(GFD-2024-15136) Belum Ada Bukti, Klaim KPU Susupkan 52 Juta Pemilih Pemilu 2024 dalam DPS
Sumber: cekfakta.tempo.coTanggal publish: 12/01/2024
Berita
Salah satu akun Instagram mengunggah video dengan narasi Komisi Pemilihan Umum (KPU) menyusupkan 52 juta data pemilih Pemilu 2024. Video ini juga menyertakan keterangan “52 juta dari DPT Pemilu 2024, 205.853.518=25,26%, Ketua KPU yang melanggar kode etik harusnya dipecat. Data pemilu sumber manipulasi untuk kecurangan”.
Sejak diunggah tanggal 7 Desember 2023, video ini mendapatkan 6,328 suka dari pengguna Instagram. Video ini juga sebelumnya diunggah di TikTok pada tanggal 6 Desember 2023.
Benarkah klaim ini? Berikut pemeriksaan faktanya.
Hasil Cek Fakta
Untuk verifikasi klaim ini, Tim Cek Fakta Tempo menelusuri sumber asli di video dengan menggunakan Google Advanced Video Search, serta berita dari media kredibel dan penjelasan resmi KPU sebagai penyelenggara pemilu.
Dilansir Tempo, dalam pernyataan resmi Perkumpulan Warga Negara Untuk Pemilu JURDIL Selasa 13 Juni 2023, 52 juta data yang dianggap janggal itu berada dalam Daftar Pemilih Sementara (DPS) untuk Pemilu 2024 yang dikeluarkan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI. Kejanggalan itu berupa pemilih yang berusia di bawah 12 tahun (anak-anak) dan di atas 100 tahun.
Dilansir Detik.com, Dendi mengatakan data tersebut didapatkan dari DPS yang dikeluarkan oleh KPU ke partai politik. Data tersebut merupakan softcopy dari seluruh DPS dengan format CSV (Comma Separated Value). Ia juga mengatakan telah berkirim surat dengan KPU RI untuk mengkonfirmasi tentang keanehan data-data DPS tersebut.
Dilansir laman KPU, pada April 2023, KPU menetapkan DPS pada Pemilu 2024 sebanyak 205.853.518 pemilih.
Menanggapi temuan tersebut, dilansir Detik.com, pada kamis 15 Juni 2023, Ketua KPU Ketua KPU Hasyim As'ari pun mempertanyakan asal data tersebut. “Terkait temuan menyebutkan ada 52 juta data pemilih dalam DPS tidak wajar tersebut, pertanyaan pertama kami begini, dari mana teman-teman LSM ini mendapatkan akses DPS tersebut," kata Hasyim.
Menurut Hasyim satu-satunya akses publik dalam penyerahan daftar pemilih hanya ada pada KPU ke partai politik. Namun, KPU membuka ruang bagi publik untuk menganalisis temuan tersebut.
Terkait temuan DPS aneh dan penetapan DPT oleh KPU, dilansir Rmol.id, Koordinator Nasional Jaringan Pendidikan Pemilih untuk Rakyat (JPPR), Nurlia Dian Paramita mengatakan DPT yang ditetapkan KPU diharapkan tidak memuat dugaan pelanggaran pidana Pemilu.
JPPR menilai DPT yang telah ditetapkan tidak hanya memuat masalah data pemilih meninggal dunia, tetapi juga ruang partisipasi publik tidak maksimal. DPT yang bermasalah tersebut masih dapat diperbaiki dalam Daftar Pemilih Hasil Perbaikan (DPTP).
Dilansir laman KPU, pada 2 Juli 2023, Komisi Pemilihan Umum (KPU) menetapkan Daftar Pemilih Tetap (DPT) Pemilu 2024 sebanyak 204.807.222 pemilih. Penetapan Rekapitulasi DPT Tingkat Nasional Dalam Penyelenggaraan Pemilihan Umum Tahun 2024 tertuang dalam Keputusan KPU Nomor 857 Tahun 2023.
Kesimpulan
Berdasarkan pemeriksaan fakta, Tim Cek Fakta Tempo menyimpulkan hingga artikel ini dipublikasikan, temuan penyusupan 52 juta data pemilih Pemilu 2024 adalahBelum Ada Bukti.
Memang ada laporan dari Perkumpulan Warga Negara Untuk Pemilu JURDIL pada Juni 2023 tentang 52 juta pemilih yang tidak sesuai persyaratan. Namun, perlu penyelidikan lebih lanjut mengenai benar tidaknya 52 juta pemilih itu tidak sesuai syarat, atau sengaja diselundupkan.
Dalam rapat pleno yang dihadiri semua perwakilan partai politik peserta Pemilu 2024, KPU telah menetapkan Daftar Pemilih Tetap (DPT) Pemilu 2024 sebanyak 204.807.222 pemilih.
Rujukan
- https://www.instagram.com/reel/C0irvPAStlp/
- https://www.tiktok.com/@boba3359/video/7309459876558818565?is_from_webapp=1&sender_device=pc&web_id=7300780178611389970
- https://pemilu.tempo.co/read/1736804/soal-dps-pemilu-2024-perkumpulan-warga-ini-temukan-52-juta-data-pemilih-aneh
- https://news.detik.com/berita/d-6775016/kpu-pertanyakan-sumber-data-52-juta-dps-yang-tak-wajar
- https://www.kpu.go.id/berita/baca/11702/dpt-pemilu-2024-nasional-2048-juta-pemilih#:~:text=Jakarta%2C%20kpu.go.id,2%2F7%2F2023).
- https://news.detik.com/berita/d-6775016/kpu-pertanyakan-sumber-data-52-juta-dps-yang-tak-wajar
- https://politik.rmol.id/read/2023/07/10/580918/dpt-telah-ditetapkan-jppr-wanti-wanti-kpu-soal-ancaman-pidana-pemilu
- https://www.kpu.go.id/berita/baca/11702/dpt-pemilu-2024-nasional-2048-juta-pemilih#:~:text=Jakarta%2C%20kpu.go.id,2%2F7%2F2023).
- https://www.kpu.go.id/dmdocument/16990094542023kpt857.pdf
(GFD-2024-15135) [SALAH]: “MUNDUR DARI KOALISI PRABOWO, PAN PUTAR BALIK DUKUNG GANJAR”
Sumber: FACEBOOK.COMTanggal publish: 12/01/2024
Berita
Nyatakan mundur dari koalisi Pranowo PAN putar balik dukung Ganjar
Hasil Cek Fakta
Sebuah unggahan video di media sosial Facebook dengan nama pengguna “Parameter Major” mengunggah video dengan narasi PAN putar balik dukung Ganjar dipilpres 2024.
Setelah menonton keseluruhan dari isi video, tidak ditemukan informasi kredibel terkait klaim dalam narasi. Video tersebut hanya berisi potongan video dan gambar dari peristiwa yang berbeda-beda yang digabung menjadi satu.
Thumbnail video yang memperlihatkan sosok Zulkifli Hasan dan beberapa kader PAN tersebut identik dengan artikel milik Tribunnews.com dengan judul artikel “Zulkifli Hasan Pertimbangkan Turun Gunung Jadi Calon Legislatif Untuk Bantu Suara PAN di Jawa Tengah”.
Salah satu klip pada video tersebut identik dengan video di kanal youtube milik KOMPASTV dengan judul video “Sekjen PAN Angkat Bicara Terkait Kadernya yang Dukung Ganjar Maju Capres 2024”.
Berdasarkan penjelasan di atas narasi tentang PAN putar balik dukung Ganjar dipilpres 2024 adalah slah dan masuk kategori konten yang menyesatkan.
Setelah menonton keseluruhan dari isi video, tidak ditemukan informasi kredibel terkait klaim dalam narasi. Video tersebut hanya berisi potongan video dan gambar dari peristiwa yang berbeda-beda yang digabung menjadi satu.
Thumbnail video yang memperlihatkan sosok Zulkifli Hasan dan beberapa kader PAN tersebut identik dengan artikel milik Tribunnews.com dengan judul artikel “Zulkifli Hasan Pertimbangkan Turun Gunung Jadi Calon Legislatif Untuk Bantu Suara PAN di Jawa Tengah”.
Salah satu klip pada video tersebut identik dengan video di kanal youtube milik KOMPASTV dengan judul video “Sekjen PAN Angkat Bicara Terkait Kadernya yang Dukung Ganjar Maju Capres 2024”.
Berdasarkan penjelasan di atas narasi tentang PAN putar balik dukung Ganjar dipilpres 2024 adalah slah dan masuk kategori konten yang menyesatkan.
Kesimpulan
Informasi menyesatkan. Judul dan isi video tidak sesuai dan narator dalam video tersebut tidak berkaitan. Dalam video tersebut sama sekali tidak ditemukan informasi bahwa PAN putar balik dukung Ganjar dipilpres 2024.
Rujukan
(GFD-2024-15134) [HOAKS] Dokter yang Tangani Jenazah Mirna Salihin Ditetapkan Tersangka
Sumber: kompas.comTanggal publish: 11/01/2024
Berita
KOMPAS.com - Sebuah unggahan di media sosial mengeklaim, dokter yang menangani jenazah Wayan Mirna Salihin ditetapkan menjadi tersangka.
Namun, berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.om, narasi tersebut tidak benar atau hoaks.
Mirna merupakan korban kasus pembunuhan dengan pelaku Jessica Kumala Wongso. Ia tewas setelah meminum es kopi vietnam yang dipesan Jessica di kafe Olivier, Grand Indonesia, Jakarta, pada 6 Januari 2016.
Kasus kopi sianida kembali menjadi sorotan setelah Netflix menayangkan dokumenter Ice Cold: Murder, Coffee and Jessica Wongso, pada 28 September 2023, yang mengangkat sejumlah kejanggalan selama proses persidangan Jessica.
Narasi soal dokter yang menangani jenazah Mirna Salihin ditetapkan menjadi tersangka muncul di media sosial, salah satunya dibagikan oleh akun Facebook ini (arsip).
Akun tersebut membagikan video berdurasi 10 menit 14 detik pada 9 Januari 2023 dengan judul:
Tak bisa ng3l4k temuan ktp mirna & tes lab jadi bukti, dugaan pak otto benar.
Kemudian, pada thumbnail video terdapat gambar polisi sedang melakukan gelar perkara dan terdapat perempuan memakai baju tahanan. Gambar tersebut diberi keterangan demikian:
BREAKING NEWS.!!
DUGAAN OTTO HASIBUAN INI BENAR
DOKTER YANG TANGANI JENAZAH MIRNA DI TETAPKAN TERSANGKA
Akun Facebook Tangkapan layar Facebook narasi yang menyebut dokter yang mengautopsi jenazah Mirna Salihin
Namun, berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.om, narasi tersebut tidak benar atau hoaks.
Mirna merupakan korban kasus pembunuhan dengan pelaku Jessica Kumala Wongso. Ia tewas setelah meminum es kopi vietnam yang dipesan Jessica di kafe Olivier, Grand Indonesia, Jakarta, pada 6 Januari 2016.
Kasus kopi sianida kembali menjadi sorotan setelah Netflix menayangkan dokumenter Ice Cold: Murder, Coffee and Jessica Wongso, pada 28 September 2023, yang mengangkat sejumlah kejanggalan selama proses persidangan Jessica.
Narasi soal dokter yang menangani jenazah Mirna Salihin ditetapkan menjadi tersangka muncul di media sosial, salah satunya dibagikan oleh akun Facebook ini (arsip).
Akun tersebut membagikan video berdurasi 10 menit 14 detik pada 9 Januari 2023 dengan judul:
Tak bisa ng3l4k temuan ktp mirna & tes lab jadi bukti, dugaan pak otto benar.
Kemudian, pada thumbnail video terdapat gambar polisi sedang melakukan gelar perkara dan terdapat perempuan memakai baju tahanan. Gambar tersebut diberi keterangan demikian:
BREAKING NEWS.!!
DUGAAN OTTO HASIBUAN INI BENAR
DOKTER YANG TANGANI JENAZAH MIRNA DI TETAPKAN TERSANGKA
Akun Facebook Tangkapan layar Facebook narasi yang menyebut dokter yang mengautopsi jenazah Mirna Salihin
Hasil Cek Fakta
Tim Cek Fakta Kompas.com menelusuri gambar pada thumbnail video yang memperlihatkan polisi melakukan gelar perkara dan seorang perempuan memakai baju tahanan.
Hasilnya, gambar tersebut mirip dengan foto di laman Nusabali.com ini.
Dalam keterangan foto disebutkan, Kepolisian Sektor (Polsek) Denpasar, Bali, membekuk dokter bedah gadungan bernama Ni Made Kunti pada 2018.
Sehingga, dapat dipastikan perempuan dalam foto bukan dokter yang menangani jenazah Mirna.
Setelah video disimak sampai tuntas, tidak terdapat informasi soal dokter yang menangani jenazah Mirna ditetapkan menjadi tersangka.
Narator video membacakan artikel di laman Ayo Jakarta ini, Selasa (26/12/2023), berjudul "Perjuangkan Keadilan Jessica Wongso, Otto Hasibuan Bakal Laporkan Dokter yang Tangani Jenazah Mirna ke MKDKI".
Artikel tersebut membahas rencana pengacara Jessica Wongso, Otto Hasibuan, melaporkan dokter yang menangani jenazah Mirna ke Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia (MKDKI).
Menurut Otto, pelaporan tersebut dilakukan karena dokter dianggap tidak menjalankan tugasnya dengan baik dan mengabaikan surat perintah otopsi. Sehingga, Jessica dirugikan dalam kasus tersebut.
Sampai saat ini tidak ditemukan informasi valid bahwa dokter yang menangani jenazah Mirna ditetapkan menjadi tersangka.
Hasilnya, gambar tersebut mirip dengan foto di laman Nusabali.com ini.
Dalam keterangan foto disebutkan, Kepolisian Sektor (Polsek) Denpasar, Bali, membekuk dokter bedah gadungan bernama Ni Made Kunti pada 2018.
Sehingga, dapat dipastikan perempuan dalam foto bukan dokter yang menangani jenazah Mirna.
Setelah video disimak sampai tuntas, tidak terdapat informasi soal dokter yang menangani jenazah Mirna ditetapkan menjadi tersangka.
Narator video membacakan artikel di laman Ayo Jakarta ini, Selasa (26/12/2023), berjudul "Perjuangkan Keadilan Jessica Wongso, Otto Hasibuan Bakal Laporkan Dokter yang Tangani Jenazah Mirna ke MKDKI".
Artikel tersebut membahas rencana pengacara Jessica Wongso, Otto Hasibuan, melaporkan dokter yang menangani jenazah Mirna ke Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia (MKDKI).
Menurut Otto, pelaporan tersebut dilakukan karena dokter dianggap tidak menjalankan tugasnya dengan baik dan mengabaikan surat perintah otopsi. Sehingga, Jessica dirugikan dalam kasus tersebut.
Sampai saat ini tidak ditemukan informasi valid bahwa dokter yang menangani jenazah Mirna ditetapkan menjadi tersangka.
Kesimpulan
Narasi soal dokter yang menangani jenazah Mirna Salihin ditetapkan menjadi tersangka adalah tidak benar atau hoaks.
Gambar pada thumbnail video merupakan hasil rekayasa. Gambar aslinya menampilkan jajaran Polsek Denpasar, Bali, dan dokter bedah gadungan bernama Ni Made Kunti pada tahun 2018.
Selain itu, judul dan isi video tidak sesuai. Narator hanya membahas mengenai Otto Hasibuan yang akan melaporkan dokter yang menangani jenazah Mirna ke MKDKI.
Menurut Otto, dokter tersebut dianggap tidak menjalankan tugasnya dengan baik dan mengabaikan surat perintah otopsi.
Gambar pada thumbnail video merupakan hasil rekayasa. Gambar aslinya menampilkan jajaran Polsek Denpasar, Bali, dan dokter bedah gadungan bernama Ni Made Kunti pada tahun 2018.
Selain itu, judul dan isi video tidak sesuai. Narator hanya membahas mengenai Otto Hasibuan yang akan melaporkan dokter yang menangani jenazah Mirna ke MKDKI.
Menurut Otto, dokter tersebut dianggap tidak menjalankan tugasnya dengan baik dan mengabaikan surat perintah otopsi.
Rujukan
- https://www.facebook.com/100068156016208/videos/1114281893035466
- https://ghostarchive.org/archive/iQ8UY
- https://www.nusabali.com/berita/30794/dokter-bedah-gadungan-diringkus
- https://www.ayojakarta.com/news/7611318873/perjuangkan-keadilan-jessica-wongso-otto-hasibuan-bakal-laporkan-dokter-yang-tangani-jenazah-mirna-ke-mkdki#google_vignette
- https://t.me/kompascomupdate
(GFD-2024-15133) Konteks Keliru, Taylor Swift Tidak Berfoto dengan Jeffrey Epstein
Sumber: kompas.comTanggal publish: 11/01/2024
Berita
KOMPAS.com - Beredar foto Taylor Swift bersama seorang pria yang diklaim sebagai pemodal sekaligus pelaku kejahatan seksual Jeffrey Epstein.
Foto itu diklaim diambil pada 2004. Tampak Taylor merangkul bahu pria tersebut.
Sebaran fotonya dapat dilihat di akun Facebook ini dan ini.
Berikut narasi yang ditulis salah satu akun pada Senin (8/1/2024) dalam terjemahan bahasa Indonesia:
Fans Taylor Swift... dia bersama Epstein di sebuah pulau pada 2024. Tidak Terkejut.
Lantas, benarkah Taylor Swift berfoto bersama Jeffrey Epstein?
Sebagai konteks, Jeffrey Epstein merupakan terpidana kekerasan seksual dan pelaku prostitusi di bawah umur.
Dikutip dari Time, di tengah proses dakwaan atas perdagangan seks, Epstein bunuh diri di penjara federal New York pada 2019.
Jejak digital foto yang beredar paling lama ditemukan dari tahun 2021, dua tahun setelah kematian Epstein.
Sementara pengguna media sosial di Facebook ini, Twitter ini, dan Instagram ini pada 16 Desember 2021.
Keterangan foto menunjukkan, Taylor berfoto bersama CEO of Republic Records bernama Monte Lipman.
Dilansir Rolling Stone, Taylor pernah menandatangani kontrak dengan Republik Records.
Pada 19 November 2019, Taylor mengunggah foto bersama Lipman di akun Instagram resminya.
Ia memberi keterangan foto "Rumah baruku", menandakan kerja sama resmi barunya di perusahaan rekaman tersebut.
Foto Taylor bersama Lipman juga ditemukan di akun Twitter penggemar @TSwiftNZ pada 26 November 2019, di balik panggung America's Music Awards.
Dikutip dari The Quint, Jeffrey Epstein dan Monte Lipman merupakan dua sosok yang berbeda.
Berikut perbandingan sosok Epstein dan Lipman:
Sehingga, dapat disimpulkan bahwa foto Taylor Swift bersama Monte Lipman disebarkan dengan konteks keliru.
Foto itu diklaim diambil pada 2004. Tampak Taylor merangkul bahu pria tersebut.
Sebaran fotonya dapat dilihat di akun Facebook ini dan ini.
Berikut narasi yang ditulis salah satu akun pada Senin (8/1/2024) dalam terjemahan bahasa Indonesia:
Fans Taylor Swift... dia bersama Epstein di sebuah pulau pada 2024. Tidak Terkejut.
Lantas, benarkah Taylor Swift berfoto bersama Jeffrey Epstein?
Sebagai konteks, Jeffrey Epstein merupakan terpidana kekerasan seksual dan pelaku prostitusi di bawah umur.
Dikutip dari Time, di tengah proses dakwaan atas perdagangan seks, Epstein bunuh diri di penjara federal New York pada 2019.
Jejak digital foto yang beredar paling lama ditemukan dari tahun 2021, dua tahun setelah kematian Epstein.
Sementara pengguna media sosial di Facebook ini, Twitter ini, dan Instagram ini pada 16 Desember 2021.
Keterangan foto menunjukkan, Taylor berfoto bersama CEO of Republic Records bernama Monte Lipman.
Dilansir Rolling Stone, Taylor pernah menandatangani kontrak dengan Republik Records.
Pada 19 November 2019, Taylor mengunggah foto bersama Lipman di akun Instagram resminya.
Ia memberi keterangan foto "Rumah baruku", menandakan kerja sama resmi barunya di perusahaan rekaman tersebut.
Foto Taylor bersama Lipman juga ditemukan di akun Twitter penggemar @TSwiftNZ pada 26 November 2019, di balik panggung America's Music Awards.
Dikutip dari The Quint, Jeffrey Epstein dan Monte Lipman merupakan dua sosok yang berbeda.
Berikut perbandingan sosok Epstein dan Lipman:
Sehingga, dapat disimpulkan bahwa foto Taylor Swift bersama Monte Lipman disebarkan dengan konteks keliru.
Hasil Cek Fakta
Rujukan
- https://www.facebook.com/photo/?fbid=3324265244386732&set=a.108425649304057
- https://www.facebook.com/photo/?fbid=10224487298358692&set=a.4552724544878
- https://time.com/6552063/jeffrey-epsteins-unsealed-court-documents/
- https://tineye.com/search/b5c98c0d9bd7fee2f69a307116eb585de3266a04?sort=crawl_date&order=asc&page=1
- https://www.facebook.com/EsDeSwiftie13/posts/pfbid0hMYsCNXCxEgK3Moo9RgNCAfryBRhC79xSEXg3EzHBhDb1ZWPhCHjEWTp8CuwEZaLl
- https://twitter.com/tswiftstyle/status/1471534966777339904
- https://www.instagram.com/p/CXjO8XbNeGZ/
- https://www.rollingstone.com/music/music-news/taylor-swift-record-deal-republic-records-umg-757711/
- https://www.instagram.com/p/BqXgDJBlz7d/
- https://twitter.com/TSwiftNZ/status/1199089690084724736
- https://www.thequint.com/news/webqoof/taylor-swift-jeffrey-epstein-viral-image-monte-lipman-republic-records-fact-check#read-more
- https://t.me/kompascomupdate
Halaman: 3950/7121





