• (GFD-2020-8262) [Fakta atau Hoaks] Benarkah Ribuan Ikan Datangi Pantai Gaza Usai Israel Larang Nelayan Palestina Melaut?

    Sumber: cekfakta.tempo.co
    Tanggal publish: 07/09/2020

    Berita


    Video yang memperlihatkan sejumlah pria sedang menangkap ribuan ikan yang terdampar di pantai beredar di media sosial. Video ini diklaim sebagai video ribuan ikan yang mendatangi pantai Gaza di setelah Israel melarang warga di wilayah Palestina tersebut melaut untuk mencari ikan.
    "Masya Allah Israel melarang Warga gaza Menangkap ikan Di laut. Tapi, Allah Pemilik laut Memerintahkan Ikan-ikan Untuk berenang Ketepi pantai Supaya muda Ditangkap oleh Para nelayan Seluruh warga Gaza. Allahu Akbar," demikian narasi dalam video tersebut.
    Di Instagram, video itu dibagikan salah satunya oleh akun @nitaz98 pada 2 September 2020. Hingga artikel ini dimuat, video itu telah ditonton lebih dari 123 ribu kali.
    Gambar tangkapan layar unggahan akun Instagram @nitaz98.
    Apa benar video di atas adalah video ribuan ikan yang mendatangi pantai Gaza, Palestina, setelah Israel melarang nelayan di sana mencari ikan?

    Hasil Cek Fakta


    Untuk memverifikasi klaim di atas, Tim CekFakta Tempo mula-mula memfragmentasi video tersebut menjadi beberapa gambar dengantoolInVID. Selanjutnya, gambar-gambar itu ditelusuri denganreverse image toolGoogle dan Yandex. Hasilnya, ditemukan jejak digital yang menunjukkan bahwa video tersebut merupakan video terdamparnya ikan di Oman dan Yaman, dua negara di Timur Tengah yang bersebelahan, akibat badai Mekunu pada 2018.
    Video yang sama pernah diunggah oleh kanal YouTube Oman2363 pada 25 September 2019 dengan judul "Hasil tangkapan melimpah di Oman". Video serupa, yang diambil dari peristiwa yang sama, juga pernah diunggah oleh kanal milik stasiun televisi RT Arabic pada 5 September 2019 dengan judul "Saksikan kemudahan memancing di Teluk Oman".
    Video tersebut diberi keterangan: “Sebuah klip video yang baru beredar mendokumentasikan fenomena aneh di Teluk Oman, di mana nelayan menangkap ikan hanya dengan keranjang, dengan mudah, mengingat padatnya stok ikan di kawasan itu. Klip tersebut dengan cepat menyebar melalui media sosial.”
    Video itu pun pernah diunggah oleh kanal YouTube Moayed Al-Shaibani pada 24 Mei 2018 dengan judul “Topan di Yaman 2”. Kanal ini juga mengunggah lima video lainnya dari peristiwa yang sama, mulai dari terdamparnya ribuan ikan di pantai, kondisi di tengah laut ketika badai terjadi, hingga terjadinya banjir di kota akibat badai.
    Dilansir dari situs media Turki, Yenisafak.com, pada 26 Mei 2018 memang terjadi gelombang raksasa yang ditimbulkan oleh badai Mekunu, yang dimulai dari Yaman menuju ke Oman, dan membawa ikan-ikan tersebut ke pantai Yaman. Badai Mekunu, yang dimulai dari Pulau Socotra dan menyeret ikan ke pantai Yaman, menyebabkan terjadinya banjir di Oman.
    Para nelayan bergegas ke pantai setelah badai Mekunu mereda, kemudian dengan gembira memenuhi perahu mereka dengan ikan-ikan tersebut. Menurut para nelayan tersebut, itu adalah pertama kalinya mereka menemukan hal seperti itu di negaranya.
    Dikutip dari kantor berita Al Jazeera, badai Mekunu yang terjadi ketika itu memiliki kecepatan angin hingga 185 kilometer per jam. Salah satu kota di Oman, Salalah, diguyur hujan deras dan angin kencang, padahal episentrum badai berada sekitar 80 kilometer dari daerah tersebut.

    Kesimpulan


    Berdasarkan pemeriksaan fakta Tempo, klaim bahwa video di atas merupakan video ribuan ikan yang mendatangi pantai Gaza setelah Israel melarang nelayan di sana mencari ikan, keliru. Peristiwa dalam video tersebut terjadi di Oman dan Yaman. Ribuan ikan terseret ke pantai akibat badai Mekunu yang melanda perbatasan kedua negara itu pada Mei 2018.
    ZAINAL ISHAQ
    Anda punya data/informasi berbeda, kritik atau masukan untuk artikel cek fakta ini? Kirimkan ke cekfakta@tempo.co.id

    Rujukan

  • (GFD-2020-8261) [Fakta atau Hoaks] Benarkah Rizieq Shihab Bersumpah Tak Akan Masuk Indonesia Seumur Hidup?

    Sumber: cekfakta.tempo.co
    Tanggal publish: 04/09/2020

    Berita


    Klaim bahwa Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab bersumpah tidak akan masuk ke Indonesia seumur hidupnya beredar di media sosial. Klaim itu terdapat dalam foto Rizieq dengan teks yang berbunyi "Ingat..! Saya bersumpah..! Tdk akan masuk ke Indonesia seumur hidup saya..!".
    Di Facebook, foto dengan tulisan tersebut dibagikan salah satunya oleh akun Tokoh Nasional Indonesia pada 31 Agustus 2020. Akun ini pun memberikan narasi, "Benar nggak sih ucapan Habibana yang mulia Rizieq ini?" Hingga artikel ini dimuat, unggahan itu telah dikomentari sebanyak 100 kali.
    Gambar tangkapan layar unggahan akun Facebook Tokoh Nasional Indonesia.
    Apa benar Imam Besar FPI Rizieq Shihab bersumpah tidak akan masuk ke Indonesia seumur hidup?

    Hasil Cek Fakta


    Untuk memverifikasi klaim tersebut, Tim CekFakta Tempo mula-mula menelusuri informasi dan pemberitaan terkait dengan kata kunci "Rizieq bersumpah tidak ke Indonesia" di mesin pencarian Google. Hasilnya, tidak ditemukan informasi ataupun pemberitaan tentang Imam Besar FPI Rizieq Shihab yang bersumpah tidak akan masuk ke Indonesia seumur hidup.
    Penelusuran Tempo hanya menemukan berita bahwa Rizieq pernah bersumpah tidak akan meminta bantuan kepada pemerintah Presiden Joko Widodo atau Jokowi dalam proses kepulangannya ke Indonesia pasca menetap di Mekkah, Arab Saudi. Berita itu salah satunya pernah dimuat oleh situs media CNN Indonesia pada 24 Agustus 2019.
    Berita itu berjudul "Rizieq Bersumpah Tak Mengemis ke Rezim Zalim soal Pencekalan". Menurut berita itu, Rizieq Shihab telah melampaui izin tinggal di Tanah Suci sejak 21 Juli 2018. Ia pun resmi dicekal pemerintah Arab Saudi. "Demi Allah, saya tidak akan meminta bantuan rezim zalim Indonesia, apalagi mengemis untuk cabut cekal saya di Saudi," ujar Rizieq.
    Pria yang kerap disapa Habib Rizieq  ini pun belakangan justru menyatakan harapannya untuk bisa pulang ke Indonesia. Hal tersebut diberitakan oleh situs media Suara.com pada 1 September 2020 dengan judul "Rizieq Blak-Blakan, Walau Nyaman di Arab, Tetap Ingin Pulang ke Indonesia". Suara.com mengutip informasi ini dari kanal YouTube Hendri Official yang tayang bulan lalu.
    Rizieq Shihab mengatakan, selama tiga tahun tinggal di Arab Saudi, dia mendapat sejumlah fasilitas terkait peribadahan serta bisa bepergian ke mana pun yang dia mau. “Saya berterima kasih kepada pemerintah Saudi, mereka tak pernah mengganggu saya, mereka memperlakukan saya dengan baik, mereka menghormati kita, menghargai hak-hak kita,” ujarnya.
    Kendati hidup nyaman di Arab Saudi, Rizieq tetap berharap bisa pulang ke Indonesia. Hingga kini, segala hal terus diupayakan olehnya supaya proses kepulangannya bisa berjalan lebih cepat. “Paling tidak sekarang sudah ada green light, lampu hijau. Jadi, kalau pencekalan itu dicabut, saya langsung pulang, Saudara,” katanya.
    Sejumlah organisasi cek fakta juga telah memverifikasi klaim "Rizieq Shihab bersumpah tidak akan masuk Indonesia seumur hidup" dan menyatakannya sebagai hoaks. Mafindo, dalam situsnya Turnbackhoax.id misalnya, menjelaskan bahwa tidak ada informasi valid mengenai hal tersebut. Justru, baru-baru ini, Rizieq Shihab menyatakan ingin kembali ke Indonesia.

    Kesimpulan


    Berdasarkan hasil pemeriksaan fakta Tempo, klaim bahwa Imam Besar FPI Rizieq Shihab bersumpah tidak akan masuk ke Indonesia seumur hidup keliru. Tidak ditemukan informasi ataupun pemberitaan tentang Rizieq yang bersumpah tidak akan masuk ke Indonesia seumur hidup. Justru, baru-baru ini, Rizieq menyatakan harapannya untuk bisa pulang ke Indonesia.
    IBRAHIM ARSYAD | ANGELINA ANJAR SAWITRI
    Anda punya data/informasi berbeda, kritik atau masukan untuk artikel cek fakta ini? Kirimkan ke cekfakta@tempo.co.id

    Rujukan

  • (GFD-2020-8260) [Fakta atau Hoaks] Benarkah Jokowi Berharap Rakyat Terima TKA Cina sebagai Saudara yang Mencari Nafkah?

    Sumber: cekfakta.tempo.co
    Tanggal publish: 04/09/2020

    Berita


    Gambar tangkapan layar judul sebuah artikel di situs Swarakyat yang berbunyi "Jokowi Berharap, Kita Semua Dapat Menerima Kehadiran TKA Cina sebagai Saudara Yang Mencari Nafkah Disini" beredar di media sosial. Dalam gambar itu, tertulis bahwa artikel tersebut dipublikasikan pada 27 Agustus 2020.
    Di bawah judul artikel itu, terdapat pula foto Presiden Joko Widodo atau Jokowi yang mengenakan kemeja putih dan sedang memegang sebuah kertas. Dalam foto itu, Jokowi tengah bersama Wakil Presiden Ma'ruf Amin yang juga mengenakan pakaian berwarna putih.
    Gambar berisi narasi tersebut dibagikan salah satunya oleh akun Isma pada 28 Agustus 2020. Akun ini pun menulis, "Saudara ?? Yang ada aja disini blm pada kerja..." Hingga artikel ini dimuat, unggahan itu telah direspons lebih dari 400 kali dan dibagikan sebanyak 166 kali.
    Gambar tangkapan layar unggahan akun Facebook Isma.
    Apa benar Jokowi berharap rakyat menerima TKA Cina sebagai saudara yang mencari nafkah di sini?

    Hasil Cek Fakta


    Untuk memverifikasi klaim di atas, Tim CekFakta Tempo mula-mula menelusuri artikel dengan judul "Jokowi Berharap, Kita Semua Dapat Menerima Kehadiran TKA Cina sebagai Saudara Yang Mencari Nafkah Disini" di mesin pencarian Google. Hasilnya, tidak ditemukan artikel di situs Swarakyat maupun media kredibel dengan judul tersebut.
    Tempo pun menelusuri foto Jokowi dan Ma'ruf Amin dalam unggahan akun Isma tersebut untuk menemukan jejak digitalnya. Hasilnya, ditemukan bahwa situs Swarakyat memang pernah memuat foto tersebut pada tanggal yang sesuai dengan yang tertera dalam unggahan akun Isma, yakni 27 Agustus 2020. Namun, judul artikel aslinya adalah “Jokowi Berharap Masyarakat Takut Kepada Allah dan Api Neraka”.
    Artikel ini diambil dari berita di situs Jawapos.com dengan judul yang sama yang dimuat pada 26 Agustus 2020. Dalam berita itu, disebutkan bahwa Presiden Jokowi meminta semua pihak, termasuk Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), untuk terus melakukan sosialisasi pencegahan korupsi. Dengan demikian, masyarakat semakin sadar dan tidak melakukan tindakan yang terkait dengan korupsi.
    “Gerakan budaya anti korupsi harus terus kita galakkan. Masyarakat harus tahu apa itu korupsi. Kita semua tahu apa itu gratifikasi, masyarakat harus menjadi bagian untuk mencegah korupsi. Antikorupsi itu sudah seharusnya jadi kepantasan dan kepatutan yang harus menjadi budaya,” ujar Jokowi dalam pidatonya dalam Aksi Nasional Pencegahan Korupsi di Istana Bogor pada 26 Agustus 2020.
    Jokowi pun berharap hal baik itu terus disosialisasikan hingga masyarakat menolak korupsi bukan karena adanya hukuman penjara ata sanksi lainnya, melainkan karena takut pada Allah dan siksa api neraka. “Takut melakukan korupsi bukan hanya terbangun atas ketakutan terhadap denda dan terhadap penjara. Takut melakukan korupsi juga bisa didasarkan pada ketakutan kepada sanksi sosial. Takut dan malu pada keluarga kepada tetangga dan kepada Allah Subhanahu wa ta’ala dan api neraka,” katanya.
    Dalam berita ini, tidak ada satu pun pernyataan Presiden Jokowi soal harapannya agar rakyat menerima TKA Cina. Dengan demikian, gambar tangkapan layar yang diunggah oleh akun Isma merupakan hasil suntingan.
    Foto dalam gambar tangkapan layar itu pun tidak terkait dengan TKA Cina. Foto itu diabadikan oleh fotografer kantor berita Antara Wahyu Putro pada 27 Juni 2019. Foto tersebut pernah dimuat oleh sejumlah situs media, salah satunya Tirto.id pada 3 Juli 2019 dalam berita yang berjudul "Pengusaha Usul Jokowi Ambil Menteri dari Kalangan Pebisnis".
    Foto tersebut diberi keterangan: “Calon Presiden dan Wakil Presiden nomor urut 01 Joko Widodo (kiri) dan Ma'ruf Amin memberikan keterangan pers terkait putusan MK tentang perselisihan hasil pemilihan umum (PHPU) Pilpres 2019 di Lanud Halim Perdanakusuma Jakarta, Kamis (27/6/2019). ANTARA FOTO/Wahyu Putro A.”

    Kesimpulan


    Berdasarkan pemeriksaan fakta Tempo, klaim bahwa Presiden Jokowi berharap rakyat menerima TKA Cina sebagai saudara yang mencari nafkah di sini, keliru. Gambar tangkapan layar yang memuat klaim tersebut merupakan hasil suntingan dari judul artikel situs Swarakyat pada 27 Agustus 2020 yang berbunyi “Jokowi Berharap Masyarakat Takut Kepada Allah dan Api Neraka”. Artikel ini berasal dari berita di situs Jawapos.com dengan judul yang sama yang dimuat pada 26 Agustus 2020.
    ZAINAL ISHAQ
    Anda punya data/informasi berbeda, kritik atau masukan untuk artikel cek fakta ini? Kirimkan ke cekfakta@tempo.co.id

    Rujukan

  • (GFD-2020-8259) [Fakta atau Hoaks] Benarkah Drama Korea My Secret Terrius Prediksi Pandemi Covid-19 Sejak 2018?

    Sumber: cekfakta.tempo.co
    Tanggal publish: 04/09/2020

    Berita


    Klaim bahwa serial drama Korea yang tayang di Netflix, My Secret Terrius, telah memprediksi pandemi Covid-19 sejak 2018 beredar di media sosial. Klaim ini dilengkapi dengan potongan video dari serial televisi tersebut yang memperlihatkan seorang dokter sedang menjelaskan karakteristik virus Corona.
    "Virus Corona menyerang sistem pernapasan. Yang lebih serius, virus Corona memiliki masa inkubasi 2-14 hari," demikian kata seorang dokter dalam video itu. Menurut tulisan panjang yang memuat klaim tersebut, potongan video itu berasal dari episode ke-10 serial drama My Secret Terrius.
    Tulisan ini juga mencantumkan sumber, yakni The Independent. Menurut tulisan tersebut, dokter dalam video itu juga menyebut virus Corona menyerang paru-paru dalam waktu 5 menit setelah terpapar. Belum ada obat atau vaksin yang ditemukan untuk menyembuhkan pasien.
    Di Instagram, klaim beserta video itu dibagikan salah satunya oleh akun @unexplnd, yakni pada 29 Maret 2020. Hingga artikel ini dimuat, unggahan tersebut telah ditonton lebih dari 307 ribu kali.
    Gambar tangkapan layar unggahan akun Instagram @unexplnd.
    Apa benar serial drama Korea My Secret Terrius memprediksi pandemi Covid-19 sejak 2018?

    Hasil Cek Fakta


    Dilansir dari The Sun, My Secret Terrius merupakan serial drama Korea Selatan yang ditayangkan pada September-November 2018 di saluran MBC dan saat ini dapat ditonton di Netflix. Serial televisi ini berkisah tentang seorang wanita bernama Go Ae-rin yang kehilangan suaminya dan kemudian menemukan bahwa dia adalah bagian dari sebuah konspirasi besar.
    Namun, para ilmuwan sebenarnya telah mengetahui berbagai jenis virus Corona sejak pertengahan abad ke-20. Beberapa jenis virus Corona di antaranya Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) dan Middle East Respiratory Syndrome (MERS). Selain itu, berbeda dengan virus Corona fiksi di My Secret Terrius yang punya tingkat kematian hingga 90 persen, Covid-19 diperkirakan memiliki tingkat kematian sekitar 1 persen.
    Organisasi cek fakta Amerika Serikat Snopes, yang telah memverifikasi klaim "serial drama Korea My Secret Terrius memprediksi pandemi Covid-19" dan menyatakannya sebagai keliru, memberikan penjelasan yang serupa. Para ilmuwan pertama kali mengidentifikasi virus Corona pada manusia pada 1960-an. Sejak saat itu, teridentifikasi beberapa wabah virus Corona, seperti wabah MERS pada 2012 dan wabah SARS pada 2002.
    Dalam potongan video yang lebih panjang, dokter dalam serial televisi itu menjelaskan bahwa semua penyakit ini berasal dari kelompok virus yang sama. Virus Corona dalam tayangan itu pun tidak memiliki sifat yang sama dengan virus Corona Covid-19 yang menyebar ke seluruh dunia pada awal 2020. Dengan kata lain, meskipun Covid-19 disebabkan oleh virus Corona, tidak semua virus Corona menyebabkan Covid-19.
    Virus Corona dalam serial televisi itu memiliki angka kematian mencapai 90 persen. Adapun Covid-19 tidak memiliki angka kematian hingga 90 persen. Tingkat kematian kasus berbeda dari satu negara dengan negara yang lain dan dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti ketersediaan pasokan di rumah sakit. Di negara-negara seperti Italia, di mana wabah cukup parah, tingkat kematian mencapai 11 persen. Sementara di negara-negara seperti Korea Selatan, di mana wabah dapat diatasi dengan tes besar-besaran, tingkat kematian hanya sekitar 1 persen.
    Teori Konspirasi Covid-19
    Dilansir dari organisasi cek fakta AS FactCheck, setelah virus Corona Covid-19 pertama kali muncul di Wuhan, Cina, pada akhir Desember 2019, memang tersebar berbagai rumor palsu tentang misteri asal-usul virus. Salah satunya adalah bahwa virus Corona Covid-19 merupakan senjata biologi yang bocor dari laboratorium di Wuhan. Namun, seluruh versi teori ini tidak memiliki pijakan bukti dan penjelasan secara sains.
    Bukti-bukti yang ada justru menunjukkan bahwa virus itu kemungkinan menular ke manusia dari hewan yang belum teridentifikasi, seperti yang pernah terjadi di masa lalu pada jenis virus Corona lain. SARS-CoV pada 2002-2003 misalnya, diperkirakan berasal dari kelelawar dan menyebar ke manusia melalui musang. Pada 2012, muncul pula MERS-CoV yang kemungkinan berasal dari kelelawar, dan menyebar ke manusia melalui unta.
    Berdasarkan arsip berita Tempo pada 30 Maret 2020, hasil studi yang dipimpin oleh Kristian Andersen, profesor imunologi dan mikrobiologi di Scripps Research Institute, California, AS, pun telah membantah rumor bahwa virus Corona Covid-19 sengaja dibuat atau produk rekayasa laboratorium. Menurut studi yang telah dipublikasikan dalam jurnal Nature Medicine ini, virus Corona Covid-19 adalah buah dari proses evolusi alami.
    Andersen menjelaskan, sejak awal pandemi Covid-19, para peneliti telah menguliti asal-usul SARS-CoV-2 tersebut dengan menganalisis data urutan genomnya. "Dengan membandingkan data urutan genom jenis-jenis virus Corona yang sudah diketahui, kami dapat dengan tegas menentukan bahwa SARS-CoV-2 berasal dari proses alami," ujarnya.
    Peneliti mikrobiologi dari Pusat Penelitian Biologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Sugiyono Saputra, mengutip data terbaru dalam Journal of Medical Virology tentang virus Corona Covid-19, tiga jenis virus Corona yang bersifat mematikan terhadap manusia berasal dari jenis hewan yang sama sebagai perantara alaminya, yakni kelelawar.
    Menurut Sugiyono, walaupun memungkinkan, interaksi langsung antara kelelawar dengan manusia sebenarnya sangatlah jarang. "Tapi virus tersebut dapat pula menginfeksi hewan lainnya, dan hewan perantara tersebutlah yang lebih sering berinteraksi langsung dengan manusia," ujarnya pada 24 Januari 2020.
    Dalam kasus SARS pada 2002-2003, Sugiyono menjelaskan bahwa hewan perantaranya adalah musang dan rakun, selain kelelawar itu sendiri. Dalam kasus MERS pada 2012, hewan perantaranya adalah unta. Sedangkan dalam kasus saat ini, material genetik virus Corona Wuhan merupakan rekombinasi dari material genetik virus yang berasal dari kelelawar dan ular.

    Kesimpulan


    Berdasarkan pemeriksaan fakta Tempo, klaim bahwa serial drama Korea My Secret Terrius memprediksi pandemi Covid-19 sejak 2018 keliru. Virus Corona dalam tayangan itu tidak memiliki sifat yang sama dengan virus Corona penyebab Covid-19. Meskipun Covid-19 disebabkan oleh virus Corona, tidak semua virus Corona menyebabkan Covid-19. Virus Corona dalam serial televisi itu juga memiliki angka kematian 90 persen. Adapun Covid-19 tidak memiliki angka kematian hingga 90 persen. Selain itu, tidak ada bukti ilmiah yang menunjukkan Covid-19 sengaja dibuat oleh manusia.
    ZAINAL ISHAQ
    Anda punya data/informasi berbeda, kritik atau masukan untuk artikel cek fakta ini? Kirimkan ke cekfakta@tempo.co.id

    Rujukan