• (GFD-2020-4712) [SALAH] “jurnalis muda dari Amerika bernama ‘Fira Aziz’ ungkap keuntungan TikTok disalurkan untuk membuat camp konsentrasi warga Uighur”

    Sumber: facebook.vom
    Tanggal publish: 26/08/2020

    Berita

    Akun Sandt Astiga (fb.com/hasan.garut.9026) mengunggah sebuah gambar dengan narasi sebagai berikut:

    “Masihkah sahabat bermain TIK-TOK sekalipun bukan tuk pamer aurat?
    Seorang jurnalis muda dari Amerika bernama “Fira Aziz” datang ke Negeri Bambu (Cina) mencari kantor Tik-tok, menggali informasi kemanakah keuntungan aplikasi tik-tok mereka salurkan…
    Ternyata diantara keuntungannya disalurkan untuk membuat camp konsentrasi warga Uighur…
    Sahabat pernah mendengar kisah pilu Uighur???
    Di camp tersebut anak2 muslim dipisahkan dari Orangtuanya untuk dicuci otak…
    Disana saudara kita dipaksa Murtad…
    Jika laki2 yang menolak, disiksa sampai mati…
    Jika perempuan yang menolak, diperkosa oleh banyak lelaki sampai mati…

    Anda tidak menyangka??? Anda Iba??? Anda peduli dengan Nasib saudara kita disana??? Hapus segera aplikasi Tik-Tok di HP anda! #TagMySelf #TagMyMuslimBrother”

    Hasil Cek Fakta

    Berdasarkan hasil penelusuran, klaim adanya jurnalis muda asal Amerika, Fira Azis datang ke Cina mencari kantor TikTok dan mengungkapkan bahwa keuntungan aplikasi TikTok disalurkan untuk membuat kamp konsentrasi warga Uigur adalah klaim yang keliru.

    Bukan jurnalis. Ketika dicari, kata kunci Fira Aziz mengarah kepada Feroza Aziz, seorang remaja asal Amerika Serikat yang sempat viral karena postingan mengkritik perlakuan Cina terhadap muslim Uighur di TikTok. Sejauh ini, tidak ada pula bukti-bukti yang bisa diakses secara terbuka mengenai apakah TikTok berkontribusi dalam pembiayaan kamp Uighur.

    Berdasarkan artikel yang dimuat di turnbackhoax.id pada 6 Januari 2020 yang berjudul “[SALAH] Pemasukan TikTok Digunakan untuk Mendirikan Kamp Konsentrasi Muslim Uighur China”, nama Fira Aziz, wartawan Amerika Serikat yang disebut melakukan kunjungan ke kantor TikTok di China, tidak ditemukan dalam platform database jurnalis PressHunt (presshunt.co) dan PressFarm (press.farm).

    Dikutip dari Tempo.co, nama Fira Azis identik dengan nama Feroza Aziz yang videonya pernah viral di TikTok karena menuding pemerintah Cina telah memasukkan umat muslim ke “kamp konsentrasi”. Namun, Feroza bukan jurnalis. Ia adalah siswa sekolah menengah berusia 17 tahun dari New Jersey, AS.

    Belakangan, Feroza mencuit bahwa TikTok memblokir akunnya. Namun, TikTok membantah klaim tersebut. TikTok mengatakan telah secara permanen melarang salah satu akun lama Feroza pada 15 November 2019 karena mengirim sebuah video, tidak ada kaitannya dengan video yang viral itu, yang melanggar aturan terkait terorisme. Setelah mendapatkan berbagai kecaman, TikTok mencabut blokirnya dan mengaktifkan kembali akun Feroza.

    Sensor itu memunculkan analisa dari para ahli di Pusat Kebijakan Siber Internasional Institut Kebijakan Strategis Australia. Dalam laporannya yang dilansir dari The Washington Post, mereka menyimpulkan bahwa banyak perusahaan teknologi Cina yang “terlibat dalam perilaku yang sangat tidak etis di Xinjiang, di mana pekerjaan mereka secara langsung mendukung dan memungkinkan pelanggaran HAM massal”.

    Juru bicara ByteDance (perusahaan induk TikTok), Anna Wang, mengatakan bahwa layanan keamanan dapat membuka akun di platformnya. Namun, Wang menuturkan bahwa ByteDance “tidak memproduksi, mengoperasikan, atau menyebarkan produk atau layanan apa pun yang terkait dengan pengawasan”.

    Kesimpulan

    Bukan jurnalis. Ketika dicari, kata kunci Fira Aziz mengarah kepada Feroza Aziz, seorang remaja asal Amerika Serikat yang sempat viral karena postingan mengkritik perlakuan Cina terhadap muslim Uighur di TikTok. Sejauh ini, tidak ada pula bukti-bukti yang bisa diakses secara terbuka mengenai apakah TikTok berkontribusi dalam pembiayaan kamp Uighur.

    Rujukan

  • (GFD-2020-4711) [SALAH] Korlap FPI Sebut Imam Besar Kami Punya Penangkal Virus Corona

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 25/08/2020

    Berita

    Akun Facebook bernama Raden Kemulan Sarung mengunggah status pada tanggal 24 Agustus 2020 di grup facebook ‘*BERANDA JOKOWI DUA PERIODE*’ berupa sebuah gambar dengan narasi ”Di tanya soal virus corona korlap FPI: hanya imam besar kami yg punya penangkal virus corona,karna imam besar kami cucu nabi.”

    Berikut kutipan narasinya:

    “Tebak.....
    Kira2 apa isi otak orang ini ?
    Cuma kawatir , jangan2 gk punya otak.”

    “Di tanya soal virus corona korlap FPI: hanya imam besar kami yg punya penangkal virus corona,karna imam besar kami cucu nabi”

    Hasil Cek Fakta

    Dari hasil penelusuran melalui laman turnbackhoax.id, diketahui gambar tersebut pernah diperiksa kebenarannya melalui artikel berjudul “[SALAH]”Di tanya soal virus corona korlap FPI: hanya imam besar kami yg punya penangkal virus corona,karna imam besar kami cucu nabi”” pada tanggal 19 Maret 2020 lalu. Dalam artikel disebutkan bahwa foto asli pada gambar adalah foto Presiden Jokowi pada saat memimpin Rapat Terbatas tentang Promosi Penyelenggaraan Asian Games XVIII Tahun 2018, di Kantor Presiden, Jakarta, Jumat (04/5/2018).

    Foto tersebut diunggah oleh akun Instagram resmi Sekretaris Kabinet (@sekretaris.kabinet) pada tanggal 4 Mei 2018. Dalam narasinya disebutkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali menekankan pentingnya promosi, publikasi, dan marketing dari penyelenggaraan Asian Games XVIII Tahun 2018 agar dari waktu ke waktu terus dikerjakan.

    Dilansir dari laman setkab.go.id, Rapat Terbatas itu dihadiri oleh Jokowi didampingi oleh Jusuf Kalla serta jajaran menteri kabinet presiden Joko Widodo pada periode sebelumnya. Sementara itu tidak ditemukan pernyataan apapun dari FPI mengenai penangkal virus corona yang beredar di media.

    Kesimpulan

    Gambar suntingan atau editan. Foto asli adalah Presiden Jokowi saat memimpin Rapat Terbatas tentang Promosi Penyelenggaraan Asian Games XVIII Tahun 2018, di Kantor Presiden, Jakarta, Jumat (04/5/2018).

    Rujukan

  • (GFD-2020-4710) [SALAH] Gedung KPK Terbakar

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 25/08/2020

    Berita

    Sebuah akun Facebook bernama Iin Lebay membagikan video berdurasi 49 detik dengan tulisan “Bkn kebakaran... Tapi lgi pemutihan :joy::joy::joy: KEREN lgi gedung KPK nya ikutan kebakar :laughing::laughing::laughing:”

    Hasil Cek Fakta

    Sedangkan dalam video yang dibagikannya, perekam video tersebut mengatakan "Hey abang-abang tanggal 22 Agustus jam 7 malam terjadi kebakaran di Gedung Kejaksaan Blok M. Untuk yang melintas untuk mencari jalur lain dulu ya, karena pasti akan terjadi penutupan jalan di sini. Untuk sementara ini blanwir belum sampai di lokasi, sementara di amankan oleh petugas setempat untuk clear area.”

    Ada pun klaim mengenai pemutihan, Kepala Pusat Penerangan Hukum (Kapuspenkum) Kejaksaan Agung, Hari Setiono mengatakan gedung yang terbakar adalah lantai 5 dan 6 yang merupakan wilayah kerja biro kepegawaian. "Itu data kepegawaian, ada beberapa biro yang ada di bidang pembinaan. tidak ada berkas penanganan perkara di sana, korupsi khusus maupun umum," kata Hari saat dihubungi CNN Indonesia, Sabtu (22/8).

    Hari mengklaim berkas perkara kasus tindak pidana khusus atau korupsi tidak ada yang terbakar pasca kebakaran hebat Gedung Kejaksaan Agung di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, pada Sabtu (22/8/2020) malam. "Berkas perkara yang terkait tindak pidana korupsi 100 persen aman tidak ada masalah," kata Hari di Kejagung, Minggu (23/8/2020).

    Sehingga, klaim kebakaran gedung KPK karena pemutihan perkara tidak benar. Faktanya, dalam tayangan video tersebut merupakan kebakaran gedung utama Kejaksaan Agung di Jalan Sultan Hasanudin Dalam, Kelurahan Kramat Pela, Kecamatan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.

    Kesimpulan

    Hoaks ini termasuk dalam kategori konten yang salah karena narasi yang disampaikan berbeda dengan video yang ditampilkan.

    Rujukan

  • (GFD-2020-4709) [SALAH] “Video Bayi Bermata Tiga”

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 25/08/2020

    Berita

    Akun facebook يوسف زين العابدين mengunggah video (6/08/2020) yang memperlihatkan seorang anak bayi yang mempunyai tiga mata dengan narasi sebagai berikut:
    “سبحنان الله🌺طفل مولود بثلاث عيون”
    (Puji Bagi Allah 🌺 anak yang lahir dengan tiga mata)

    Hasil Cek Fakta

    Berdasarkan hasil penelusuran, video tersebut hasil suntingan/editan. Tidak ada informasi valid mengenai bayi yang mempunyai mata ketiga di dahi seperti yang ada dalam video. Bila diamati dengan seksamavideo tersebut, maka akan terlihat mata ketiga yang berada di dahi pada bayi telah diedit. Terlihat mata ketiga yang berada di dahi pada bayi mirip dengan mata sebelah kiri. Mata kiri bayi dan mata ketiga di dahi bergerak serentak ke arah yang sama persis.

    Setelah ditelusuri lebih lanjut, terdapat sebuah laporan kasus 2018 yang diterbitkan di West Journal of Radiology berbicara tentang ‘duplikasi kraniofasial’ bayi yang lahir dengan kelainan genetik, yakni kasus seorang anak laki-laki berumur 1 tahun yang dirujuk ke rumah sakit dengan kelainan genetik di Nigeriayang mempunyai mata ekstra (mata ketiga) di sisi kiri kepala dan bentuk kepala yang tidak normal yang terlihat sejak lahir, namun foto yang dimuat di jurnal tersebut berbeda dengan bayi yang ada di video itu.

    Video yang sama juga ditemukan di channel Youtube 10NEWS INDIA yang membagikan video tersebut dengan deskripsi yang menyebutkan ‘Craniofacial duplication’, atau duplikasi wajah sebagai alasan dibalik mata ketiga bayi dalam video tersebut. Akan tetapi, keterangan deskripsi pada unggahan video itu, ditemukan pada sebuah laporan kasus 2018 yang diterbitkan di West Journal of Radiology berbicara tentang ‘duplikasi kraniofasial’ bayi yang lahir dengan kelainan genetik di Nigeria.

    “Craniofacial duplication known as diprosopus is a rare congenital disorder whereby parts or all of the face are duplicated on the head. This is a case of a 1-year-old boy referred to our hospital with an extra eye (third eye) on the left side of the head and an abnormally shaped head, which were noticed since birth, Jan 2, 2018”

    (diartikan: “Duplikasi kraniofasial yang dikenal sebagai diprosopus adalah kelainan bawaan langka di mana sebagian atau seluruh wajah diduplikasi di kepala. Ini adalah kasus seorang anak laki-laki berumur 1 tahun yang dirujuk ke rumah sakit kami dengan mata ekstra (mata ketiga) di sisi kiri kepala dan bentuk kepala yang tidak normal, yang terlihat sejak lahir. 2 Jan 2018”).

    Kesimpulan

    Klaim video yang salah. Video tersebut hasil suntingan/editan. Tidak ada informasi valid mengenai bayi bermata tiga seperti yang terdapat dalam video tersebut.

    Rujukan