(GFD-2022-10648) Menyesatkan, Video DPR Pecat Hakim yang Akan Vonis Mati Ferdy Sambo
Sumber: cekfakta.tempo.coTanggal publish: 10/10/2022
Berita
Sebuah video bernarasi Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) memecat calon hakim yang akan menjatuhkan vonis mati kepada Ferdy Sambo, beredar di media sosial. Video tersebut beredar seiring dengan keputusan DPR mencabut persetujuan Sudrajad Dimyati sebagai Hakim Agung.
Di Facebook, video tersebut dibagikan akun ini pada 4 Oktober 2022. Akun ini pun menuliskan narasi, “Calon hakim yang akan vonis mati Sambo dipecat DPR.” Hingga artikel ini dimuat, video tersebut telah mendapat 900 komentar.
Tangkapan layar video yang beredar di Facebook dengan narasi "DPR Pecat Hakim yang Akan Vonis Mati Ferdy Sambo"
Apa benar ini video DPR memecat hakim yang akan vonis mati Ferdy Sambo?
Hasil Cek Fakta
Untuk memverifikasi klaim di atas, Tim Cek Fakta Tempo mula-mula memfragmentasi video tersebut dengan menggunakan tool InVid. Selanjutnya fragmen-fragmen video ditelusuri jejak digitalnya dengan menggunakan reverse image tools Google dan Yandex.
Hasilnya, tak ada sama sekali narasi dalam video tersebut yang menyebutkan bahwa calon hakim yang akan vonis mati Ferdy Sambo dipecat DPR. Video tersebut juga hasil suntingan yang menggabungkan beberapa cuplikan video yang berbeda.
Video Pertama
Video 1
Fragmen yang menampilkan pakar hukum tata negara Zainal Arifin Mochtar identik dengan tayangan program acara televisi, Indonesia Lawyers Club, yang diunggah ke YouTube pada 3 Oktober 2022 dengan judul, Zainal Arifin, calon hakim yang rekam jejaknya baik, biasanya tertolak di DPR.
Video Kedua
Video 2
Fragmen selanjutnya, tepatnya pada 1:31 menampilkan tiga narasumber dengan dua diantaranya mengenakan batik serta properti berupa bunga berwarna merah. Fragmen tersebut identik dengan tayangan program Indonesia Lawyers Club dengan judul, Saut Situmorang, ada PNS bisa atur hhakim.
Program tersebut diunggah ke YouTube pada 3 Oktober 2022. Fragmen yang identik terlihat pada menit ke-2:04.
Video Ketiga
Video 3
Sementara fragmen yang memperlihatkan pengacara Kamaruddin Simanjuntak saat memberikan keterangan kepada wartawan yakni pada menit ke 2:08 identik dengan fragmen di menit ke-2:25 dalam video yang diunggah kanal KOMPASTV pada 29 September 2022 dengen judul, Kamaruddin Beberkan Bukti Yosua Dibunuh Sambo Masuk Pasal Pembunuhan Berencana.
Video Keempat
Video 4
Fragmen lainnya yang menampilkan Ketua Indonesia Police Wath dan Irma Hutabarat identik dengan video yang diunggah ke YouTube oleh kanal Irma Hutabarat - HORAS INANG pada 22 September 2022 dengan judul, “LIVE! Jenderal HEDON Naik Jet Pribadi Untuk Intimidasi Kel Josua. Konfirmasi Diagram 303 itu benar”.
Klaim DPR Pecat Hakim yang Akan Vonis Mati Ferdy Sambo
Tempo juga tidak menemukan adanya pemberitaan dari media kredibel yang menyebutkan bahwa DPR memecat calon hakim yang akan vonis mati Ferdy Sambo.
Dengan menggunakan kata kunci “DPR pecat hakim” ditemukan pemberitaan yang merujuk pada keputusan DPR mencabut persetujuan Hakim Agung atas nama Sudrajad Dimyati yang telah ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK karena diduga menerima suap sebesar Rp 800 juta.
Berdasarkan arsip berita Tempo, Wakil Ketua Komisi III DPR, Pangeran Khairul Saleh, menyebut komisinya telah menggelar rapat internal pada Senin, 3 Oktober 2022. Hasilnya, mereka mencabut persetujuan Sudrajad Dimyati sebagai Hakim Agung. Keputusan ini kemudian disampaikan dalam Rapat Paripurna ke-8 Masa Persidangan I Tahun 2022-2023.
“Memutuskan bahwa Komisi III DPR RI mencabut persetujuan terhadap Hakim Agung atas nama Sudrajad Dimyati yang merupakan hasil uji kelayakan Komisi III pada tanggal 18 September 2014 dan telah disetujui dalam Rapat Paripurna tanggal 23 September 2014 yang lalu,” kata Pangeran dalam forum Rapat Paripurna, Selasa, 4 Oktober 2022.
Kasus Ferdy Sambo
Sejauh ini kasus pembunuhan berencana terhadap Brigadir Yosua yang melibatkan Ferdy Sambo baru dilimpahkan ke Kejaksaan Negeri atau Kejari Jakarta Selatan pada Selasa, 4 Oktober 2022. Berdasarkan arsip berita Tempo, Kabareskrim Polri, Komjen Agus Andrianto mengatakan dalam pelimpahan tahap dua ini, penyidik menyerahkan barang bukti terlebih dahulu pada hari ini.
Pasalnya, kata Agus, hal itu sesuai kesepakatan dengan pihak Kejaksaan. Meski begitu, Agus tidak merinci barang bukti apa saja yang akan diserahkan ke Jaksa Penuntut Umum (JPU).
"Hari ini rencana barang bukti dulu sesuai kesepakatan. (Tempatnya) Kejari Selatan," kata Agus saat dihubungi Selasa 4 Oktober 2022. Adapun penyerahan para tersangka Ferdy Sambo cs, Agus mengatakan akan dilakukan Rabu 5 Oktober 2022. "Besok tersangkanya," kata dia.
Para tersangka pembunuhan berencana dan obstruction of justice di kasus Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J akan tetap disidang di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan. Hal tersebut disampaikan langsung Jaksa Agung Muda Bidang Tindak Pidana Umum Kejagung Fadil Zumhana merespons usulan pemindahan lokasi sidang dari Komisi Yudisial (KY).
Para tersangka itu diduga melanggar Pasal 49 jo Pasal 33 dan/atau Pasal 48 ayat 1 jo Pasal 32 ayat (1) Nomor 19 Tahun 2016 UU ITE. Selain itu, mereka juga dijerat Pasal 55 ayat (1) dan/atau Pasal 221 ayat (1) ke-2 dan/atau Pasal 233 KUHP.
Kesimpulan
Berdasarkan pemeriksaan fakta Tempo, video dengan klaim DPR memecat hakim yang akan vonis mati Ferdy Sambo adalah menyesatkan.
Tidak ada sama sekali narasí dalam video tersebut yang menyebutkan bahwa DPR memecat hakim yang akan vonis mati Ferdy Sambo. Video di atas merupakan hasil suntingan yang menggabungkan beberapa cuplikan video berbeda.
Sejauh ini, kasus pembunuhan berencana terhadap Brigadir Yosua yang melibatkan Ferdy Sambo baru dilimpahkan ke Kejaksaan Negeri atau Kejari Jakarta Selatan pada Selasa, 4 Oktober 2022. Kasus ini rencananya akan disidangkan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, bukan di Mahkamah Agung.
Salah satu tugas dan wewenang Hakim Agung di antaranya Pasal 20 ayat (1) huruf a, Mengadili pada tingkat kasasi terhadap putusan yang diberikan pada tingkat terakhir oleh pengadilan di semua lingkungan peradilan yang berada dibawah MA, kecuali UU menentukan lain.
Rujukan
- https://www.facebook.com/watch/?v=500853298266889&_rdc=1&_rdr
- https://www.youtube.com/watch?v=ENbjrarn2N4
- https://www.youtube.com/watch?v=QlTkQ0vfDrM
- https://www.youtube.com/watch?v=KX_q63Id9do
- https://www.youtube.com/watch?v=JErT6L0jCqo
- https://nasional.tempo.co/read/1641514/dpr-cabut-persetujuan-sudrajad-dimyati-sebagai-hakim-agung
- https://www.tempo.co/tag/komisi-iii
- https://www.tempo.co/tag/hakim-agung
- https://www.tempo.co/tag/ferdy-sambo
- https://nasional.tempo.co/read/1641457/polri-limpahkan-barang-bukti-kasus-ferdy-sambo-ke-kejaksaan-hari-ini
- https://www.tempo.co/tag/ferdy-sambo
- https://wa.me/6281315777057 mailto:cekfakta@tempo.co.id
(GFD-2022-10647) Keliru, Pria Kanada Gaetan Dugas Jadi Penyebar Pertama HIV/AIDS di Dunia
Sumber: cekfakta.tempo.coTanggal publish: 10/10/2022
Berita
Sebuah akun Facebook membagikan foto seorang pria Kanada, yang diklaim sebagai penyebar HIV/AIDS pertama di dunia bernama Gaetan Dugas. Ia seorang keturunan Perancis-Kanada yang awalnya bekerja sebagai pramugara di Air Canada.
Dia terkenal dengan nama samaran “Patient Zero”. Diduga dia menyebarkan HIV/AIDS sebelum akhirnya penyakit tersebut teridentifikasi. Dilansir American Journal of Medicine, (1/12), infeksi HIV terdeteksi pertama kali di New York City. Pada saat itu seorang pramugara homoseksual yang tak disebutkan namanya diduga membawa virus tersebut. Pria tersebut ternyata adalah Dugas.
Di akhir keterangan tersebut dicantumkan juga situs Wikipedia.com. Sejak diunggah pada 31 Agustus 2019, foto ini sudah dibagikan 18 kali, mendapat 418 tanggapan dan 8 komentar.
Tangkapan layar unggahan foto di Facebook soal Gaetan Dugas sebagai pasien pertama HIV di dunia
Benarkah, Gaetan Dugas menjadi penyebar pertama HIV/AIDS di Dunia?
Hasil Cek Fakta
Hasil pemeriksaan Tempo menunjukkan bahwa Gaetan Dugas bukanlah penyebar pertama HIV/AIDS di dunia. Namanya telah direhabilitasi pada 2016 setelah hasil analisis genetik terbaru menemukan jawaban: virus HIV telah tiba di New York City dari Karibia sekitar tahun 1970, jauh sebelum Dugas terinfeksi dan meninggal. Tidak satupun sampel darah dari Dugas yang mengindikasikan dia maupun perilakunya sebagai kunci penyebaran cepat HIV/AIDS.
Ulasan bagaimana para peneliti merehabilitasi nama Dugas dimuat dalam artikel Nature berjudul How researchers cleared the name of HIV Patient Zero pada 26 Oktober 2016. Sedangkan penelitian yang menemukan asal-usul masuknya virus HIV ke New York City berdasarkan analisis genetik diterbitkan M. Worobey et al di Nature edisi 539, pages98–101 (2016), berjudul 1970s and ‘Patient 0’ HIV-1 genomes illuminate early HIV/AIDS history in North America.
Kisah 30 Tahun Stigma pada Gaetan Dugas
Selama bertahun-tahun Gaetan Dugas menanggung beban karena dituduh menjadi orang pertama yang menyebarkan Human Immunodeficiency Virus (HIV) penyebab Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) ke New York City, Amerika Serikat. Secara luas, pria ini bahkan disebut sebagai sosiopat dengan banyak pasangan seksual.
Mengutip hasil penelitian HIV’s Patient Zero Exonerated, awalnya, pada tahun 1982, sosiolog William Darrow dan rekan-rekannya di Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS melakukan perjalanan dari Georgia ke California untuk menyelidiki ledakan kasus sarkoma Kaposi, sejenis kanker kulit, di antara pria gay. Darrow menduga agen penyebab kanker, yang kemudian terbukti sebagai komplikasi infeksi HIV, ditularkan secara seksual, tetapi tidak memiliki bukti.
Pada April ketika tiga pria dari tiga negara berbeda memberitahu Darrow bahwa mereka telah berhubungan seks dengan orang yang sama, yaitu seorang pramugara Perancis-Kanada bernama Gaetan Dugas. Peneliti CDC melacak Dugas di New York City, yang dirawat karena sarkoma Kaposi. Para ilmuwan secara definitif mengaitkan HIV dan aktivitas seksual.
Mereka menyebut Dugas sebagai 'Patient Zero' dalam penelitian mereka, namun kesalahpahaman oleh wartawan dan masyarakat terjadi karena menganggap huruf O itu sebagai Nol. Padahal, para peneliti mengidentifikasi Dugas sebagai pasien O, singkatan untuk menunjukkan Dugas tinggal di luar California.
Kesalahpahaman itu tersebar, termasuk pada tahun 1987 saat National Review menyebutnya sebagai "Columbus of AIDS" dan bahkan New York Post menyebutnya "the man who gave us AIDS" di halaman depannya. Lalu buku Randy Shilts tahun 1987, And the Band Played On, kemudian menyatakan Dugas dengan sengaja menyebarkan penyakit itu.
Salah seorang peneliti di Jurnal Nature, Dr Michael Worobey, seorang profesor dan kepala departemen ekologi dan biologi evolusi di University of Arizona, mengatakan tidak ada yang harus disalahkan atas penyebaran virus yang bahkan tidak diketahui siapa pun, dan bagaimana virus berpindah dari Karibia ke AS di New York City pada 1970-an adalah pertanyaan terbuka.
“Itu bisa menjadi orang dari kebangsaan apa pun. Bahkan bisa jadi produk darah. Banyak produk darah yang digunakan di Amerika Serikat pada 1970-an sebenarnya berasal dari Haiti. Apa yang kami lakukan di sini adalah mencoba untuk mengetahui asal mula kasus AIDS pertama yang pernah diketahui. Ketika Anda mundur ke masa lalu, Anda melihat pola yang sangat menarik,” kata Worobey.
“Kami cukup kesal dengan itu, karena itu hanya salah, tetapi ini tidak menghentikan orang untuk mengatakannya, karena itu sangat menarik. Anda tahu, 'Pria yang membawa kita AIDS.' Nah, jika itu benar, itu akan menjengkelkan, tetapi karena itu tidak benar, itu bahkan lebih menjengkelkan,” kata Dekan Sekolah Kesehatan Masyarakat Rollins Universitas Emory dan co-direktur Center for University Penelitian AIDS, Dr. James Curran.
Curran, yang tidak terlibat dalam penelitian baru, mengkoordinir gugus tugas AIDS di CDC pada 1981 dan kemudian memimpin divisi HIV/AIDS hingga 1995. “CDC tidak pernah mengatakan dia adalah pasien nol dan dia adalah orang pertama,” kata Curran tentang Dugas.
Ketika para ilmuwan memeriksa urutan genetik tersebut secara rinci, mereka menemukan bahwa mirip dengan jenis HIV yang ada di Karibia, khususnya Haiti, pada awal 1970-an. Namun, strainnya berbeda satu sama lain, menunjukkan bahwa virus tersebut telah beredar dan bermutasi di San Francisco dan New York City sejak sekitar tahun 1970.
Curran dan para ilmuwan memperkirakan bahwa HIV menular pada manusia setelah seekor simpanse menginfeksi satu orang pada awal abad ke-20 di sub-Sahara Afrika. Konsensus umum di antara para ilmuwan adalah bahwa HIV kemudian melintasi Atlantik dan dengan cepat menyebar melalui Karibia sebelum tiba di Amerika Serikat, mungkin dari Haiti.
Para ilmuwan di Universitas Oxford menerbitkan penelitian terpisah pada bulan Juni. Penelitian mereka menunjukkan bahwa HIV menyebar melalui rute migrasi tertentu, berdasarkan pariwisata dan perdagangan selama 50 tahun terakhir saat menyebar ke seluruh dunia.
Kesimpulan
Berdasarkan pemeriksaan fakta, narasi Gaetan Dugas penyebar HIV/AIDS pertama di dunia adalah keliru.
Hasil penelitian yang diterbitkan di Jurnal Nature pada 26 Oktober 2016, menyebutkan Gaetan Dugas bukan orang pertama yang menyebarkan Human Immunodeficiency Virus (HIV) di dunia, termasuk yang membawa ke New York.
Hasil analisis genetik pada 2016 menemukan jawaban: virus HIV telah tiba di New York City dari Karibia sekitar tahun 1970, jauh sebelum Dugas terinfeksi dan meninggal.
Rujukan
- https://www.facebook.com/FAHAMINFO/photos/a.130909467552852/415158715794591
- https://www.nature.com/articles/538428a
- https://www.nature.com/articles/nature19827
- https://www.nature.com/articles/nature.2016.20877
- https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4046389/
- https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S1567134816302234
- https://wa.me/6281315777057 mailto:cekfakta@tempo.co.id
(GFD-2022-10646) [SALAH] Virus Covid-19 memiliki Motif Antibody Dependent Enhancement (ADE)
Sumber: Twitter.comTanggal publish: 10/10/2022
Berita
“Awal² vaksin datang dulu kan sudah di ingatkan Prof. dr Nidhom (Unair). Beliau juga seorang peneliti.”
Hasil Cek Fakta
Beredar sebuah cuitan dari akun @GrangerKeren dengan menyertakan foto yang berisikan klaim bahwa vaksin Covid-19 memiliki motif Antibody Dependent Enhancement (ADE).
Turnbackhoax.id juga pernah membahas klaim yang sama dengan judul “[SALAH] Video “Potensi Bahaya Vaksin COVID-19” yang diunggah pada 17 Juli 2021. Artikel itu menjelaskan bahwa isu tersebut sudah pernah diklarifikasi dan disebarkan kembali, Ketua Tim Advokasi Vaksinasi Covid-19 PB IDI, dengan tegas membantah isu virus Covid-19 memiliki Antibody Dependent Enhancement (ADE). Ia meluruskan, vaksin COVID-19 jenis apapun tidak terbukti mengandung Antibody Dependent Enhancement (ADE). Sebelumnya, klaim yang sama juga pernah diperiksa faktanya di artikel berjudul “[SALAH] Tangkapan Layar Video CNN Memberitakan Rakyat akan dibunuh oleh Vaksin dari Tiongkok” yang terbit di situs turnbackhoax.id pada 21 Januari 2021 dan “[SALAH] Pesan Berantai Video “Potensi Bahaya Vaksin COVID-19” yang tebit di situs turnbackhoax.id pada 7 Maret 2021.
Dikutip dari artikel news.detik.com berjudul “Fenomena ADE Tak Ada di Vaksin COVID-19, Guru Besar Unpad Ingatkan Waspada” yang diunggah pada 06 Oktober 2020, Guru Besar Fakultas Kedokteran Unpad yang juga Ketua Tim Riset Uji Klinis Vaksin COVID-19 Unpad Prof. Dr. Kusnandi Rusmil, dr., Sp.A(K), M.M. mengatakan bahwa “Dalam uji klinis saat ini, tidak ditemukan adanya efek samping serius yang disebabkan oleh vaksin maupun vaksinasi, termasuk pada uji klinis fase 1 dan 2 sebelumnya. Kusnadi menambahkan dalam penelitian vaksin COVID-19 yang dilakukan di dunia, saat ini lebih dari 140 calon vaksin sudah dibuat, sebagian di antaranya sudah dalam tahap uji klinis pada manusia.”
Berdasarkan penjelasan di atas, klaim virus Covid-19 memiliki Motif Antibody Dependent Enhancement (ADE) adalah keliru dan termasuk dalam kategori konten yang menyesatkan.
Turnbackhoax.id juga pernah membahas klaim yang sama dengan judul “[SALAH] Video “Potensi Bahaya Vaksin COVID-19” yang diunggah pada 17 Juli 2021. Artikel itu menjelaskan bahwa isu tersebut sudah pernah diklarifikasi dan disebarkan kembali, Ketua Tim Advokasi Vaksinasi Covid-19 PB IDI, dengan tegas membantah isu virus Covid-19 memiliki Antibody Dependent Enhancement (ADE). Ia meluruskan, vaksin COVID-19 jenis apapun tidak terbukti mengandung Antibody Dependent Enhancement (ADE). Sebelumnya, klaim yang sama juga pernah diperiksa faktanya di artikel berjudul “[SALAH] Tangkapan Layar Video CNN Memberitakan Rakyat akan dibunuh oleh Vaksin dari Tiongkok” yang terbit di situs turnbackhoax.id pada 21 Januari 2021 dan “[SALAH] Pesan Berantai Video “Potensi Bahaya Vaksin COVID-19” yang tebit di situs turnbackhoax.id pada 7 Maret 2021.
Dikutip dari artikel news.detik.com berjudul “Fenomena ADE Tak Ada di Vaksin COVID-19, Guru Besar Unpad Ingatkan Waspada” yang diunggah pada 06 Oktober 2020, Guru Besar Fakultas Kedokteran Unpad yang juga Ketua Tim Riset Uji Klinis Vaksin COVID-19 Unpad Prof. Dr. Kusnandi Rusmil, dr., Sp.A(K), M.M. mengatakan bahwa “Dalam uji klinis saat ini, tidak ditemukan adanya efek samping serius yang disebabkan oleh vaksin maupun vaksinasi, termasuk pada uji klinis fase 1 dan 2 sebelumnya. Kusnadi menambahkan dalam penelitian vaksin COVID-19 yang dilakukan di dunia, saat ini lebih dari 140 calon vaksin sudah dibuat, sebagian di antaranya sudah dalam tahap uji klinis pada manusia.”
Berdasarkan penjelasan di atas, klaim virus Covid-19 memiliki Motif Antibody Dependent Enhancement (ADE) adalah keliru dan termasuk dalam kategori konten yang menyesatkan.
Kesimpulan
Hasil periksa fakta Riza Dwi (Anggota Tim Kalimasada)
Ketua Tim Advokasi Vaksinasi Covid-19 PB IDI, dengan tegas membantah isu tersebut. Ia meluruskan, vaksin COVID-19 jenis apapun tidak terbukti mengandung Antibody Dependent Enhancement (ADE).
Ketua Tim Advokasi Vaksinasi Covid-19 PB IDI, dengan tegas membantah isu tersebut. Ia meluruskan, vaksin COVID-19 jenis apapun tidak terbukti mengandung Antibody Dependent Enhancement (ADE).
Rujukan
(GFD-2022-10645) [SALAH] Mike Tyson, Bado Jack, dan Amer Abdallah Shalat di Kafe yang Melarang Umat Muslim Masuk
Sumber: Twitter.comTanggal publish: 09/10/2022
Berita
“Orang muslim dilarang masuk.
“Tertulis pada sebuah Cafe, di Los Angeles”.
3 orang muslim ini tak peduli, Makmum: ‘Mike Tyson’ dan present World Boxing Champion Sweden ‘Bado Jack’. Imam: present world kick boxing champion ‘Aamar Abddallah’.”
“Tertulis pada sebuah Cafe, di Los Angeles”.
3 orang muslim ini tak peduli, Makmum: ‘Mike Tyson’ dan present World Boxing Champion Sweden ‘Bado Jack’. Imam: present world kick boxing champion ‘Aamar Abddallah’.”
Hasil Cek Fakta
Akun Twitter dengan nama pengguna “Balvy_ZHaddad” mengunggah sebuah video yang menunjukkan Mike Tyson, Bado Jack, dan Amer Abdallah tengah melaksanakan ibadah shalat. Unggahan tersebut juga disertai narasi yang menyatakan bahwa ketiganya melaksanakan ibadah shalat di dalam kafe yang melarang umat Muslim masuk.
Berdasarkan hasil penelusuran, narasi tersebut merupakan hoaks lama yang kembali beredar. Video tersebut tidak diambil di kafe yang melarang umat Muslim masuk. Video tersebut diambil di Tyson Ranch, sebuah fasilitas resort yang dimiliki oleh Mike Tyson.
Video tersebut sendiri pertama kali diunggah oleh Badou Jack melalui akun Twitter resminya, “BadouJack” pada tanggal 23 Agustus 2020.
Narasi serupa pernah beredar pada tahun 2020. Artikel dengan topik tersebut telah dimuat dalam situs turnbackhoax.id dengan judul artikel “[SALAH] Video “Mike Tyson salat di kafe yang pemiliknya melarang orang muslim masuk ke kafenya” yang diunggah pada 21 Oktober 2020.
Dengan demikian, narasi yang diunggah oleh akun Twitter dengan nama pengguna “Balvy_ZHaddad” tersebut dapat dikategorikan sebagai Konteks yang Salah/False Context.
Berdasarkan hasil penelusuran, narasi tersebut merupakan hoaks lama yang kembali beredar. Video tersebut tidak diambil di kafe yang melarang umat Muslim masuk. Video tersebut diambil di Tyson Ranch, sebuah fasilitas resort yang dimiliki oleh Mike Tyson.
Video tersebut sendiri pertama kali diunggah oleh Badou Jack melalui akun Twitter resminya, “BadouJack” pada tanggal 23 Agustus 2020.
Narasi serupa pernah beredar pada tahun 2020. Artikel dengan topik tersebut telah dimuat dalam situs turnbackhoax.id dengan judul artikel “[SALAH] Video “Mike Tyson salat di kafe yang pemiliknya melarang orang muslim masuk ke kafenya” yang diunggah pada 21 Oktober 2020.
Dengan demikian, narasi yang diunggah oleh akun Twitter dengan nama pengguna “Balvy_ZHaddad” tersebut dapat dikategorikan sebagai Konteks yang Salah/False Context.
Kesimpulan
Hasil Periksa Fakta Khairunnisa A.
Hoaks lama yang kembali beredar. Bukan di kafe yang melarang umat Muslim masuk. Faktanya, video tersebut diambil di Tyson Ranch, sebuah fasilitas resort yang dimiliki oleh Mike Tyson.
Hoaks lama yang kembali beredar. Bukan di kafe yang melarang umat Muslim masuk. Faktanya, video tersebut diambil di Tyson Ranch, sebuah fasilitas resort yang dimiliki oleh Mike Tyson.
Rujukan
- https://twitter.com/BadouJack/status/1297336965348511745 (
- https://archive.cob.web.id/archive/1665139115.923511/singlefile.html)
- https://www.sportskeeda.com/mma/news-mike-tyson-s-weed-resort-a-look-inside-legendary-boxer-s-cannabis-themed-luxury-resort-tyson-ranch
- https://turnbackhoax.id/2020/10/21/salah-video-mike-tyson-salat-di-kafe-yang-pemiliknya-melarang-orang-muslim-masuk-ke-kafenya/
Halaman: 3947/6021