• (GFD-2021-7653) [SALAH] Gadget dan Wifi Sebabkan Kanker Darah

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 07/10/2021

    Berita

    Beredar sebuah unggahan di media sosial Facebook yang menginformasikan kasus kanker darah pada anak yang diakibatkan oleh radiasi dari wifi dan gadget.

    Hasil Cek Fakta

    Setelah melakukan penelusuran dari salah satu artikel kesehatan ditemukan fakta bahwa tidak ada korelasi antara penyakit kanker dengan radiasi yang dihasilkan dari wifi dan gadget. Hal ini dikonfirmasi oleh konsultan senior hematologi dari Parkway Cancer Centre Singapura Colin Phipps Diong lewat surel ke Liputan6.com.

    “WiFi 4G itu paparan radio frekuensi elektromagnetik antara 1900-2100 MHz. Dan, hingga kini tidak ada bukti yang menunjukkan adanya hubungan antara Wifi dengan kanker darah.”

    Kenneth Foster, profesor bioteknologi di University of Pennsylvania menyatakan, faktanya ponsel memang bekerja dengan sistem radiasi, atau lebih tepatnya gelombang radio, begitu juga dengan microwave, pemancar radio, wifi, dan banyak peralatan elektronik lainnya. Dia mengatakan bahwa, berdasarkan pemahaman kita saat ini tentang kekuatan dan risiko gelombang radio, otoritas kesehatan dunia telah menetapkan standar keselamatan untuk semua perangkat dan peralatan yang memancarkan radiasi elektromagnetik.

    Health Protection Agency menyatakan bahwa radiasi elektromagnetik dari wifi sangat kecil dan pemancar yang berkekuatan rendah. Hal ini tidak memiliki efek yang signifikan pada kesehatan seseorang.
    Badan Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) pun sudah angkat bicara mengenai hal ini. Hingga saat ini belum ada bukti soal bahaya radiasi. Sudah ada penelitian tentang tower pemancar sinyal.

    “Dalam studi yang dilakukan 15 tahun terakhir, belum ada bukti pemancar sinyal meningkatkan risiko kanker,” seperti mengutip laman resmi WHO.

    Mengenai hoaks ini ternyata pernah beredar luas di tahun 2019. Seseorang bernama Zein Raffael dikabarkan menderira kanker darah karena sering bermain gadget. Namun Kominfo mengonfirmasi berita tersebut sebagai berita keliru. Zein memang menderita penyakit kanker, namun tidak disebutkan penyebab dari munculnya kanker tersebut.

    Jadi dapat disimpulkan, informasi yang menyatakan telah terjadi kasus kanker darah akibat radiasi wifi dan telepon adalah hoaks kategori misleading content.

    Kesimpulan

    Hasil Periksa Fakta Gabriela Nauli Sinaga (Universitas Sumatera Utara)

    Faktanya menurut penelitian, sampai sekarang belum ditemukan korelasi antara radiasi dari wifi/gadget dapat sebabkan kanker pada manusia.

    Rujukan

  • (GFD-2021-7652) [SALAH] Tautan 50 GB Kuota Gratis dari WhatsApp

    Sumber: whatsapp.com
    Tanggal publish: 06/10/2021

    Berita

    Beredar sebuah pesan berantai berisi tautan kuota gratis sebesar 50 GB dari WhatsApp. Dalam pesan tersebut, dijelaskan bahwa hadiah kuota berlaku untuk semua jaringan ponsel dan berlaku selama 90 hari.

    Ambil 50GB kuota internet Free dari operator
    Ambil 50Gb
    Kouta gratis 50Gb dari Ulang tahun whatsApp
    https://4g-whatsapp-jch8.xyz/?s=1
    Lihat ini, Gratis 50GB (Semua Jaringan) berlaku selama 90 hari dalam Perayaan Ulang Tahun WhatsApp.*
    Saya Telah Menerima Milik Saya.*
    BUKA INI*
    https://4g-whatsapp-jha4.xyz/?s=1

    Gratis 50 GB
    Lihat ini, Gratis 50GB (Semua Jaringan) berlaku selama 90 hari dalam Perayaan Ulang Tahun WhatsApp.*

    Hasil Cek Fakta

    Berdasarkan hasil penelusuran, pesan tersebut merupakan hoaks lama yang kembali beredar. Tidak ada program pembagian kuota gratis di situs resmi WhatsApp, www.whatsapp.com

    Pesan berantai dengan narasi serupa juga pernah beredar pada bulan Agustus 2020 dan Mei 2021 lalu. Kedua artikel dengan topik tersebut telah dimuat dalam situs turnbackhoax.id dengan judul artikel “[SALAH] Pesan Berantai Ulang Tahun Whatsapp ke-11 Gratis Kuota 35 GB” yang diunggah pada 1 Agustus 2020, dan “[SALAH] Tawaran Kuota Gratis 50GB di Perayaan Ulang Tahun WhatsApp” yang diunggah pada 5 Mei 2021 lalu.

    Dengan demikian, pesan berantai berisi tautan kuota gratis sebesar 50 GB yang mengatasnamakan WhatsApp tersebut dapat dikategorikan sebagai Konten Palsu/Fabricated Content.

    Kesimpulan

    Hasil Periksa Fakta Khairunnisa Andini (Universitas Diponegoro).

    Hoaks lama yang kembali beredar. Pesan berantai dengan narasi serupa juga pernah beredar pada bulan Agustus 2020 dan Mei 2021 lalu.

    Rujukan

  • (GFD-2021-7651) [SALAH] Foto PM Singapura Mengantre Vaksin Covid-19

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 06/10/2021

    Berita

    Beredar sebuah foto yang diunggah oleh akun Facebook Lai Kuanjing yang menunjukkan bahwa PM Singapura, Lie Hsien Loong sedang mengantre. Narasi dalam foto tersebut mengatakan bahwa PM Singapura sedang mengantre untuk vaksin Covid-19.

    Hasil Cek Fakta

    Setelah melakukan penelusuran, hal tersebut tidak benar. Foto tersebut adalah foto yang diambil sebelum pandemi Covid-19. Foto tersebut juga merupakan foto ketika PM Singapura, Lee Hsien Loong sedang mengantre untuk membeli makanan cepat saji di Redhill Food Centre.

    Dengan demikian, foto yang diunggah oleh akun Facebook Lee Kuanjing tidak sesuai fakta dan masuk ke dalam kategori false context atau konteks yang salah.

    Kesimpulan

    Hasil Periksa Fakta Nadine Salsabila (Universitas Diponegoro)

    Hal tersebut tidak benar. Melansir melalui laman berita Medcom, foto tersebut merupakan foto PM Singapura sedang mengantre untuk membeli makanan cepat saji di Redhill Food Centre.

    Rujukan

  • (GFD-2021-7650) [SALAH] Video Kemunculan Harimau di Hutan Kedungjati Jawa Tengah

    Sumber: Youtube.com
    Tanggal publish: 06/10/2021

    Berita

    Beredar sebuah video melalui akun Youtube arsa billa yang menunjukkan sebuah video harimau yang ada di sebuah hutan. Narasi dalam judul video tersebut mengatakan bahwa harimau tersebut ditemukan di hutan Kedungjati, Grobogan, Jawa Tengah.

    Hasil Cek Fakta

    Setelah melakukan penelusuran, hal tersebut tidak benar. Pihak Kepolisian Kedungjati kemudian melakukan penelusuran terkait hal tersebut, karena video tersebut membuat warga sekitar takut untuk pergi ke hutan. Hasil penelusuran tersebut menunjukkan bahwa video yang beredar merupakan video yang diedit oleh salah satu warga Kedungjati, yakni Deni Prasetio. Ia mengaku bahwa video tersebut ia buat untuk bahan gurauan yang akan dikirimkan kepada keponakannya.

    Dengan demikian, video yang diunggah oleh akun Youtube arsa billa tidak sesuai fakta dan masuk ke dalam kategori fabricated content atau konten palsu.

    Kesimpulan

    Hasil Periksa Fakta Nadine Salsabila (Universitas Diponegoro)

    Hal tersebut tidak benar. Kapolsek Kedungjati AKP Muslih mengatakan bahwa video tersebut merupakan video editan yang dilakukan oleh salah satu warga Kedungjati, yakni Dani Prasetio.

    Rujukan