• (GFD-2021-6746) [SALAH] Foto Anak-Anak Korban Junta Militer Myanmar

    Sumber: twitter.com
    Tanggal publish: 19/04/2021

    Berita

    “Local news reported that at least 10 people were arreted for speaking to the CNN in Myanmar. What responsibly will CNN take for the those arreted, who are interrogated and tortured by the brutal military junta?”

    “Berita lokal melaporkan bahwa setidaknya 10 orang ditangkap karena berbicara dengan CNN di Myanmar. Apa tanggung jawab CNN terhadap mereka yang ditangkap, yang diinterogasi dan disiksa oleh junta militer yang brutal?”

    Hasil Cek Fakta

    Akun Twitter Nyinyi Lwin (@lwin051965) mengunggah cuitan berupa beberapa foto anak disertai narasi yang menyebutkan bahwa terdapat setidaknya 10 orang yang ditangkap oleh junta militer Myanmar setelah berkomunikasi dengan CNN. Cuitan tersebut telah mendapat atensi sebanyak 335 retweet, 399 suka, dan 5 balasan.

    Berdasarkan hasil penelusuran, narasi yang menggambarkan foto dalam cuitan tersebut tidak tepat. Foto pertama yang menunjukkan seorang balita perempuan menangis diambil oleh John Brown di Phnom Penh, Kamboja pada 15 Januari 2007. Foto yang ditemukan pada situs flickr itu berjudul “Misery At Stung Meanchey” dengan narasi bahwa anak perempuan tersebut menangis setelah jarinya terluka di sebuah pembuangan sampah di kota Phnom Penh, Kamboja.

    “A girl cries after injuring her finger at the Stung Meanchey land fill in Phnom Penh, Cambodia,” tulis John Brown.
    Foto kedua yang menunjukkan seorang balita laki-laki bermain kayu ditemukan di sebuah fanpage Facebook berbahasa Thailand bernama ลูกกะเหรี่ยง. Terdapat beberapa foto lainnya dengan objek yang sama diunggah pada 2 Juli 2019 dengan narasi “น่ารัก น่าเอ็นดูที่สุด เด็กน้อย ?Cr::MY Lifestyle” atau “Bayi yang sangat menggemaskan ?Cr:: ::MY Lifestyle”.

    Foto ketiga yang menunjukkan seorang balita laki-laki menangis dalam keranjang ditemukan pada sampul laporan yang dikeluarkan tahun 2008 oleh organisasi Myanmar bernama The Karen Human Rights Group dengan judul “Growing up under militarisation: Abuse and agency of children in Karen State”. Foto yang diambil tahun 2006 itu diberi narasi sebagai berikut.

    “A young child cries in June 2006 while waiting in a woven bamboo basket as other displaced villagers rest, having recently fled an SPDC (State Peace and Development Council) attack on their homes in Papun District. The rifle of a KNLA (Karen National Liberation Army) soldier providing security for the villagers leans against the basket. [Photo: KHRG]”

    “Seorang anak kecil menangis pada bulan Juni 2006 saat menunggu di keranjang anyaman bambu saat para pengungsi lainnya beristirahat, setelah baru-baru ini melarikan diri dari serangan SPDC (Dewan Pembangunan dan Perdamaian Negara) di rumah mereka di Distrik Papun. Senapan tentara KNLA (Tentara Pembebasan Nasional Karen) yang memberikan keamanan bagi penduduk desa bersandar ke keranjang. [Foto: KHRG]”

    Untuk foto keempat yang menunjukkan seorang anak laki-laki sedang duduk di kursi tidak ditemukan sumber aslinya, sehingga tidak dapat dipastikan apakah foto tersebut diambil di Myanmar saat junta militer 2021 atau bukan.

    Sebagai tambahan, CNN memberitakan setidaknya ada 8 dari 11 orang ditahan oleh pihak militer Myanmar setelah berkomunikasi dengan wartawan CNN berdasarkan sumber terdekat dengan mereka yang ditahan. Dua orang ditangkap oleh pejabat keamanan setempat dalam waktu 3 sampai 5 menit setelah tim CNN meninggalkan lokasi wawancara.

    Dengan demikian, cuitan akun Twitter Nyinyi Lwin (@lwin051965) dapat dikategorikan sebagai konten yang salah.

    Kesimpulan

    Hasil Periksa Fakta Renanda Dwina Putri (Anggota Komisariat MAFINDO Universitas Pendidikan Indonesia)

    Faktanya, 3 foto dari unggahan tersebut diambil jauh sebelum penangkapan 11 orang yang berinteraksi dengan jurnalis CNN saat terjadi junta militer di Myanmar tahun 2021.

    Rujukan

  • (GFD-2021-6745) [SALAH] Akun Facebook Bupati Gresik Sebarkan Nomor Telepon Koperasi Pemerintah

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 19/04/2021

    Berita

    akun Facebook Bupati Gresik dengan nama pengguna Fandi Akhmad Yani ( https://www.facebook.com/fandi.a.yani.9 ). Akun tersebut menyebarkan nomor telepon koperasi pemerintah kepada warga dan meminta warga untuk menyebutkan bahwa mereka mendapat rekomendasi dari Bupati.

    Hasil Cek Fakta

    Beredar akun Facebook Bupati Gresik dengan nama pengguna Fandi Akhmad Yani ( https://www.facebook.com/fandi.a.yani.9 ). Akun tersebut menyebarkan nomor telepon koperasi pemerintah kepada warga dan meminta warga untuk menyebutkan bahwa mereka mendapat rekomendasi dari Bupati.

    Wakapolres Gresik, Kompol Eko Iskandar telah menegaskan bahwa akun Facebook beserta informasi yang disebarkan terkait nomor telepon koperasi pemerintah adalah palsu. Melansir dari Kumparan, nomor telepon yang sama juga kerap disebarkan dengan klaim pengajuan Tunjangan Hari Raya dari Pemerintah Daerah Kabupaten Gresik.

    Dengan demikian, akun Facebook Bupati Gresik dengan nama pengguna Fandi Akhmad Yani ( https://www.facebook.com/fandi.a.yani.9 ) tersebut dapat dikategorikan sebagai Konten Tiruan/Imposter Content.

    Kesimpulan

    Hasil Periksa Fakta Khairunnisa Andini (Universitas Diponegoro).

    Wakapolres Gresik telah menegaskan bahwa akun Facebook beserta informasi yang disebarkan terkait nomor telepon koperasi pemerintah adalah palsu.

    Rujukan

  • (GFD-2021-6744) [SALAH] Slip Gaji Petugas Kebersihan Pertamina Rp13,6 Juta

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 19/04/2021

    Berita

    “panik nggak panik nggak panik lah masa tidak”

    Hasil Cek Fakta

    Pengguna Facebook dengan nama pengguna Ajis Bua mengunggah foto hasil tangkapan layar video TikTok yang menunjukkan slip gaji petugas kebersihan Pertamina sebesar Rp13,6 juta. Dalam unggahan tersebut, terlihat slip gaji ditulis tangan dan tertanggal 7 April 2021.

    Melansir dari detik.com, SVP Corporate Communication and Investor Relations Pertamina, Agus Suprijanto telah menegaskan bahwa slip gaji tersebut adalah palsu. Agus menyatakan bahwa pekerjaan pendukung di Pertamina, seperti petugas kebersihan, dikelola oleh pihak ketiga, bukan oleh pihak Pertamina langsung. Lebih lanjut, Agus juga menjelaskan bahwa format pemberian slip gaji di Pertamina tidak menggunakan tulisan tangan, diverifikasi oleh pihak berwenang di perusahaan, serta tidak menggunakan logo Pertamina.

    Dengan demikian, narasi yang diunggah oleh pengguna Facebook dengan nama pengguna Ajis Bua tersebut dapat dikategorikan sebagai Konten Palsu/Fabricated Content.

    Kesimpulan

    Hasil Periksa Fakta Khairunnisa Andini (Universitas Diponegoro).

    Pihak Pertamina telah menegaskan bahwa slip gaji tersebut adalah palsu. Jabatan kebersihan dikelola oleh pihak ketiga, bukan oleh pihak Pertamina langsung. Selain itu, format pemberian slip gaji di Pertamina tidak menggunakan tulisan tangan.

    Rujukan

  • (GFD-2021-6743) [SALAH] Seluruh Hewan Percobaan Vaksin Covid-19 Terbukti Mati Karena Suntik Vaksin

    Sumber: Media
    Tanggal publish: 19/04/2021

    Berita

    “What happened to the animals in the studies? This technology has been tried on animals, and in the animal studies done, all the animals died, not immediately from the injection, but months later, from other immune disorders, sepsis and/or cardiac failure. There has never been a long-term successful animal study using this technology. No experimental coronavirus vaccine has succeeded in animal studies. In this study, coronavirus vaccine caused liver inflammation in test animals.”

    (terjemahan)

    “Apa yang terjadi dengan hewan dalam penelitian? Teknologi ini telah dicoba pada hewan, dan pada hewan penelitian yang dilakukan, semua hewan mati , tidak langsung dari suntikan, tetapi berbulan-bulan kemudian, karena gangguan kekebalan lainnya, sepsis dan / atau gagal jantung. Tidak pernah ada penelitian hewan yang berhasil dalam jangka panjang menggunakan teknologi ini. Tidak ada vaksin virus korona eksperimental yang berhasil dalam penelitian hewan. Dalam penelitian ini, vaksin virus corona menyebabkan radang hati pada hewan uji.”

    Hewan covid
    Hewan terpapar covid

    Hasil Cek Fakta

    Sebuah unggahan Facebook memperlihatkan tangkapan layar dari artikel penelitian yang menyatakan bahwa hewan yang diberi percobaan vaksin Covid-19, seluruhnya terbukti mati karena gangguan kekebalan, sepsis, dan/atau gagal jantung. Tangkapan layar artikel pun menyertakan bukti berupa tautan hasil penelitian yang membuktikan kebenaran hal tersebut.

    Namun setelah dilakukan penelusuran, klaim bahwa seluruh hewan percobaan vaksin Covid-19 mati, sebulan setelah disuntik vaksin, merupakan sebuah kekeliruan.

    Diketahui bahwa artikel yang menyebutkan tentang kematian hewan akibat vaksin Covid-19 ternyata memiliki salah tafsir. Tautan yang mendukung klaim mereka pun tidak tepat dengan konteks yang sedang dibicarakan.

    Diketahui bahwa tautan yang tercantum dalam tangkapan layar itu merupakan penelitian yang membahas tentang imunisasi sindrom pernafasan akut parah (SARS Coronavirus Vaccines) yang diterbitkan pada tahun 2012. Faktanya, penelitian ini tidak fokus pada vaksin Covid-19, atau bahkan menggunakan teknologi yang sama yang mendukung vaksin Covid-19 saat ini.

    Penulis utama studi tahun 2012 sebelumnya telah mengonfirmasi kepada media Reuters bahwa hewan yang digunakan dalam penelitiannya, seperti misalnya tikus, tidak mati akibat vaksin yang diberikan kepada mereka. Dia juga menyatakan bahwa vaksin yang mereka uji dalam studi 2012 lalu, tidak menggunakan teknologi mRNA yang digunakan oleh beberapa vaksin Covid-19, seperti vaksin Pfizer/BioNTech. Hal ini menguatkan fakta bahwa kedua vaksin ini memiliki platform yang berbeda.

    Melansir dari media Fullfact.org, Chris Magee, kepala kebijakan dan media di Understanding Animal Research (UAR) mengatakan bahwa dalam kasus vaksin Covid-19, data sudah ada untuk menunjukkan bahwa vaksin itu aman, yang memungkinkan para peneliti untuk menjalankan uji coba pada hewan.

    “Seandainya hewan mati selama proses ini, uji coba manusia akan segera dihentikan. Fakta bahwa mereka tidak mati menunjukkan bahwa hewan-hewan itu tidak mati mendadak,” jelasnya.

    Dirinya menambahkan bahwa untuk kebutuhan lebih lanjut, beberapa hewan akan melalui prosedur eutanasia (suntik mati) agar dapat diambil organ dalamnya. Ini merupakan cara yang memang diakui aman dan manusiawi untuk hewan. Hal ini lagi-lagi membantah klaim yang menyatakan bahwa hewan mati karena disuntik vaksin. Tampak bahwa sebenarnya hewan-hewan tersebut memang disuntik mati dengan prosedur eutanasia.

    Jadi dapat disimpulkan, klaim artikel yang menyebutkan bahwa seluruh hewan mati pada percobaan vaksin Covid-19 merupakan hoaks kategori misleading content atau konten yang menyesatkan.

    Kesimpulan

    Hasil Periksa Fakta Gabriela Nauli Sinaga (Universitas Sumatera Utara)

    Faktanya, Vaksin Covid-19 yang diuji cobakan sudah terbukti aman oleh para ahli dan media penelitian hewan. Tidak ada bukti yang menyatakan bahwa hewan-hewan yang menjadi media uji coba vaksin Covid-19 mati karena suntikan vaksin.

    Rujukan