• (GFD-2020-8385) Tidak Benar Arab Saudi Tutup Kembali Visa Umrah Karena 13 Jemaah Asal Jabar Positif Covid-19

    Sumber: cekfakta.tempo.co
    Tanggal publish: 20/11/2020

    Berita


    Klaim bahwa pemerintah Arab Saudi kembali menutup visa umrah secara global beredar di media sosial. Menurut klaim itu, ditutupnya kembali visa umrah secara global karena 13 jemaah asal Jawa Barat ditemukan positif terinfeksi virus Corona Covid-19.
    Di Facebook, salah satu akun yang menyebarkan klaim itu adalah akun Jepy, tepatnya pada 18 November 2020. Akun tersebut pun menulis narasi, “13 Jama'ah umrah positif Covid asal jabar lolos Terbang, Saudi Tutup Kembali visa umroh Global."
    Gambar tangkapan layar unggahan akun Facebook Jepy.

    Hasil Cek Fakta


    Jemaah asal Indonesia positif Covid-19
    Berdasarkan arsip berita Tempo pada 11 November 2020, Direktur Bina Umrah dan Haji Khusus Kementerian Agama, Arfi Hatim, mengatakan sebanyak 13 jemaah umrah asal Indonesia terkonfirmasi positif Covid-19 saat menjalani tes swab ulang di Arab Saudi.
    Sebanyak 13 jemaah ini berasal dari dua kloter umrah. Delapan jemaah umrah yang positif Covid-19 berasal dari rombongan kloter pertama. Sementara lima jemaah yang positif Covid-19 berasal dari rombongan kloter kedua. "Di kloter ketiga, alhamdulillah tidak ada yang positif Covid-19," ujar Arfi.
    Dilansir dari Kompas.com, Kepala Bidang Umrah Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umrah Republik Indonesia (Amphuri) Zaky Anshary mengatakan, hingga kini, masih ada 10 jemaah umrah asal Indonesia yang positif Covid-19 di Mekkah, Arab Saudi.
    Menurut Zaky, tiga jemaah telah sembuh dan kini sudah kembali ke Indonesia. "Tiga orang yang positif Covid-19 dalam grup tanggal 1 November sudah pulang tadi malam. Jadi, sekarang yang masih positif tinggal 10 orang jemaah dan masih di Mekkah," kata Zaky pada 17 November 2020.
    Zaky melanjutkan bahwa lima dari 10 jemaah yang positif Covid-19 masih dikarantina di kamar isolasi. Sementara lima lainnya sudah dipindahkan ke kamar biasa. Kamar isolasi, kata Zaky, hanya bisa diisi satu pasien. Sedangkan kamar biasa bisa diisi dua pasien.
    Visa umrah ditutup sementara
    Dilansir dari Kompas.com, pemerintah Arab Saudi memang sempat menghentikan penerbitan visa umrah bagi jemaah asal Indonesia selama tiga hari. Namun, alasannya adalah pembaruan sistem. Penghentian penerbitan visa umrah ini pun hanya bersifat sementara. Penerbitan visa umrah kembali dibuka pada 16 November 2020. Rombongan jemaah umrah yang sedianya berangkat pada 15 November pun dialihkan ke tanggal 22 November.
    Kepala Bidang Umrah Amphuri Zaky Anshary mengatakan penghentian sementara penerbitan visa umrah itu disebabkan oleh adanya pembaruan sistem visa. "Sempat dihentikan dengan alasanupgrade system, grup 15 November dialihkan ke 22 November," ujar Zaky pada 16 November 2020.
    Menteri Agama Fachrul Razi juga mengatakan bahwa kabar yang menyebut pemerintah Arab Saudi menutup akses umrah bagi jemaah Indonesia merupakan hoaks. Ia pun menyatakan, pada 22 November mendatang, bakal ada lagi rombongan jemaah umrah yang berangkat ke Arab Saudi.
    Dikutip dari IDN Times, Zaky juga mengatakan, "Beberapa jam yang lalu per tanggal 17 November 2020, kami dapat informasi kalau visa umrah jemaah Pakistan sudah keluar. Ini menandakan kalau visa umrah tidak ditutup. Insyaallah pada 22 November 2020 akan ada grup umrah dari Indonesia yang akan berangkat," katanya pada 19 November 2020.
    Konsul Jenderal di Jeddah Eko Hartono turut membenarkan bahwa calon jemaah umrah dari Indonesia sudah mendapatkan visa. "Iya, betul, visa umrah untuk Indonesia juga sudah keluar," kata Eko.

    Kesimpulan


    Berdasarkan pemeriksaan fakta Tempo, klaim bahwa "pemerintah Arab Saudi kembali menutup visa umrah secara global akibat 13 jemaah asal Jabar positif Covid-19" keliru. Pemerintah Arab Saudi memang sempat menghentikan penerbitan visa umrah bagi jemaah asal Indonesia. Namun, penghentian ini hanya bersifat sementara. Penghentian penerbitan visa umrah itu pun disebabkan oleh adanya pembaruan sistem, tidak terkait dengan 13 jemaah umrah asal Indonesia yang positif covid-19. Pemerintah Indonesia akan kembali mengirimkan jemaah umrah pada 22 November 2020.
    ZAINAL ISHAQ
    Anda punya data/informasi berbeda, kritik, atau masukan untuk artikel cek fakta ini? Kirimkan ke cekfakta@tempo.co.id

    Rujukan

  • (GFD-2020-8384) Joe Biden Tak Pernah Sebut Orang Kristen Langgar Hak LGBT Hanya dengan Mereka Ada

    Sumber: cekfakta.tempo.co
    Tanggal publish: 20/11/2020

    Berita


    Gambar tangkapan layar sebuah artikel dalam bahasa Inggris yang berisi klaim tentang Presiden Amerika Serikat Terpilih Joe Biden beredar di Facebook. Artikel itu berjudul "Joe Biden Says Bible Believing Christians Violate LGBTQ Rights bu Simply Existing" atau "Joe Biden Mengatakan Orang Kristen Melanggar Hak LGBT Hanya dengan Mereka Ada".
    Artikel itu menyebut, menurut Biden, orang Kristen yang memahami Alkitab secara harfiah melanggar "hak"LGBT dengan mempercayai firman Tuhan. "Dan inilah mengapa khotbah kuno akan segera diklasifikasikan sebagai 'kejahatan rasial'. Karena Liberal tidak tahan. Biden juga mengatakan hak umat Kristiani lebih rendah dari hak LGBT," demikian narasi dalam artikel itu.
    Gambar ini juga disertai dengan tulisan panjang bernarasi serupa dalam bahasa Indonesia. “Menurut Joe Biden, American Bible yang mempercayai orang Kristen yang memahami Alkitab secara harfiah, melanggar 'hak' LGBT dengan percaya pada firman Tuhan. Dan inilah mengapa khotbah kuno akan segera diklasifikasikan sebagai 'kejahatan rasial'," demikian isi paragraf awal tulisan itu.
    Salah satu akun yang membagikan gambar tangkapan layar artikel beserta narasi tersebut adalah akun Echa Irma Suwae, tepatnya pada 18 November 2020. Di bawah tulisan panjang itu, akun ini menulis, "Inilah perkataan seorang calon presiden pemenang pemilu 2020 joe biden. Akan jadi apakah kembali amerika bila pemimpinnya yang menghujat Firman Tuhan..?"
    Gambar tangkapan layar unggahan akun Facebook Echa Irma Suwae.

    Hasil Cek Fakta


    Untuk memverifikasi klaim tersebut, Tim CekFakta Tempo menelusuri informasi terkait dengan memasukkan kata kunci “Joe Biden says Christians violate LGBT rights” di mesin pencari Google. Hasilnya, ditemukan narasi yang sama yang beredar sejak Mei 2015 seperti di blog Facebook End Times Revealed dan blog Wordpress Christianity Times.
    Blog Christianity Times menyebut klaim “Joe Biden says Bible believing Christians violate LGBTQ rights by simply existing” itu berasal dari pernyataan Biden ketika masih menjabat sebagai Wakil Presiden AS saat Hari Internasional Melawan Homofobia dan Transfobia. Disebutkan juga bahwa artikel itu bermula dari tulisan Geoffrey Grider yang terbit di situs Now The End Begins pada 19 Mei 2015.
    Tempo kemudian membandingkan klaim dalam artikel tersebut dengan pernyataan Biden sebenarnya ketika itu. Tempo mendapatkan arsip teks pidato Biden saat Hari Internasional Melawan Homofobia dan Transfobia pada 17 Mei 2015 di situs resmi Obama White House.
    Dalam teks pidato itu, sama sekali tidak ditemukan pernyataan Biden yang menyebut "orang Kristen melanggar hak LGBT hanya dengan mereka ada". Sebaliknya, pernyataan Biden ketika itu justru mendukung hak-hak LGBT untuk mendapatkan kesetaraan dan keadilan.
    Berikut ini isi pidato Biden ketika itu yang telah diterjemahkan dalam bahasa Indonesia:
    Pernyataan Wakil Presiden pada Hari Internasional Melawan Homofobia dan Transfobia
    Ayah saya mengajari gagasan sederhana bahwa setiap orang, di mana pun, berhak diperlakukan dengan hormat dan bermartabat. Dalam hal kaum LGBT, proposisi sederhana itu sangat sulit dicapai selama bertahun-tahun. Namun, dalam dekade terakhir, berkat keberanian luar biasa dari komunitas LGBT dan mereka yang telah memperjuangkan mereka, Amerika Serikat telah membuat kemajuan luar biasa menuju tujuan akhir kesetaraan dalam hukum dan kehidupan. Kemajuan kami masih belum lengkap, tetapi momentumnya telah bergeser ke arah yang benar.
    Kemajuan juga telah dicapai di berbagai tempat di dunia. Namun, di begitu banyak tempat, kehidupan lesbian, gay, biseksual, dan transgender justru semakin memburuk. Di begitu banyak tempat, anggota komunitas LGBT menghadapi kekerasan dengan impunitas, penganiayaan oleh polisi, penolakan layanan kesehatan, atau kutukan agama dan isolasi sosial.
    Mekanisme terbaik untuk menghadapi kebencian ini adalah dengan berbicara mendukung hak asasi manusia universal. Suara yang mendukung harus didengar. Hari ini dan setiap hari, mari kita terus membela hak-hak kaum LGBT, baik dari kota terdekat maupun desa yang jauh. Kita tidak bisa beristirahat sampai setiap orang menerima martabat, rasa hormat, dan perlakuan yang sama di bawah hukum yang pantas diterima semua orang.
    Situs konspirasi
    Menurut situs pemeriksa bias media di AS, Media Bias/Fact Check, situs Now The End Begins yang memuat artikel keliru mengenai Joe Biden dan LGBT tersebut termasuk dalam kategori "Conspiracy-Pseudoscience". Situs yang termasuk dalam kategori ini bisa menerbitkan informasi yang tidak dapat diverifikasi dan tidak selalu didukung oleh bukti.
    Media Bias/Fact Check mengatakan situs tersebut mungkin tidak dapat dipercaya sebagai sumber informasi yang kredibel dan dapat diverifikasi. "Secara keseluruhan, kami menilai Now The End Begins sebagai situs konspirasi sayap kanan ekstrem yang jarang menerbitkan informasi faktual," demikian pernyataan Media Bias/Fact Chek.
    Menurut Media Bias/Fact Check, Now The End Begins didirikan pada 2008 di AS dan menjadi situs sayap kanan ekstrem yang mempromosikan nubuat Alkitab dan teori konspirasi. Situs ini dibuat oleh penulis dan pendeta Geoffrey Grider, yang merupakan penulis artikel mengenai Joe Biden dan LGBT tersebut.

    Kesimpulan


    Berdasarkan pemeriksaan fakta Tempo klaim bahwa "Joe Biden mengatakan orang Kristen melanggar hak LGBT hanya dengan mereka ada" keliru. Klaim ini bermula dari artikel berjudul "Joe Biden says Bible believing Christians violate LGBTQ rights by simply existing" yang diterbitkan oleh situs konspirasi sayap kanan ekstrem AS, Now The End Begins. Isi artikel itu memutarbalikkan fakta dalam pidato Biden saat Hari Internasional Melawan Homofobia dan Transfobia pada pada 17 Mei 2015.
    IKA NINGTYAS
    Anda punya data/informasi berbeda, kritik, atau masukan untuk artikel cek fakta ini? Kirimkan ke cekfakta@tempo.co.id

    Rujukan

  • (GFD-2020-8383) Klaim Ini Video Pembajakan Kapal Feri Batam-Singapura yang Digagalkan TNI AL Menyesatkan

    Sumber: cekfakta.tempo.co
    Tanggal publish: 19/11/2020

    Berita


    Video yang diklaim sebagai video pembajakan kapal feri rute Batam-Singapura yang digagalkan TNI Angkatan Laut beredar di YouTube dan Facebook. Dalam video berdurasi 1 menit 49 detik itu, terlihat pasukan TNI AL yang menangkap seorang pria di atas sebuah kapal. Sejumlah pria lain juga dibekuk.
    Di YouTube, video itu dibagikan oleh kanal Trias TV, tepatnya pada 15 November 2020, dengan judul "Kapal Ferry Batam Singapore Di Rampok dan Di Bajak, TNI Sigap Cepat". Dalam keterangannya, kanal ini menulis, “Kapal ferri Batam Singapore dirampok dan mau dibajak telah diamankan oleh TNI, kepala perampok yang melawan ditembak mati ditempat.”
    Sementara di Facebook, video tersebut diunggah oleh akun Yulinda Wati, yakni pada 17 November 2020. Akun ini menulis narasi, "Bravo TNI.. yang berhasil menangkap pembajak kapal Singapore.."
    Gambar tangkapan layar video unggahan kanal YouTube Trias TV.

    Hasil Cek Fakta


    Untuk memeriksa klaim tersebut, Tim CekFakta Tempo mula-mula memasukkan kata kunci “TNI menangkap pembajak kapal Singapura” ke kolom pencarian YouTube. Dengan cara ini, ditemukan video yang sama yang diunggah oleh kanal Radar Militer, yang di dalamnya tercantum tautan artikel di situs Koranmiliter.com. Dalam artikel ini, terdapat penjelasan bahwa video itu adalah bagian dari simulasi Pangkalan Angkatan Laut (Lanal) Tanjung Balai Karimun pada 12 November 2020.
    Berbekal petunjuk ini, Tempo menelusuri pemberitaan terkait dari media kredibel dengan memasukkan kata kunci "Simulasi Lanal Tanjung Balai Karimun 12 November 2020". Hasilnya, ditemukan berita dari situs milik stasiun televisi iNews, iNews.id, tentang simulasi tersebut. Berita yang dimuat pada 15 November 2020 ini berjudul "Operasi VBSS, Lanal Tanjung Balai Karimun Tembak Mati Perompak".
    Simulasi tersebut juga diberitakan oleh situs Batamnews.co.id pada 12 November 2020 dengan judul "MV Oceanna 17 'Dibajak', Begini Aksi Ganas Tim F1QR Lanal Karimun".
    Simulasi tersebut dimulai dengan adanya tiga perompak yang menyandera seorang penumpang dan mengancam penumpang lainnya di Kapal MV Oceanna 17 tujuan Karimun. Lanal Tanjung Balai Karimun kemudian mengerahkan Tim Visit Board Search and Seizure (VBSS) F1QR untuk misi penyelamatan.
    Tim VBSS sempat terlibat baku tembak dengan perompak. Namun, Tim VBSS akhirnya bisa melumpuhkan pelaku. Menurut Komandan Lanal Tanjung Balai Karimun, Letnan Kolonel Laut (P) Maswedi mengatakan latihan ini merupakan agenda rutin TNI AL setiap enam bulan sekali. Latihan ini bertujuan untuk meningkatkan kesiapsiagaan dalam menjaga keamanan laut.

    Kesimpulan


    Berdasarkan pemeriksaan fakta Tempo, klaim bahwa video di atas adalah "video pembajakan kapal feri rute Batam-Singapura yang digagalkan TNI AL" menyesatkan. Video itu hanya memperlihatkan simulasi penyelamatan kapal dari pembajakan oleh pasukan Pangkalan Angkatan Laut (Lanal) Tanjung Balai Karimun.
    IKA NINGTYAS
    Anda punya data/informasi berbeda, kritik, atau masukan untuk artikel cek fakta ini? Kirimkan ke cekfakta@tempo.co.id

    Rujukan

  • (GFD-2020-8382) Tidak Benar Ini Video Gus Yaqut yang Perintahkan Banser Lawan Rizieq Shihab

    Sumber: cekfakta.tempo.co
    Tanggal publish: 19/11/2020

    Berita


    KLAIM
    Beredar di Facebook video yang diklaim sebagai video ketika Ketua Umum GP Ansor Yaqut Cholil Qoumas alias Gus Yaqut memerintahkan Barisan Ansor Serbaguna (Banser) melawan pemimpin Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab. Video ini menyebar bersamaan dengan beredarnya video ceramah Rizieq saat peringatan Maulid Nabi Muhammad pada 15 November 2020.
    Video tersebut memperlihatkan potongan rekaman orasi Gus Yaqut yang menyinggung kegiatan yang mengatasnamakan pengajian namun berisi pidato yang bisa memecah belah persatuan. Video itu diberi judul "Memalukan! Rizieq Hina Seluruh Umat Islam, Gus Yaqut: Perintahkan Banser Lawan!".
    Salah satu akun yang membagikan video tersebut adalah akun Berita Aktual, tepatnya pada 16 November 2020. Akun ini mengklaim sebagai kanal yang menyuguhkan informasi terbaru. Hingga artikel ini dimuat, video tersebut telah mendapatkan lebih dari 54 ribu reaksi dan 27 ribu komentar serta telah dibagikan lebih dari 6.500 kali.
    Gambar tangkapan layar unggahan akun Facebook Berita Aktual.

    Hasil Cek Fakta


    Untuk memverifikasi klaim di atas, Tim CekFakta Tempo mula-mula memfragmentasi video tersebut menjadi sejumlah gambar dengan toolInVID. Selanjutnya, gambar-gambar itu ditelusuri jejak digitalnya denganreverse image toolGoogle dan Yandex.
    Hasilnya, ditemukan bahwa rekaman orasi Ketua Umum GP Ansor  Yaqut Cholil Qoumas dalam video tersebut adalah rekaman lama, tepatnya pada 18 November 2017 dalam kegiatan Banser di Bogor. Isi orasi itu pun sama sekali tidak terkait dengan ceramah Rizieq Shihab saat peringatan Maulid Nabi Muhammad pada 15 November 2020.
    Dalam video unggahan akun Berita Aktual, potongan rekaman orasi Gus Yaqut muncul di bagian awal, tepatnya pada detik ke-27 hingga ke-42. Isi orasi ini adalah: "Mengatasnamakan pengajian tetapi orang yang pidato di pengajian itu bermaksud untuk memecah belah persatuan kita, sahabat-sahabat sekalian, apa yang harus kita lakukan?"
    Potongan rekaman orasi Gus Yaqut kembali ditampilkan pada menit 1:26 hingga 1:35. Isi orasi itu adalah: “Saya yakin, karena keihklasan sahabat-sahabat sekalian, tidak ada satu pun sejengkal tanah di negara ini yang boleh direbut oleh kelompok-kelompok yang tidak mencintai negeri ini.”
    Video potongan orasi Gus Yaqut tersebut pernah diunggah oleh kanal YouTube Salafy News pada 19 November 2017 dengan judul “Pesan Gus Yaqut dari Garut kepada Kelompok Radikal”. Berikut isi orasi Gus Yaqut dalam video ini:
    “Jika ada kelompok-kelompok yang mengatakan mereka melakukan pengajian tetapi kemudian dibubarkan oleh Banser, katakan kepada mereka tidak ada pengajian yang dibubarkan oleh Banser, tetapi Banser menolak pengajian yang digunakan mereka sebagai alat untuk memecah belah umat Islam yang ada di Indonesia. Mereka hanya mengatasnamakan pengajian tetapi tidak ada pengajian di sana, yang ada hanya orasi-orasi, yang ada hanya upaya-upaya memecah belah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Suatu ketika, sahabat-sahabat sekalian, jika ada seperti kelompok-kelompok ini lagi datang ke Garut mengatasnamakan pengajian tetapi orang yang pidato di pengajian itu bermaksud untuk memecah belah persatuan kita, sahabat-sahabat sekalian apa yang harus kita lakukan?"
    Adapun video utuh orasi Gus Yaqut di alun-alun Kota Bogor tersebut pernah diunggah oleh kanal YouTube Vortable pada 20 November 2017 dengan judul “Pidato Ketum PP GP Ansor, Gus Yaqut dihadapan RIBUAN BANSER GARUT!”.
    Terkait cuplikan-cuplikan lain yang digabungkan dalam video unggahan akun Berita Aktual, berdasarkan penelusuran Tempo, adalah video ceramah Rizieq Shihab pada 15 November 2020 dan video pernyataan Maaher At-Thuwailibi pada 12 November 2020.
    Sementara naskah yang dibacakan oleh pengisi suara dalam video unggahan akun Berita Aktual bersumber dari tiga berita Detik.com pada 16 November 2020, yakni yang berjudul “ GP Ansor Sindir Paradoks Keturunan Nabi Bicara Lonte di Acara Maulid”, “ Golkar Sindir 'Ceramah Lonte' Habib Rizieq: Katanya Revolusi Akhlak”, dan “ Diaz Hendropriyono : Maulid Nabi Diisi Kata Lonte, Habib Rizieq Hina Umat”.

    Kesimpulan


    Berdasarkan pemeriksaan fakta Tempo, klaim bahwa video di atas adalah "video Gus Yaqut yang memerintahkan Banser untuk melawan Rizieq Shihab" keliru. Orasi Gus Yaqut dalam video itu tidak terkait dengan ceramah Rizieq Shihab saat peringatan Maulid Nabi Muhamammad pada 15 November 2020. Rekaman potongan orasi Gus Yaqut dalam video tersebut merupakan rekaman lama, tepatnya pada 18 November 2017 dalam kegiatan Banser di Bogor. Dalam orasi tersebut, Gus Yaqut menyinggung adanya kegiatan yang mengatasnamakan pengajian namun berisi pidato yang bermaksud memecah belah persatuan.
    ZAINAL ISHAQ
    Anda punya data/informasi berbeda, kritik, atau masukan untuk artikel cek fakta ini? Kirimkan ke cekfakta@tempo.co.id

    Rujukan