• (GFD-2022-10722) Cek Fakta: Tidak Benar Dokumen CDC AS Nyatakan Covid-19 Tak Ada

    Sumber: liputan6.com
    Tanggal publish: 14/10/2022

    Berita


    Liputan6.com, Jakarta - Cek Fakta Liputan6.com mendapati klaim dokumen dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat atau CDC AS yang menyatakan Covid-19 tidak ada. Informasi tersebut diunggah salah satu akun Facebook, pada 4 Oktober 2022.
    Unggahan klaim dokumen CDC AS menyatakan Covid-19 tidak ada tersebut berupa tangkapan layar artikel dengan judul "CDC admits there is no Covid-19"
    Berukut awal tulisan tersebut'
    "The CDC document is titled, "CDC 2019-Novel Coronavirus (2019-nCoV) Real-Time RT-PCR Diagnostic Panel." It is dated July 13.2020."
    Unggahan tersebut diberi keterangan sebagai berikut.
    "👆 nahh lohh...🤭"
    Benarkah klaim dokumen CDC AS menyatakan Covid-19 tidak ada? Simak hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com.
     

    Hasil Cek Fakta


    Cek Fakta Liputan6.com menelusuri klaim dokumen CDC AS menyatakan Covid-19 tidak ada menggunakan Google Search dengan kata kunci 'cdc admits there is no covid-19'.
    Penelusuran mengarah pada artikel berjudul "Fact check: This CDC document does not say that that SARS-CoV-2 doesn’t exist" yang dimuat situs reuters.com.
    Dalam artikel situs Reuters.com, Dr Suchhan de Silva, dari Departemen Infeksi, Kekebalan dan Penyakit Kardiovaskular Universitas Sheffield, mengatakan klaim tersebut  tidak benar.
    De Silva mengatakan bahwa dokumen tersebut menjelaskan apa yang digunakan untuk menentukan jumlah terendah materi genetik virus yang dapat dideteksi oleh uji RT-PCR.
    “Mereka menggambarkan proses yang sangat umum selama pengaturan uji, di mana batas deteksi uji RT-PCR ditentukan”, katanya.
    Dalam hal ini, CDC telah menggunakan RNA 'transkripsi' sebagai kontrol positif - yang berarti mereka menggunakan materi genetik yang diproduksi secara sintetis identik dengan yang dibawa oleh virus.
    “Untuk menghitung batas deteksi uji RT-PCR, Anda harus memiliki jumlah virus yang diketahui untuk mengekstrak materi genetik (RNA), atau sebagai alternatif, jumlah RNA yang identik dengan yang dibawa oleh virus”, kata de Silva.
    Penelusuran juga mengarah pada artikel berjudul "Report falsely claims that US health protection agency ‘admits’ Covid-19 does not exist" yang dimuat situs factcheck.afp.com.
    Asisten profesor patologi di Johns Hopkins Medicine, Heba Mostafa, mengatakan dokumen CDC yang dikutip dalam artikel yang tidak akurat menjelaskan bagaimana tes pertama kali dikembangkan bukan "isolasi virus awal dari pasien atau konfirmasi keberadaan SARS- CoV-2."
    “Tidak ada keraguan bahwa SARS-CoV-2 ada dan diisolasi di China pada awal Januari dan sepenuhnya dikarakterisasi dan genom lengkapnya disimpan ke database pada 10 Januari,” kata Mostafa.
    CDC mengembangkan tes virus pada awal 2020, dan pada 4 Februari 2020 CDC mengeluarkan otorisasi darurat untuk penggunaan tes. Persetujuan itu datang dua minggu setelah AS mengkonfirmasi kasus pertama Covid-19 pada 21 Januari 2020.
    “Pada saat itu, AS tidak memiliki virus aktual yang tersedia untuk mengembangkan diagnostik karena kami belum memiliki kasus yang didiagnosis di AS (tentu saja karena kurangnya diagnostik yang tersedia). Jadi untuk mengkarakterisasi dan mengembangkan pengujian, kontrol dikembangkan dengan menggunakan urutan yang tersedia dari seluruh genom untuk mengembangkan transkrip yang disintesis, hanya demi pengembangan pengujian dan evaluasi, ”jelas Mostafa.
    “Tak lama setelah kami memulai diagnosis di AS, kami mulai mengisolasi virus dan mengembangkan stok untuk digunakan sebagai kontrol. Ribuan kasus didiagnosis setiap hari dan banyak laboratorium memiliki banyak isolat yang cocok atau sangat dekat dengan isolat awal China.”
    John Hopkins, lembaga terkemuka yang melacak Covid-19 di AS, dan CDC telah mencatat lebih dari 9,9 juta kasus virus yang dikonfirmasi di AS pada 10 November 2020.

    Kesimpulan


    Hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com klaim dokumen CDC AS menyatakan Covid-19 tidak ada tidak benar.
    Dokumen CDC yang dikutip dalam artikel yang tidak akurat menjelaskan bagaimana tes pertama kali dikembangkan bukan isolasi virus awal dari pasien atau konfirmasi keberadaan SARS- CoV-2.
     

    Rujukan

  • (GFD-2022-10721) Cek Fakta: Muncul Lagi Hoaks Inul Daratista Bagi-Bagi Uang Tunai Lewat Akun Facebook

    Sumber: liputan6.com
    Tanggal publish: 14/10/2022

    Berita


    Liputan6.com, Jakarta - Kabar tentang pedangdut Inul Daratista membagikan uang tunai lewat sebuah akun Facebook beredar di media sosial. Kabar tersebut disebarkan akun Facebook yang mencatut Inul, Live Inul Daratista.
    Akun Facebook tersebut mengunggah video Inul Daratista yang sedang berbicara di depan kamera. Video itu kemudian disandingkan dengan foto wanita yang diduga Lesti Kejora.
    Kemudian akun Facebook tersebut mengunggah narasi akan memberikan uang tunai Rp 35 juta jika ada warganet yang bisa menebak luka pada foto tersebut.
    "📌Y̲A̲N̲G̲ ̲B̲I̲S̲A̲ ̲M̲E̲N̲E̲B̲A̲K̲ ̲D̲E̲N̲G̲A̲N̲ ̲B̲E̲N̲A̲R̲ ̲LUKA ̲Y̲G̲ ̲A̲D̲A̲ ̲D̲I̲ ̲G̲A̲M̲B̲A̲R̲ ̲A̲K̲A̲N̲ ̲S̲A̲Y̲A̲ ̲T̲R̲A̲N̲S̲F̲E̲R̲ ̲UANG TUNAI.̲ 35 JUTA RUPIAH," tulis akun Facebook Live Inul Daratista.
    Konten yang disebarkan akun Faceboook tersebut telah 4.800 kali ditonton dan mendapat 147 komentar dari warganet.
    Benarkah Inul Daratista membagikan uang tunai lewat sebuah akun Facebook? Berikut penelusurannya.
     

    Hasil Cek Fakta


    Cek Fakta Liputan6.com menelusuri informasi Inul Daratista membagikan uang tunai lewat sebuah akun Facebook. Penelusuran dilakukan dengan memasukkan kata kunci "inul daratista bagi-bagi hadiah uang" di kolom pencarian Google Search.
    Hasilnya terdapat beberapa artikel yang membantah klaim tersebut. Satu di antaranya artikel berjudul "Cek Fakta: Hoaks Bagi-Bagi Hadiah Mencatut Nama Inul Daratista di Facebook" yang dimuat situs Liputan6.com pada 4 September 2020.
    Dalam artikel tersebut Inul mengatakan bahwa pihaknya tidak pernah membagikan hadiah dan uang tunai lewat sebuah akun Facebook.
    "Management Inul dan bu Inul tidak main Facebook dan tidak buat giveaway," kata Inul saat dihubungi Liputan6.com, Jumat (9/4/2020).
     

    Kesimpulan


    Informasi Inul Daratista membagikan uang tunai lewat sebuah akun Facebook ternyata tidak benar alias hoaks. Inul Daratista tidak memiliki akun Facebook. Diduga, akun Facebook yang mencatut nama Inul merupakan modus penipuan.
     
  • (GFD-2022-10720) Cek Fakta: Tidak Benar Air Nanas Bisa Membunuh Sel Kanker

    Sumber: liputan6.com
    Tanggal publish: 14/10/2022

    Berita


    Liputan6.com, Jakarta - Beredar kembali di media sosial postingan pesan berantai yang menyebut air nanas bisa membunuh sel kanker. Postingan itu beredar sejak beberapa waktu lalu.
    Salah satu akun ada yang mengunggahnya di Facebook. Akun itu mempostingnya pada 13 Oktober 2022.
    Berikut isi postingannya:
    "𝐌𝐀𝐊𝐀𝐍𝐋𝐀𝐇 !𝐓𝐄𝐍𝐆𝐀𝐇𝐍𝐘𝐀 𝐍𝐀𝐍𝐀𝐒**"Info datang dari:**dr. Soelihanto.**(dr. Ahli Bedah di Unibraw").*Kalau makan nanas bagian tengahnya dibuang tidak?Mulai sekarang jangan dibuang ya!!!. Bagian tengah nanas ini bagus. *_Banyak seratnya anti CANCER USUS_.*Bagian yang biasa kita makan itu umumnya adalah gula. Yang tengah itu namanya *"BRoMoLiN"*.𝐊𝐡𝐚𝐬𝐢𝐚𝐭* 𝐁𝐑𝐨𝐌𝐨𝐋𝐢𝐍* dirahasiakan pihak medis karena Bromolin membantu penyerapan semua vitamin, mineral dalam tubuh. Pada pasien kanker, *𝐁𝐫𝐨𝐦𝐨𝐥𝐢𝐧* mlunakan dinding-dinding sel sehingga obat dapat benar2 menembus ke inti sel.Terus pemakaian obat2an hanya diperlukan 25% saja dari dosis. Misalnya: Antibiotik 100mg , kalau makan Bromolin, kita hanya perlu yang dosis 25 mg . *Kenapa dirahasiakan?*Karena industri obat dunia terancam penjualannya. Bayangkan saja misalnya dalam 1 pil mereka biasa pakai zat tertentu 100 mg, lalu sekarang hanya pakai 25 mg. Bisa gulung tikar pabriknya. *Semoga 𝐁𝐞𝐫𝐠𝐮𝐧𝐚*.*Jadi, makan nanas, makan juga tengahnya karena disitulah kebaikan utama yang bisa didapatkan dari buah nanas.**BRoMoLiN itu 10.000 kali lebih kuat dari Kemotherapi.**Kisah Nyata:*Pengalaman teman:Ada penyumbatan pembuluh darah banyak luar biasa ,sudah pasang ring 7. Sekarang dia makan Bromolin sama Vitamin C dosis tinggi dan penyumbatannya bersih sendiri. Dulu setiap 6 bulan sekali dia SCAN selalu ada yang tersumbat. Sekarang bersih sama sekali dan jadi lancar,tidak ada yang tersumbat....*Air Nanas 𝐩𝐚𝐧𝐚𝐬*Air nanas panas bisa menyelamatkan Anda seumur hidupLihatlah lagi, lalu beri tahu yang lain,Sebarkan cinta keluar!*Nanas panas ~ dapat membunuh sel kanker!*Potong 2 hingga 3 serpihan nanas tipis dalam secangkir, tambahkan air panas, itu akan menjadi "air alkali", tunggu hingga dingin kmudian minum. minum setiap hari, itu baik untuk siapa saja.*Air nanas panas melepaskan zat anti kanker, yang merupakan kemajuan terbaru dalam pengobatan kanker yang efektif di bidang medis.*Sari buah nanas panas memiliki efek untuk membunuh kista dan tumor*Terbukti untuk memperbaiki semua jenis kanker.**Air nanas panas dapat membunuh semua kuman dan racun dari dalam tubuh akibat dari 𝐚𝐥𝐞𝐫𝐠𝐢*Jenis pengobatan dengan ekstrak nanas hanya menghancurkan sel-sel ganas, itu tidak mempengaruhi sel-sel sehat.Selain itu, asam amino dan polifenol nanas dalam jus nanas dapat mengatur tekanan darah tinggi, efektif mencegah penyumbatan pembuluh darah dalam, menyesuaikan sirkulasi darah dan mengurangi pembekuan darah.*Setelah membaca, beri tahu yang lain, keluarga, teman, sebarkan cinta! Jaga kesehatan Anda sendiri.**𝐒𝐞𝐦𝐨𝐠𝐚 𝐁𝐞𝐫𝐦𝐚𝐧𝐟𝐚𝐚𝐭..!!**Mari kita berbagi info ini pada saudara2, teman-teman kita siapa tahu ada yang sangat membutuhkan.**Semoga Bermanfa'at.*♻*(DR. dr. Rahyussalim, SpOT)* FK UISemoga bermanfaat bagi yg memerlukan, tolong sebarkan !! tolong sebarkan !!"
    Lalu benarkah postingan pesan berantai yang menyebut air nanas bisa membunuh sel kanker?

    Hasil Cek Fakta


    Cek Fakta Liputan6.com menelusuri dan menemukan artikel berjudul "Cek Fakta Kesehatan: Air Nanas Panas untuk Obat Kanker, Hoaks" yang tayang di Liputan6.com pada 16 Desember 2019. Dalam artikel itu terdapat bantahan dari DR. dr. Rahyussalim, SpOT yang namanya dicatut dalam pesan berantai tersebut.
    "Saya tidak membuat pesan tersebut, nama saya dicantumkan oleh orang lain. Entah itu ada orang iseng atau apa," ujar dr. Rahyussalim.
    Di sisi lain, Dr dr.Rahyussalim adalah seorang dokter spesialis orthopedi konsultan tulang belakang. Sementara, isi pesan yang disebarkan lewat aplikasi percakapan dan media sosial itu bukan membahas mengenai kesehatan tulang.
    Terkait khasiat air nanas bisa membunuh sel kanker juga dibantah oleh Prof DR. Dr. Aru Wisaksono Sudoyo, Sp.PD, KHOM, FINASM, FACP.
    "Sama sekali enggak betul. Dan, kadang-kadang walaupun (mencantumkan sumber) dari luar negeri, itu beberapa zat itu diteteskan ke sel kanker di laboratorium, sel kankernya mati. Lalu, mereka bilang bisa untuk ngobatin, padahal sama sekali enggak," ujar Prof Aru.
    Meski begitu, Prof Aru tidak berkeberatan kalau orang yang sedang berobat kanker mengonsumsi buah-buahan. "Nah itu, komplimenter, menunjang agar badannya lebih sehat dan pasti ada manfaatnya."

    Kesimpulan


    Postingan pesan berantai yang menyebut air nanas bisa membunuh sel kanker adalah tidak benar.

    Rujukan

  • (GFD-2022-10719) Cek Fakta: Tidak Benar Vaksin Pfizer Mengandung Logam Berat Graphene Oxide

    Sumber: liputan6.com
    Tanggal publish: 13/10/2022

    Berita


    Liputan6.com, Jakarta- Cek Fakta Liputan6.com mendapati klaim vaksin Pfizer mengandung logam berat graphene oxide. Kabar tersebut diunggah salah satu akun Facebook, pada 7 Oktober 2022.
    Klaim vaksin Pfizer mengandung logam berat graphene oxide berupa video yang menampilkan dokumen.
    Diberi keterangan sebagai berikut:
    "Dokumen internal dari laboratorium Pfizer menjelaskan tentang;
    💉 Pfizer dengan ukuran berat 30 mg mengandung material logam berat graphene oxide dengan 15 milyar nanopartikel atau serbuk partikel pembawa lemak"
    Benarkah klaim vaksin Pfizer mengandung logam berat graphene oxide? Simak hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com.

    Hasil Cek Fakta


    Cek Fakta Liputan6.com menelusuri klaim vaksin Pfizer mengandung logam berat graphene oxide, menggunakan Google Search dengan kata kunci 'pfizer contains the heavy metal material graphene oxide'. 
    Penelusuran mengarah pada artikel berjudul "Pfizer vaccine does not contain graphene oxide" yang dimuat situs apnews.com, pada 9 Juli 2021.
    Dalam situs apnews.com, seorang profesor teknik kimia di Massachusetts Institute of Technology Allen Myerson mengatakan tidak mungkin oksida graphene ditemukan dalam vaksin.
    "Itu tidak ada dalam daftar bahan dan tidak mungkin ada," kata Allen Myerson.
    "Sama sekali tidak masuk akal," kata Dr. Paul Offit, ahli vaksin di Rumah Sakit Anak Philadelphia.
    Menurut spesialis penyakit menular Johns Hopkins Dr. Amesh Adalja ada penelitian tentang potensi penggunaan graphene oxide dalam vaksin lain, tetapi jumlahnya tidak akan menjadi racun bagi sel manusia.
    Penelusuran juga mengarah pada artikel berjudul "Fact Check-COVID-19 vaccines do not contain graphene oxide" yang dimuat situs reuters.com, dalam artikel tersebut Senior Associate of Global Media Relations Pfizer mengatakan “Grafena oksida tidak digunakan dalam pembuatan vaksin COVID-19 Pfizer-BioNTech,”.
    Menurut lembar fakta di situs web Badan Pengawas Obat dan Makanan AS, bahan vaksin Pfizer meliputi: mRNA, lipid, kalium klorida, kalium fosfat monobasa, natrium klorida, natrium fosfat dihidrat dibasa, dan sukrosa. Itu tidak mencantumkan graphene oxide.
    Tidak ada vaksin COVID-19 lain yang tersedia di seluruh dunia, diproduksi oleh Moderna , Janssen, AstraZeneca, CanSino, Sinovac dan Sputnik V, mengandung graphene oxide.

    Kesimpulan


    Hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com klaim vaksin Pfizer mengandung logam berat graphene oxide tidak benar.
    Graphene oxide tidak digunakan dalam pembuatan vaksin COVID-19 Pfizer-BioNTech.
    Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.
    Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi partner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.
    Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.
    Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.

    Rujukan