• (GFD-2020-8393) Keliru, Ucapan Belasungkawa Trump di Twitter atas Meninggalnya Diego Maradona

    Sumber: cekfakta.tempo.co
    Tanggal publish: 27/11/2020

    Berita


    KLAIM
    Gambar tangkapan layar cuitan Presiden Amerika Serikat Donald Trump di Twitter yang berisi ucapan belasungkawa atas meninggalnya legenda sepak bola Diego Maradona beredar di WhatsApp dan media sosial. Namun, dalam cuitan itu, Maradona disebut "her", kata ganti bagi perempuan dalam bahasa Inggris.
    Pasca meninggalnya Maradona pada 26 November 2020 kemarin, memang banyak warganet yang salah mengira bahwa yang meninggal adalah diva pop asal AS, Madonna. Dalam gambar tangkapan layar cuitan yang diklaim berasal dari Trump itu, tertulis, "Her music was wonderful."
    Adapun narasi lengkap dalam cuitan tersebut adalah sebagai berikut: "Very sad to hear about the death of Maradona. A great person. Her music was wonderful. I remember listening to her albums in the early 1980's. Rest In Peace!" Cuitan itu pun terlihat telah dikomentari 262 ribu kali, di-retweet230 ribu kali, dan disukai 564 ribu kali.
    Di Twitter, gambar tangkapan layar tersebut dibagikan beberapa di antaranya oleh akun @TheMelow, akun @DonAdam68, dan akun @detje1212. Akun @TheMelow memberikan narasi, "Politik memang berat.. Sekelas Donald Trump bisa linglung gara" kalah pilpres.. Sejak kapan Maradona jadi penyanyi?" Sementara akun @detje1212 menulis, "Itu Madona bambang.."
    Gambar tangkapan layar cuitan di Twitter yang diklaim berasal dari Presiden Amerika Serikat Donald Trump.

    Hasil Cek Fakta


    Untuk memverifikasi gambar tangkapan layar tersebut, Tim CekFakta Tempo menelusuri cuitan Donald Trump di akun Twitter resminya, @realDonaldTrump, pada 25-27 November 2020 dengan Account Analysis dan Twitter Advanced Search.
    Namun, tidak ditemukan cuitan Trump yang berisi ucapan belasungkawa atas meninggalnya Maradona tersebut. Cuitan Trump lebih didominasi dengan cuitan soal politik, terutama setelah kalah dari Joe Biden dalam Pemilihan Presiden AS 2020.
    Tempo kemudian menggunakan Politwoops untuk mengecek cuitan Trump di Twitter yang telah dihapus pada rentang waktu yang sama. Namun, Tempo juga tidak menemukan cuitan yang berisi ucapan duka cita atas meninggalnya Maradona tersebut yang telah dihapus oleh Trump.

    Cuitan yang diklaim berasal dari Donald Trump itu memang janggal, karena memakai "her", kata ganti bagi perempuan dalam bahasa Inggris. Cuitan itu berbunyi, “Her music was wonderful. I remember listening to her albums in the early 1980’s.” Artinya, Maradona disebut sebagai musisi, bukan sebagai pesepakbola.
    Tempo pun membandingkan tampilan cuitan dalam gambar tangkapan layar tersebut dengan tampilan cuitan yang asli di Twitter, dan ditemukan kejanggalan lain dalam gambar tangkapan layar itu.

    Dalam gambar tangkapan layar tersebut, terdapat bagian kosong yang cukup lebar di antara cuitan dengan jumlah komentar,retweet, sertalike. Dalam tampilan di Twitter, jarak antara cuitan dengan jumlah komentar,retweet, sertaliketidak selebar itu. Dalam gambar tangkapan layar tersebut, cuitan juga terletak di bawah foto profil. Dalam tampilan di Twitter, cuitan berada di sisi kanan foto profil.

    Kesimpulan


    Berdasarkan pemeriksaan fakta Tempo, gambar tangkapan layar cuitan Donald Trump di Twitter yang berisi ucapan belasungkawa atas meninggalnya Diego Maradona tersebut keliru. Gambar tangkapan layar itu merupakan hasil suntingan. Sejak Maradona meninggal pada 26 November 2020 hingga saat ini, Trump tidak mengucapkan duka cita atas legenda sepak bola Argentina tersebut di Twitter.
    IKA NINGTYAS
    Anda punya data/informasi berbeda, kritik, atau masukan untuk artikel cek fakta ini? Kirimkan ke cekfakta@tempo.co.id

    Rujukan

  • (GFD-2020-8392) Keliru, Foto Anies Baswedan yang Jenguk Pria Mirip Rizieq Shihab di RS

    Sumber: cekfakta.tempo.co
    Tanggal publish: 26/11/2020

    Berita


    KLAIM
    Foto yang memperlihatkan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan tengah menjenguk seorang pria yang mirip dengan pemimpin Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab di rumah sakit viral. Dalam foto itu, Anies mengenakan kemeja putih-biru. Di sebelah pria yang mirip dengan Rizieq itu, berdiri pula dua tenaga kesehatan yang menggunakan alat pelindung diri (APD).
    Di Facebook, foto itu dibagikan salah satunya oleh akun Congor Turah pada 24 November 2020. Akun ini pun menuliskan narasi, “Mak cuma nanya aja nih, ada yg tau gak siapa yg di foto ini? Yg lagi terbaring dan yang berdiri.” Hingga artikel ini dimuat, unggahan tersebut telah mendapatkan lebih dari 800 reaksi dan 400 komentar serta dibagikan sebanyak 105 kali.
    Gambar tangkapan layar unggahan akun Facebook Congor Turah.

    Hasil Cek Fakta


    Berdasarkan verifikasi Tim CekFakta Tempo, foto yang memperlihatkan Anies Baswedan sedang menjenguk seorang pria yang mirip dengan Rizieq Shihab di rumah sakit tersebut merupakan hasil suntingan. Foto itu adalah penggabungan dari empat foto yang berbeda. Tiga di antara empat foto ini pernah beredar di sejumlah situs media.
    Untuk memeriksa unggahan akun Congor Turah tersebut, Tempo mula-mula memotong foto itu menjadi empat bagian, yakni foto dua tenaga kesehatan yang menggunakan APD, foto pasien pria yang terbaring di ranjang, foto Anies, dan foto seorang pria yang berdiri di sebelah Anies. Potongan-potongan foto itu kemudian ditelusuri denganreverse image toolGoogle, Yandex dan Bing.
    Hasil penelusuran ini adalah sebagai berikut:
    Foto I
    Foto dalam unggahan akun Congor Turah (kiri) dan foto di Shutter Stock (kanan). Lingkaran merah menunjukkan kesamaan dalam foto di Shutter Stock dengan foto unggahan akun Congor Turah.
    Foto ini pernah dimuat oleh situs media Jatim Times Kediri pada 10 September 2020 dalam beritanya yang berjudul “Marak Pasien Covid-19 Happy Hypoxia, Ini Penjelasannya”. Jatim Times Kediri memberikan keterangan bahwa foto itu berasal dari situs stok foto Shutter Stock. Akun Shutter Stock yang mengunggah foto itu adalah akun Kobkit Chamchod, yang memberikan keterangan foto sebagai berikut: “Doctors in the protective suits and masks are examining the infected aging female patient in the control area.”
    Foto II
    Foto dalam unggahan akun Congor Turah (kiri) dan foto di Tribunnews (kanan). Lingkaran merah menunjukkan kesamaan dalam foto di Tribunnews dengan foto unggahan akun Congor Turah.
    Foto ini adalah hasil pembalikan dari foto saat Anies menjenguk Novel Baswedan yang merupakan sepupunya di RS Mitra Keluarga Kelapa Gading, Jakarta, pada 11 April 2017. Foto tersebut pernah dimuat oleh situs media Tribunnews. Dalam foto aslinya, Anies berada di sisi kiri ranjang. Namun, kemeja, ekspresi wajah, dan posisi tangan Anies dalam foto aslinya sama dengan yang terlihat dalam foto unggahan Congor Curah.
    Foto III
    Foto dalam unggahan akun Congor Turah (kiri) dan foto di Detik.com (kanan).
    Wajah pria dalam foto ini identik dengan wajah Slamet Ma’arif, Ketua Umum Persatuan Alumni 212 Slamet Ma'arif, dalam foto yang pernah dimuat oleh Detik.com pada 1 Agustus 2018.

    Kesimpulan


    Berdasarkan pemeriksaan fakta Tempo, foto yang menunjukkan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menjenguk seorang pria yang mirip dengan pemimpin FPI Rizieq Shihab, keliru. Foto yang dibagikan oleh akun Facebook Congor Turah tersebut adalah hasil suntingan, yang menggabungkan sedikitnya empat foto yang berbeda, yang tiga di antaranya pernah beredar di internet.
    IKA NINGTYAS
    Anda punya data/informasi berbeda, kritik, atau masukan untuk artikel cek fakta ini? Kirimkan ke cekfakta@tempo.co.id

    Rujukan

  • (GFD-2020-8391) Keliru, Foto Bekas Luka di Punggung Warga Zimbabwe yang Diklaim Akibat Vaksin Cina

    Sumber: cekfakta.tempo.co
    Tanggal publish: 26/11/2020

    Berita


    KLAIM
    Foto yang memperlihatkan punggung orang berkulit hitam yang dipenuhi dengan bekas luka yang menonjol beredar di Facebook. Foto tersebut diklaim sebagai foto warga Zimbabwe yang terkena penyakit kulit setelah menerima suntikan vaksin dari Cina. Disebut pula bahwa Zimbabwe merupakan negara yang dikasai oleh Cina, di mata uangnya adalah mata uang Cina.
    Salah satu akun yang membagikan foto beserta klaim itu adalah akun Yuni Agustin, tepatnya pada 20 November 2020. Akun ini menulis, “Akibat Suntik Vaksin dari Cina , Masyarakat Zimbabwe Terkena Penyakit Kulit Ber Air. NEGARA ZIMBABWE , adalah Negara yang di Kuasai sama Negara Tiongkok ( Cina Komunis) , Mata Uang Negara Zimbabwe , Memakai Mata Uang yang Syah adalah Mata Uang Cina = Yuan..!!! Kemungkinan Besar Negara Indonesia Bisa Terjadi Seperti Zimbabwe...!!!"
    Gambar tangkapan layar unggahan akun Facebook Yuni Agustin.

    Hasil Cek Fakta


    Berdasarkan verifikasi Tim CekFakta Tempo, pada akhir 2015, Zimbabwe memang memasukkan mata uang Cina, Yuan, sebagai salah satu mata uang resmi negaranya. Namun, penggunaan Yuan di Zimbabwe ini tidak terkait dengan foto orang berkulit hitam dengan sejumlah bekas luka di punggung dalam unggahan akun Yuni Agustin. Pasalnya, foto tersebut bukan diambil di Zimbabwe, melainkan di Ethiopia. Luka di punggung orang tersebut juga bukan karena vaksin dari Cina, melainkan karena bekas cambuk dalam tradisi Ukuli Bula pada suku Hamar di Ethiopia.
    Untuk memeriksa klaim di atas, Tempo menelusuri foto unggahan akun Yuni Agustin denganreverse image tool Google. Hasilnya, ditemukan bahwa foto itu adalah karya fotografer Jeremy Hunter. Foto ini pernah dimuat dalam artikel di situs stasiun televisi berita berbahasa Inggris milik China Central Television, CGTN, pada 11 Mei 2017 yang berjudul "Brutal tribal ceremony in Ethiopia sees females lashed to demonstrate dedication to their men".
    Menurut artikel itu, untuk menunjukkan cintanya kepada seorang laki-laki, perempuan suku Hamar di Ethiopia menggelar tradisi Ukuli Bula. Dalam tradisi ini, si perempuan akan dicambuk sebagai bukti pengorbanan. Setelah dicambuk, para gadis dengan bangga memamerkan bekas luka mereka sebagai bukti keberanian dan integritas. Suku ini percaya, semakin banyak mendapatkan luka, gadis itu layak dicintai. Setelah menggelar tradisi itu, si laki-laki kemudian diizinkan untuk menikah, karena upacara tersebut membuatnya menjadi seorang laki-laki.
    Vaksin tidak menyebabkan eksim kulit
    Dilansir dari situs resmi Departemen Kesehatan dan Layanan Masyarakat Amerika Serikat ( HHS ), setelah divaksin, kebanyakan orang menerima efek samping yang tidak serius. Efek samping yang paling umum adalah nyeri pada bagian yang disuntik, demam ringan, panas-dingin, lelah, sakit kepala, atau nyeri otot dan sendi yang bakal hilang dengan sendirinya. Yang perlu diingat, efek samping tersebut muncul sebagai tanda bahwa tubuh mulai membangun kekebalan (perlindungan) terhadap suatu penyakit.
    Asosiasi Ahli Kulit AS juga menyatakan vaksin tidak menyebabkan penyakit kulit seperti eksim yang ditandai dengan munculnya ruam memerah. Bahkan, mereka menyarankan orang yang memiliki eksim harus mendapatkan vaksinasi. Namun, jika penderita eksim punya reaksi alergi yang ekstrem terhadap telur, ia harus berkonsultasi dengan dokter terkait alternatif untuk vaksin campak, gondok, dan rubella (MMR) serta vaksin influenza.

    Kesimpulan


    Berdasarkan pemeriksaan fakta Tempo, klaim bahwa foto di atas adalah "foto bekas luka di punggung warga Zimbabwe akibat vaksin Cina" keliru. Foto tersebut tidak memperlihatkan warga Zimbabwe, melainkan warga Ethiopia. Bekas luka di punggung warga Ethiopia dalam foto itu pun bukan disebabkan oleh vaksin dari Cina, melainkan bekas cambuk dalam tradisi Ukuli Bula pada suku Hamar di Ethiopia.
    IKA NINGTYAS
    Anda punya data/informasi berbeda, kritik, atau masukan untuk artikel cek fakta ini? Kirimkan ke cekfakta@tempo.co.id

    Rujukan

  • (GFD-2020-8390) Keliru, Video yang Sebut Presiden Jokowi Copot Menkopolhukam Mahfud MD

    Sumber: cekfakta.tempo.co
    Tanggal publish: 25/11/2020

    Berita


    KLAIM
    Video yang berisi klaim bahwa Presiden Joko Widodo atau Jokowi mencopot Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud MD beredar di Facebook. Video itu diberi judul "Brita Terbaru Hari Ini!! Jokow! Copot Mahfud MD".
    Dalam video berdurasi 10 menit 27 detik tersebut, terlihat cuplikan ketika Presiden Jokowi berkata, “Bagi yang tidak serius, saya tidak akan memberi ampun. Saya pastikan, sekali lagi saya pastikan, pasti akan saya copot. Yang utama itu bukan prosesnya. Yang utama itu adalah hasilnya.”
    Salah satu akun yang membagikan video tersebut adalah akun Indonesia World Time, tepatnya pada 21 November 2020. Hingga artikel ini dimuat, unggahan itu telah ditonton lebih dari 37 ribu kali dan mendapatkan 450 reaksi serta 179 komentar.
    Gambar tangkapan layar unggahan akun Facebook Indonesia World Time.

    Hasil Cek Fakta


    Untuk memverifikasi klaim di atas, Tim CekFakta Tempo mula-mula memfragmentasi video tersebut menjadi sejumlah gambar dengantoolInVID. Selanjutnya, gambar-gambar itu ditelusuri denganreverse image tool Yandex dan Google.
    Hasilnya, ditemukan bahwa pernyataan Jokowi dalam video tersebut tidak ditujukan secara khusus kepada Menkopolhukam Mahfud MD, melainkan kepada seluruh menteri dan pejabat di kabinetnya jika tidak serius dalam menjamin tercapainya program pembangunan. Pernyataan itu disampaikan Jokowi dalam pidato kenegaraan pertama setelah dilantik pada 20 Oktober 2019.
    Video utuh pidato Jokowi tersebut pernah diunggah oleh kanal YouTube CNN Indonesia pada 20 Oktober 2019 dengan judul “FULL! Pidato Kenegaraan Presiden Joko Widodo”. Dalam keterangan videonya, dijelaskan bahwa Jokowi dan Ma'ruf Amin baru saja dilantik sebagai Presiden dan Wakil Presiden RI Periode 2019-2024.
    Pernyataan Jokowi dalam video unggahan akun Indonesia World Time pun telah mengalami suntingan. Pidato lengkap Jokowi mengenai pencopotan menteri di kabinetnya terdapat pada menit 13:24 hingga 13:46 dalam video CNN Indonesia. Berikut isi pidato Jokowi :
    “Saya juga minta kepada para menteri, para pejabat, para birokrat agar serius menjamin tercapainya tujuan program pembangunan. Bagi yang tidak serius, saya tidak akan memberi ampun. Saya pastikan. Sekali lagi saya pastikan. Pasti akan saya copot.”
    Pernyataan “yang utama itu bukan prosesnya, yang utama itu adalah hasilnya” telah lebih dulu diucapkan Jokowi pada menit 7:34 hingga 7:40. Namun, dalam video unggahan akun Indonesia World Time, pernyataan tersebut disunting secara terbalik dan disambung dengan pernyataan sebelumnya tanpa jeda.
    Pidato Jokowi pada 20 Oktober 2019 itu juga pernah diberitakan oleh BBC Indonesia. Menurut BBC, dalam pidato kenegaraan tersebut, Presiden Jokowi mengatakan bakal melakukan penyederhanaan jabatan aparatur sipil negara (ASN) di tingkat eselon.
    Eselon yang ditempati ASN akan dipangkas menjadi dua level, dan selebihnya diganti dari jabatan fungsional atau kalangan profesional. "Saya minta untuk disederhanakan menjadi dua level saja, diganti dengan jabatan fungsional yang menghargai keahlian, menghargai kompetensi," kata Jokowi.
    Selain itu, Presiden Jokowi juga menegaskan bakal mencopot menteri, pejabat, dan birokrat yang main-main dalam menjalankan tugasnya. "Bagi yang tidak serius, saya tidak akan memberi ampun. Saya pastikan, pasti saya copot," ujar Jokowi.
    Terkait cuplikan lain dalam video unggahan akun Indonesia World Time, berasal dari sejumlah video yang berbeda, di antaranya:
    Sementara itu, naskah yang dibacakan dalam video unggahan akun Indonesia World Time bersumber dari artikel berjudul “Jokowi Tidak Akan Rugi Jika Memecat Mahfud MD” yang pernah dimuat oleh situs RMOL pada 18 November 2020. Artikel ini berisi pernyataan Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO), Dedi Kurnia Syah, terkait Menkopolhukam Mahfud MD.
    Tempo juga menelusuri pemberitaan terkait dengan memasukkan kata kunci "Jokowi copot Mahfud MD" di mesin pencari Google. Namun, tidak ditemukan sumber-sumber resmi maupun berita dari media kredibel yang menginformasikan bahwa Presiden Jokowi telah mencopot Mahfud MD dari jabatannya sebagai Menkopolhukam.

    Kesimpulan


    Berdasarkan pemeriksaan fakta Tempo, klaim dalam video di atas, bahwa Presiden Jokowi mencopot Menkopolhukam Mahfud MD, keliru. Pernyataan Jokowi dalam video tersebut disampaikan dalam pidato kenegaraan pertama setelah ia dilatik pada 20 Oktober 2019. Pernyataan itu pun tidak ditujukan secara khusus kepada Mahfud MD, melainkan kepada seluruh menteri dan pejabat jika tidak serius dalam menjamin tercapainya program pembangunan. Selain itu, tidak ditemukan sumber-sumber resmi maupun berita dari media kredibel yang menginformasikan bahwa Presiden Jokowi telah mencopot Mahfud MD dari jabatannya sebagai Menkopolhukam.
    ZAINAL ISHAQ
    Anda punya data/informasi berbeda, kritik, atau masukan untuk artikel cek fakta ini? Kirimkan ke cekfakta@tempo.co.id

    Rujukan