• (GFD-2021-6988) [SALAH] Ekstrak Akar Dandelion Dapat Membunuh 98% Sel Kanker Dalam 48 Jam

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 25/05/2021

    Berita

    Some prefer to get sick with pharma drugs that do not heal the body in any way. Nature is full of natural remedies ….the only answer to healing is in nature.

    DID YOU KNOW?
    Dandelion root is able to kill 98% of cancer cells within 48 hours. Not only that, but it acts as a powerful anti-inflammatory, immune booster, antioxidant and organ detoxifier.

    (terjemahan)

    Beberapa lebih memilih untuk sakit dengan obat-obatan farmasi yang tidak memberikan kesembuhan pada tubuh dengan bagaimanapun. Alam penuh dengan solusi alami…. satu-satunya jawaban untuk kesembuhan anda adalah ada di alam.
    TAHUKAH KAMU?
    Akar dandelion mampu membunuh 98% sel kanker dalam waktu 48 jam. Tidak hanya itu, dapat juga bertindak sebagai anti-inflamasi, penguat kekebalan tubuh, antioksidan, dan detoksifikasi organ.

    Hasil Cek Fakta

    Beredar postingan di Facebook oleh akun bernama Mark Farnell, dalam isi postingannya tersebut ia memberikan informasi terkait kesehatan. Dikatakan bahwa akar tanaman dandelion dapat membunuh 98% sel kanker pada dalam kurun waktu 48 jam. Tidak hanya itu, informasi tersebut menambahkan jika ekstrak akar dandelion bermanfaat untuk anti-inflamasi, penguat kekebalan tubuh, antioksidan, dan detoksifikasi organ. Postingannya di-likes sebanyak 253 akun dan dibagikan 309 kali.

    Setelah dilakukan penelusuran fakta terkait, klaim bahwa esktrak akar dandelion potensial menyembuhkan kanker adalah palsu. Tidak ada bukti empiris pada pasien bahwa akar dandelion dapat menyembuhkan kanker.

    Dilansir dari USA Today, klaim yang sama beredar dalam bentuk artikel pada tahun 2016, dengan judul “Scientists Find Root That Kills 98% of Cancer Cells in Only 48 Hours” (Ilmuan menemukan bahwa akar dandelion dapat membunuh 98% sel kanker dalam waktu 48 jam). Dalam artikel tersebut awalnya diceritakan seorang pria berusia 72 tahun bernama John Di Carlo, yang sembuh setelah meminum ekstrak akar dandelion.

    Kejadian ini menginspirasi sejumlah peneliti di Universitas Windsor, Ontario, Kanada untuk menginvestigasi potensi ekstrak akar dandelion sebagai anti kanker. Dalam studi yang dipublikasikan tahun 2016 tersebut menghasilkan temuan bahwa, ekstrak akar dandelion dapat membunuh 95% sel kanker dalam waktu 48 jam pada usus besar. Meski begitu, penelitian ini diujikan pada TIKUS bukan manusia. Tikus yang digunakan sebagai percobaan awalnya ditanamkan sel tumor dan hasil laboratorium membuktikan bahwa ekstrak akar dandelion dapat memperlambat pertumbuhan sel tumor pada tikus tersebut.

    Selama ini tidak ada pengujian yang dilakukan pada tubuh manusia yang mengidap kanker. Siyaram Pandey, Profesor Kimia dan Biokimia yang juga berkontribusi pada studi ekstrak akar dandelion sebagai anti kanker, menyatakan:
    “Memang sebagian besar sel (kanker) mati dalam waktu 48 jam, tapi bukan berarti pasien yang mengonsumsi akar dandelion akan sembuh dalam 48 jam,” ujarnya pada USA Today.

    Martin Ledwick, Kepala Informasi Perawat Kanker di Cancer Research UK, menambahkan:
    “Tidak ada bukti ilmiah bahwa ekstrak dandelion adalah obat kanker yang efektif pada manusia. Setiap pengobatan baru yang potensial perlu melalui uji coba yang ketat pada manusia sebelum dinyatakan keamanan dan keefektifannya, jika sudah teruji, dapat ditetapkan. Kami akan sangat menyarankan siapa pun yang mempertimbangkan untuk mengonsumsi suplemen apa pun atau perawatan yang tidak terbukti untuk membicarakan hal ini dengan dokter mereka terlebih dahulu”.

    Berdasarkan data yang terkumpul dapat disimpulkan bahwa klaim Mark Farnell adalah Hoaks dan termasuk kategori Konten yang Menyesatkan.

    Kesimpulan

    Hasil Periksa Fakta Ani Nur MR (Universitas Airlangga).

    Informasi Palsu. Tidak ada bukti ilmiah yang menunjukkan ekstrak akar dandelion dapat membunuh sel kanker. Adapun penelitian yang selama ini digunakan untuk pembuktian adalah percobaan menggunakan tikus, bukan manusia.

    Rujukan

  • (GFD-2021-6987) [SALAH] Foto Memperlihatkan Tentara Israel Membunuh Seorang Anak Palestina

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 25/05/2021

    Berita

    “An Israeli soldier kills a Palestinian child and the world has not moved for him share the picture until it rotates in the world to show the Zionist brutality in Palestine.”

    (terjemahan)

    Seorang tentara Israel membunuh anak Palestina dan dunia tidak berbuat apa-apa untuknya, bagikan gambar ini sampai seluruh dunia tahu kebrutalan Zionis terhadap Palestina.

    Hasil Cek Fakta

    Beredar postingan di Facebook oleh akun bernama Aisha Bibi Lunat, yang membagikan postingan berupa gambar seorang laki-laki berpakaian aparat menginjak kepala anak laki-laki dengan lututnya, hingga anak tersebut mengeluarkan darah. Dalam gambar tersebut diberikan keterangan bahwa aparat tersebut adalah seorang tentara Israel yang sedang membunuh anak laki-laki dari Palestina. Foto dan klaim yang sama persis beredar di media sosial seperti Twitter dan Facebook, di tengah-tengah konflik yang terjadi antara Israel dan Palestina semenjak 10 Mei 2021 lalu.

    Setelah dilakukan penelusuran terkait, aparat berseragam cokelat pada foto yang diklaim sebagai tentara Israel adalah seorang polisi dari Chile. Dilansir dari AFP, seorang polisi menangkap anak laki-laki yang menggambar grafiti di kota Valparaíso, Chile pada tahun 2016. Lebih lanjut, pada seragam polisi tersebut tertera lambang yang sama sebagaimana lambang kepolisian nasional Chile, yakni Carabineros de Chile.

    Kanal berita nasional dari Chile, 24horas.cl, mengabarkan kronologi kejadian tersebut yakni seorang anak laki-laki berusia 21 tahun dari Santiago, tertangkap basah telah menggambar grafiti di tembok Buenos Aires. Polisi Carabineros pun menangkapnya dan diketahui ia telah melakukan kekerasan saat penangkapan pemuda tersebut.

    Mengutip dari AFP, ketika melakukan pencarian dengan kata kunci “Carabineros joven (young) Valparaíso”, ditemukan video full yang diupload di Facebook pada 1 Oktober 2016, dengan awalan narasi “Hentikan kebrutalan polisi!”. Dalam video berdurasi 1 menit 19 detik tersebut dikatakan dalam narasinya, bahwa seorang polisi letnan dua (subteniente) bernama “F. Venegas V” melakukan tindak kekerasan pada penangkapan seorang siswa. Narasinya menambahkan, kekerasan oleh aparat polisi Carabineros tidak hanya terjadi sekali itu saja, hal ini kerap dilakukan oleh Carabineros di Chile, Grenadiers di Meksiko dan ESMAD dari Kolombia.

    Berdasarkan data yang terkumpul, klaim akun Aisha Bibi Lunat adalah hoaks dan termasuk kategori Konten yang Menyesatkan.

    Kesimpulan

    Hasil Periksa Fakta Ani Nur MR (Universitas Airlangga).

    Bukan Tentara Israel. Foto tersebut adalah seorang aparat polisi di Chile, yang melakukan kebrutalan dengan menghukum seorang anak laki-laki melalui kekerasan, karena anak tersebut menggambar grafiti di kota Valparaíso, Chile. Kejadiannya berlangsung pada tahun 2016 dan tidak ada hubungannya dengan perseteruan Israel-Palestina yang terjadi baru-baru ini.

    Rujukan

  • (GFD-2021-6986) [SALAH] Polisi Membubarkan Massa Aksi Bela Palestina di Solo dengan Tembakan

    Sumber: Facebook.com
    Tanggal publish: 25/05/2021

    Berita

    “Gaak panteesss…
    Digajih pake uang Rakyat kok kerjanya nakut2in Rakyat coba cari sensasi itu yg kreatif dikit napa.. 🤔

    OVER ACTING Solo kemarin..,polisi pake nembak” utk bubarkan aksi kemarin. Karena Gibran sdh bilang..akan copot semuanya pimpinan kepolisian di Solo jika selama dia jadi walikota ada yg lakukan aksi demo. Gibran haramkan aksi demo apapun di Solo.”

    Hasil Cek Fakta

    Akun bernama Masitoh Januar Ali memposting sebuah video situasi saat aksi bela Palestina di Solo. Situasi saat itu terdengar suara yang diklaim suara tembakan dari polisi. Dalam postingan juga terdapat narasi bahwa tembakan dari polisi tersebut bertujuan untuk membubarkan aksi.

    Setelah ditelusuri, melansir dari solopos.com yang berada di lokasi, suara itu bukan tembakan melainkan suara petugas kepolisian memukul tameng atau shield yang mereka bawa. Untuk membubarkan massa polisi membuat suara-suara seperti knalpot motor yang digas berulang kali sampai akhirnya peserta aksi yang dilakukan pada Jumat 21 Mei 2021 mundur ke arah barat.

    Kepala Kepolisian Resor Kota Solo Kombespol Ade Safri Simanjuntak saat dikonfirmasi oleh Kompas juga menjelaskan bahwa tidak ada tembakan saat membubarkan aksi bela Palestina di Solo dan proses pembubaran aksi sudah sesuai teknis operasional.

    “Itu sudah teknis operasional. Intinya tidak ada penembakan dalam pembubaran kerumunan melanggar prokes kemarin. Mau tembakan ke atas dan seterusnya, semuanya tidak ada tembakan,” tegasnya melansir dari Kompas.com.

    Aksi itu dibubarkan oleh aparat kepolisian karena dinilai mengabaikan protokol kesehatan dan berpotensi menyebarkan Covid-19.

    “Pemberitahuan 80 orang, massa aksi ini hampir 600 orang,” ujar Ade melansir dari Kompas.com.

    Dengan demikian, klaim bahwa suara seperti tembakan di postingan video Facebook adalah tembakan dari polisi untuk membubarkan massa aksi bela Palestina di Solo tidak benar. Suara tersebut bersumber dari petugas kepolisian yang memukul tameng dan suara knalpot motor yang digas berulang-ulang. Kepala Kepolisian Resor Kota Solo Kombespol Ade Safri Simanjuntak juga menegaskan bahwa tidak ada tembakan dari petugas kepolisian dan pembubaran aksi sudah sesuai teknis operasional sehingga hal tersebut masuk dalam kategori konten yang menyesatkan.

    Kesimpulan

    Hasil Periksa Fakta Luthfiyah Oktari Jasmien (Institut Agama Islam Negeri Surakarta).

    Informasi tersebut tidak benar. Faktanya, Solopos.com yang berada di lokasi kejadian menyatakan suara yang terdengar seperti tembakan bukan dari tembakan polisi namun suara tersebut bersumber dari petugas kepolisian yang memukul tameng. Kepala Kepolisian Resor Kota Solo Ade Safri Simanjuntak turut menegaskan hal serupa, yakni tidak ada tembakan dari petugas kepolisian dan pembubaran aksi sudah sesuai teknis operasional.

    Rujukan

  • (GFD-2021-6985) [SALAH] Foto “Jokowi disalib”

    Sumber: Facebook.com
    Tanggal publish: 25/05/2021

    Berita

    Akun Facebook (fb.com/yakub.pagur.5) pada 23 Mei 2021 mengunggah sebuah foto yang memperlihatkan Paus Fransiskus membawa salib yang terapat patung dengan wajah Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan narasi sebagai berikut:
    “SUDAHKAH SEMBAH TUHAN BIPANG ELU BOOONG”

    Hasil Cek Fakta

    Berdasarkan hasil penelusuran, adanya foto yang memperlihatkan Paus Fransiskus membawa salib yang terapat patung dengan wajah Presiden Joko Widodo (Jokowi) merupakan konten yang dimanipulasi.

    Faktanya, foto itu merupakan foto hasil editan atau suntingan. Foto aslinya adalah foto saat Paus Fransiskus memimpin kebaktian Jumat Agung atau memperingati penyiksaan Yesus sebelum disalib di Basilika Santo Petrus, Vatikan, Jumat (19/4/2019).

    Foto yang asli, salah satunya dimuat di situs penyedia foto, gettyimages.com pada 19 April 2019 dengan keterangan sebagai berikut:

    “VATICAN-POPE-GOOD-FRIDAY
    Pope Francis carries a crucifix during the Celebration of the Lord’s Passion on Good Friday at St Peter’s Basilica, on April 19, 2019 in the Vatican. – Christians around the world are marking the Holy Week, commemorating the crucifixion of Jesus Christ, leading up to his resurrection on Easter. (Photo by Tiziana FABI / AFP) / ALTERNATIVE CROP (Photo credit should read TIZIANA FABI/AFP via Getty Images)”

    Foto yang sama juga dimuat di artikel berjudul “Paus Fransiskus, Pimpin Jumat Agung dengan Penuh Khidmat” yang terbit di situs Tempo pada 20 April 2019.

    Kesimpulan

    Foto EDITAN. Foto aslinya adalah foto saat Paus Fransiskus memimpin kebaktian Jumat Agung atau memperingati penyiksaan Yesus sebelum disalib di Basilika Santo Petrus, Vatikan, Jumat (19/4/2019).

    Rujukan