• (GFD-2022-10735) Cek Fakta: Hoaks Indosiar Gelar Konser Cinta Leslar Bersemi Kembali

    Sumber: liputan6.com
    Tanggal publish: 18/10/2022

    Berita


    Liputan6.com, Jakarta - Kabar tentang Indosiar akan menggelar konser bertajuk Cinta Leslar Bersemi Kembali beredar di media sosial. Kabar tersebut disebarkan salah satu akun Facebook pada 17 Oktober 2022.
    Akun Facebook tersebut mengunggah poster yang diklaim acara Konser Cinta Leslar Bersemi Kembali yang akan digelar oleh Indosiar pada Minggu 23 Oktober 2022 pukul 20.00 WIB.
    "Setelah kurang lebih 10 hari menghadapi cobaan 😭
    Kini sang kejora bangkit kembali dengan cinta dan kasih sayang dari Kaka bilar ❤️❤️
    Jangan lupaaaaa saksikan konser Lesty kejoraaaa dengan tema LESLAR BERSEMI KEMBALI ❤️
    Gak sabar banget sih pengen nonton 🥰
    Persiapannya WOW BANGET ⤵️," tulis salah satu akun Facebook.
    Konten yang disebarkan akun Facebook tersebut telah 30 kali dibagikan dan mendapat 119 komentar dari warganet.
    Benarkah Indosiar akan menggelar konser bertajuk Cinta Leslar Bersemi Kembali? Berikut penelusurannya.
     

    Hasil Cek Fakta


    Cek Fakta Liputan6.com menelusuri informasi Indosiar bakal menggelar konser bertajuk Cinta Leslar Bersemi Kembali. Penelusuran dilakukan dengan mengunjungi akun Instagram yang dikelola Indosiar, yakni @indosiar.
    Dari salah satu unggahannya, akun Instagram @indosiar meluruskan bahwa tidak ada acara bertajuk "Konser Cinta Leslar Bersemi Kembali". Bahkan, akun Instagram @indosiar memberikan stampel hoaks pada poster yang viral tersebut.
    Berikut gambar tangkapan layarnya:
    "‼️HOAX‼️
    Halo bestie Indosiar, menanggapi berita yg beredar, Indosiar meluruskan bahwa tidak benar dan tidak ada “Konser Cinta Leslar Bersemi Kembali” yang diselenggarakan oleh Indosiar," tulis akun Instagram @indosiar.
     

    Kesimpulan


    Kabar tentang Indosiar bakal menggelar konser bertajuk Cinta Leslar Bersemi Kembali ternyata tidak benar alias hoaks. Lewat akun Instragram resminya, Indosiar memastikan bahwa poster tersebut adalah hoaks.
     

    Rujukan

  • (GFD-2022-10734) Keliru, Video Seorang Bocah Kritis Usai Tersambar Petir karena Bermain Ponsel Saat Hujan

    Sumber: cekfakta.tempo.co
    Tanggal publish: 18/10/2022

    Berita


    Sebuah video dikirimkan pembaca Cek Fakta Tempo dengan narasi seorang anak kritis akibat tersambar petir ketika asyik bermain telepon seluler (ponsel) saat hujan deras.
    Tim Cek Fakta Tempo memperoleh video berdurasi 11 detik tersebut melalui tipline chatbot. Seorang bocah tampak menjerit kesakitan dengan kondisi tangan berdarah beredar grup percakapan WhatsApp. 
    Berikut narasi lengkapnya:
    “Aslmkm imbauan utk semua bpk2 dan ibu2 yg ada di grup atau yg di luar grup, kejadian kemarin sore di cibereum seorang anak sedang asyik bermain hp disaat hujan deras di sambar petir hingga kritis, tolong kasih tau anak2 kota agar jngn main hp di saat hjn di manapun berada walau dlm rumah sekalipun, sayangi klrga kita, mudah2 info ini bermanfaat utk semuanya trima ksh. slm mj semua.”
    Tangkapan layar video yang beredar di WhatsApp tentang klaim seorang bocah mengalami luka pada tangan akibat bermain ponsel hingga tersambar petir
    Apa benar ini video seorang anak kritis usai disambar petir karena bermain ponsel saat hujan?

    Hasil Cek Fakta


    Berdasarkan verifikasi Tim Cek Fakta Tempo, bocah yang menjerit kesakitan dengan kondisi tangan terluka dalam video bukan karena tersambar petir saat bermain ponsel ketika hujan, melainkan terkena ledakan petasan.
    Untuk memverifikasi klaim tersebut, Tempo memfragmentasi video tersebut dan melakukan penelusuran di internet dengan menggunakan reverse image tools Google dan Yandex. Tempo juga menelusuri pemberitaan terkait melalui sejumlah media kredibel.
    Gambar tangkapan layar yang identik dengan bocah dalam video di atas diberitakan Kumparan, pada 16 Oktober 2022 dengan judul “Viral Bocah Tangan Hancur Tersambar Petir saat Main HP, Ternyata Kena Petasan.”
    Gambar tangkapan layar tersebut diberí keterangan, “Viral video bocah tangan hancur tersambar petir saat main hp, ternyata kena petasan. Foto: Dok. Istimewa.”
    Sumber: Kumparan
    Menurut Kumparan, bocah malang tersebut bernama Febriansyah (10). Peristiwa nahas itu terjadi pada 9 Oktober 2022 lalu di Lapangan Madam, Kampung Malang nengah, Desa Ciseeng, Kabupaten Bogor.
    Kasi Humas Polres Bogor Iptu Desi Triana mengatakan peristiwa terjadi pada pukul 14.00 WIB saat menghadiri salah acara keagamaan. Petasan sisa acara di lokasi lalu dibawa Febriansyah ke tengah lapang.
    "Korban bersama temannya mengambil petasan sisa dari acara tersebut, dan sisa petasan yang di ambil korban dibawa ke lapangan, setelah tiba di TKP, tiba-tiba petasan meledak mengenai jari sebelah kiri," kata Iptu Desi kepada wartawan, Minggu, 16 Oktober 2022.
    "Sisa petasan yang diambil korban dibawa ke Lapangan Madam. Setiba di Lapangan Madam, tiba-tiba petasan tersebut meledak dan mengenai tangan bagian jari sebelah kiri," papar Desi, dikutip dari Detik.com.
    Ledakan petasan tersebut kemudian terdengar oleh warga sekitar. Kemudian warga segera mendatangi lokasi kejadian tersebut. "Korban dibawa ke rumah warga sekitar dan langsung dibawa ke RS Dhuafa Kemang," terangnya.
    Polisi sudah melakukan pengecekan ke lokasi kejadian. Mereka juga telah membawa barang bukti dari kejadian tersebut.
    Dilansir dari Sindonews.com, akibat ledakan petasan itu, tangan kiri pada bagian jari-jari Febriansyah mengalami luka parah. Korban sempat dibawa ke rumah warga sebelum akhirnya dilakukan ke RS Dhuafa untuk mendapat penanganan medis.
    Penyebab Ponsel Meledak
    Dikutip dari JawaPos.com, pengamat teknologi Lucky Sebastian menjelaskan, main handphone saat hujan atau saat mendung disertai petir dapat menyebabkan tersambar hanya mitos belaka. Menurutnya, tidak ada penjelasan teknis yang bisa memastikan bahwa handphone yang notabene menggunakan jaringan nirkabel bisa menyebabkan seseorang tersambar petir.
    Ia menjelaskan bahwa petir terjadi karena awan yang sarat bermuatan listrik negatif, tertarik dengan listrik positif di bumi untuk segera menetralkan muatannya. Aliran listrik negatif dari awan ke bumi ini yang kita kenal sebagai petir.
    Karena ingin segera mencapai bumi, maka petir atau kilat ini akan tertarik untuk menyambar atau melewati benda-benda yang lebih tinggi dari pada permukaan Bumi.
    “Kalau dilihat dari teknologinya, rasanya hampir nggak mungkin pakai HP terus tersambar petir. Paling mungkin adalah saat pakai HP sembari di-charge, dan saat hujan, petir menyambar tiang listrik dan masuk ke rumah-rumah dan menyambar HP yang lagi di-charge sembari dipakai,” tegas Lucky.
    Berdasarkan arsip berita Tempo, terdapat sejumlah faktor yang dapat menyebabkan ponsel meledak. Melansir PC Magazine, kemungkinan ponsel untuk meledak sebenarnya sangatlah kecil. Kebanyakan kasus ponsel meledak berkaitan dengan baterai. 
    Kebanyakan ponsel masa kini ditenagai oleh baterai lithium-ion, yang mengandung keseimbangan elektroda positif dan negatif untuk memungkinkan pengisian ulang. Ketika terjadi kesalahan, komponen bagian dalam baterai dapat rusak dan menimbulkan reaksi volatil yang dapat menyebabkan kebakaran hingga ledakan.
    Masalah yang paling umum yang dapat memicu hal itu adalah panas yang berlebih. Jika baterai yang diisi daya atau prosesor yang bekerja terlalu keras menjadi panas dengan terlalu cepat, hal itu dapat merusak susunan kimiawi pada komponen ponsel.
    Dengan baterai, reaksi berantai yang disebut thermal runaway dapat membuat baterai menghasilkan lebih banyak panas dan akhirnya terbakar atau meledak.

    Kesimpulan


    Berdasarkan pemeriksaan fakta, video dengan klaim seorang anak kritis usai disambar petir karena bermain ponsel saat hujan adalah keliru. 
    Kasi Humas Polres Bogor Iptu Desi Triana memastikan bocah tersebut bukan terkena petir melainkan terkena ledakan petasan.
    Pengamat teknologi Lucky Sebastian juga menjelaskan bahwa tidak ada penjelasan teknis yang bisa menyebabkan seseorang tersambar petir. Sebab handphone notabene menggunakan jaringan nirkabel.

    Rujukan

  • (GFD-2022-10733) Keliru, Demonstrasi Mahasiswa UGM Tolak Pernyataan Rektor Terkait Ijazah Palsu Joko Widodo

    Sumber: cekfakta.tempo.co
    Tanggal publish: 18/10/2022

    Berita


    Sebuah akun Facebook mengunggah video dengan narasi demonstrasi mahasiswa Universitas Gajah Mada (UGM) yang berkaitan dengan ijazah palsu Jokowi. Akun tersebut memberi judul "Tolak Pernyataan Bu Rektor Tak Sesuai Fakta Serentak Mahasiswa UGM Ramai di Depan Kampus".
    Video berdurasi 10 menit 18 detik tersebut menampilkan ratusan mahasiswa berdemonstrasi dan video Rektor UGM Yogyakarta, Ova Emilia, yang sedang memberikan keterangan.
    Sejak dibagikan pada Rabu, 12 Oktober 2022, video tersebut sudah mendapat seribuan komentar, enam ribuan tanggapan dan 185 ribu kali tayang.
    Tangkapan layar awalan video yang beredar di Facebook soal dugaan ijazah palsu Jokowi
    Benarkah, demonstrasi mahasiswa UGM terkait ijazah palsu Joko Widodo?

    Hasil Cek Fakta


    Hasil verifikasi Tempo menunjukkan bahwa unjuk rasa itu bukan soal ijazah palsu Jokowi, melainkan tentang penolakan kenaikan nilai Uang Kuliah Tunggal (UKT) dan penurunan besaran biaya kuliah di beberapa jurusan. Termasuk tuntutan pembatalan relokasi pedagang di Kantin Bonbin di dekat Fakultas Ilmu Budaya UGM pada 2 Mei 2016.
    Aksi lainnya pada 19 Desember 2019, mahasiswa UGM meminta supaya Peraturan Rektor tentang Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual segera disahkan.
    Untuk memverifikasi kebenaran klaim di atas, Tim Cek Fakta Tempo memfragmentasi video tersebut dan menelusurinya menggunakan pencarian Google, Google Reverse Image dan Yandex Image Search.
    Video 1
    Fragmen video pertama yang terdiri dari gabungan 3 foto. Searah jarum jam: foto pertama berasal dari akun Instagram resmi Rektor UGM @ovaemi, foto kedua merupakan jepretan jurnalis Kumparan, sedangkan foto ketiga adalah foto Kepala Bagian Humas dan Protokol Dina W Kariodimedjo yang dimuat SuaraJogja.id
    Pada awal video, Rektor Universitas Gadjah Mada (UGM), Prof Ova Emilia, tampak seperti memberikan keterangan di hadapan awak media dan persis di belakangnya mahasiswa membentang sejumlah poster berwarna putih.
    Akan tetapi, setelah ditelusuri menggunakan Yandex Image, ternyata masing-masing foto sama sekali tidak berhubungan dan terdapat tiga momen yang berbeda-beda.
    Pertama, foto Ova Emilia sudah pernah terbit di Media Indonesia berjudul ‘Tiga Calon Rektor UGM Ditetapkan, Ova Emilia Peroleh Nilai Tertinggi pada 13 Mei 2022 dan sebelumnya juga sudah pernah diunggah di Instagram pribadinya pada 21 Februari 2020.
    Kedua, awak media yang mengarahkan kamera ke hadapan Ova Emilia merupakan acara doorstop mendengarkan keterangan Kepala Bagian Humas dan Protokol UGM, Dina W Kariodimedjo terkait soal dugaan ujaran kebencian terhadap Ade Armando oleh dosen UGM, Karna Wijaya.
    Foto ini pernah diterbitkan di media online suarajogja.id pada Senin, 18 April 2022 dengan judul Dipanggil Rektor, Karna Wijaya Dosen UGM Minta Maaf Setelah Dugaan Ejek Ade Armando Viral.
    Ketiga, puluhan mahasiswa yang membentangkan poster putih tersebut saat mereka melakukan demonstrasi di depan Graha Sabha Pramana (GSP) Universitas Gadjah Mada (UGM) pada Kamis, 19 Desember 2019. Dikutip dari Kumparan, mereka menuntut supaya Peraturan Rektor tentang Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual segera disahkan.
    Video 2
    Fragmen video 2
    Potongan video detik ke-12 menampilkan mahasiswa saat berunjuk rasa. Video ini merupakan momen saat mahasiswa UGM menduduki Balairung Gedung Pusat UGM pada Senin, 2 Mei 2016.
    Dalam arsip Tempo disebutkan, mahasiswa mengajukan tiga tuntutan, yaitu penolakan kenaikan nilai Uang Kuliah Tunggal (UKT) dan penurunan besaran biaya kuliah di beberapa jurusan. Mereka menuntut pembatalan relokasi pedagang di Kantin Bonbin, di dekat Fakultas Ilmu Budaya UGM.
    Mereka juga berkali-kali menyatakan aksinya bukan simulasi.
    "Aksi ini independen dan tidak dipengaruhi pihak manapun," kata Taufik, salah satu juru bicara Aliansi mahasiswa.
    Jadi, ribuan mahasiswa yang menggelar demonstrasi ini bukan terkait soal ijazah palsu Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo. Unjuk rasa ini digelar pada Mei 2016, sementara video di atas beredar di media sosial pada Oktober 2022.
    Video 3
    Fragmen video 3
    Video detik ke-21 ini menampilkan Rektor Universitas Gadjah Mada, Ova Emilia, yang berbicara dalam jumpa pers untuk mengklarifikasi kabar ijazah palsu Jokowi. Potongan video ini diterbitkan di Kompas TV dengan judul Klarifikasi soal Ijazah Palsu Presiden Jokowi, Rektor UGM: Bentuk Tanggung Jawab Institusi pada Selasa, 11 Oktober 2022.
    Mantan Dekan Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan (FKKMK) UGM itu menerangkan bahwa Jokowi merupakan alumni Prodi S1 di Fakultas Kehutanan UGM angkatan tahun 1980.
    "Bapak Insinyur Joko Widodo dinyatakan lulus dari UGM tahun 1985 sesuai ketentuan dan bukti kelulusan berdasarkan dokumen yang kami miliki," jelas dia.
    Atas data dan informasi yang dimiliki UGM, lanjut dia, pihaknya meyakini keaslian ijazah sarjana S1 Jokowi.
    "Atas data dan informasi yang kami miliki, dan terdokumentasi dengan baik, kami meyakini mengenai keaslian ijazah sarjana S1 Insinyur Joko Widodo dan yang bersangkutan benar-benar lulusan Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada," tuturnya.
    Polemik Ijazah Jokowi
    Dikutip dari arsip Tempo, sebelumnya Bambang Tri Mulyono mendaftarkan gugatan ke Pengadilan Negeri Jakpus pada hari Senin 3 Oktober 2022 dan gugatan itu telah terdaftar dengan nomor perkara:592/Pdt.G/2022/PN Jkt.Pst.
    Pihak Tergugat dalam perkara ini adalah Tergugat I Presiden Jokowi; tergugat II Komisi Pemilihan Umum/KPU; tergugat III Majelis Permusyawaratan Rakyat/MPR; dan tergugat IV Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi/Kemenristekdikti.
    Menengok pada situs sipp.pn-jakartapusat.go.id, terdapat tiga petitum yang diajukan oleh Bambang Tri. Pertama, menerima dan mengabulkan Gugatan Penggugat untuk seluruhnya.
    Kedua, menyatakan tergugat I telah melakukan Perbuatan Melawan Hukum Berupa Membuat Keterangan Yang Tidak Benar dan/atau Memberikan Dokumen Palsu berupa Ijazah (Bukti Kelulusan) Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP) & Sekolah Menengah Atas (SMA) Atas Nama Joko Widodo.
    Ketiga, menyatakan Tergugat I telah melakukan Perbuatan Melawan Hukum berupa menyerahkan dokumen Ijazah yang berisi Keterangan Yang Tidak Benar dan/atau memberikan dokumen palsu, sebagai kelengkapan syarat pencalonan tergugat I untuk memenuhi ketentuan pasal 9 ayat (1) huruf r PER-KPU Nomor 22 Tahun 2018, untuk digunakan dalam proses Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden Periode 2019-2024.

    Kesimpulan


    Berdasarkan pemeriksaan fakta, demonstrasi mahasiswa UGM terkait ijazah palsu Joko Widodo adalah keliru.
    Unjuk rasa itu bukan soal isu ijazah palsu Jokowi, melainkan tentang penolakan kenaikan nilai Uang Kuliah Tunggal (UKT) dan penurunan besaran biaya kuliah di beberapa jurusan. Lalu pembatalan relokasi pedagang di Kantin Bonbin di dekat Fakultas Ilmu Budaya UGM pada 2 Mei 2016.
    Kemudian, aksi lainnya terkait tuntutan mahasiswa UGM supaya Peraturan Rektor soal Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual agar segera disahkan. Unjuk rasa ini dilakukan pada 19 Desember 2019.

    Rujukan

  • (GFD-2022-10732) [SALAH] Vaksin Pfizer Mengandung Logam Berat Graphene Oxide

    Sumber: Facebook
    Tanggal publish: 17/10/2022

    Berita

    Cek Fakta Liputan6.com mendapati klaim vaksin Pfizer mengandung logam berat graphene oxide. Kabar tersebut diunggah salah satu akun Facebook, pada 7 Oktober 2022.

    Klaim vaksin Pfizer mengandung logam berat graphene oxide berupa video yang menampilkan dokumen.

    Diberi keterangan sebagai berikut:

    "Dokumen internal dari laboratorium Pfizer menjelaskan tentang;

    💉 Pfizer dengan ukuran berat 30 mg mengandung material logam berat graphene oxide dengan 15 milyar nanopartikel atau serbuk partikel pembawa lemak"

    Hasil Cek Fakta

    Cek Fakta Liputan6.com menelusuri klaim vaksin Pfizer mengandung logam berat graphene oxide, menggunakan Google Search dengan kata kunci 'pfizer contains the heavy metal material graphene oxide'.

    Penelusuran mengarah pada artikel berjudul "Pfizer vaccine does not contain graphene oxide" yang dimuat situs apnews.com, pada 9 Juli 2021.

    Dalam situs apnews.com, seorang profesor teknik kimia di Massachusetts Institute of Technology Allen Myerson mengatakan tidak mungkin oksida graphene ditemukan dalam vaksin.

    "Itu tidak ada dalam daftar bahan dan tidak mungkin ada," kata Allen Myerson.

    "Sama sekali tidak masuk akal," kata Dr. Paul Offit, ahli vaksin di Rumah Sakit Anak Philadelphia.

    Menurut spesialis penyakit menular Johns Hopkins Dr. Amesh Adalja, ada penelitian tentang potensi penggunaan graphene oxide dalam vaksin lain, tetapi jumlahnya tidak akan menjadi racun bagi sel manusia.

    Penelusuran juga mengarah pada artikel berjudul "Fact Check-COVID-19 vaccines do not contain graphene oxide" yang dimuat situs reuters.com, dalam artikel tersebut Senior Associate of Global Media Relations Pfizer mengatakan “Grafena oksida tidak digunakan dalam pembuatan vaksin COVID-19 Pfizer-BioNTech,”.

    Menurut lembar fakta di situs web Badan Pengawas Obat dan Makanan AS, bahan vaksin Pfizer meliputi: mRNA, lipid, kalium klorida, kalium fosfat monobasa, natrium klorida, natrium fosfat dihidrat dibasa, dan sukrosa. Itu tidak mencantumkan graphene oxide.

    Tidak ada vaksin COVID-19 lain yang tersedia di seluruh dunia, diproduksi oleh Moderna , Janssen, AstraZeneca, CanSino, Sinovac dan Sputnik V, mengandung graphene oxide.

    Kesimpulan

    Hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com, klaim vaksin Pfizer mengandung logam berat graphene oxide ternyata tidak benar. Graphene oxide tidak digunakan dalam pembuatan vaksin COVID-19 Pfizer-BioNTech.

    Rujukan