• (GFD-2020-5534) CEK FAKTA Pilkada Sleman, DWS: Hampir Setengah APBD buat Belanja Pegawai?

    Sumber: Debat Pilkada 2020
    Tanggal publish: 13/11/2020

    Berita

    Debat putaran ketiga Pilkada Sleman 2020 digelar pada Kamis (12/11/2020) malam. Dalam debat kali ini, paslon bupati dan wakil bupati nomor 1 Danang Wicaksana Sulistya - Raden Agus Choliq menyinggung soal Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Sleman saat menyampaikan visi dan misinya di segmen satu.

    Danang memaparkan, jika terpilih sebagai bupati, bersama pasangannya, pihaknya akan mewujudkan lima cita kerja dan sembilan program strategis. Salah satunya untuk menggerakkan percepatan pembangunan.

    Dalam rangka mewujudkannya, kata Danang, perlu ada kolaborasi dari multi-pemangku kepentingan karena menurutnya APBD Sleman terbatas, dan hampir setengahnya digunakan untuk belanja pegawai.

    "Strategi untuk menggerakkan percepatan pembangunan melalui sembilan program strategis itu memerlukan adanya kolaborasi dari multi-pemangku kepentingan atau multistakeholders. Hal ini ini kami ambil untuk melibatkan multistakeholders ini dikarenakan APBD di Kabupaten Sleman terbatas, dan dalam hal yang terbatas tersebut, hampir setengah dari APBD Kabupaten Sleman untuk belanja pegawai," ujar Danang.

    Hasil Cek Fakta

    Menurut dokumen yang terlampir dalam ringkasan APBD Sleman 2020, yang bisa diakses di situs web Badan Keuangan dan Aset Daerah (BKAD) Kabupaten Sleman, anggaran belanja daerah sebesar Rp2.992.880.040.279,70. Total belanja daerah itu dibagi menjadi dua: belanja tidak langsung dan belanja langsung. Masing-masing anggaran tersebut mencakup belanja pegawai.

    Untuk belanja tidak langsung, belanja pegawai yang dianggarkan sebesar Rp1.053.146.652.523,70, sedangkan anggaran belanja pegawai yang termasuk belanja langsung sebesar Rp225.191.130.716. Jika ditotal, anggaran belanja pegawai langsung dan tak langsung senilai Rp1.278.337.783.239,7. Nilai tersebut hampir mendekati Rp1.496.440.020.139,85, setengah dari anggaran belanja daerah dalam APBD Sleman 2020.

    Kesimpulan

    Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa hampir setengah anggaran belanja daerah Kabupaten Sleman 2020 untuk belanja pegawai. Maka dari itu, klaim Danang bahwa hampir setengah dari APBD Kabupaten Sleman untuk belanja pegawai sesuai dengan data yang ada alias benar.

    Rujukan

  • (GFD-2020-5533) Perusda Pasti Bisa Setor PAD Rp 1 Triliun, Apa Betul

    Sumber: Debat Pilkada 2020
    Tanggal publish: 13/11/2020

    Berita

    Pasangan Calon kepala daerah Balikpapan, Rahmad - Thohari yakin Pendapatan Asli Daerah (PAD) Bisa mencapai Rp 1 triliun. Hal tersebut diungkapkan dalam Debat Pasangan Calon (Paslon) Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2020 Balikpapan, Rabu (11/11/2020) malam. Debat garapan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Balikpapan kali ini, mengangkat tema “Menyelesaikan Permasalahan Daerah dan Mensejahterakan Masyarakat”. Debat yang sempat tertunda beberapa waktu lalu ini, dibagi menjadi lima sekmen tanya jawab.

    “Melalui perusahaan daerah, 2018 kemarin PAD Balikpapan mencapai Rp 700 miliar. Saya yakin pasti seharusnya bisa sampai Rp 1 triliun,” ungkapnya, saat debat yang berlangsung di Hotel Novotel.

    Hasil Cek Fakta

    Melalui hasil tim cek fakta, dari beberapa referensi berita yang telah terbit, Direktur Utama Perusda Balikpapan, Purbawidjaya menyebut, Sepanjang 2013-2016, Perusahaan Daerah (Perusda) Kota Balikpapan menyatakan telah menyetorkan PAD sebesar Rp10 miliar. Artinya, sejak 2013 - 2018 Perusda hanya menyetor Rp 710 miliar. Dalam kurun waktu 5 tahun. Dikondisi normal. Kedepannya kontribusi PAD Perusahaan daerah Balikpapan akan tumbuh menyusul program kerjasama pembangunan depo kontainer bersama Pelindo Balikpapan 14 Februari 2018 ini.

    Bahkan program Kemudahan Langsung Investasi Konstruksi (KLIK) mulai berjalan yang diluncurkan oleh Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) tahun 2017 juga akan mendongkrak pendapatan perusda. Balikpapan salah satu daerah yang masuk program KLIK khususnya di Kawasan Industri Kariangau (KIK) dengan luas 140 hektare yang dimiliki Pemerintah Kota Balikpapan.

    “Prosesnya kita membangun kawasan industri ini, dimana sudah diproses penyertaan modal dari pemerintah kota ke perusda. Kawasan yang masuk program KLIK itu langsung dari BKPM pusat. Jadi perusda yang sediakan atau yang fasilitas untuk KIK artinya satu pintu,” kata Purbawidjaya be Er apa waktu lalu.

    Namun, salah satu panelis Debat, Prof. Dr Hj Aji Ratna Kusuma, Msi, mengatakan, kondisi perekonomian untuk pulih dari masa pandemi Covid - 19 ini diperkirakan normal 1 sampai 2 tahun ke depan.

    Rujukan

  • (GFD-2020-5532) Calon Wakil Wali Kota Sampaikan Klaim Penyertaan Modal PDAM Rp 1 T

    Sumber: Debat Pilkada 2020
    Tanggal publish: 13/11/2020

    Berita

    Salah satu isu yang disampaikan paslon dalam penyampaian visi misi calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Balikpapan Rahman Mas’ud dan Thohari Aziz yang digelar Komisi Pemilihan Umum (KPU) Balikpapan adalah penyertaan modal PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum) Tirta Manggar Balikpapan sebesar Rp 1 triliun hingga 2030. Seperti yang disampaikan calon Wakil Wali Kota Balikpapan, Thohari Aziz dalam penyampaian visi misi saat ditanya oleh salah satu panelis di Hotel Novotel Jalan Ery Suparjan Balikpapan, Rabu (11/11/2020) malam tadi.

    “Waktu kami di DPRD, kami sudah minta penambahan modal PDAM sebesar Rp 1 triliun,” kata Thohari Aziz, yang juga bekas Wakil Ketua DPRD Balikpapan ini.

    Hasil Cek Fakta

    Kenyataannya, penyertaan modal PDAM sebesar Rp 1 triliun itu sampai 2035. Seperti yang disampaikan Ketua Badan Pembentukan Peraturan Daerah (Bapemperda) DPRD Balikpapan, Andi Arif Agung, belum lama ini. Penyertaan modal yang lalu, menurut Andi Arif Agung, juga berlaku sampai di 2020 yakni Rp 10 miliar. Karena itu harus ditindaklanjuti maka akan dilanjutkan penyertaan modal itu sampai tahun 2035 atau 15 tahun ke depan dengan besaran Rp 1 triliun. Terkait pelayanan, PDAM Tirta Manggar Balikpapan hanya bisa memenuhi 76 persen penyediaan air bersih.

    Dari informasi Dirut PDAM Tirta Manggar Balikpapan, Haidir Effendi, penyediaan air PDAM di Kota Balikpapan hanya dapat menenuhi sebesar 79 persen. Sejumlah kendala dihadapi PDAM dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat diantaranya, kekurangan sumber air baku, belum bisa mengoptimalkan air bersih dari air laut, serta sumber air alternatif seperti sumur bor kurang efektif, dan deposit air tanah yang kurang bagus.

    “Pada dasarnya PDAM Balikpapan ingin melayani kebutuhan masyarakat secara keseluruhan. Namun, secara kuantitas PDAM hanya dapat memenuhi kebutuhan sebesar 79 persen, serta yang optimal 44 persen dari total penduduk Balikpapan,” ujar Haidir, belum lama ini.

    Rujukan

  • (GFD-2020-5531) CEK FAKTA: Christiany Paruntu Klaim IPM Minsel Terbaik di Sulut, Pemerhati: Salah!

    Sumber: Debat Pilkada 2020
    Tanggal publish: 13/11/2020

    Berita

    Pasangan Calon Gubernur Sulawesi Utara (Sulut) nomor urut satu Christiany Eugenia Paruntu (CEP) mengklaim, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Minahasa Selatan (Minsel) adalah yang terbaik di Provins Sulut.

    “IPM terbaik ada di Minahasa Selatan,” ujar CEP dalam Debat Publik Tahap II Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sulawesi Utara Pemilihan 2020, yang berlangsung Rabu (11/11/2020) di Hotel Mercure Tateli, Kabupaten Minahasa.

    Hasil Cek Fakta

    Namun demikian, data berbeda dibeber Dosen Fakultas Ekonomi Unsrat, Magdalena Wullur.
    Sesuai Data Pusat Statistik (BPS) Sulut Tahun 2020, pada tahun 2015 IPM Kota Manado adalah yang tertinggi sebesar 77,32.
    Pada tahun 2016 IPM Kota Manado ada pada tingkat tertinggi yaitu 77,59.
    Pada tahun 2017, IPM Kota Manado masih yang tertinggi yakni sebesar 78,05.
    Pada tahun 2018 IPM Kota Manado pada adalah yang tertinggi sebesar 78,41.

    Untuk Kabupaten Minsel pada tahun 2015 ada pada 69,18 setelah Kabupaten Minahasa (73,59) dan Kabupaten Minahasa Utara (71,09).

    Tahun 2016 IPM Minsel ada pada 69,97 setelah Kabupaten Minahasa (74,37) dan Kabupaten Minut (71,49 kemudian pada tahun 2017 IPM Kabupaten Minsel ada di 70,05 setelah Kabupaten Minahasa (74,59) dan Kabupaten Minut (7,2).

    Pada tahun 2018 IPM Kabupaten Minsel sebesar 70,86 setelah Kabupaten Minahasa (74,97) dan Kabupaten Minut (73,05).
    Pada tahun 2019 IPM Minsel masih di bawah Kabupaten Minahasa (75,47) dan Kabupaten Minut (73,95) yakni sebesar 71,68.

    Kesimpulan

    “Jadi, kesimpulannya, tidak benar jika dikatakan IPM Kabupaten Minsel adalah yang tertinggi di tanah Minahasa sekalipun,” ujar Magdalena.

    Rujukan