• (GFD-2020-8389) Foto Tommy Soeharto dengan Klaim yang Ganggu FPI Akan Berhadapan dengan Keluarga Cendana Menyesatkan

    Sumber: cekfakta.tempo.co
    Tanggal publish: 25/11/2020

    Berita


    KLAIM
    Klaim bahwa Hutomo Mandala Putra alias Tommy Soeharto menyatakan siapa pun yang mengganggu Front Pembela Islam (FPI) akan berhadapan dengan keluarga Cendana beredar di Facebook. Klaim ini disertai dengan foto ketika Tommy sedang berjabat tangan dengan Imam Besar FPI Rizieq Shihab. Klaim tersebut beredar di tengah pro-kontra pencopotan baliho Rizieq di sekitar markas FPI di Petamburan, Jakarta Pusat, oleh TNI.
    "Tommy Soeharto bilang: 'siapapun yg menggganggu FPI dan para ulama itu sama saja membangkitkan umat islam dan akan berhadapan dgn aku/Keluarga Cendana' Ujar Tommy di I News TV hari ini," demikian bunyi klaim yang disertai dengan foto Tommy dan Rizieq tersebut.
    Salah satu akun yang membagikan klaim beserta foto itu adalah akun Portal.PKSpuyengan.online, tepatnya pada 21 November 2020. Akun ini pun memberikan sebuah tautan artikel dari situs Reportase Global. Hingga artikel ini dimuat, unggahan tersebut telah mendapatkan 689 reaksi dan 168 komentar serta dibagikan sebanyak 45 kali.
    Gambar tangkapan layar unggahan akun Facebook Portal.PKSpuyengan.online.

    Hasil Cek Fakta


    Untuk memverifikasi unggahan akun Facebook Portal.PKSpuyengan.online tersebut, Tim CekFakta Tempo mula-mula menelusuri foto Tommy Soeharto bersama Rizieq Shihab itu denganreverse image toolGoogle. Hasilnya, ditemukan bahwa foto tersebut pernah dimuat oleh situs media Detik.com dalam beritanya yang berjudul "Salam Komando Tommy Soeharto dengan Habib Rizieq di Mekah" pada 7 Juli 2018.
    Detik.com memberikan keterangan bahwa foto tersebut adalah dokumentasi dari Partai Berkarya, partai yang diketuai oleh Tommy. Menurut Detik.com, foto itu merupakan foto Tommy dan Rizieq yang melakukan salam komando saat bertemu di Mekkah, Arab Saudi, pada 2018. Seperti diketahui, Rizieq berada di Arab Saudi selama tiga tahun sejak 2017 dan pulang ke Indonesia pada November 2020 lalu.
    Sementara Tommy, ketika itu, berada di Mekkah untuk melaksanakan ibadah umrah. Pertemuan tersebut terjadi setelah Partai Berkarya lolos menjadi peserta Pemilu 2019. Namun, dalam berita Detik.com itu, tidak terdapat penjelasan bahwa Tommy menyatakan, "Siapa pun yang mengganggu FPI dan para ulama sama saja membangkitkan umat Islam dan akan berhadapan dengan saya atau keluarga Cendana.”Tempo pun mengecek asal-usul pernyataan yang diklaim berasal dari Tommy Soeharto itu dengan mesin perambah Google. Hasilnya, hanya ditemukan satu situs yang pernah memuat pernyataan itu dalam artikelnya, yakni situs Reportase Global. Tautan artikel tersebut sama dengan yang dibagikan oleh akun Portal.PKSpuyengan.online.
    Pernyataan yang diklaim berasal dari Tommy itu dikutip dari artikel opini berjudul "Politik Momentum Tommy Suharto" yang ditulis oleh Direktur Sipil Institut, Ruslan Ismail Mage, dan dipublikasikan di situs Reportase Global pada 4 Februari 2017.
    Kalimat asli yang ditulis Ruslan Ismail Mage adalah: "Dalam acara di I News TV beberapa waktu lalu Tommy Soeharto menentukan sikap, ‘Siapapun yang mengganggu FPI dan para ulama itu sama saja membangkitkan umat Islam dan akan berhadapan dengan aku ( Keluarga Cendana ).’"
    Penggunaan kalimat "dalam acara di I News TV beberapa waktu lalu" di situs Reportase Global itu berbeda dengan narasi dalam unggahan akun Portal.PKSpuyengan.online, yang menyebut pernyataan yang diklaim berasal dari Tommy tersebut dilontarkan di "I News TV hari ini".
    Meskipun begitu, setelah dilakukan penelusuran dengan beberapa kata kunci, tidak ditemukan sumber pernyataan Tommy itu, baik di situs iNews TV maupun kanal YouTube iNews TV. Sehingga, benar atau tidaknya pernyataan tersebut tidak bisa dibuktikan.

    Kesimpulan


    Berdasarkan pemeriksaan fakta Tempo, foto Tommy Soeharto dengan klaim "siapa pun yang mengganggu FPI dan ulama akan berhadapan dengan keluarga Cendana" menyesatkan. Foto yang memperlihatkan Tommy bersama Imam Besar FPI Rizieq Shihab ketika melakukan salam komando itu diambil pada Juli 2018. Sementara kutipan "siapa pun yang mengganggu FPI akan berhadapan dengan keluarga Cendana" diambil dari artikel opini yang dipublikasikan oleh situs Reportase Global pada 4 Februari 2017. Artikel ini menyebut pernyataan yang diklaim berasal dari Tommy itu diucapkan di stasiun televisi iNews. Namun, pernyataan tersebut tidak ditemukan di situs maupun kanal YouTube iNews. Selain itu, narasi itu tidak terkait dengan peristiwa yang menimpa Rizieq saat ini.
    IKA NINGTYAS
    Anda punya data/informasi berbeda, kritik, atau masukan untuk artikel cek fakta ini? Kirimkan ke cekfakta@tempo.co.id

    Rujukan

  • (GFD-2020-8388) Tidak Benar Mahathir Sebut Anak Indonesia Akan Tertinggal dalam Sains Karena Sibuk Hafal Ayat dan Doa

    Sumber: cekfakta.tempo.co
    Tanggal publish: 24/11/2020

    Berita


    KLAIM
    Foto mantan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad yang diberi narasi berisi kritik terhadap pendidikan Indonesia beredar di media sosial. Narasi yang diklaim dilontarkan oleh Mahathir itu menyebut bahwa anak-anak sekolah negeri di Indonesia akan tertinggal dalam penguasaan sains karena waktunya habis untuk menghafal ayat dan doa.
    "'PELAN-PELAN anak-anak sekolah negeri di Indonesia akan tertinggal dalam penguasaan sains. umurnya habis untuk menghafal ayat-ayat dan doa, belajar soal haram, dosa, bidadari, menghitung pahala, mencari dalil, memikirkan akerat. Setelah kalah bersaing lalu memusuhi pemerintah dan mendirikan negara syariah sebagai solusi semuanya...' (Mahatir Muhammad)," demikian narasi dalam foto tersebut.
    Di Facebook, foto yang disertai dengan narasi tersebut salah satunya dibagikan oleh akun Raden Prubaya, tepatnya pada 23 November 2020. Akun ini pun menulis, “Ini yg terjadi saat ini di negeriku indonesia?” Hingga artikel ini dimuat, unggahan itu telah mendapatkan lebih dari 700 reaksi dan 226 komentar serta dibagikan 105 kali.
    Gambar tangkapan layar unggahan akun Facebook Raden Purbaya.

    Hasil Cek Fakta


    Berdasarkan penelusuran Tim CekFakta Tempo, tidak ditemukan sumber resmi maupun berita dari media kredibel yang berisi pernyataan Mahathir Mohamad bahwa anak Indonesia akan tertinggal dalam sains karena sibuk menghafal ayat dan doa. Justru, ditemukan jejak digital terkait kritik Mahathir tentang sistem pendidikan di negaranya,  Malaysia, yang memberikan porsi lebih pada pendidikan agama.
    Situs media Malay Mail pernah memuat berita yang berisi kritik Mahathir itu pada 21 Desember 2018 dengan judul “For education overhaul, PM moots cutting back on religious studies”. Menurut berita ini, kritik tersebut dilontarkan Mahathir dalam acara makan malam tahunan almamater Sultan Abdul Hamid College (SAHC). Saat itu, Mahathir mengatakan bahwa pendidikan Malaysia akan diperbaiki dengan mengurangi fokus pada pelajaran agama.
    Menurut Mahathir, terlalu fokusnya sistem pendidikan pada pelajaran agama membuat siswa tidak memiliki kompetensi yang cukup untuk mendapatkan pekerjaan. "Kurikulum berubah, dan sekolah nasional menjadi sekolah agama. Mereka semua belajar tentang agama Islam dan tidak mempelajari yang lain. Akibatnya, mereka yang telah lulus kurang begitu fasih dengan mata pelajaran yang berguna untuk mendapatkan pekerjaan," katanya.
    Mahathir pun menuturkan kurikulum akan diubah. "Kita akan tetap belajar agama, tapi tidak semuanya diajarkan dalam satu hari, mungkin 1-2 kali dalam seminggu. Kita harus menguasai mata pelajaran lainnya. Karena, jika ingin maju, orang Malaysia harus berpendidikan, tidak hanya dalam mengaji, tapi juga dalam bahasa lain. Jika tidak, kita akan sangat terbelakang," ujar Mahathir.
    Pernyataan Mahathir itu juga pernah dimuat oleh situs media Says pada 22 Desember 2018 dengan judul “Tun M: The National School Has Become A Religious School And It's Time For A Change”. Menurut berita itu, Mahathir mengatakan kurikulum akan dimodifikasi sehingga sekolah nasional bakal mengajarkan semua mata pelajaran penting yang akan berguna bagi siswa ketika mereka dewasa dan menjadi individu yang mandiri.
    Tempo pun pernah memberitakan pernyataan Mahathir tersebut, juga pada 22 Desember 2018, dengan judul "Mahathir Mohamad Akan Kurangi Silabus Agama di Sekolah Malaysia". Dalam berita ini, Mahathir mengatakan terlalu banyaknya pembelajaran agama mengurangi kemampuan siswa dalam mata pelajaran lain yang diperlukan untuk mencari pekerjaan.
    Menurut Mahathir, sistem pendidikan Malaysia saat ini menghasilkan banyak cendekiawan agama atau ulama. Tapi, ketika terlalu banyak ulama, mereka selalu berbeda pendapat satu dengan yang lainnya, dan menyesatkan pengikutnya. Karena alasan itu, Mahathir ingin kurikulum sekolah diubah. Mahathir juga menekankan pentingnya kemahiran dalam bahasa Inggris.

    Kesimpulan


    Berdasarkan pemeriksaan fakta Tempo, klaim bahwa "Mahathir Mohamad menyebut anak Indonesia akan tertinggal dalam sains karena sibuk menghafal ayat dan doa" keliru. Tidak ditemukan sumber resmi maupun berita dari media kredibel yang berisi pernyataan Mahathir bahwa anak Indonesia akan tertinggal dalam sains karena sibuk menghafal ayat dan doa. Justru, ditemukan jejak digital terkait kritik Mahathir tentang sistem pendidikan di negaranya, Malaysia, yang memberikan porsi lebih pada pendidikan agama.
    ZAINAL ISHAQ
    Anda punya data/informasi berbeda, kritik, atau masukan untuk artikel cek fakta ini? Kirimkan ke cekfakta@tempo.co.id

    Rujukan

  • (GFD-2020-8387) Klaim Ini Video Pengusiran FPI Semarang di Tengah Penolakan Safari Rizieq Shihab Menyesatkan

    Sumber: cekfakta.tempo.co
    Tanggal publish: 23/11/2020

    Berita


    Video yang diklaim sebagai video pengusiran Front Pembela Islam atau FPI oleh warga Semarang, Jawa Tengah, viral di media sosial. Video ini beredar seiring dengan munculnya berbagai aksi penolakan terhadap rencana safari dakwah pemimpin FPI, Rizieq Shihab, ke sejumlah daerah di Indonesia.
    Dalam video berdurasi 2 menit 50 detik itu, terlihat seorang pria yang sedang menyampaikan alasan penolakannya terhadap FPI di Semarang. Di pojok kanan atas video itu, terdapat logo Tribun Jateng. Ada pula teks yang tertulis di video tersebut, "FPI Di Usir dari Semarang...."
    Di Facebook, video tersebut dibagikan salah satunya oleh akun Annaz Osing pada 20 November 2020 dengan narasi sebagai berikut: “FPI diusir dari kota Semarang. Semoga kota2 lain segera mengikuti.” Hingga artikel ini dimuat, unggahan itu telah mendapatkan 57 ribu reaksi dan dibagikan 6.400 kali.
    Gambar tangkapan layar unggahan akun Facebook Annaz Osing.

    Hasil Cek Fakta


    Berdasarkan verifikasi Tim CekFakta Tempo, video itu merupakan video lama. Video tersebut telah beredar di internet sejak April 2017 dan tidak terkait dengan munculnya berbagai aksi penolakan terhadap rencana safari dakwah Rizieq Shihab ke sejumlah daerah di Indonesia.
    Untuk memverifikasi klaim dalam unggahan akun Annaz Osing, Tempo mula-mula memfragmentasi video tersebut menjadi sejumlah gambar dengantoolInVID. Selanjutnya, gambar-gambar itu ditelusuri jejak digitalnya denganreverse image toolGoogle.
    Hasilnya, ditemukan bahwa video itu diambil dari video yang pernah ditayangkan oleh kanal YouTube Tribun Jateng pada 13 April 2017. Video itu berjudul “GEGER Ratusan Warga Gagalkan Pembentukan FPI di Kota Semarang”. Video tersebut memperlihatkan dialog antara tokoh FPI Jateng dengan perwakilan organisasi masyarakat (ormas) di Semarang.
    Video itu diambil di sebuah rumah di Kelurahan Bulu Lor, Semarang Utara. Menurut laporan Tribun Jateng, beberapa orang akan meresmikan FPI di Semarang. Namun, puluhan ormas dan warga Semarang menolak, bahkan menggagalkan acara peresmian tersebut.
    Video serupa juga pernah dimuat oleh kanal milik stasiun televisi NET Biro Jawa Tengah pada tanggal yang sama. Dalam keterangan video tersebut, dijelaskan bahwa debat alot mewarnai proses mediasi ormas di Semarang dengan FPI. Selain membentuk Dewan Pimpinan Wilayah Kota Semarang, FPI Jateng berencana menunjuk tujuh pengurus. Massa dari 18 ormas meminta acara tersebut dibubarkan.
    Peristiwa ini juga pernah diberitakan oleh Tempo pada 14 pril 2017. Kepengurusan FPI di Semarang batal dikukuhkan usai sejumlah ormas mendatangi rumah tokoh insiator FPI Semarang, Zaenal Arifin, di Jalan Pergiwati, Semarang.
    Setelah mediasi yang berlangsung panas, pertemuan antara FPI dan perwakilan 15 ormas akhirnya dimediasi oleh kepolisian. “Kami mediasi, sudah tercapai kesepakatan, prinsip tak perlu ada FPI di Semarang, tak perlu dibentuk, lantik, dan kukuhkan,” kata Kepala Porestabes Semarang, Komisaris Besar Abioso Seno Aji, pada 13 April 2017.
    Beberapa ormas yang menolak kehadiran FPI di Semarang  kala itu antara lain Garda Nusantara, Persatuan Alumni (Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI), Garda Nasionalis, Patriot Indonesia, Laskar Nusantara, Banteng Muda Indonesia (BMI), dan Laskar Merah Putih.
    Penolakan safari dakwah Rizieq Shihab
    Rencana safari dakwah Rizieq Shibab ke sejumlah daerah dalam beberapa waktu ke depan menuai penolakan. Massa yang menolak kehadiran pemimpin FPI tersebut antara lain berada di daerah Cianjur, Jawa Barat; Serang, Banten; Medan, Sumatera Utara; Sidoarjo, Jawa Timur; dan Solo, Jawa Tengah.
    Dilansir dari Suara.com, demonstran di Medan menolak kehadiran Rizieq dengan alasan telah menggelar kegiatan dengan pengumpulan massa di Tangerang, Jakarta, dan Bogor. Mereka juga mengecam pernyataan Rizieq yang dinilai sebagai ujaran kebencian dan dapat memecah belah umat. Penolak Rizieq di Medan ini datang dari Front Pembela Pancasila (FPP).
    Di Banten, demonstrasi menolak kedatangan Rizieq dilakukan di Alun-alun Serang. Mereka yang berdemo adalah organisasi sayap Nahdlatul Ulama, Gerakan Pemuda (GP) Ansor dan Barisan Ansor Serbaguna (Banser). Laskar Pendekar Banten Sejati (Lapbas) dan Peguron Jalak Banten juga berdemo.
    Penjabat Sementara (Pjs) Bupati Cianjur, Dudi Sudrajat Abdurachim, juga menyatakan tidak akan mengeluarkan izin untuk kegiatan yang berpotensi menimbulkan kerumunan massa di tengah pandemi Covid-19. Ini termasuk izin keramaian jika Rizieq akan menggelar kegiatan tablig akbar.
    Di Sidoarjo, dilansir dari CNN Indonesia, demonstrasi digelar oleh Aliansi Massa Sidoarjo pada 21 November 2020. Mereka menolak kedatangan Rizieq karena dianggap memecah belah masyarakat. Sementara di Solo, aksi serupa dilakukan oleh Aliansi Warga Kota Solo, juga pada 21 November 2020.

    Kesimpulan


    Berdasarkan pemeriksaan fakta Tempo, klaim bahwa video di atas adalah "video pengusiran FPI oleh warga Semarang, Jateng, di tengah penolakan safari dakwah Rizieq Shihab" menyesatkan. Video tersebut adalah video lama, diambil pada 13 April 2017, yang memperlihatkan penolakan sejumlah ormas di Semarang terhadap pembentukan FPI di kota mereka. Video ini pun tidak terkait dengan munculnya berbagai aksi penolakan terhadap rencana safari dakwah Rizieq ke sejumlah daerah di Indonesia.
    ZAINAL ISHAQ
    Anda punya data/informasi berbeda, kritik, atau masukan untuk artikel cek fakta ini? Kirimkan ke cekfakta@tempo.co.id

    Rujukan

  • (GFD-2020-8386) Tidak Benar Perempuan yang Naik Panser TNI di Dekat Markas FPI Wartawan Detikcom dan Ahoker

    Sumber: cekfakta.tempo.co
    Tanggal publish: 23/11/2020

    Berita


    KLAIM
    Klaim bahwa wartawan Detikcom, Odilia Winneke, berada di atas panser TNI saat konvoi di sekitar markas Front Pembela Islam ( FPI ) di Petamburan, Jakarta, viral di media sosial. Menurut klaim itu, Odilia merupakan seorang Ahoker, sebutan bagi pendukung mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
    Di Twitter, klaim itu dibagikan oleh akun Pagut Irut, @IrutPagut, pada 21 November 2020. Akun ini pun mengunggah foto seorang perempuan berkemeja kotak-kotak berwarna biru-merah yang berada di atas panser TNI. Akun ini menulis, “Wanita di atas panser ini ternyata bernama 'Odilia Winneke' editor Detik.com grup Gramedia. Odilia Winneke Ahoker sejati beragama Kristen.”
    Unggahan akun @IrutPagut itu kemudian dibagikan ulang di Facebook, salah satunya oleh akun Junot Arifan pada 23 November 2020. Hingga artikel ini dimuat, unggahan akun Junot Arifan telah mendapatkan lebih dari 600 reaksi dan 100 komentar serta telah dibagikan lebih dari 250 kali.
    Gambar tangkapan layar unggahan akun Twitter @IrutPagut.

    Hasil Cek Fakta


    Berdasarkan penelusuran Tim CekFakta Tempo, pada 22 November 2020, redaksi Detik.com menerbitkan bantahan terhadap klaim tersebut. Pemimpin Redaksi Detik.com Alfito Deannova Gintings menyatakan informasi itu hoaks. Pasalnya, sehari-hari, Odilia Winneke bekerja sebagai editor di kanal DetikFood di mana kontennya hanya terkait resep makanan dan wisata kuliner.
    “Jadi, tuduhan yang menyebut bahwa yang bersangkutan (Odilia) sampai naik panser untuk membela salah satu kubu politik, itu merupakan tuduhan yang tidak masuk akal," kata Alfito. Selain itu, menurut Alfito, kesalahan lain dalam klaim tersebut adalah Detik.com bagian dari grup Gramedia. Padahal, Detik.com merupakan bagian dari grup Transmedia.
    Menurut Alfito, Detik.com dan karyawannya hanya melaksanakan kegiatan jurnalistik sesuai dengan kaidah yang berlaku, yakni Undang-Undang Pers, kode etik jurnalistik, dan pedoman media siber, atas dasar kebenaran dan keadilan. "Kami tidak akan pernah terlibat dalam politik praktis dan kegiatan-kegiatan turunannya," kata Alfito.
    Lewat pencarian lanjutan di Detik.com, memang tidak ditemukan berita terkait penurunan baliho pemimpin FPI Rizieq Shihab yang ditulis maupun disunting oleh Odilia Winneke. Dalam daftar redaksi Detik.com pun, nama Odilia Winneke tercantum sebagai redaktur pelaksana kanal DetikFood yang mengulas mengenai makanan dan wisata kuliner.
    Odilia juga pernah menulis dua buku kuliner yang diterbitkan oleh PT Gramedia Pustaka Utama. Dua buku itu berjudul "Seri Rahasia Dapur: Mengolah Ayam dan Bebek" serta "Kamus Lengkap Bumbu Indonesia". Dalam biografi singkat di situs Gramedia, Odilia disebut sempat terjun ke bisnis komputer selama beberapa tahun sebelum akhirnya menjadi editor dan wartawan kuliner di sebuah majalah wanita terkemuka selama 13 tahun.
    Kini, Odilia menjadifood stylistbeberapa produk makanan untuk iklan televisi dan media cetak. Ia juga terlibat dalam produksi program memasak di televisi, melakukan uji rasa untuk beberapa produk makanan ternama, serta mengisi kelas memasak. Sejak dua tahun silam, ia menjadi mitra konten untuk kanal kuliner sebuah portal terkemuka di Indonesia. Di sela-sela kesibukannya, ia mengikuti beberapa kursus kuliner serta menulis untuk beberapa media.
    Dikutip dari Pos Kota dan Detik.com, Kepala Penerangan Kodam (Kapendam) Jaya, Letnan Kolonel Arh Herwin Budi Saputra, juga memberikan keterangan bahwa perempuan berkemeja kotak-kotak berwarna biru-merah dalam foto serta video yang beredar tersebut adalah jurnalis, namun bukan jurnalis Detik.com.
    Ada tujuh awak media yang meliput kegiatan penertiban baliho Rizieq Shihab oleh TNI di seluruh jalan protokol, termasuk di sekitar markas FPI di Petamburan, pada 20 November 2020 tersebut. Namun, dari ketujuh awak media itu, tidak satu pun yang berasal dari Detik.com. Menurut dia, tujuh awak media yang menaiki kendaraan tempur TNI ketika itu berasal dari CNN TV, Wartakota, Genpi.com, Antara, Medcom.id, Koran Lampu Hijau, dan Indosiar.

    Kesimpulan


    Berdasarkan pemeriksaan fakta Tempo, klaim bahwa "perempuan yang naik panser TNI di dekat markas FPI di Petamburan, Jakarta, adalah Odilia Winneke, wartawan Detik.com dan Ahoker" keliru. Perempuan berkemeja kotak-kotak berwarna biru-merah dalam foto yang beredar adalah satu dari tujuh jurnalis yang menaiki panser TNI saat meliput kegiatan penertiban baliho Rizieq Shihab di seluruh jalan protokol, termasuk di sekitar markas FPI pada 20 November 2020. Namun, perempuan itu bukan jurnalis Detik.com. Enam jurnalis lainnya pun tidak ada yang berasal dari Detik.com. Selain itu, Odilia merupakan redaktur pelaksana DetikFood yang bertanggung jawab terhadap konten terkait kuliner.
    IKA NINGTYAS
    Anda punya data/informasi berbeda, kritik, atau masukan untuk artikel cek fakta ini? Kirimkan ke cekfakta@tempo.co.id

    Rujukan