• (GFD-2022-9526) [SALAH] 2.500 Ton Minyak Goreng Tumpah Ke Laut di wilayah Kariangau, Kecamatan Balikpapan Barat, Kalimantan Timur

    Sumber: Tiktok.com
    Tanggal publish: 30/03/2022

    Berita

    “Terbaiki, 2.500 Ton seharga ±37 Milyar.. Dokumen tidak akan cair tanpa tanda tangan saya.. Jika minyak 2.500 Ton ini ku bagikan kepada rakyat, maka akan mengurangi bebab mereka, aku akan di tangkap, rakyat akan mengingatku, tapi akan melupakan”.

    Hasil Cek Fakta

    Beberapa waktu lalu sempat beredar sebuah video yang memperlihatkan tentang peristiwa tumpahnya 2.500 ton cairan kuning keemasan yang dikatakan sebagai minyak goreng ke laut.

    Namun melansir dari detik.com, Dirkrimsus Polda Kaltim, Kombes Indra menyatakan bahwa setelah anggotanya melakukan pengecekan ke lokasi tumpahnya minyak goreng sebagaimana yang dijelaskan dalam video, faktanya cairan kuning keemasan yang dikatakan sebagai minyak goreng tersebut bukanlah minyak goreng, tetapi merupakan minyak inti sawit.

    Jaya Budiansyah yang merupakan penanggung jawab PT Kutai Refenery Nusantara menjelaskan bahwa penyebab tumpahan CPKO atau minyak inti sawit itu dikarenakan adanya kerobekan pada selang vacum akibat gesekan dengan bagian pinggir deck kapal. Sehingga minyak tersebut luber di atas deck kapal. Ia juga menambahkan bahwa minyak inti sawit yang tumpah ke laut itu pun hanya kurang-lebih 50 liter, bukanlah 2.500 ton.

    Selain itu, melansir dari antaranews.com, pemilik akun TikTok yang mengunggah video tersebut juga melakukan klarifikasi bahwa video yang ia buat terkait dengan peristiwa yang diklaim sebagai peristiwa tumpahnya minyak goreng ke laut sebanyak 2.500 ton itu ialah hoax dan ia menyatakan bahwa tidak ada maksud lain dalam pembuatan video tersebut selain iseng-iseng saja.

    Berdasarkan pada seluruh referensi, informasi terkait dengan 2.500 ton minyak goreng tumpah ke laut
    ialah informasi salah dan masuk ke dalam konteks yang salah.

    Kesimpulan

    Hasil Periksa Fakta Novita Kusuma Wardhani. Informasi tersebut salah. Faktanya, Dirkrimsus Polda Kaltim, Kombes Indra menyatakan bahwa setelah anggotanya melakukan pengecekan ke lokasi peristiwa tumpahnya minyak goreng tersebut, cairan kuning keemasan yang dikatakan sebagai minyak goreng itupun bukanlah minyak goreng, tetapi merupakan minyak inti sawit.

    Rujukan

  • (GFD-2022-9525) [SALAH]: Rudal Rusia Bisa Memilih Target, Gedung Kementerian Pertahanan Ukraina Diratakan Dengan Tiga rudal

    Sumber: Facebook.com
    Tanggal publish: 29/03/2022

    Berita

    “Luar biasa Hebatnya …..🤭🤔
    Rudal Rusia bisa milih gedung yg akan dirontokkan nah…
    👆👆👆🤔
    Gedung Kementerian Pertahanan Ukraina diratakan dengan tiga rudal dalam sekejap waktu.
    Pasukan Rusia melakukan dua hal luar biasa sebelum meluncurkan misil mereka:
    1beri tahu wartawan asing untuk mefoto/video di dekatnya
    2beri tahu orang-orang di gedung untuk mengungsi semuanya”.

    Hasil Cek Fakta

    Akun Facebook bernama Martadella mengunggah video berdurasi 1 menit yang memperlihatkan wartawan sedang meliput sebuah gendung runtuh akibat serangan rudal yang diklaim merupakan rudal milik Rusia yang mengincar gedung Kementerian Pertahanan Ukraina.

    Berdasarkan hasil penelusuran, video tersebut terlihat janggal. Pasalnya, dsituasi bangunan tidak memperlihatkan kondisi Ukraina yang masih memasuki musim dingin. Video tersebut tampak diambil saat musim panas.

    Klaim bahwa kerjadian tersebut berlangsung di Ukraina adalah salah. Faktanya, video tersebut merupakan serangan rudal tentara udara Israel pada bangunan Shorouk Tower di Gaza, Palestina pada 2021 lalu.

    Salah satu yang mengunggah informasi itu adalah akun Twitter Alice Chambers pada 14 Mei 2021. ”The moment the Al-Shorouk Tower was struck by an Israeli air strike on May 12. This video was captured and posted to IG by @omaralsersawi and shows the initial strike #AlShorouk #Gaza.” Begitu keterangannya.

    Sementara itu portal berita Al Jazeera juga memberitakan pada 13 Mei 2021 bahwa Israel menyerang tiga blok menara di jantung kota Gaza dalam 24 jam. Serangan tersebut meratakan dua blok dan menghancurkan bagian lainnya. Selama berhari-hari, jet tempur Israel telah menargetkan beberapa bangunan penting di jantung kota Gaza dan meratakan setidaknya dua blok bertingkat. Termasuk Menara Al Shorouk.

    Bangunan itu adalah salah satu blok menara tertua di jalur pantai dan salah satu landmark paling terkenal. Dibangun pada 1995, gedung tersebut menampung banyak saluran TV dan kantor media. Pepatah populer mengatakan bahwa setiap jurnalis di Gaza pernah menghabiskan waktu di gedung itu pada satu titik.

    Menurut Kementerian Kesehatan di Gaza, setidaknya 83 warga Palestina, termasuk 17 anak, tewas dan ratusan korban lainnya terluka sejak Israel memulai serangannya pada Senin, 13 Mei 2021.

    Kesimpulan

    Bukan Gedung Kementerian Pertahanan Ukraina dan bukan terjadi di Ukraina. Video tersebut merupakan peristiwa yang terjadi di Gaza, Palestina, pada 2021.

    Rujukan

  • (GFD-2022-9524) [SALAH] Email dari Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Berisi Tagihan Kurang Bayar Pajak

    Sumber: Email
    Tanggal publish: 29/03/2022

    Berita

    “Sehubungan dengan pelaporan pajak individu tahun 2021 yang wajib Anda laporkan, Anda terhitung mengalami kurang bayar hingga surat ini diterbitkan.

    Untuk itu kami menghimbau Anda untuk segera melakukan konfirmasi ulang melalui tautan di bawah ini:

    Klik Disini

    Jika Anda tidak melakukan konfirmasi hingga tanggal 22 Maret 2022, maka Anda akan mendapatkan denda sebesar Rp 100.000 (Seratus Ribu Rupiah) untuk tiap bulan keterlambatan dan NPWP Anda akan dinonaktifkan sementara. Sebagai informasi, untuk NPWP yang tidak aktif mengakibatkan pajak yang wajib dibayarkan tiap bulannya akan menggunakan tarif pajak tanpa NPWP (20% lebih tinggi dari nilai pajak dengan NPWP).

    Atas perhatian Bapak/Ibu, kami ucapkan terima kasih”.

    Hasil Cek Fakta

    Beredar sebuah pesan melalui email dari alamat info@pajak.gov.id dan mencantumkan logo resmi Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kementerian Keuangan. Email tersebut berisi informasi bahwa penerima mengalami kurang bayar pajak pada 2021, dan akan mendapatkan sanksi sebesar Rp 100.000 serta penonaktifan NPWP jika tidak melunasi kekurangan tersebut pada waktu yang telah ditentukan.

    Berdasarkan hasil penelurusan, email tersebut palsu. Ditjen Pajak RI melalui Twitter resminya, @DitjenPajakRI (#PajakKitaUntukKita) menulis klarifikasi bahwa email tersebut merupakan penipuan.

    Pada cuitan tersebut juga dijelaskan bahwa surel dan domain situs web DJP yang asli hanya ada di pajak.go.id.

    Informasi serupa juga telah dibahas oleh situs berita merdeka.com dengan judul “CEK FAKTA: Waspada Email Palsu Mengatasnamakan Ditjen Pajak”.

    Dengan demikian, pesan email yang mengatasnamakan Direktoral Jenderal Pajak (DJP) tersebut dikategorikan sebagai Konten Tiruan / Imposter Content.

    Kesimpulan

    Hasil periksa fakta Evarizma Zahra Firdaus.

    Email palsu. Domain yang digunakan oleh pengirim email yang mengatasnamakan Direktoral Jenderal Pajak (DJP) RI menggunakakan domain palsu. Domain situs web DJP hanya ada di https://pajak.go.id, bukan info@pajak.gov.id.

    Rujukan

  • (GFD-2022-9523) Keliru, Video yang Diklaim Ukraina Ikut Memerangi Bangsa Chechnya Tahun 1999 dan Membunuh Kaum Muslimin

    Sumber: cekfakta.tempo.co
    Tanggal publish: 29/03/2022

    Berita


    Video dengan narasi bahwa Ukraina ikut memerangi bangsa Chechnya tahun 1999 dan membunuh kaum Muslimin, beredar di Facebook 10 Maret 2022. Video ini berdurasi 1:53 menit yang menampakkan pria berpakaian militer menembak pria di depannya. 
    Akun yang membagikan video itu, memberikan penjelasan bahwa pria tersebut adalah tentara bangsa Ukraina. Saat mereka memasuki daratan Chechnya, dia mengeksekusi seorang pria tua pada 1999 saat sedang membacakan surah Al Fatihah dengan didampingi istrinya.
    Video itu dikaitkan dengan perang Rusia dan Ukraina yang terjadi saat ini.  “Hari ini skenario berbalik. Bangsa Chechnya masuk Ukraina bersama tentara Rusia untuk melakukan perhitungan, apa yg telah bangsa Ukraina lakukan terhadap mereka.” 
    Tangkapan layar unggahan video yang diklaim Ukraina ikut memerangi bangsa Chechnya tahun 1999 dan membunuh kaum Muslimin

    Hasil Cek Fakta


    Hasil pemeriksaan fakta Tempo menunjukkan bahwa video itu bukanlah peristiwa tentara Ukraina mengeksekusi pria tua di Chechnya pada 1999. Potongan video adalah bagian dari film The Search yang rilis tahun 2014. 
    Tempo memfragmentasi video itu menjadi gambar dengan InVID kemudian menggunakan reverse image tool dari Yandex untuk menelusuri video itu. Tempo mendapatkan petunjuk dari dua situs berbahasa Rusia yang mengulas video itu. Sebelumnya video itu pernah beredar dengan narasi yang berkebalikan, yakni tentara Rusia yang menembak keluarga Chechnya pada 1999.
    Keterangan dari situs Mos Monitor Rusia, menyebutkan bahwa narasi Rusia menembak keluarga Chechnya dibagikan oleh seorang blogger di Ukraina pada 15 April 2015, dengan mencuplik potongan video tersebut dari YouTube. 
    Teks yang tertulis berisi klaim bahwa video tersebut menjadi dasar pembuatan film "Search" (2014) tentang genosida rakyat Chechnya.  
    Film Search disutradarai oleh sutradara Prancis Michel Hazanavicius dengan mengambil remake dari film Amerika tahun 1948. Film fiksi ini mengambil latar di Georgia tentang seorang anak laki-laki yang tersesat selama perang Chechnya kedua. Film ini dibuka dengan sebuah kronik di mana tentara Rusia membunuh sebuah keluarga lokal. 
    Namun kemudian, bagian saat tentara Rusia membunuh keluarga lokal itu, dipotong dari film lengkapnya dan diklaim sebagai film dokumenter. Unggahan menyesatkan tersebut banyak dibagikan di Youtube saat itu. 
    Dari situs Zen Yandex Rusia, dijelaskan bahwa tentara Rusia dalam film “Search” itu dimainkan oleh aktor Ukraina Maxim Zapisochny.
    Situs tersebut juga menjelaskan hal yang sama. Bahwa video yang beredar dengan narasi yang keliru, dipotong dari film "Search" tahun 2014 yang menceritakan tentang seorang anak laki-laki di Chechnya yang dibantu untuk menemukan kerabatnya oleh seorang pegawai sebuah pusat kemanusiaan. Film tersebut berisi cuplikan yang diduga difilmkan dengan kamera amatir, di mana seorang tentara Rusia dan rekan-rekannya mengambil nyawa sebuah keluarga Chechnya.
    Potongan video itu pertama kali beredar dengan narasi yang keliru, setelah pada bulan April 2015, ada orang yang mengunggah video ini ke YouTube dan mengklaimnya bahwa rekaman itu adalah peristiwa nyata. 
    Film “The Search” bisa disaksikan di kanal Uzaydan Gelen Ses di Youtube. Video dengan narasi yang salah itu dipotong mulai dari menit ke 3:30 hingga 5:30. 
    Tangkapan layar Film “The Search” bisa disaksikan di kanal Uzaydan Gelen Ses di Youtube. Video dengan narasi yang salah itu dipotong mulai dari menit ke 3:30 hingga 5:30
    Dikutip dari The Guardian, video yang dipotong itu adalah adegan pembuka di mana tentara Rusia yang mabuk dan kejam mengejek dan meneror warga sipil Chechnya dan mengeksekusi suami-istri tepat di depan putri mereka Raissa (Zukhra Duishvili). Putra mereka yang berusia 9 tahun, Hadji, bersembunyi, dan berhasil kabur dengan adik bayinya, yang kemudian berhasil meninggalkan bayi itu dengan keluarga setempat. Kemudian dia memulai perjalanan panjangnya ke kamp pengungsi di mana dia bertemu dengan Carole (Bejo) yang stres dan terganggu yang menawarkan sandwichnya kepada bocah yang kelaparan itu.

    Kesimpulan


    Dari pemeriksaan fakta di atas, Tempo menyimpulkan bahwa video dengan narasi Ukraina ikut memerangi bangsa Chechnya tahun 1999 dan membunuh kaum Muslimin adalah keliru. 
    Tim Cek Fakta Tempo

    Rujukan