(GFD-2021-8709) Keliru, Klaim Tempat Tidur Atlet Olimpiade Tokyo Dibuat dari Kardus untuk Mencegah Seks Bebas
Sumber: cekfakta.tempo.coTanggal publish: 26/07/2021
Berita
Sebuah unggahan foto tempat tidur atlet olimpiade di Tokyo, Jepang, yang terbuat dari kardus diklaim sengaja diterapkan panitia untuk mencegah seks bebas antar atlet. Unggahan ini beredar di tengah pelaksanaan olimpiade Tokyo dengan menyertakan dua gambar ini beredar di Instagram. Gambar pertama adalah tempat tidur single yang lengkap dengan kasur dan bantal terbungkus seprei rapi. Gambar kedua, menampilkan rangka tempat tidur yang terbuat dari karton/kardus.
Foto tersebut diunggah akun ini pada 22 Juli 2021 dengan menambahkan deskripsi berikut, “Panitia penyelenggara Olimpiade Tokyo 2020 mengingatkan para atlet agar tidak melakukan hubungan seks antar-atlet selama gelaran olahraga terbesar tersebut."
Bahkan, akun ini menyantumkan narasi yang dilansir New York Post yang menyebutkan, tujuannya adalah untuk mencegah penyebaran Covid-19. Untuk memastikan para atlet tidak berhubungan intim di wisma, panitia menyiapkan 18.000 tempat tidur berbahan kardus di Tokyo Olympic Village. “Tempat tidur yang akan dipasang di Tokyo Olympic Village terbuat dari kardus, ini bertujuan untuk menghindari hubungan intim di antara para atlet,” ujar pelari jarak jauh Amerika Serikat, Paul Chelimo di akun Twitternya.
"Melihat tempat tidur yang terbuat dari kardus tersebut, tak ayal membuat netizen mempertanyakan ketahanannya. Untuk membuktikan, atlet senam dari Irlandia, Rhys Mcclenaghan, melompat-lompat di atas tempat tidurnya. Ternyata, tempat tidur tersebut sangat kokoh meskipun terbuat dari kardus. Tempat tidur "antisex" tersebut tidak hancur sekalipun ditimpa benda berat berkali-kali. Seperti biasa, panitia juga membagikan kondom kepada atlet. Kebiasaan ini sudah berlangsung sejak Olimpiade 1988. Tahun, ini jumlah kondom yang dibagikan sekitar 160 ribu. Angka ini turun drastis dibandingkan Olimpiade Rio de Janeiro, Brazil, dimana panitia membagikan 450 ribu kondom kepada para atlet. Olimpiade Tokyo akan dimulai dari Jumat (23/07/2021) dan berakhir pada Minggu (08/08/2021),” seperti dikutip dari deskripsi yang ditulis skun ini.
Hingga artikel ini dimuat, unggahanya telah disukai 1,3 ribu kali.
Hasil Cek Fakta
Untuk memverifikasi klaim tersebut, Tim CekFakta Tempo mula-mula menelusuri unggahan foto tersebut dengan menggunakan reverse image tools Google dan Yandex. Hasilnya diketahui foto tersebut identik dengan foto yang diunggah salah satu atlet pelari Olimpiade asal Amerika Serikat, Paul Chelimo di twitter pada 17 Juli 2021.
Pada unggahannya Paul menuliskan narasi “Wisma Atlet Olimpiade Tokyo menggunakan kasur dari bahan kardus. Bahab dari kardus dipilih untuk menghindari intimacy di antara para atlet saat di dalam kamar. Kasur tersebut diklaim dapat menahan beban satu orang. Hal ini diharapkan dapat menghindari adanya situasi di luar aktivitas olahraga. Saya melihat tak ada masalah bagi pelari jarak jauh, bahkan 4 orang bisa (berada di atasnya).
Dilansir dari ESPN, tempat tidur yang dimaksud tersebut merupakan tempat tidur buatan perusahaan Jepang, Airweave. Pada Olimpiade tahun ini, Airweave menyediakan 18 ribu tempat tidur berbahan "kardus ringan dengan ketahanan tinggi" untuk atlet Olimpiade dan 8 ribu tempat tidur untuk Paralimpiade dengan desain yang sedikit berbeda.
Seperti dilansir, Inside the Games, tempat tidur ini akan didaur ulang menjadi produk kertas setelah Olimpiade menjadi produk baru. Hal ini akan menjadi yang pertama dalam sejarah Olimpiade dimana kebutuhan atlet dibuat hampir seluruhnya dari bahan terbarukan.
Menurut Takashi Kitajima, penyelenggara Olimpiade Tokyo yang bertanggung jawab atas Wisma Atlet menjelaskan, tujuan dari tempat tidur kardus adalah untuk memberikan kenyamanan bagi para atlet sekaligus menjalankan misi sustainability yang merupakan salah satu tema utama Olimpiade.
"Tempat tidur akan didaur ulang menjadi produk kertas setelah Olimpiade, sementara matras akan didaur ulang menjadi produk plastik baru. Ini akan menjadi pertama kalinya dalam sejarah Olimpiade dan Paralimpiade bahwa semua tempat tidur dan matrasnya hampir seluruhnya terbuat dari bahan terbarukan." kata Takashi, seperti dilansir dari USA Today.
Dilansir dari TEMPO, Komite Olimpiade Internasional (IOC) sengaja membuat ranjang dari bahan kardus dan sudah mengaturnya agar hanya kuat menahan berat satu orang saja. Gerakan mendadak atau berat berlebih disebutkan akan membuat ranjang itu runtuh. Pengaturan seperti itu dibuat tak lepas dari kepentingan pencegahan penyebaran virus pandemi. Untuk mencegah agar tak ada dua insan yang berdekatan dan melanggar prinsip "jaga jarak" di atas tempat tidur.
Dikutip dari cekfakta Newsweek, Pada hari Minggu, pesenam Irlandia Rhys McClenaghan bahkan mendokumentasikan dirinya berulang kali melompat di tempat tidur di dalam Wisma Atlet Olimpiade Tokyo untuk membantah klaim Paul Chelimo.
"Dalam episode berita palsu hari ini di Olimpiade, tempat tidur dibuat 'anti-seks'," kata McClenaghan sambil melangkah di atas tempat tidur. "Ini benra terbuat dari karton, tetapi tampaknya desainnya tidak mudah rusak meski ada pergerakan yang tidak terduga saat (atlet) beristirahat," ujar pesenam itu sambil melompat-lompat dengan penuh tenaga.
"Itu palsu. Berita palsu." Video McClenaghan yang berdurasi 14 detik ini telah dilihat lebih dari 820.000 kali sejak diposting ke Twitter pada hari Minggu. Video debunk McClenaghan ini juga mendapat apresiasi akun resmi Olympics.
Akun Twitter resmi Olimpiade Tokyo Jepang, juga membantah tempat tidur atlet Olimpiade tak kuat menahan beban dan berterima kasih kepada McClenaghan karena telah menghentikan perdebatan. "Terima kasih telah menyanggah mitos tersebut. Anda mendengarnya langsung dari pesenam Tim Irlandia Rhys McClenaghan - tempat tidur kardus yang berkelanjutan kokoh!" seperti dikutip dari akun resmi twitter Olympics.
Kesimpulan
Berdasarkan pemeriksaan fakta Tempo, klaim bahwa tempat tidur atlet Olimpiade Tokyo, Jepang, terbuat dari kardus untuk mencegah seks bebas adalah keliru. Takashi Kitajima, penyelenggara Olimpiade Tokyo yang bertanggung jawab atas Wisma Atlet mengatakan, tujuan penggunaan kardus untuk tempat tidur atlet merupakan bagian dari aplikasi tema utama Olimpiade, yakni menggunakan bahan terbarukan. Komite Olimpiade Internasional ( IOC ) bahkan menegaskan sengaja membuat ranjang dari bahan kardus dan mengaturnya untuk satu orang untuk kepentingan pencegahan penyebaran virus pandemi. Bahan tempat tidur itu nantinya juga didaur ulang menjadi produk kertas setelah Olimpiade, sementara komponen matrasnya didaur ulang menjadi produk plastik baru.
TIM CEKFAKTA TEMPO
Rujukan
- https://www.tempo.co/tag/tempat-tidur
- https://www.tempo.co/tag/olimpiade-tokyo ”
- https:/twitter.com/Paulchelimo/status/1416240846039523331?s=20
- https://www.espn.com/olympics/story/_/id/31844675/the-hard-truth-olympic-village-beds
- https://www.usatoday.com/story/sports/olympics/2019/09/24/olympics-2020-athletes-sleep-recyclable-cardboard-beds-tokyo/2429695001/
- https://www.usatoday.com/story/sports/olympics/2019/09/24/olympics-2020-athletes-sleep-recyclable-cardboard-beds-tokyo/2429695001/
- https://sport.tempo.co/read/1485013/benarkah-ranjang-atlet-olimpiade-tokyo-dibuat-antiseks-pesenam-ini-mengujinya
- https://www.newsweek.com/fact-check-have-tokyo-olmypics-athletes-given-anti-sex-beds-1610896
- https://twitter.com/Olympics/status/1416938478701408256
- https://www.tempo.co/tag/ioc
(GFD-2021-8708) Keliru, Berita Gadis Arab Saudi Meninggal Dunia Setelah Berhasil Menghafal Al-Quran
Sumber: cekfakta.tempo.coTanggal publish: 23/07/2021
Berita
Sebuah tautan berita menulis seorang gadis asal Arab Saudi meninggal dunia setelah berhasil menghafal 30 juz Al-Quran pada Rabu 9 Mei 2019. Berita ini ditulis dengan judul “Innalillahi, gadis ini meninggal tadi malam setelah berhasil menghafal 30 juz Al-Qur'an, semoga Husnul Khotimah” dan dipublikasikan pada 15 Juli 2021.
Dalam berita tersebut, gadis asal Arab Saud i yang meninggal dunia itu disebutkan berusia 15 tahun dan meninggal sehari sebelum ia mendapatkan penghargaan dari sekolahnya karena berhasil menghafal seluruh isi Alquran. Sebelum wafat, gadis yang berasal dari Ibukota Riyadh itu mengatakan kepada orang tuanya, bila hafalan 30 juz Al-Quran adalah mahkota yang ingin diberikan di atas kepala kedua orang tuanya.
"Sejatinya, Rabu (9/5) kemarin, ia bakal mendapat penghargaan atas prestasinya tersebut. Tapi, Selasa sore ia dilarikan ke rumah sakit karena demam tinggi dan sekujur tubuhnya mati rasa, sebelum akhirnya dinyatakan meninggal dunia."
Tangkapan layar artikel yang memuat berita berjudul gadis Arab Saudi meninggal dunia setelah berhasil menghafal Al-Quran
Hasil Cek Fakta
Untuk memverifikasi klaim tersebut, Tim Cek Fakta Tempo mula-mula menelusuri foto gadis yang menjadi berita pada tautan tersebut dengan reverse image tool Google dan Yandex. Hasilnya ditemukan, foto tersebut identik dengan foto Aisyah Bahar, 23 tahun, gadis asal Makassar, Sulawesi Selatan yang meninggal pada Kamis, 04 Januari 2018.
Dilansir dari solopos.com, Aisyah Bahar merupakan alumni mahasiswa Peternakan Universitas Hasanudin Makasar. Ia meninggal dunia pada Kamis, 4 Januari 2018 di kediamannya di Kota Makassar, Sulawesi Selatan.
Menurut pengakuan ayah Aisyah, Andi Bahar Jufri, sebelum meninggal, putrinya sempat salat malam dan makan sahur untuk berpuasa sunah Senin-Kamis. Bahkan saat waktu Subuh Aisyah menyempatkan diri pergi ke masjid. Sepulang dari masjid, Aisyah mengaji, saat itulah Aisyah meninggal dunia di hadapan ayahnya.
Dikutip dari Liputan6.com, Aisyah Bahar akrab disapa Ica itu tercatat sebagai mahasiswa Universitas Hasanuddin angkatan 2012. Ia telah dinyatakan lolos CPNS tahun 2017 dan diterima bekerja di Laboratorium Reproduksi Ternak Universitas Hasanudin Makasar. Sebelum meninggal, Aisyah sempat mengeluh sakit di bagian kepalanya. "Sudah kita bawa ke dokter tapi tidak ada diagnosa apa-apa,"kata Andi Bahar Jufri ayah dari Aisyah Bahar.
Aisyah sendiri kini telah dimakamkan di pekuburan keluarga Lembaga Dakwah Islam Indonesia ( LDII ) Moncongloe, Maros, Sulawesi Selatan, Kamis, 4 Januari 2017 sekitar pukul 16.30 Wita.
"Sengaja dimakamkan di sana, Kita mengikuti tradisi LDII. Jika rumah kita dekat dari pemakaman keluarga LDII, maka kita harus dikuburkan di situ," ujar Rahma salah satu kerabat Ica.
Kesimpulan
Berdasarkan pemeriksaan fakta Tempo, tautan berita yang menulis dan mengunggah foto seorang gadis asal Arab Saudi meninggal dunia setelah berhasil menghafal 30 juz Al-Quran pada Rabu, 9 Mei 2019 adalah Keliru. Foto gadis itu diketahui merupakan Aisyah Bahar, 23 tahun, perempuan asal Makassar, Sulawesi Selatan yang meninggal pada Kamis, 04 Januari 2018. Aisyah merupakan alumni mahasiswa Peternakan Universitas Hasanudin Makasar.
Ia meninggal dunia saat membaca Al-Quran di hadapan ayahnya. Sebelum meninggal Ia sempat mengeluh sakit dibagian kepalanya. Kini telah dimakamkan di pekuburan keluarga Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) Moncongloe, Maros, Sulawesi Selatan, Kamis, 4 Januari 2017 sekitar pukul 16.30 Wita.
TIM CEKFAKTA TEMPO
Rujukan
(GFD-2021-8707) Keliru, Klaim Video Satpol PP Riau Banting Warga yang Hendak Salat Idul Adha di Masjid
Sumber: cekfakta.tempo.coTanggal publish: 22/07/2021
Berita
Sebuah video yang memperlihatkan sejumlah anggota Satuan Polisi Pamong Praja ( Satpol PP ) membubarkan ibu-ibu beredar di media sosial. Video tersebut dibagikan dengan deskripsi bahwa Satpol PP Riau banting warga yang hendak sholat Idul Adha di Masjid.
Di Facebook, video tersebut dibagikan akun ini pada 21 Juli 2021. Akun inipun menuliskan narasi, “satpol pp riau.. banting masyarakat yg mau sholat di masjid untuk tidak sholat . astagfulirullah... share kawan..”.
Dalam video berdurasi 2 menit 16 detik tersebut juga terdapat narasi “KEJADIAN PAGI DIRIOW TIDK BOLEH SOLAT IDUL ADHA”.
Video ini beredar di tengah kebijakan anjuran salat Idul Adha di rumah yang dikeluarkan pemerintah beberapa hari lalu karena tengah menerapkan PPKM Darurat guna menekan kasus Covid-19.
Benarkah klaim video Satpol PP banting warga yang hendak salat Idul Adha di masjid ini?
Tangkapan layar video yang diklaim sebagai video Satpol PP melarang dan mengusir warga Riau yang hendak salat Idul Adha.
Hasil Cek Fakta
Untuk memverifikasi klaim di atas, Tim CekFakta Tempo mula-mula memfragmentasi video tersebut menggunakan tool InVid. Selanjutnya hasil fragmentasi ditelusuri jejak digitalnya menggunakan reverse image tools Google dan Yandex. Hasilnya, video tersebut telah beredar di internet sejak tahun 2018. Aksi kekerasan terjadi saat Satpol PP Kampar, Riau, mengamankan aksi unjuk rasa puluhan tenaga rumah tunggu kesehatan di kantor Bupati setempat.
Video yang identik dengan durasi yang lebih panjang dan kualitas gambar yang lebih baik pernah diunggah juga ke Youtube oleh kanal DEEN AS SALAM pada 16 Juli 2018 dengan judul, “Satpol PP Kampar Tendang Ibu-ibu RTK yang demo di kantor Bupati Kampar Riau (Part I)”.
“Sedih melihat video ini. Mereka RTK bukan Anarkis mereka hanya ingin menuntut hak mereka yang tidak di gaji selama 7 bulan. Tak seharusnya mereka seperti itu,” bunyi keterangan video tersebut.
Video identik lainnya juga pernah dimuat ke Youtube oleh kanal Riau TV pada 18 Juli 2018 dengan judul, “DPRD KAMPAR KUTUK AKSI KEKERASAN OKNUM SATPOL PP”.
Menurut kanal Riau TV, anggota DPRD Kampar, mengutuk keras aksi dugaan tindakan kekerasan, yang dilakukan oleh oknum Satpol PP Kampar, saat mengamankan aksi unjuk rasa, puluhan tenaga rumah tunggu kesehatan atau RTK dan mahasiswa, di kantor Bupati Kampar. Mereka meminta hal ini segera di proses, oleh pihak berwenang.
Dikutip dari okezone.com, aksi kebrutalan anggota Satpol PP Kabupaten Kampar, Riau terekam kamera. Video tersebut beredar luas di media sosial hingga viral dan menuai banyak kecaman warganet. Mereka secara beringas memukuli demonstran yang sedang menggelar aksi unjuk rasa di depan kantor bupati.
Berdasarkan informasi yang beredar di medsos, insiden kekerasan ini bermula saat puluhan tenaga Rumah Tunggu Kelahiran (RTK) dan aktivis Gerakan Pemuda Patriotik Indonesia (GPPI) Kampar melakukan unjuk rasa di kantor Bupati Kampar.
Namun, unjuk rasa tersebut justru berujung ricuh. Akibatnya, sebanyak dua demonstran dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bangkinang, Senin, 16 Juli 2018 sore akibat mengalami penganiayaan.
Dilansir dari Detik.com, Kapolres Kampar, AKBP Andri Ananta Yushistira, menjelaskan aksi bentrokan terjadi pada Senin, 16 Juli 2018 antara Satpol PP dengan tenaga Ruang Tunggu Kehamilan (RTK).
Para tenaga RTK ini mengajukan protes kepada Bupati Kampar karena hak-hak mereka tidak terpenuhi. Lewat demo, mereka berencana untuk menyegel kantor bupati.
"Jadi memang ada aksi unjuk rasa sudah berjalan beberapa hari mereka memaksa untuk rencananya menyegel kantor bupati terus dihalau oleh Satpol PP. Padahal hari itu masih jam kantor. Kalau disegel bagaimana orang kerja dan nggak ada alasan bagi mereka untuk menyegel," jelas Andri kepada detikcom, Rabu, 18 Juli 2018.
Usai bentrokan, proses mediasi dilakukan dari pihak kantor bupati, polisi dan tenaga RTK. Meski sebelumnya sempat kedua belah pihak membuat laporan terkait bentrokan.
Dilansir dari stus berita lokal, riauonline.co.id, Gubernur Riau Syamsuar menyebut berita heboh video Satpol PP yang mengusir masyarakat tidak boleh melaksanakan Salat Idul Adha adalah berita hoaks.
Peristiwa itu memang terjadi di Kampar pada tahun 2018, namun bukan mengusir jemaah yang salat melainkan demo mahasiswa.
"Jangan terpengaruh tentunya dengan berita hoax, yang ingin memecah belah diantara persaudaraan kita. Yang juga tentunya membuat berita-berita yang tidak benar, karena pada saat ini banyak sekali suasana yang ingin juga menganggu keamanan kita," kata Syamsuar, kepada RiauOnline, Rabu, 21 Juli 2021 di Masjid Raya Agung An-Nur Provinsi Riau.
Kesimpulan
Berdasarkan pemeriksaan fakta Tempo, video dengan klaim Satpol PP Riau banting warga yang hendak salat Idul Adha di masjid, keliru. Aksi anggota Satpol PP dalam video tersebut sama sekali tidak terkait dengan pembubaran warga yang hendak salat Idul Adha di Masjid pada 20 Juli 2021, melainkan saat aksi unjukrasa sejumlah tenaga Ruang Tunggu Kehamilan (RTK) di Kantor Bupati Kampar, Provinsi Riau pada Juli 2018.
TIM CEK FAKTA TEMPO
Rujukan
- https://www.tempo.co/tag/satpol-pp
- https://www.facebook.com/gribjayasatukomando/videos/548818789637757/?__xts__[0]=68.ARDggeLFRQZ1Mckk6k47fHVr1zZbj1wSFA5BGowUbJyb0V1E4Zx6JT6fYNK4UkVThIPMHt0beF4UfsHFjSLaMXLFyuv01k6LOwjmJhgMPvBA2k96wwg8AaQ5zY1obI-g9pTcH1jaDMA64LY4kV8kOF9iWniN3tnjSTWjU23FlXDqeKzxKkv4VaTr8VvLoxPbbIB314WCjeQKoRFd6vQi37SkqbJSI-DTCZaRCniSFqJmfIoW05iDDG8kiyW419-IQNicshr3IqBEPyWci4ku1xb9C5RyBRXGfQElADU4Nq0p
- https://www.tempo.co/tag/idul-adha
- https://www.tempo.co/tag/riau
- https://www.youtube.com/watch?v=T_DcvXJPvPI
- https://www.youtube.com/watch?v=s5L8RUqzJSg
- https://news.okezone.com/read/2018/07/17/340/1923445/viral-video-kebrutalan-satpol-pp-kampar-bubarkan-demo-ibu-ibu-di-kantor-bupati
- https://news.detik.com/berita/d-4120340/viral-video-satpol-pp-dorong-brutal-pendemo-ini-faktanya
- https://www.riauonline.co.id/fact-check/read/2021/07/21/viral-satpol-pp-usir-warga-salat-idul-adha-syamsuar-jangan-terpengaruh-hoaks
(GFD-2021-8706) Sesat, Unggahan yang Berisi Video Vaksin Palsu
Sumber: cekfakta.tempo.coTanggal publish: 22/07/2021
Berita
Video berisi liputan pemberitaan Kompas TV berjudul Awas Vaksin Palsu menyebar di grup Whatsapp dan Twitter sejak Rabu malam 21 Juli 2021. Berita ini beredar di tengah program vaksinasi Covid-19 di Indonesia.
Dalam video berdurasi 2 menit 35 detik itu, diberitakan bahwa pasangan suami istri asal Bekasi, Jawa Barat ditangkap karena memproduksi vaksin palsu.
Di Twitter, video tersebut beredar dengan narasi, “Pasutri Pembuat VAKSIN PALSU diTANGKAP. Manusia tdk berguna yg mencelakakan org lain sangat LAYAK diHUKUM seberat-beratnya,kalo perlu hukuman seumur hidup.”
Sedangkan di WhatsApp, video disebarkan tanpa konteks dan keterangan apa-apa.
Hasil Cek Fakta
Hasil verifikasi Tempo menunjukkan bahwa video yang beredar adalah peristiwa pada 2016, sehingga tidak terkait dengan vaksin Covid-19.
Tempo menelusuri Youtube dengan kata kunci “Pasangan pembuat vaksin palsu ditangkap” dan menemukan video yang sama dari Kompas TV. Berita video itu dipublikasikan pada 26 Juni 2016 berjudul "Ini Sosok Pasutri Pembuat Vaksin Palsu". Kompas TV memberikan keterangan, pasutri tersebut bernama Hidayat Taufiqurahman dan Rita Agustina asal Bekasi, Jawa Barat.
Dari arsip pemberitaan Tempo, peristiwa itu terungkap setelah aparat dari Badan Reserse Kriminal Markas Besar Kepolisian RI menggerebek sebuah rumah mewah di Perumahan Kemang Pratama Regency, Kelurahan Bojong Rawalumbu, Kecamatan Rawalumbu, Kota Bekasi pada Rabu malam, 22 Juni 2016. Sebab, rumah di kawasan elite itu dijadikan rumah produksi vaksin palsu oleh penghuninya.
Kesimpulan
Dari pemeriksaan fakta di atas, Tempo menyimpulkan, unggahan video yang disebar di WhatsApp grup dan Twitter menyesatkan. Penyebaran video tanpa penjelasan konteks peristiwa dapat berpotensi mengurangi kepercayaan masyarakat pada vaksin Covid-19. Tim Cek Fakta Tempo
Rujukan
- https://www.tempo.co/tag/vaksinasi-covid-19
- https://twitter.com/Limasilaku/status/1417731156099825669
- https://www.tempo.co/tag/vaksin-covid-19
- https://www.youtube.com/watch?v=JnoG3sC4h68
- https://metro.tempo.co/read/783285/pembuat-vaksin-palsu-di-bekasi-mantan-perawat/full&view=ok
- https://metro.tempo.co/read/819838/ini-cara-dan-jenis-vaksin-yang-dipalsukan/full&view=ok
Halaman: 4523/6117