. Namun, sejak usia 10 tahun, Thomas mulai mengidentifikasi diri sebagai seorang pria, dan mulai beralih menjadi pria pada usia 23 tahun.
    Thomas pernah menuliskan kisahnya yang dimuat situs  advocate.com  pada 14 Maret 2008 dengan judul, “ Labor of Love ”.
    Thomas memiliki isteri bernama Nancy. mereka menjalani kehidupan yang tenang di komunitas Oregon hingga akhirnya ia memutuskan untuk memiliki anak.
    “Saya transgender, secara hukum laki-laki, dan menikah secara resmi dengan Nancy. Tidak seperti pernikahan sesama jenis, kemitraan rumah tangga, atau serikat sipil, Nancy dan saya diberi lebih dari 1.100 hak federal untuk menikah,” ungkap Thomas.
    Sterilisasi bukanlah persyaratan untuk pergantian kelamin, jadi Thomas memutuskan untuk menjalani rekonstruksi dada dan terapi testosteron tetapi tetap mempertahankan hak reproduksinya.
    “Ingin memiliki anak kandung bukanlah keinginan laki-laki atau perempuan, tetapi keinginan manusia,” katanya.
    Menurutnya, gagasan memiliki anak lebih merupakan impian daripada rencana mereka.
    “Saya selalu ingin punya anak. Namun, karena endometriosis parah 20 tahun yang lalu, Nancy harus menjalani histerektomi dan tidak dapat mengandung anak”.
    Tetapi, setelah kesuksesan bisnis sablon kustom mereka dan perpindahan dari Hawaii ke Pacific Northwest dua tahun lalu, waktunya akhirnya tampak tepat. Thomas berhenti mengambil suntikan testosteron dua bulanan. Sekitar delapan tahun sejak ia memiliki siklus menstruasi terakhir.
    Dilansir dari  nbcnews.com, setelah dia menulis esai untuk The Advocate tentang kehamilannya pada 2008, kisah Beatie menyebar ke seluruh dunia. Foto-foto Beatie yang menggendong perutnya - perutnya yang telanjang, membesar, hamil - menjadi viral.
    Permintaan untuk wawancara TV dan majalah segera berdatangan. Dia menulis sebuah buku tentang pengalamannya yang berjudul “Labor of Love,” menjadi subjek dari beberapa acara TV spesial dan bahkan kemudian membintangi sebuah reality show Prancis.
    "Semuanya seperti angin puyuh," katanya. "Tapi aku masih tidak menyesalinya."
    Setelah memiliki anak pertamanya, Susan, pada tahun 2008, Thomas Beatie kemudian melahirkan dua anak lagi dengan istrinya saat itu, Nancy Beatie. Pasangan itu berpisah pada 2012, dan pada 2016 Beatie menikahi istri keduanya, Amber, yang bekerja di tempat penitipan anak yang dihadiri anak-anaknya. Mereka memiliki bayi bersama pada tahun 2018, yang melahirkan Amber.
    Thomas Beatie bukanlah satu-satunya pria transgender yang mengumumkan kehamilannya setelah menikah. Di Inggris, seorang pria transgender bernama Hayden Cross mengumumkan kehamilannya pada 2017.
    Hayden, lahir sebagai perempuan 20 tahun lalu, telah hidup sebagai laki-laki selama tiga tahun dan mengonsumsi hormon laki-laki — tetapi sangat ingin memiliki bayi.
    Dilansir dari The Sun, mantan pekerja Asda, secara hukum laki-laki dan sudah mulai terapi hormon. Tapi dia menunda transisinya untuk memiliki bayi dengan sperma donor.
    Hayden, yang tinggal di Gloucester dan sedang hamil empat bulan, mengatakan: "Saya ingin bayinya mendapatkan yang terbaik. "Aku akan menjadi ayah terhebat."
    Hayden menemukan donor sperma di Facebook untuk membuat dirinya hamil setelah menunda perubahan jenis kelaminnya.

    Kesimpulan


    Berdasarkan pemeriksaan fakta Tempo, kolase foto dengan klaim bahwa pria ini hamil dan akhirnya melahirkan sepasang anakmenyesatkan. Pria dalam foto tersebut adalah seorang transgender bernama Thomas Beatie. Meski telah menjalani rekonstruksi dada dan terapi testosteron, tetapi Thomas tetap mempertahankan alat reproduksinya sehingga secara medis tetap memungkinnya ia bisa hamil. Pria transgender lainnya yang juga pernah mengumumkan kehamilannya setelah mendapat donor sperma bernama Hayden Cross.
    TIM CEK FAKTA TEMPO

    Rujukan