• (GFD-2020-8260) [Fakta atau Hoaks] Benarkah Jokowi Berharap Rakyat Terima TKA Cina sebagai Saudara yang Mencari Nafkah?

    Sumber: cekfakta.tempo.co
    Tanggal publish: 04/09/2020

    Berita


    Gambar tangkapan layar judul sebuah artikel di situs Swarakyat yang berbunyi "Jokowi Berharap, Kita Semua Dapat Menerima Kehadiran TKA Cina sebagai Saudara Yang Mencari Nafkah Disini" beredar di media sosial. Dalam gambar itu, tertulis bahwa artikel tersebut dipublikasikan pada 27 Agustus 2020.
    Di bawah judul artikel itu, terdapat pula foto Presiden Joko Widodo atau Jokowi yang mengenakan kemeja putih dan sedang memegang sebuah kertas. Dalam foto itu, Jokowi tengah bersama Wakil Presiden Ma'ruf Amin yang juga mengenakan pakaian berwarna putih.
    Gambar berisi narasi tersebut dibagikan salah satunya oleh akun Isma pada 28 Agustus 2020. Akun ini pun menulis, "Saudara ?? Yang ada aja disini blm pada kerja..." Hingga artikel ini dimuat, unggahan itu telah direspons lebih dari 400 kali dan dibagikan sebanyak 166 kali.
    Gambar tangkapan layar unggahan akun Facebook Isma.
    Apa benar Jokowi berharap rakyat menerima TKA Cina sebagai saudara yang mencari nafkah di sini?

    Hasil Cek Fakta


    Untuk memverifikasi klaim di atas, Tim CekFakta Tempo mula-mula menelusuri artikel dengan judul "Jokowi Berharap, Kita Semua Dapat Menerima Kehadiran TKA Cina sebagai Saudara Yang Mencari Nafkah Disini" di mesin pencarian Google. Hasilnya, tidak ditemukan artikel di situs Swarakyat maupun media kredibel dengan judul tersebut.
    Tempo pun menelusuri foto Jokowi dan Ma'ruf Amin dalam unggahan akun Isma tersebut untuk menemukan jejak digitalnya. Hasilnya, ditemukan bahwa situs Swarakyat memang pernah memuat foto tersebut pada tanggal yang sesuai dengan yang tertera dalam unggahan akun Isma, yakni 27 Agustus 2020. Namun, judul artikel aslinya adalah “Jokowi Berharap Masyarakat Takut Kepada Allah dan Api Neraka”.
    Artikel ini diambil dari berita di situs Jawapos.com dengan judul yang sama yang dimuat pada 26 Agustus 2020. Dalam berita itu, disebutkan bahwa Presiden Jokowi meminta semua pihak, termasuk Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), untuk terus melakukan sosialisasi pencegahan korupsi. Dengan demikian, masyarakat semakin sadar dan tidak melakukan tindakan yang terkait dengan korupsi.
    “Gerakan budaya anti korupsi harus terus kita galakkan. Masyarakat harus tahu apa itu korupsi. Kita semua tahu apa itu gratifikasi, masyarakat harus menjadi bagian untuk mencegah korupsi. Antikorupsi itu sudah seharusnya jadi kepantasan dan kepatutan yang harus menjadi budaya,” ujar Jokowi dalam pidatonya dalam Aksi Nasional Pencegahan Korupsi di Istana Bogor pada 26 Agustus 2020.
    Jokowi pun berharap hal baik itu terus disosialisasikan hingga masyarakat menolak korupsi bukan karena adanya hukuman penjara ata sanksi lainnya, melainkan karena takut pada Allah dan siksa api neraka. “Takut melakukan korupsi bukan hanya terbangun atas ketakutan terhadap denda dan terhadap penjara. Takut melakukan korupsi juga bisa didasarkan pada ketakutan kepada sanksi sosial. Takut dan malu pada keluarga kepada tetangga dan kepada Allah Subhanahu wa ta’ala dan api neraka,” katanya.
    Dalam berita ini, tidak ada satu pun pernyataan Presiden Jokowi soal harapannya agar rakyat menerima TKA Cina. Dengan demikian, gambar tangkapan layar yang diunggah oleh akun Isma merupakan hasil suntingan.
    Foto dalam gambar tangkapan layar itu pun tidak terkait dengan TKA Cina. Foto itu diabadikan oleh fotografer kantor berita Antara Wahyu Putro pada 27 Juni 2019. Foto tersebut pernah dimuat oleh sejumlah situs media, salah satunya Tirto.id pada 3 Juli 2019 dalam berita yang berjudul "Pengusaha Usul Jokowi Ambil Menteri dari Kalangan Pebisnis".
    Foto tersebut diberi keterangan: “Calon Presiden dan Wakil Presiden nomor urut 01 Joko Widodo (kiri) dan Ma'ruf Amin memberikan keterangan pers terkait putusan MK tentang perselisihan hasil pemilihan umum (PHPU) Pilpres 2019 di Lanud Halim Perdanakusuma Jakarta, Kamis (27/6/2019). ANTARA FOTO/Wahyu Putro A.”

    Kesimpulan


    Berdasarkan pemeriksaan fakta Tempo, klaim bahwa Presiden Jokowi berharap rakyat menerima TKA Cina sebagai saudara yang mencari nafkah di sini, keliru. Gambar tangkapan layar yang memuat klaim tersebut merupakan hasil suntingan dari judul artikel situs Swarakyat pada 27 Agustus 2020 yang berbunyi “Jokowi Berharap Masyarakat Takut Kepada Allah dan Api Neraka”. Artikel ini berasal dari berita di situs Jawapos.com dengan judul yang sama yang dimuat pada 26 Agustus 2020.
    ZAINAL ISHAQ
    Anda punya data/informasi berbeda, kritik atau masukan untuk artikel cek fakta ini? Kirimkan ke cekfakta@tempo.co.id

    Rujukan

  • (GFD-2020-8259) [Fakta atau Hoaks] Benarkah Drama Korea My Secret Terrius Prediksi Pandemi Covid-19 Sejak 2018?

    Sumber: cekfakta.tempo.co
    Tanggal publish: 04/09/2020

    Berita


    Klaim bahwa serial drama Korea yang tayang di Netflix, My Secret Terrius, telah memprediksi pandemi Covid-19 sejak 2018 beredar di media sosial. Klaim ini dilengkapi dengan potongan video dari serial televisi tersebut yang memperlihatkan seorang dokter sedang menjelaskan karakteristik virus Corona.
    "Virus Corona menyerang sistem pernapasan. Yang lebih serius, virus Corona memiliki masa inkubasi 2-14 hari," demikian kata seorang dokter dalam video itu. Menurut tulisan panjang yang memuat klaim tersebut, potongan video itu berasal dari episode ke-10 serial drama My Secret Terrius.
    Tulisan ini juga mencantumkan sumber, yakni The Independent. Menurut tulisan tersebut, dokter dalam video itu juga menyebut virus Corona menyerang paru-paru dalam waktu 5 menit setelah terpapar. Belum ada obat atau vaksin yang ditemukan untuk menyembuhkan pasien.
    Di Instagram, klaim beserta video itu dibagikan salah satunya oleh akun @unexplnd, yakni pada 29 Maret 2020. Hingga artikel ini dimuat, unggahan tersebut telah ditonton lebih dari 307 ribu kali.
    Gambar tangkapan layar unggahan akun Instagram @unexplnd.
    Apa benar serial drama Korea My Secret Terrius memprediksi pandemi Covid-19 sejak 2018?

    Hasil Cek Fakta


    Dilansir dari The Sun, My Secret Terrius merupakan serial drama Korea Selatan yang ditayangkan pada September-November 2018 di saluran MBC dan saat ini dapat ditonton di Netflix. Serial televisi ini berkisah tentang seorang wanita bernama Go Ae-rin yang kehilangan suaminya dan kemudian menemukan bahwa dia adalah bagian dari sebuah konspirasi besar.
    Namun, para ilmuwan sebenarnya telah mengetahui berbagai jenis virus Corona sejak pertengahan abad ke-20. Beberapa jenis virus Corona di antaranya Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) dan Middle East Respiratory Syndrome (MERS). Selain itu, berbeda dengan virus Corona fiksi di My Secret Terrius yang punya tingkat kematian hingga 90 persen, Covid-19 diperkirakan memiliki tingkat kematian sekitar 1 persen.
    Organisasi cek fakta Amerika Serikat Snopes, yang telah memverifikasi klaim "serial drama Korea My Secret Terrius memprediksi pandemi Covid-19" dan menyatakannya sebagai keliru, memberikan penjelasan yang serupa. Para ilmuwan pertama kali mengidentifikasi virus Corona pada manusia pada 1960-an. Sejak saat itu, teridentifikasi beberapa wabah virus Corona, seperti wabah MERS pada 2012 dan wabah SARS pada 2002.
    Dalam potongan video yang lebih panjang, dokter dalam serial televisi itu menjelaskan bahwa semua penyakit ini berasal dari kelompok virus yang sama. Virus Corona dalam tayangan itu pun tidak memiliki sifat yang sama dengan virus Corona Covid-19 yang menyebar ke seluruh dunia pada awal 2020. Dengan kata lain, meskipun Covid-19 disebabkan oleh virus Corona, tidak semua virus Corona menyebabkan Covid-19.
    Virus Corona dalam serial televisi itu memiliki angka kematian mencapai 90 persen. Adapun Covid-19 tidak memiliki angka kematian hingga 90 persen. Tingkat kematian kasus berbeda dari satu negara dengan negara yang lain dan dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti ketersediaan pasokan di rumah sakit. Di negara-negara seperti Italia, di mana wabah cukup parah, tingkat kematian mencapai 11 persen. Sementara di negara-negara seperti Korea Selatan, di mana wabah dapat diatasi dengan tes besar-besaran, tingkat kematian hanya sekitar 1 persen.
    Teori Konspirasi Covid-19
    Dilansir dari organisasi cek fakta AS FactCheck, setelah virus Corona Covid-19 pertama kali muncul di Wuhan, Cina, pada akhir Desember 2019, memang tersebar berbagai rumor palsu tentang misteri asal-usul virus. Salah satunya adalah bahwa virus Corona Covid-19 merupakan senjata biologi yang bocor dari laboratorium di Wuhan. Namun, seluruh versi teori ini tidak memiliki pijakan bukti dan penjelasan secara sains.
    Bukti-bukti yang ada justru menunjukkan bahwa virus itu kemungkinan menular ke manusia dari hewan yang belum teridentifikasi, seperti yang pernah terjadi di masa lalu pada jenis virus Corona lain. SARS-CoV pada 2002-2003 misalnya, diperkirakan berasal dari kelelawar dan menyebar ke manusia melalui musang. Pada 2012, muncul pula MERS-CoV yang kemungkinan berasal dari kelelawar, dan menyebar ke manusia melalui unta.
    Berdasarkan arsip berita Tempo pada 30 Maret 2020, hasil studi yang dipimpin oleh Kristian Andersen, profesor imunologi dan mikrobiologi di Scripps Research Institute, California, AS, pun telah membantah rumor bahwa virus Corona Covid-19 sengaja dibuat atau produk rekayasa laboratorium. Menurut studi yang telah dipublikasikan dalam jurnal Nature Medicine ini, virus Corona Covid-19 adalah buah dari proses evolusi alami.
    Andersen menjelaskan, sejak awal pandemi Covid-19, para peneliti telah menguliti asal-usul SARS-CoV-2 tersebut dengan menganalisis data urutan genomnya. "Dengan membandingkan data urutan genom jenis-jenis virus Corona yang sudah diketahui, kami dapat dengan tegas menentukan bahwa SARS-CoV-2 berasal dari proses alami," ujarnya.
    Peneliti mikrobiologi dari Pusat Penelitian Biologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Sugiyono Saputra, mengutip data terbaru dalam Journal of Medical Virology tentang virus Corona Covid-19, tiga jenis virus Corona yang bersifat mematikan terhadap manusia berasal dari jenis hewan yang sama sebagai perantara alaminya, yakni kelelawar.
    Menurut Sugiyono, walaupun memungkinkan, interaksi langsung antara kelelawar dengan manusia sebenarnya sangatlah jarang. "Tapi virus tersebut dapat pula menginfeksi hewan lainnya, dan hewan perantara tersebutlah yang lebih sering berinteraksi langsung dengan manusia," ujarnya pada 24 Januari 2020.
    Dalam kasus SARS pada 2002-2003, Sugiyono menjelaskan bahwa hewan perantaranya adalah musang dan rakun, selain kelelawar itu sendiri. Dalam kasus MERS pada 2012, hewan perantaranya adalah unta. Sedangkan dalam kasus saat ini, material genetik virus Corona Wuhan merupakan rekombinasi dari material genetik virus yang berasal dari kelelawar dan ular.

    Kesimpulan


    Berdasarkan pemeriksaan fakta Tempo, klaim bahwa serial drama Korea My Secret Terrius memprediksi pandemi Covid-19 sejak 2018 keliru. Virus Corona dalam tayangan itu tidak memiliki sifat yang sama dengan virus Corona penyebab Covid-19. Meskipun Covid-19 disebabkan oleh virus Corona, tidak semua virus Corona menyebabkan Covid-19. Virus Corona dalam serial televisi itu juga memiliki angka kematian 90 persen. Adapun Covid-19 tidak memiliki angka kematian hingga 90 persen. Selain itu, tidak ada bukti ilmiah yang menunjukkan Covid-19 sengaja dibuat oleh manusia.
    ZAINAL ISHAQ
    Anda punya data/informasi berbeda, kritik atau masukan untuk artikel cek fakta ini? Kirimkan ke cekfakta@tempo.co.id

    Rujukan

  • (GFD-2020-8258) [Fakta atau Hoaks] Benarkah Campuran Air Kelapa, Jeruk Nipis, dan Garam Bisa Matikan Virus Corona Covid-19?

    Sumber: cekfakta.tempo.co
    Tanggal publish: 03/09/2020

    Berita


    Klaim bahwa campuran air kelapa muda, jeruk nipis, dan garam bisa mematikan virus Corona Covid-19 beredar di media sosial. Menurut klaim itu, meminum campuran air satu biji kelapa muda, satu biji jeruk nipis, dan satu sendok makan garam bisa menghilangkan virus Corona dalam waktu satu jam.
    Di Facebook, klaim itu dibagikan salah satunya oleh akun Ita Yurita pada 31 Agustus 2020. Berikut ini isi unggahan akun tersebut:
    “Yth Bapak / Ibu, Mhn izin Kami Share informasi, semoga bermanfaat..??Tolong bantu dikasih tahu ke saudara² kita yg kena covid 19..Ini obat pemberian dari TUHAN yg mudah didapat yg sangat manjur..1 biji air kelapa muda 1 biji jeruk nipis diperas1 sendok makan garamSemuanya diaduk dan diminum airnya... dijamin 1 jam kemudian virusnya akan hilang....Mudah mudahan semua dalam keadaan sehat walafiat..Info dari teman yg kakaknya di kota Bau Bau Sulawesi Tenggara.. obat herbal ini sangat manjur.....Bisa di infokan ke saudara,teman atau keluarga kita terima kasih.....Indahnya Berbagi”
    Gambar tangkapan layar unggahan akun Facebook Ita Yurita.
    Apa benar campuran air kelapa, jeruk nipis, dan garam bisa membunuh virus Corona Covid-19?

    Hasil Cek Fakta


    Dilansir dari Liputan6.com, farmakolog Universitas Gadjah Mada (UGM) Zullies Ikawati mengatakan campuran air kelapa, jeruk nipis, dan garam belum terbukti secara klinis dapat mematikan virus Corona Covid-19. Zullies pun meminta masyarakat tidak mudah menerima informasi yang belum terbukti kebenarannya semacam itu. "Jika ada kabar-kabar begitu, yang belum ada buktinya, sebaiknya tidak langsung diterima," kata Zullies.
    Guru Besar Fakultas Farmasi UGM ini mengatakan menemukan obat Covid-19 bukanlah hal yang mudah, harus dilakukan penelitian mendalam untuk membuktikannya. "Jika kebetulan saja sembuh ketika minum air kelapa, ya mungkin saja. Tapi apakah bisa lebih cepat sembuh dari pada yang tidak minum? Apakah sudah ada buktinya?" tutur Zulies.
    Menurut Zullies, untuk memastikan efek suatu terapi atau obat, harus ada desain dan pembandingnya. "Jika hanya sekelompok orang yang minum air kelapa bisa sembuh, apakah sekelompok orang lain yang tidak minum juga sembuh? Ada perbedaan kecepatan sembuhnya tidak?" papar Zullies.
    Saat ini, menurut Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO, beberapa pengujian obat Covid-19 sedang berlangsung. Namun, hingga kini, tidak ada obat yang berlisensi untuk mengobati ataupun mencegah Covid-19. Tidak ada pula bukti bahwahydroxychloroquinebisa menyembuhkan atau mencegah Covid-19.
    Menurut ahli epidemiologi, Dicky Budiman, klaim bahwa air garam dapat membunuh virus Corona pun merupakan klaim yang salah. Dia menjelaskan, ketika virus menempel pada reseptor ACE2 di tubuh manusia, virus tersebut akan masuk ke dalam sel. "Artinya, mau minum air garam atau alkohol tidak akan berpengaruh," katanya.
    Serupa dengan pernyataan WHO, Deputi Pengawasan Obat, Narkotika, Psikotropika, Prekursor, dan Zat Adiktif Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Rita Endang mengatakan, hingga saat ini, belum ada obat atau vaksin definitif untuk Covid-19. Dilansir dari Kompas.com, Rita menuturkan bahwa obat atau vaksin Covid-19 masih dalam tahap pengujian.
    Endang mengatakan, per 25 Agustus 2020, ada 31 kandidat vaksin Covid-19 yang sudah masuk tahap uji klinis. Dari puluhan kandidat tersebut, BPOM mendampingi tiga kandidat vaksin Covid-19 untuk Indonesia, yaitu yang dikerjakan oleh Bio Farma dengan Sinovac, Kimia Farma dengan G42, dan Kalbe Farma dengan Genexine.
    "Kedua produsen (Bio Farma-Sinovac dan Kimia Farma-G42) menggunakan platform inactivated virus. Kemudian, satu lagi adalah Kalbe Farma-Genexine, menggunakan platform DNA. Ini adalah ketiga vaksin yang sedang dikawal BPOM. Lainnya ada 142 yang masih dalam tahap pra-klinik dengan binatang percobaan," ujar Endang.

    Kesimpulan


    Berdasarkan pemeriksaan fakta Tempo, klaim bahwa campuran air kelapa, jeruk nipis, dan garam bisa membunuh virus Corona Covid-19 keliru. Menurut WHO dan BPOM, hingga kini, belum ada obat definitif untuk mengobati ataupun mencegah Covid-19. Menurut ahli epidemiologi, klaim bahwa air garam dapat membunuh virus Corona pun salah. Ketika menempel pada reseptor ACE2 di tubuh manusia, virus akan masuk ke dalam sel. Artinya, minum air garam tidak akan berpengaruh.
    ZAINAL ISHAQ
    Anda punya data/informasi berbeda, kritik atau masukan untuk artikel cek fakta ini? Kirimkan ke cekfakta@tempo.co.id

    Rujukan

  • (GFD-2020-8257) [Fakta atau Hoaks] Benarkah Ahok Bakal Bubarkan Pertamina Jika dalam 7 Bulan Tak Untung?

    Sumber: cekfakta.tempo.co
    Tanggal publish: 03/09/2020

    Berita


    Video ketika Komisaris Utama PT Pertamina, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, diwawancara beredar di media sosial. Video itu memuat teks yang berbunyi, "Viral! Sesumbar Ahok: 7 Bulan Gak Untung Gua Bubarin, Ehh Sekarang Tekor 11 Triliun." Video ini menyebar tak lama setelah Pertamina tercatat mengalami kerugian sekitar Rp 11 triliun pada semester I 2020.
    Dalam video itu, Ahok pun berkata, "Enggak ada lagi cerita APBN setor duit kepada BUMN, yang ada BUMN mesti setor duit kepada APBN dong. Masa' tiap tahun mesti disuntik. Yang enggak beres ya dibubarin atau digabung." Lalu, pewawancara bertanya, "Anda optimistis ini bisa jalan ini?" Ahok pun menanggapi, "Ya tujuh bulan juga udah mulai keliatan kok. Gue udah bilang, kalau enggak gue bubar, gue berhenti nih, gue bilang."
    Di Twitter, video itu dibagikan salah satunya oleh akun @_KingPurwa pada 26 Agustus 2020. Akun ini pun menulis, "Sekali lagi plisss jgn di RT, kesian! bikin malu soalnya, dah di depak dari 500 Fortune Global, rugi pulak!" Hingga artikel ini dimuat, unggahan itu telah di-retweet lebih dari 4.800 kali dan disukai lebih dari 6.100 kali.
    Gambar tangkapan layar unggahan akun Twitter @_KingPurwa.
    Apa benar Ahok bakal bubarkan Pertamina jika tujuh bulan tak untung?

    Hasil Cek Fakta


    Untuk memverifikasi klaim tersebut, Tim CekFakta Tempo mula-mula tim menelusuri jejak digital video itu dengan mengambil gambar tangkapan layarthumbnail-nya dan memasukkannya kereverse image toolGoogle serta Yandex. Lewat cara ini, ditemukan bahwa video itu merupakan potongan dari video Instagram Live wawancara Andy dengan Ahok.
    Hal ini terlihat dari baju yang dikenakan Ahok, berkerah dan berwarna hitam, serta bentuk lemari kayu yang berada di belakang Ahok. Suara pria yang terdengar dalam video unggahan akun @_KingPurwa pun sama dengan suara Andy. Begitu pula dengan pernyataan-pernyataan yang mereka ucapkan.
    Video itu diunggah oleh akun Instagram Kick Andy, @kickandyshow, pada 27 Juni 2020. Video berdurasi 1 jam 18 menit itu diberi judul "Apa Kabar Pak Ahok". Video tersebut juga diunggah oleh kanal YouTube Kick Andy Show pada 2 Juli 2020 dengan judul yang sama, namun dibagi menjadi empat video.
    Terkait potongan video yang viral, bahwa Ahok menyebut soal pembubaran, terdapat pada menit 58:22 video Instagram Live atau menit 12:07 video di YouTube bagian ketiga. Awalnya, pada menit 8:30 video di YouTube, Andy bertanya soal alasan Ahok menerima jabatan sebagai Komut Pertamina.
    Ahok menjelaskan panjang lebar. Dia menyatakan ingin membantu Presiden Joko Widodo atau Jokowi dalam mengurangi defisit neraca berjalan. Dia juga ingin meningkatkan kinerja Pertamina di kancah global. Selain itu, mengemban jabatan tersebut menjadi portofolio baginya.
    Ahok pun menceritakan program-programnya di Pertamina. Pertama, dia menyinggung soal perubahan sistem jenjang karier di Pertamina, dengan menerapkan semacam lelang jabatan. Lalu, dia membicarakan soal tim transformer di dewan komisaris yang berisi anak-anak muda terbaik Pertamina. Berikut ini transkrip lengkap penjelasan Ahok berikutnya:
    "Kalau saya bisa membuat transformasi yang baik di Pertamina, harusnya bisa jadi model untuk seluruh BUMN. Misalnya, kita lagi buatprocurement(pengadaan) itu satu pintu, dengan harga perkiraan sendiri itu, yang online persis saya bikine-procurementdi DKI lah. Nah, kalau itu bisa diberlakukan di seluruh BUMN, dengan daya tawar kita butuh barang dengan kontrol harga seperti itu, ini bisa hemat uang banyak banget. Dan ke depan, Kementerian BUMN bisa dibubarkan kalau sudah bisago public. Rakyat memiliki, dia kontrol, untuk apa ada Kementerian BUMN? Enggak ada lagi cerita APBN setor duit kepada BUMN, yang ada BUMN mesti setor duit kepada APBN dong. Masa' tiap tahun mesti disuntik. Yang enggak beres ya dibubarin atau digabung."
    Lalu, Andy bertanya, "Anda optimistis ini bisa jalan ini?" Ahok pun menanggapi, "Ya tujuh bulan juga udah mulai keliatan kok. Gue udah bilang, kalau enggak gue bubar, gue berhenti nih, gue bilang nih."
    Lewat video yang lengkap ini, diketahui bahwa konteks pernyataan Ahok adalah soal program yang sedang ia jalankan di Pertamina, yaknie-procurement. Ahok meyakini efek dari program tersebut akan mulai terlihat dalam tujuh bulan ke depan. Jika tidak, Ahok akan "bubar" atau berhenti. Kata-kata "tujuh bulan" itu tidak merujuk pada pembubaran Pertamina jika merugi.
    Terkait pembubaran pun, Ahok tidak secara spesifik merujuk pada Pertamina. Konteksnya adalah soal BUMN di mana BUMN yang tidak beres bisa dibubarkan atau digabung dengan BUMN lain. Menurut Ahok, jikae-procurementbisa diadopsi oleh seluruh BUMN, BUMN bakal menghemat anggaran yang cukup besar. Dengan demikian, tidak akan ada lagi BUMN yang mesti mendapatkan suntikan dana dari APBN.
    Sebab Pertamina Rugi
    Dikutip dari arsip berita Tempo pada 26 Agustus 2020, Vice President Communication Pertamina Fajriyah Usman menjelaskan kerugian yang dihadapi perusahaan sepanjang semester I 2020. "Pertamina menghadapi triple shock," ujarnya seperti dikutip dari siaran pers pada 24 Agustus 2020.
    Menurut Fajriyah, ketiga syok itu adalah penurunan harga minyak mentah dunia, penurunan konsumsi Bahan Bakar Minyak (BBM) di dalam negeri, serta pergerakan nilai tukar dolar Amerika Serikat yang berdampak pada selisih kurs yang cukup signifikan. “Pandemi Covid-19 dampaknya sangat signifikan bagi Pertamina," tuturnya.
    Dengan penurunan permintaan, depresiasi rupiah, dan juga harga minyak mentah yang berfluktuasi sangat tajam, kata Fajriyah, kinerja keuangan Pertamina sangat terdampak.
    Dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian Pertamina (tidak diaudit) per 30 Juni 2020, terlihat perusahaan merugi US$ 767,92 juta atau sekitar Rp 11,13 triliun. Perhitungan tersebut menggunakan asumsi kurs Rp 14.500 per dolar AS.
    Meski tercatat merugi, Pertamina mencatatkan laba operasi pada Juni 2020 sebesar US$ 443 juta dan EBITDA sebesar US$ 2,61 miliar. Hal tersebut, kata Fajriyah, menunjukkan bahwa kegiatan operasional Pertamina tetap berjalan dengan baik.

    Kesimpulan


    Berdasarkan pemeriksaan fakta Tempo, klaim bahwa Ahok bakal bubarkan Pertamina jika tujuh bulan tak untung menyesatkan. Klaim itu dilengkapi dengan video wawancara Ahok dengan Andy F. Noya, pembawa acara Kick Andy, yang telah dipotong. Dalam video utuhnya, diketahui bahwa konteks pernyataan Ahok adalah soal program yang sedang ia jalankan di Pertamina, yakni e-procurement. Ahok meyakini efek program itu akan terlihat dalam tujuh bulan ke depan. Kata-kata "tujuh bulan" tidak merujuk pada pembubaran Pertamina jika merugi. Terkait pembubaran pun, Ahok tidak secara spesifik merujuk pada Pertamina. Konteksnya adalah soal BUMN di mana BUMN yang tidak beres bisa dibubarkan atau digabung dengan BUMN lain.
    IBRAHIM ARSYAD | ANGELINA ANJAR SAWITRI
    Anda punya data/informasi berbeda, kritik atau masukan untuk artikel cek fakta ini? Kirimkan ke cekfakta@tempo.co.id

    Rujukan