• (GFD-2023-11453) Benar, Seorang Bocah Jalani Operasi Mata Akibat Terkena Serpihan Mainan Lato-Lato

    Sumber: cekfakta.tempo.co
    Tanggal publish: 17/01/2023

    Berita


    Cek Fakta Tempo menerima kiriman gambar tangkapan layar dengan klaim seorang bocah menjalani operasi mata akibat mainan lato-lato.
    Foto yang memperlihatkan seorang bocah korban mainan lato-lato dengan kondisi mata yang dibalut perban ini beredar di media sosial dan grup percakapan WhatsApp. Foto tersebut dibagikan dengan narasi bahwa bocah kelas tiga sekolah dasar itu menjalani operasi mata akibat terkena mainan lato-lato.

    Di Facebook, gambar tangkapan layar  tersebut dibagikan akun ini pada 8 Januari 2023. Akun tersebut menuliskan narasi, "Korban lato-lato mulai bermunculan". Benarkah foto dengan narasi peristiwa seorang bocah menjadi korban mainan lato-lato tersebut?

    Hasil Cek Fakta


    Untuk memverifikasi klaim di atas, Tim Cek Fakta Tempo menelusuri pemberitaan melalui sejumlah media kredibel. Hasilnya, bocah dalam gambar tangkapan layar tersebut diketahui berinisial AN, warga Kubu Raya, Kalimantan Barat (Kalbar). 
    Bocah itu memang benar menjalani operasi mata akibat terkena serpihan lato-lato yang pecah saat ia mainkan pada Selasa, 27 Desember 2022.
    Gambar tangkapan layar yang identik terlihat dalam video yang diunggah ke YouTube oleh kanal resmi Liputan6 pada 10 Januari 2023, tepatnya pada detik ke-49. Video tersebut diunggah dengan judul, “Kena Serpihan Pecahan Bandul Lato-lato, Bocah di Kubu Raya Jalani Operasi Mata | Liputan 6”.
    Peristiwa itu juga diberitakan oleh stasiun televisi Trans7 yang diunggah ke akun resmi Facebook-nya pada 11 Januari 2023, dengan judul “Waspadai Permainan Lato-lato”. Fragmen video yang identik dengan gambar tangkapan layar di atas terlihat pada menit ke-1:25.

    Kanal YouTube TV One, memuat berita tersebut pada 14 Januari 2023 dengan judul “Lato-Lato Memakan Korban, Anak di Kalbar Alami Luka di Mata”. Fragmen video yang identik dengan tangkapan layar terlibat pada detik ke-32. 
    Menurut TV One, baru-baru ini, viral lato-lato kena mata seorang bocah berinisial AN di Kubu Raya, Kalimantan Barat. Usai bermain dari rumah temannya, AN pulang dengan luka di bagian mata setelah terkena serpihan bola lato-lato. Hal tersebut mengakibatkannya harus menjalani operasi mata lantaran terluka di bola matanya.
    Menurut media lokal, Ruai TV, bocah tersebut mengakui serpihan pecahan mainan lato-lato mengenai kelopak mata sebelah kanan. Peristiwa itu terjadi pada 27 Desember 2022 lalu. Setelah menjalani operasi mata, AN mengatakan, penglihatannya masih kabur. Dia pun mengaku tidak mau lagi memainkan permainan itu.
    Ari, ayah AN, mengatakan, kalangan orang tua harus mengawasi anak-anaknya yang bermain lato-lato sehingga kejadian yang menimpa anaknya tidak terulang kembali. Selain membahayakan diri sendiri, permainan ini bisa membahayakan orang lain. Sebab, bola-bolanya cukup keras jika mengenai tubuh.

    Kesimpulan


    Berdasarkan pemeriksaan fakta Tempo, foto seorang bocah yang sedang menjalani operasi mata akibat terkena mainan lato-lato adalah benar. 
    Bocah dalam gambar tangkapan layar tersebut diketahui berinisial AN, warga Kubu Raya, Kalimantan Barat (Kalbar). Bocah itu harus menjalani operasi mata akibat terkena serpihan lato-lato yang pecah saat ia mainkan pada Selasa, 27 Desember 2022.

    Rujukan

  • (GFD-2023-11452) Cek Fakta: Tidak Benar Video NASA Punya Mesin Penghasil Awan Hujan

    Sumber: liputan6.com
    Tanggal publish: 17/01/2023

    Berita


    Liputan6.com, Jakarta - Sebuah video yang diklaim Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) memiliki mesin penghasil awan hujan beredar di media sosial. Video tersebut disebarkan salah satu akun Facebook pada 5 Januari 2023 lalu.
    Pada video tersebut, terlihat sebuah mesin menghasilkan asap tebal mirip awan. Kemudian terlihat seorang pembawa acara menyebutkan bahwa akan terjadi hujan setelah awan tersebut keluar dari mesin.
    Video tersebut kemudian dikaitkan dengan kabar NASA memiliki mesin penghasil awan hujan dan bukti bahwa kesombongan manusia di hadapan Tuhan.
    "Membuat mesin penghasil awan, besok ada mesin apa lagi?" demikian narasi dalam video tersebut.
    Video yang disebarkan akun Facebook tersebut telah 23 kali dibagikan dan mendapat 64 komentar dari warganet.
    Benarkah dalam video itu merupakan mesin penghasil awan hujan milik NASA? Berikut penelusurannya.
     

    Hasil Cek Fakta


    Cek Fakta Liputan6.com menelusuri video yang diklaim NASA memiliki mesin penghasil awan hujan. Penelusuran dilakukan dengan memasukkan kata kunci "nasa rain machine" di kolom pencarian Google Search.
    Hasilnya terdapat beberapa artikel yang menjelaskan mengenai video tersebut. Satu di antaranya artikel berjudul "Fact Check: Does a NASA Cloud-Making Machine Cause Floods?" yang dimuat situs newsweek.com pada 27 Juli 2021.
    Dalam artikel tersebut dijelaskan bahwa video serupa pernah viral di aplikasi berbagi video singkat, TikTok pada 2021 lalu. Video tersebut sebenarnya adalah rekaman NASA dari mesin roket RS-25 badan antariksa yang sedang diuji pada Oktober 2017, di Stennis Space Center di Mississippi.
    Rekaman video tersebut tidak menunjukkan mesin penghasil awan hujan milik NASA yang bisa mempengaruhi cuaca. Mesin RS-25 menggunakan oksigen cair dan hidrogen cair sebagai bahan bakar. Ketika keduanya digabungkan, menghasilkan H2O sebagai produk buangan, juga dikenal sebagai air.
    Jadi tidak salah jika dikatakan bahwa RS-25 menghasilkan awan. Hanya saja, efek dari awan tersebut hanya bersifat lokal, artinya tidak akan menghasilkan hujan deras hingga banjir yang meluas.
    "Ketika knalpot panas bercampur dengan air, itu menciptakan uap yang naik ke atmosfer, membentuk awan yang kemudian mendingin. Bergantung pada suhu dan kelembapan pada saat pengujian, awan uap ini mengembun menjadi air dan jatuh di area yang sangat terbatas dan terlokalisir. Uap yang dikeluarkan selama pengujian adalah air dan tidak mencemari atmosfer," demikian pernyataan NASA.
     

    Kesimpulan


    Video yang diklaim NASA memiliki mesin penghasil awan hujan ternyata tidak benar. Faktanya, NASA tidak memiliki mesin khusus untuk memproduksi awan hujan. Mesin yang menghasilkan asap tebal mirip awan dalam video itu merupakan mesin roket RS-25.
     

    Rujukan

  • (GFD-2023-11451) Benar, Video Para Pengguna Narkoba Seperti Zombie di Philadelphia

    Sumber: cekfakta.tempo.co
    Tanggal publish: 16/01/2023

    Berita


    Sebuah akun Instagram mengunggah sebuah video yang memperlihatkan pengguna narkoba berada di jalanan seperti zombie di Philadelphia. Video tersebut berjudul “Candu Mematikan Fentanil yang Membuat Penggunanya Berubah Jadi Zombie” dan diberi keterangan:
    Akibat kebebasan yang terlalu bebas.
    Philadelphia menjadi daerah kumuh yang menyeramkan di Amerika Serikat. Hampir di sepanjang jalan dapat kamu temui orang-orang yang berperilaku layaknya zombie.
    Dilansir lewat kanal YouTube Riki Suwandi, orang-orang di daerah ini menggunakan narkoba jenis fentanyl. Sebagian besar pasokan fentanil di Philadelphia telah menggantikan heroin yang tadinya merupakan jenis narkoba yang dipakai para pecandu di kota ini.

    Video ini diunggah tanggal 26 September 2022. Hingga tulisan ini dibuat, video telah disukai 148,872 pengguna Instagram.
    Benarkah ini tentang para pengguna narkoba di Philadelphia?

    Hasil Cek Fakta


    Berdasarkan penelusuran Tempo, Kota Kensington Philadelphia dikenal sebagai pasar narkoba terbuka dengan tingkat kekerasan senjata tertinggi di Amerika Serikat. New York Times bahkan menjuluki kota ini sebagai "Walmart of Heroin", karena narkotika diperjualbelikan secara bebas sepanjang jalan dan para pecandu berdatangan dari berbagai wilayah.
    Tim Cek Fakta Tempo memverifikasi video ini dengan reverse image tool seperti Yandex dan Google Image, dan Google Map. Juga mencari referensi berita dari media kredibel di Amerika Serikat. Berikut ini fakta-faktanya:
    Fakta 1
    Berdasarkan penelusuran Tempo, video ini dicuplik dari unggahan akun YouTube Riki Suwandi. Salah satunya yang berjudul “ Kehidupan Kota Zombie Kensington Street Sangat Memprihatinkan ”, diunggah tanggal 25 Februari 2022. Akun ini mengunggah 36 video tentang kondisi Kensington Street yang dipenuhi pengguna narkotika.
    Sumber: YouTube Riki Suwandi
    Tempo melakukan verifikasi lokasi dari salah satu video yang diunggah. Dari video tersebut ada sebuah bangunan bertuliskan Walgreens Pharmacy 1 HR Photo.

    Berdasarkan penelusuran dengan menggunakan Google Street View, toko obat tersebut terletak di Kensington Avenue, Philadelphia, Pennsylvania, Amerika Serikat. 
    Tampilan Kensington Avenue di Google Street View
    Fakta 2
    Dilansir New York Times, Philadelphia County memiliki tingkat overdosis tertinggi Amerika Serikat. Departemen Kesehatan Philadelphia memperkirakan 75.000 penduduk kecanduan heroin dan opioid lainnya, dan setiap hari. Sebagian besar dari mereka membeli narkotika di wilayah Kensington. Pada 2017, ada 236 orang yang meninggal karena overdosis.
    Dilansir Daily Mail, Philadelphia berubah menjadi pasar obat terbuka karena para tunawisma menyuntik diri mereka sendiri di siang hari. Hal ini, oleh District Attorney (DA) atau Jaksa Wilayah, disebut sebagai kejahatan ringan yang tidak dapat disalahkan.
    Laporan terbaru menunjukkan, ada narkotika baru bernama Xylazine yang beredar  di populasi pecandu narkotika di Philadelphia. Narkotika jenis ini disebut juga dengan nama “obat bius tranq” yang bisa mematikan bila dicampur dengan heroin atau fentanyl.
    Fakta 3
    Dilansir National Center for Injury Prevention and Control, Division of Drug Overdose Prevention, fentanyl merupakan opioid atau obat pereda nyeri berat dan sedang sintetik yang 50 kali lebih kuat dari heroin dan 100 kali lebih kuat dari morfin. Data CDC menyebutkan, fentanyl jadi penyebab utama overdosis fatal maupun non fatal di Amerika Serikat.
    Saat ini beredar fentanyl farmasi dan fentanyl yang diproduksi secara ilegal. Keduanya merupakan opioid sintetik. Fentanyl farmasi diresepkan oleh dokter untuk mengobati rasa sakit yang parah, terutama setelah operasi dan untuk kanker stadium lanjut. Fentanyl ilegal didistribusikan melalui pasar obat ilegal karena efeknya yang mirip heroin. Oleh para pengguna ditambahkan ke obat lain yang membuat obat lebih murah, lebih kuat, lebih adiktif, dan lebih berbahaya.

    Kesimpulan


    Berdasarkan pemeriksaan fakta, Tim Cek Fakta Tempo menyimpulkan bahwa video berjudul "Video Para Pengguna narkoba di Philadelphia” adalah benar.
    Video tersebut menunjukan para pecandu narkotika di Kensington Avenue, Philadelphia. Wilayah ini memang dikenal sebagai pasar terbuka narkotika dan tempat berkumpulnya para pecandu dari berbagai wilayah di Amerika Serikat.

    Rujukan

  • (GFD-2023-11450) Keliru, Larangan Makan Pisang Saat Asma, Batuk, Pilek dan Gangguan Pencernaan

    Sumber: cekfakta.tempo.co
    Tanggal publish: 16/01/2023

    Berita


    Sebuah video berisi narasi larangan makan pisang jika sedang menderita penyakit asma, batuk, pilek, dan saat mengalami gangguan pencernaan. 
    Video tersebut berasal dari Snack video, yang kemudian diunggah ulang oleh salah satu akun di Facebook sejak 22 Desember 2022. Tidak ada penjelasan ilmiah yang disertakan mengapa pisang tidak boleh dikonsumsi pada orang yang menderita sejumlah gangguan kesehatan tersebut.

    Video ini telah disukai 1,3 ribu pengguna Facebook. Apakah benar pisang tidak baik bagi pengidap penyakit di atas?  

    Hasil Cek Fakta


    Tim Cek Fakta Tempo membandingkan narasi tersebut dengan artikel yang telah dipublikasikan oleh situs kesehatan. Hasilnya sebagai berikut:
    Klaim 1: Jangan makan pisang jika Anda sedang alami asma
    Penelitian yang diterbitkan European Respiratory Journal pada 2007 justru menunjukkan bahwa pisang dapat mengurangi mengi pada anak-anak penderita asma. Ini mungkin karena kandungan antioksidan dan potasium buah, yang dapat meningkatkan fungsi paru-paru.
    Klaim 2: Jangan makan pisang jika Anda sedang alami batuk, pilek
    Dikutip Denpasar.Suara.com, kanal YouTube dr. Saddam Ismail mengungkapkan bahwa pisang merupakan salah satu buah yang baik dikonsumsi saat batuk kering maupun batuk berdahak. Alasannya, pisang bertekstur lembut, lunak, dan tidak mengganggu saluran pernafasan. Di sisi lain, pisang memiliki vitamin, mineral dan kalori yang baik.
    “(Pisang) cukup memberi kebutuhan kalori, untuk melawan penyakit. Apalagi kalau batuk terus, makan tidak nafsu, pisang jadi pilihannya. Tapi ingat, jangan pisang goreng,” kata dia.
    Klaim 3: Jangan makan pisang jika sedang mengalami gangguan pencernaan
    Penderita gangguan pencernaan seperti asam lambung, tidak dilarang mengkonsumsi buah pisang. Ahli gastroenterologi dari St. Vincent Medical Center AS, Patrick Takahashi, MD, menyebut pisang termasuk buah yang baik untuk penderita asam lambung.
    Pisang termasuk makanan yang bersifat basa. Dengan kata lain, makanan ini termasuk rendah asam. "Pisang umumnya bersifat basa," jelas dia, kepada Everyday Health dikutip oleh Kompas.com.
    Selain rendah asam, Takahashi menyebut pisang juga mengandung sederet nutrisi seperti serat, vitamin B6, dan kalium. Zat tersebut baik untuk menjaga kesehatan jantung sekaligus tulang.

    Kesimpulan


    Berdasarkan hasil pemeriksaan di atas, Tim Cek Fakta Tempo menyimpulkan bahwa klaim larangan makan pisang saat mengalami penyakit asma, batuk, pilek dan gangguan pencernaan adalah keliru.
    Kandungan nutrisi yang ada pada pisang, justru bisa membantu proses penyembuhan empat penyakit tersebut.

    Rujukan