• (GFD-2021-6998) [SALAH] Setelah Divaksin, Tubuh Punya Daya Magnetis dan Dapat Dikoneksikan ke Bluetooth

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 27/05/2021

    Berita

    Beredar postingan di Facebook oleh akun bernama Rachy Rach, ia membagikan postingan video dengan disertai narasi yang menyatakan bahwa, nenek dan ayahnya memiliki daya magnet setelah disuntik vaksin COVID-19, AstraZeneca dan Pfizer. Tidak hanya itu, ia juga mengklaim ayah dan ibunya bisa tersambung ke bluetooth setelah disuntik vaksin.

    Rachy menyertakan video untuk membuktikan klaimnya tersebut. Dalam videonya memperlihatkan sebuah benda logam yang berhasil menempel pada lengan bekas suntikan vaksin, ia juga menyertakan foto yang menunjukkan kode bluetooth yang ia percaya adalah kode dari orang tuanya.

    Postingan Rachy beredar di tengah kegiatan vaksinasi yang telah dilakukan banyak negara untuk menghentikan pandemi COVID-19. Berdasarkan postingannya, ia berusaha menyebarkan konspirasi soal vaksin COVID-19 yang mengandung materi berbahaya seperti magnet. Secara tidak langsung, ia mendesak masyarakat untuk tidak melakukan vaksinasi. Narasi yang mirip sudah banyak beredar sebelumnya, dengan taktik yang berbeda. Contohnya, dikatakan vaksin COVID-19 mengandung microchip magnetik (Lihat artikel: https://turnbackhoax.id/2021/05/21/salah-vaksin-covid-19-mengandung-microchip-magnetik-2/)
    Koin vaksin
    Vaksin = ada magnetnya
    Vaksin bluetooth
    Bluetooth deteksi vaksin
    Bluetooth hp
    Bluetooth vaksin

    Hasil Cek Fakta

    Efek vaksinasi yang membuat badan memiliki daya magnetis telah dibantah oleh para ahli.

    Dr. Thomas Hope, peneliti vaksin dan profesor biologi sel dan perkembangan di Fakultas Kedokteran Universitas Northwestern, menjelaskan bahwa vaksin Covid-19 pada dasarnya terdiri dari protein dan lipid, garam, air, dan bahan kimia yang menjaga PH. Sehingga tidak ada bahan apapun yang dapat berinteraksi dengan magnet. Selain itu, otoritas kesehatan di AS dan Kanada menegaskan bahwa tidak ada jenis vaksin Covid-19 yang memiliki bahan berbasis logam.

    Adapun sebab logam menempel pada lengan bekas suntikan vaksinasi, sebagaimana yang ditunjukkan pada video Rachy, dimungkinkan karena kelembapan permukaan kulit, sehingga benda tersebut mampu menempel.

    Sedangkan klaim tubuh dapat tersambung ke bluetooth, juga tidak mungkin. Vaksin terdiri dari sejumlah bahan kimia yang tidak bisa mentransmisikan gelombang radio dari jarak pendek.

    Adapun kode-kode yang ditunjukkan pada foto adalah alamat MAC (Media Access Control). Kode 12 karakter yang terpampang merupakan hasil identifikasi dari perangkat keras yang sudah terkoneksi satu sama lain. Semua perangkat elektronik seperti ponsel, laptop, konsol game, bahkan mesin cuci ber-WiFi, memiliki pola kode seperti itu.

    Melansir dari Fullfact.org, saat pihaknya melakukan penelusuran untuk mengetahui AC dan EC berasal, ditemukan bahwa kode “EC”, yang diklaim sebagai vaksin ibunya, sebenarnya adalah produk dari perusahaan Logitech, yang membuat aksesori nirkabel, dan kode “AC” adalah produk yang dibuat oleh perusahaan bernama Chongqing Fegui Electronics, yakni produsen sejumlah perangkat elektronik, seperti pemutar video, laptop, dan printer.

    Kode bluetooth yang tersambung pada perangkat elektronik Rachy Rach dimungkinkan berasal dari perangkat elektronik lainnya, entah itu laptop, komputer, atau smartphone yang ada di dekatnya.

    Berdasarkan hasil penelusuran, dapat disimpulkan bahwa klaim Rachy Rach adalah hoaks dengan kategori Konten yang Menyesatkan.

    Kesimpulan

    Hasil Periksa Fakta Ani Nur MR (Universitas Airlangga).
    Informasi Palsu. Tubuh yang sudah divaksin tidak mungkin dapat terkoneksi ke bluetooth dan sebagaimana yang sudah dibantah oleh para ahli kesehatan, bahwa vaksin COVID-19 tidak mengandung microchip, magnet, atau apapun sejenisnya.

    Rujukan

  • (GFD-2021-6997) [SALAH] Cina Donasikan 230 Triliun Untuk Bantu Palestina

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 27/05/2021

    Berita

    Beredar sebuah unggahan dari media sosial Facebook yang berisi tangkapan layar sebuah artikel dengan judul “Cina Donasikan 213 Triliun Untuk Bantu Palestina”. Unggahan itu pun lantas mengundang komentar dari beberapa masyarakat, mengingat kabar perang Palestina-Israel tengah ramai menjadi perbincangan.

    Hasil Cek Fakta

    Namun setelah ditelusuri, tangkapan layar artikel tersebut ternyata hasil editan. Diketahui ternyata judul pada gambar tersebut sudah diedit.

    Melalui penelusuran dari Google, ditemukan sebuah artikel yang mirip dengan gambar tersebut. Namun judul artikel dari media gatra.com tersebut adalah “Cina Donasikan 210 Miliar Untuk Bantu Palestina”. Sementara di gambar yang diunggah ke Facebook, judul artikel menyatakan bahwa Cina beri bantuan senilai 230 Triliun.

    Artikel ini pun diunggah pada Agustus tahun 2019 lalu. Menurut Kantor Berita Palestina, WAFA, Jumat (30/8), dana itu akan digunakan untuk mendirikan infrastruktur, pengembangan pemuda dan kewirausahaan, pengembangan perempuan, dan energi. Dana itu juga digunakan untuk menggarap proyek di jalur Gaza dan di Tepi Barat. Jadi unggahan artikel tersebut sesungguhnya tidak ada hubungannya dengan bantuan perang yang terjadi baru-baru ini antara Palestina-Israel.

    Dari hasil penelusuran dapat disimpulkan bahwa judul pada tangkapan layar artikel dalam unggahan adalah hasil editan yang termasuk dalam hoaks kategori manipulated content atau konten manipulasi. Unggahan ini pun sesungguhnya tidak berhubungan dengan bantuan perang antara Palestina-Israel sehingga diharapkan tidak menimbulkan perpecahan dan permusuhan di antara masyarakat.

    Kesimpulan

    Hasil Periksa Fakta Gabriela Nauli Sinaga (Universitas Sumatera Utara)

    Judul suntingan. Faktanya pada artikel asli, Cina bukan memberikan bantuan senilai 230 triliun, melainkan senilai 210 miliar. Bantuan ini pun tidak ada hubungannya dengan bantuan perang antara Palestina-Israel saat ini.

    Rujukan

  • (GFD-2021-6996) [SALAH] WhatsApp Mengubah Pengaturan Privasi Tanpa Pemberitahuan pada Mei 2021

    Sumber: whatsapp.com
    Tanggal publish: 26/05/2021

    Berita

    Beredar pesan berantai di WhatsApp yang menyatakan bahwa pada bulan Mei 2021, WhatsApp telah melakukan perubahan pengaturan privasi tanpa pemberitahuan. Perubahan ini menyebabkan setelan privasi grup berubah menjadi “Everyone” atau “Semua Orang”.

    Hasil Cek Fakta

    Berdasarkan hasil penelusuran, WhatsApp pertama kali memperkenalkan fitur pengaturan privasi untuk grup melalui situs resminya pada tahun 2019 yang lalu. Lebih lanjut, melansir dari Forbes, pihak WhatsApp juga telah menjelaskan bahwa pengaturan privasi grup WhatsApp “Semua Orang” sudah ada sejak fitur tersebut diluncurkan di tahun 2019, bukan merupakan perubahan yang dilakukan oleh WhatsApp pada bulan Mei 2021.

    Artikel dengan topik serupa juga telah dimuat dalam situs Snopes, dengan judul artikel “Did WhatsApp Secretly Change Privacy Settings?”.

    Dengan demikian, pesan berantai yang beredar melalui WhatsApp tersebut dapat dikategorikan sebagai Konteks yang Salah/False Context.

    Kesimpulan

    Hasil Periksa Fakta Khairunnisa Andini (Universitas Diponegoro).

    Pengaturan privasi grup WhatsApp “Semua Orang” sudah ada sejak fitur tersebut diluncurkan di tahun 2019, bukan merupakan perubahan yang dilakukan oleh WhatsApp pada bulan Mei 2021.

    Rujukan

  • (GFD-2021-6995) [SALAH] Akun Facebook Bupati Lamongan “Yuhronur Efendi”

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 26/05/2021

    Berita

    “ASSALAMUALAIKUM Wr. Wb. Saya dari bupati lamongan, akan memberikan bantuan kepada orang yang ingin meminjam dana, dan insyaallah saya akan memudahkannya, hanya untuk orang yang membutuhkannya saja, info selanjutnya WA 089628419114”.

    Hasil Cek Fakta

    Beredar akun Facebook Bupati Lamongan Yuhronur Efendi Akun tersebut membagikan postingan terkait bantuan modal dana untuk usaha dan mencantumkan nomor telepon sang Bupati agar dapat dihubungi.

    Berdasarkan hasil penelusuran, melansir dari suaraindonesia.co.id, Yuhronur mengonfirmasi melalui suaraindonesia.co.id, bahwa akun tersebut bukan miliknya, sehingga informasi yang dibagikan dalam akun tersebut adalah tidak benar.

    “Akun tersebut bukan milik saya, keluarga ataupun tim Pemkab Lamongan, alias palsu. Informasi yang diberikan juga tidak benar atau hoax,” ujar Yuhronur melalui suaraindonesia.co.id.

    Selain itu, Yuhronur mengajak masyarakat untuk jeli dan cerdas dalam menyaring informasi yang diperoleh dan semoga tidak ada yang menjadi korban penipuan.

    Dengan demikian, akun Facebook Bupati Lamongan Yuhronur Efendi dapat dikategorikan sebagai Konten Tiruan/Imposter Content.

    Kesimpulan

    Hasil periksa fakta Rahmah an nisaa (Uin Sunan Ampel Surabaya).

    Bupati Yuhronur mengonfirmasi melalui suaraindonesia.co.id bahwa akun terebut palsu, bukan miliknya dan informasi yang dibagikan akun tersebut adalah hoaks.

    Rujukan