“24 April 2021
KRI Nanggala 402 adalah salah
satu Kapal Selam jenis terbaik
yang di punyai Indonesia. Kapal
Selam ini buatan German, di
beli pada jaman Pemerintahan SBY. Namun KRI Nanggala 402
ini kini hancur di Torpedo oleh Kapal Selam Cina 093B. Detik-
detik sebelum kejadian Kapten
M. Rifan Jaya yang pimpin
patroli rutin di Laut, terdengar
minta izin darurat untuk menembakan Torpedo, namun
izin tidak di berikan oleh Mabes Tni. Dari hasil penelusuran
kami Tim Kompas, ternyata KRI
Nanggala 402 telah berhadapan
dengan Kapal Selam Cina 093B
yang menyusup ke dalam
perairan laut Indonesia.
Setelah kami Konfirmasi
kepada Menkopolhukam, beliau
mengatakan:
*Memang benar kondisi KRI
Nanggala 402 sedang
berhadapan dengan Kapal
Selam Cina 093B, namun itu
untuk Latihan bersama.”
(di bagian kolom sebelah kiri).
“Eksclusive
(foto)
Kapal selam Cina 093B
(foto)
KRI Nanggala 402
(foto Mahfud MD)
(di bagian kolom sebelah kanan).
(GFD-2021-6820) [SALAH] Tangkapan layar KOMPAS.com “Eksclusive Kapal selam Cina 093B KRI Nanggala 402”
Sumber: whatsapp.comTanggal publish: 28/04/2021
Berita
Hasil Cek Fakta
SUMBER membagikan Tangkapan layar PALSU yang mencatut KOMPAS.com. Indeks berita KOMPAS.com pada 24 April 2021. Terlihat bahwa artikel dipublikasikan dengan tanggal dan jam, TIDAK hanya tanggal seperti tangkapan layar PALSU oleh SUMBER.
Salah satu artikel di turnbackhoax.id (7 Juni 2020) dengan gaya dan struktur pelintiran yang sama, perbedaannya media yang dicatut adalah CNN Indonesia.
Salah satu artikel di turnbackhoax.id (7 Juni 2020) dengan gaya dan struktur pelintiran yang sama, perbedaannya media yang dicatut adalah CNN Indonesia.
Kesimpulan
Tangkapan layar PALSU. FAKTANYA, setiap artikel di KOMPAS.com diterbitkan dengan jam publikasi, TIDAK hanya tanggal. Selain itu, gaya dan struktur tangkapan layar palsu yang sama sebelumnya pernah diperiksa dan dimuat di beberapa artikel di turnbackhoax.id, dengan mencatut CNN Indonesia.
Rujukan
- http[1] firstdraftnews.org: “Berita palsu. Ini rumit.”
- http://bit.ly/2MxVN7S (Google Translate),
- http://bit.ly/2rhTadC. [2] kompas.com: “Indeks Berita All Halaman 1 – 24 April 2021”,
- https://bit.ly/3u2lbnW /
- https://archive.md/JyLIZ (arsip cadangan). [3] turnbackhoax.id: “[SALAH] Tangkapan Layar “DINAS IMIGRASI TAHAN 300 ORANG WNA CHINA ILEGAL”,
- https://bit.ly/3eZNrjb /
- https://archive.md/8hUVh (arsip cadangan). [4] turnbackhoax.id: “[SALAH] “SEHARI SETELAH DILAKUKAN RAPID TEST COVID-19 KEPADA PARA SANTRI DI KUDUS, 1.000 SANTRI TAK SADARKAN DIRI”,
- https://bit.ly/2YXlof8 /
- https://archive.md/StKt9 (arsip cadangan).
(GFD-2021-6819) [SALAH] Surat “Pendataan Tenaga Pengajar Perguruan Tinggi Tahun 2021”
Sumber: Tangkapan LayarTanggal publish: 28/04/2021
Berita
Kepada Yth,
Bpk/Ibu.
Pimpinan Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta di Seluruh Indonesia
Di –
Tempat.
Dalam rangka meningkatkan kinerja dan sistem informasi penyelenggaraan Perguruan Tinggi, dengan ini kami sampaikan bahwa sesuai dengan Permendikbud Nomor 31 Tahun 2021, Tgl 05 April 2021, tentang data Tenaga Pengajar, Pihak Penyelenggara Perguruan Tinggi WAJIB menyampaikan data dan informasi Tenaga Pengajar, serta memastikan kebenaran dan ketepatannya melalui Pusat Data dan Informasi Direktoral Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, yang bertujuan untuk memonitoring kinerja Penyelenggaraan Perguruan Tinggi dan memberikan informasi perkembangan penyelenggaraan Perguruan Tinggi di tanah air.
Bpk/Ibu.
Pimpinan Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta di Seluruh Indonesia
Di –
Tempat.
Dalam rangka meningkatkan kinerja dan sistem informasi penyelenggaraan Perguruan Tinggi, dengan ini kami sampaikan bahwa sesuai dengan Permendikbud Nomor 31 Tahun 2021, Tgl 05 April 2021, tentang data Tenaga Pengajar, Pihak Penyelenggara Perguruan Tinggi WAJIB menyampaikan data dan informasi Tenaga Pengajar, serta memastikan kebenaran dan ketepatannya melalui Pusat Data dan Informasi Direktoral Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, yang bertujuan untuk memonitoring kinerja Penyelenggaraan Perguruan Tinggi dan memberikan informasi perkembangan penyelenggaraan Perguruan Tinggi di tanah air.
Hasil Cek Fakta
Beredar sebuah surat perihal “Pendataan Tenaga Pengajar Perguruan Tinggi Tahun 2021”. Terlihat pada kertas surat tersebut narasi yang menyebutkan bahwa Ditjen Dikti Kemendikbud RI meminta Perguruan Tinggi untuk melakukan pendataan tenaga pengajar guna meningkatkan kinerja dibuat pada tanggal 19 April 2021.
Berdasarkan hasil penelusuran, diketahui bahwa surat tersebut merupakan surat palsu. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI melalui Instagram resminya @ditjen.dikti menegaskan bahwa surat tersebut tidak benar.
Bukti lainnya menunjukan, alamat email yang tertera dalam surat berbeda dengan alamat email resmi Ditjen Dikti. Dalam surat tertulis bahwa laporan bisa dikirimkan ke email pusdatin.dikti.kemdikbud@gmail.com. Sedangkan, dilansir dari lama resmi pddikti.kemendikbud.go.id, alamat email resmi Pangkalan Data Pendidikan Tinggi adalah pddikti@kemendikbud.go.id.
Maka dari itu, Dirjen Dikti menghimbau agar masyarakat waspada dan tetap bijak dalam menyikapi segala bentuk informasi dengan tidak menyebarkan kembali surat tersebut.
Berikut klarifikasi lengkap oleh Ditjen Dikti:
“Halo #InsanDikti, surat palsu yang mengatasnamakan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi beredar lagi di kalangan masyarakat melalui media sosial.
Surat tersebut berisikan informasi yang tidak benar mengenai Pendataan Tenaga pengajar Perguruan Tinggi Tahun 2021.
Mari bantu sebarkan informasi ini ke #InsanDikti lainnya untuk menghentikan informasi yang tidak benar ini.”
Mengacu kepada seluruh referensi, surat Ditjen Dikti terkait “Pendataan Tenaga Pengajar Perguruan Tinggi Tahun 2021” adalah hoaks dalam kategori konten tiruan.
Berdasarkan hasil penelusuran, diketahui bahwa surat tersebut merupakan surat palsu. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI melalui Instagram resminya @ditjen.dikti menegaskan bahwa surat tersebut tidak benar.
Bukti lainnya menunjukan, alamat email yang tertera dalam surat berbeda dengan alamat email resmi Ditjen Dikti. Dalam surat tertulis bahwa laporan bisa dikirimkan ke email pusdatin.dikti.kemdikbud@gmail.com. Sedangkan, dilansir dari lama resmi pddikti.kemendikbud.go.id, alamat email resmi Pangkalan Data Pendidikan Tinggi adalah pddikti@kemendikbud.go.id.
Maka dari itu, Dirjen Dikti menghimbau agar masyarakat waspada dan tetap bijak dalam menyikapi segala bentuk informasi dengan tidak menyebarkan kembali surat tersebut.
Berikut klarifikasi lengkap oleh Ditjen Dikti:
“Halo #InsanDikti, surat palsu yang mengatasnamakan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi beredar lagi di kalangan masyarakat melalui media sosial.
Surat tersebut berisikan informasi yang tidak benar mengenai Pendataan Tenaga pengajar Perguruan Tinggi Tahun 2021.
Mari bantu sebarkan informasi ini ke #InsanDikti lainnya untuk menghentikan informasi yang tidak benar ini.”
Mengacu kepada seluruh referensi, surat Ditjen Dikti terkait “Pendataan Tenaga Pengajar Perguruan Tinggi Tahun 2021” adalah hoaks dalam kategori konten tiruan.
Kesimpulan
Hasil Periksa Fakta Fathia Islamiyatul Syahida (Universitas Pendidikan Indonesia)
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI melalui akun media sosial resminya menegaskan bahwa surat tersebut adalah palsu (Hoaks).
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI melalui akun media sosial resminya menegaskan bahwa surat tersebut adalah palsu (Hoaks).
Rujukan
(GFD-2021-6818) [SALAH] “MENHAN BONGKAR DALANG HILANGNYA KAPAL NANGGALA 402 – Rudal Maut Cina Hilangkan Kapal Nanggala 402”
Sumber: youtube.comTanggal publish: 27/04/2021
Berita
Beredar video berjudul “BERITA TERBARU ~ MENHAN BONGKAR DALANG HILANGNYA KAPAL NANGGALA 402 ~ NEWS TERKINI PRABOWO SUBIANTO” yang diunggah di kanal Youtube WARUNG POLITIK pada 24 April 2021.
Di gambar thumbnail video itu, terdapat narasi “AKHIRNYA ERBONGKAR!!!! RUDAL MAUT CINA HILANGKAN KAPAL NANGGALA 402 PRABOWO TAK TERIMA SERBV KAPAL CINA”
Di gambar thumbnail video itu, terdapat narasi “AKHIRNYA ERBONGKAR!!!! RUDAL MAUT CINA HILANGKAN KAPAL NANGGALA 402 PRABOWO TAK TERIMA SERBV KAPAL CINA”
Hasil Cek Fakta
Berdasarkan hasil penelusuran Tim CekFakta Tempo, klaim adanya video Menteri Pertahanan Prabowo Subianto membongkar dalang hilangnya kapal selam Nanggala 402 adalah rudal maut Cina adalah klaim yang keliru.
Faktanya, di video itu, Menhan Prabowo Subianto tidak menyebut bahwa rudal asal Cina C802 sebagai dalang hilangnya KRI Nanggala 402. Selain itu, KRI Nanggala 402 hilang kontak sebelum rudal tersebut sempat ditembakkan. Hingga kini, penyebab tenggelamnya KRI Nanggala 402 yang membawa 53 awak itu masih diinvestigasi oleh TNI AL.
Dilansir dari Tempo, pernyataan Prabowo terdapat pada menit 5:15 yang dibacakan oleh narator. Prabowo menyebut bahwa hilangnya KRI Nanggala 402 adalah bukti sulitnya perjuangan menjaga NKRI. Prabowo juga mengatakan alat utama sistem senjata (alutsista) TNI perlu dimodernisasi.
“Semenjak insiden peristiwa tenggelamnya kapal selam Nanggala, ia berniat mempercepat peremajaan alutsista. ‘Kita memang perlu meremajakan alutsista kita. Banyak alutsista yang memang karena keterpaksaan dan karena kita utamakan pembangunan kesejahteraan. Kita belum modernisasi lebih cepat, tapi sekarang karena mendesak kita harus modernisasi alutsista kita lebih cepat lagi,’ begitulah imbuh Prabowo. Lebih lanjut Prabowo menyebut akan meremajakan alutsista di darat, laut, maupun udara,” kata narator.
Dalam video tersebut, tidak ada pernyataan bahwa Prabowo membongkar dalang hilangnya KRI Nanggala. Ia juga tidak menyinggung tentang rudal maut Cina C802. Terkait artikel di situs Eramuslim, juga disebutkan bahwa penembakan rudal itu belum terlaksana, karena seluruh armada yang dilibatkan dalam latihan tempur tersebut sedang dikerahkan untuk melakukan pencarian dan pertolongan terhadap KRI Nanggala.
Dikutip dari Koran Tempo edisi 25 April 2021, KRI Nanggala 402 hilang kontak saat geladi resik latihan penembakan torpedo pada 21 April dini hari. Kapal selam berjenis U-209 bikinan Jerman Barat pada 1978 itu sudah berlayar di perairan utara Pulau Bali sejak 20 April lalu. Kapal tersebut bersiap menggelar latihan perang rutin yang akan dihelat dua hari berikutnya.
Sesuai dengan rencana geladi resik latihan perang, KRI Nanggala akan menembakkan torpedo berukuran 21 inci. Lalu, KRI Layang akan meluncurkan peluru kendali C802. Target keduanya sama, yaitu bekas KRI Karang Unarang. Geladi latihan itu dimulai pada 21 April pukul 03.00 Wita. Saat itu, KRI Nanggala meminta izin menyelam dengan kedalaman 13 meter dan bersiap menembakkan torpedo.
Selama satu jam, para awak sea rider dan otoritas latihan menunggu lesatan torpedo, tapi tak juga muncul. Suasana semakin mencekam saat komunikasi radio dengan KRI Nanggala terputus. Padahal, kru KRI Nanggala seharusnya lebih dulu berkomunikasi di radio untuk meminta izin penembakan torpedo. “Dipanggil-panggil sudah tidak merespons. Jalur komunikasi utama dan jalur cadangan terputus,” kata Kepala Staf TNI AL Laksamana TNI Yudo Margono.
Hingga saat ini, penyebab tenggelamnya KRI Nanggala masih diinvestigasi. Kepala Staf TNI AL Laksamana TNI Yudo Margono, dalam konferensi pers pada 25 April 2021, mengatakan bahwa investigasi baru bisa dilakukan setelah badan kapal berhasil diangkat ke permukaan. Namun, hal ini juga bukan hal yang mudah, karena lokasi tenggelamnya kapal berada di laut dalam.
Meski begitu, Yudo masih meyakini tenggelamnya KRI Nanggala 402 bukan dikarenakan kesalahan manusia atau human error. Ia menyebut, sesaat sebelum hilang kontak, seluruh peralatan kapal selam itu terpantau berfungsi dengan baik. Saat proses menyelam, kata Yudo, KRI Nanggala 402 sudah melalui prosedur yang benar.
Kru pun terpantau menjalankan perannya sesuai tugas masing-masing. Saat mulai menyelam pun diketahui semua lampu masih menyala, yang berarti tidak terjadi blackout. “Sudah kita evaluasi dari awal kejadian, tapi tentunya saya berkeyakinan ini bukan human error tapi lebih pada faktor alam,” kata Yudo.
Faktanya, di video itu, Menhan Prabowo Subianto tidak menyebut bahwa rudal asal Cina C802 sebagai dalang hilangnya KRI Nanggala 402. Selain itu, KRI Nanggala 402 hilang kontak sebelum rudal tersebut sempat ditembakkan. Hingga kini, penyebab tenggelamnya KRI Nanggala 402 yang membawa 53 awak itu masih diinvestigasi oleh TNI AL.
Dilansir dari Tempo, pernyataan Prabowo terdapat pada menit 5:15 yang dibacakan oleh narator. Prabowo menyebut bahwa hilangnya KRI Nanggala 402 adalah bukti sulitnya perjuangan menjaga NKRI. Prabowo juga mengatakan alat utama sistem senjata (alutsista) TNI perlu dimodernisasi.
“Semenjak insiden peristiwa tenggelamnya kapal selam Nanggala, ia berniat mempercepat peremajaan alutsista. ‘Kita memang perlu meremajakan alutsista kita. Banyak alutsista yang memang karena keterpaksaan dan karena kita utamakan pembangunan kesejahteraan. Kita belum modernisasi lebih cepat, tapi sekarang karena mendesak kita harus modernisasi alutsista kita lebih cepat lagi,’ begitulah imbuh Prabowo. Lebih lanjut Prabowo menyebut akan meremajakan alutsista di darat, laut, maupun udara,” kata narator.
Dalam video tersebut, tidak ada pernyataan bahwa Prabowo membongkar dalang hilangnya KRI Nanggala. Ia juga tidak menyinggung tentang rudal maut Cina C802. Terkait artikel di situs Eramuslim, juga disebutkan bahwa penembakan rudal itu belum terlaksana, karena seluruh armada yang dilibatkan dalam latihan tempur tersebut sedang dikerahkan untuk melakukan pencarian dan pertolongan terhadap KRI Nanggala.
Dikutip dari Koran Tempo edisi 25 April 2021, KRI Nanggala 402 hilang kontak saat geladi resik latihan penembakan torpedo pada 21 April dini hari. Kapal selam berjenis U-209 bikinan Jerman Barat pada 1978 itu sudah berlayar di perairan utara Pulau Bali sejak 20 April lalu. Kapal tersebut bersiap menggelar latihan perang rutin yang akan dihelat dua hari berikutnya.
Sesuai dengan rencana geladi resik latihan perang, KRI Nanggala akan menembakkan torpedo berukuran 21 inci. Lalu, KRI Layang akan meluncurkan peluru kendali C802. Target keduanya sama, yaitu bekas KRI Karang Unarang. Geladi latihan itu dimulai pada 21 April pukul 03.00 Wita. Saat itu, KRI Nanggala meminta izin menyelam dengan kedalaman 13 meter dan bersiap menembakkan torpedo.
Selama satu jam, para awak sea rider dan otoritas latihan menunggu lesatan torpedo, tapi tak juga muncul. Suasana semakin mencekam saat komunikasi radio dengan KRI Nanggala terputus. Padahal, kru KRI Nanggala seharusnya lebih dulu berkomunikasi di radio untuk meminta izin penembakan torpedo. “Dipanggil-panggil sudah tidak merespons. Jalur komunikasi utama dan jalur cadangan terputus,” kata Kepala Staf TNI AL Laksamana TNI Yudo Margono.
Hingga saat ini, penyebab tenggelamnya KRI Nanggala masih diinvestigasi. Kepala Staf TNI AL Laksamana TNI Yudo Margono, dalam konferensi pers pada 25 April 2021, mengatakan bahwa investigasi baru bisa dilakukan setelah badan kapal berhasil diangkat ke permukaan. Namun, hal ini juga bukan hal yang mudah, karena lokasi tenggelamnya kapal berada di laut dalam.
Meski begitu, Yudo masih meyakini tenggelamnya KRI Nanggala 402 bukan dikarenakan kesalahan manusia atau human error. Ia menyebut, sesaat sebelum hilang kontak, seluruh peralatan kapal selam itu terpantau berfungsi dengan baik. Saat proses menyelam, kata Yudo, KRI Nanggala 402 sudah melalui prosedur yang benar.
Kru pun terpantau menjalankan perannya sesuai tugas masing-masing. Saat mulai menyelam pun diketahui semua lampu masih menyala, yang berarti tidak terjadi blackout. “Sudah kita evaluasi dari awal kejadian, tapi tentunya saya berkeyakinan ini bukan human error tapi lebih pada faktor alam,” kata Yudo.
Kesimpulan
Di video itu, Menhan Prabowo Subianto tidak menyebut bahwa rudal asal Cina C802 sebagai dalang hilangnya KRI Nanggala 402. Selain itu, KRI Nanggala 402 hilang kontak sebelum rudal tersebut sempat ditembakkan. Hingga kini, penyebab tenggelamnya KRI Nanggala 402 yang membawa 53 awak itu masih diinvestigasi oleh TNI AL.
Rujukan
(GFD-2021-6817) [SALAH] Foto “Munarman menggigit sandal saat ditangkap Densus 88”
Sumber: facebook.comTanggal publish: 27/04/2021
Berita
Akun Facebook Lufias Azmi (fb.com/lufias.azmi) pada 27 April 2021 menunggah sebuah gambar yang berisi foto Munarman yang sedang menggigit sandal saat sedang dibawa oleh Densus 88 dan narasi “Makan tuh sendal ..”, #Densus88 #Munarman” ke grup GUYON KHAS NUsantara dengan narasi sebagai berikut:
“Cuma takon lurrr… ancen disumpel sendal ta cangkeme iku.” atau yang jika diterjemahkan: “Cuma bertanya, memang disempal sandal mulutnya itu”
Munarman gigit sandal
Nurman gigit sandal
“Cuma takon lurrr… ancen disumpel sendal ta cangkeme iku.” atau yang jika diterjemahkan: “Cuma bertanya, memang disempal sandal mulutnya itu”
Munarman gigit sandal
Nurman gigit sandal
Hasil Cek Fakta
Berdasarkan hasil penelusuran, klaim adanya foto Munarman menggigit sandal saat ditangkap oleh Densus 88 adalah konten yang dimanipulasi.
Faktanya, foto itu adalah foto editan / suntingan. Pada foto asli dan video asli saat penangkapan oleh Densus 88, Munarman tidak menggigit sandal.
Dalam video yang diunggah oleh kanal Youtube KOMPASTV pada 27 April 2021 yang berjudul “BREAKING NEWS – Detik-detik Penangkapan Eks Sekretaris Umum FPI Munarman di Rumahnya”, tidak terlihat sama sekali Munarman menggigit sandal.
Munarman terlihat memakai kemeja putih dan celana pendek bermotif loreng. Saat akan dibawa, Munarman melontarkan protes kepada petugas yang membawanya. Munarman bahkan meminta untuk memakai sandal sebelum masuk ke mobil tetapi tidak diijinkan oleh Polisi.
“Ini tidak sesuai hukum ini. Ini harusnya…” Seorang personel Densus 88 kemudian membalasnya “udah pak nanti aja pak”.
“Saya pakai sendal, saya pakai sendal,” ucap Munarman, namun polisi memintanya untuk tetap berjalan ke arah mobil yang sudah disiapkan.
Sebelumnya, eks sekretaris umum Front Pembela Islam (FPI) Munarman, ditangkap Satuan Tugas Wilayah (Satgaswil) Detasemen Khusus (Densus) 88 Polri di kediamannya di perumahan Modern Hill, Pamulang, Tangerang Selatan, Banten. Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Hubungan Masyarakat (Kabagpenum Divhumas) Polri Kombes Pol Ahmad Ramadhan mengatakan, penangkapan terhadap Munarman dilakukan sekitar pukul 15:00 WIB, Selasa (27/4/2021).
“Jadi benar Satgaswil Densus 88 hari ini tanggal 27 April 2021 sekitar jam 15.00 melakukan penangkapan terhadap saudara Munarman di rumahnya di perumahan Modern Hill, Pamulang, Tangerang Selatan,” ucap Kabagpenum.
Dilansir dari Medcom, Munarman diduga menggerakkan orang lain dan bermufakat jahat untuk melakukan tindak pidana terorisme.
“Munarman diduga menggerakkan orang lain untuk melakukan tindak pidana terorisme,” kata Kadiv Humas Polri Irjen Argo Yuwono kepada Medcom.id, Selasa, 27 April 2021. Selain itu, Munarman juga disebut ikut melakukan pemufakatan jahat dalam aksi tindak pidana terorisme. Lalu, menyembunyikan informasi tentang tindak pidana terorisme.
Faktanya, foto itu adalah foto editan / suntingan. Pada foto asli dan video asli saat penangkapan oleh Densus 88, Munarman tidak menggigit sandal.
Dalam video yang diunggah oleh kanal Youtube KOMPASTV pada 27 April 2021 yang berjudul “BREAKING NEWS – Detik-detik Penangkapan Eks Sekretaris Umum FPI Munarman di Rumahnya”, tidak terlihat sama sekali Munarman menggigit sandal.
Munarman terlihat memakai kemeja putih dan celana pendek bermotif loreng. Saat akan dibawa, Munarman melontarkan protes kepada petugas yang membawanya. Munarman bahkan meminta untuk memakai sandal sebelum masuk ke mobil tetapi tidak diijinkan oleh Polisi.
“Ini tidak sesuai hukum ini. Ini harusnya…” Seorang personel Densus 88 kemudian membalasnya “udah pak nanti aja pak”.
“Saya pakai sendal, saya pakai sendal,” ucap Munarman, namun polisi memintanya untuk tetap berjalan ke arah mobil yang sudah disiapkan.
Sebelumnya, eks sekretaris umum Front Pembela Islam (FPI) Munarman, ditangkap Satuan Tugas Wilayah (Satgaswil) Detasemen Khusus (Densus) 88 Polri di kediamannya di perumahan Modern Hill, Pamulang, Tangerang Selatan, Banten. Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Hubungan Masyarakat (Kabagpenum Divhumas) Polri Kombes Pol Ahmad Ramadhan mengatakan, penangkapan terhadap Munarman dilakukan sekitar pukul 15:00 WIB, Selasa (27/4/2021).
“Jadi benar Satgaswil Densus 88 hari ini tanggal 27 April 2021 sekitar jam 15.00 melakukan penangkapan terhadap saudara Munarman di rumahnya di perumahan Modern Hill, Pamulang, Tangerang Selatan,” ucap Kabagpenum.
Dilansir dari Medcom, Munarman diduga menggerakkan orang lain dan bermufakat jahat untuk melakukan tindak pidana terorisme.
“Munarman diduga menggerakkan orang lain untuk melakukan tindak pidana terorisme,” kata Kadiv Humas Polri Irjen Argo Yuwono kepada Medcom.id, Selasa, 27 April 2021. Selain itu, Munarman juga disebut ikut melakukan pemufakatan jahat dalam aksi tindak pidana terorisme. Lalu, menyembunyikan informasi tentang tindak pidana terorisme.
Kesimpulan
Foto editan / suntingan. Pada foto asli dan video asli saat penangkapan oleh Densus 88, Munarman tidak menggigit sandal.
Rujukan
Halaman: 3952/5077