• (GFD-2021-8512) Sesat, Klaim Cuitan Aa Gym Ini Sindir Anies Soal Banjir Jakarta

    Sumber: cekfakta.tempo.co
    Tanggal publish: 25/02/2021

    Berita


    Gambar tangkapan layar cuitan ulama Abdullah Gymnastiar atau Aa Gym terkait penanganan banjir Jakarta beredar di Facebook pada 9 Februari 2021. Cuitan tersebut dilengkapi dengan foto Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan serta narasi yang berbunyi, "Maksudnya Aa Gym, pemimpin Jakarta yang ini? Ujub takabur (pamer) merasa sudah berbuat banyak."
    Adapun cuitan dari Aa Gym tersebut berbunyi, “Innaalillahi, jakarta banjir lagi, semoga nanti Ada pemimpin jakarta yang rendah hati, tak ujub takabur merasa Sudah banyak berbuat.” Gambar serta narasi itu diunggah oleh akun ini ke grup Facebook Anies Baswedan for Presiden RI. Hingga artikel ini dimuat, unggahan itu telah mendapatkan 23 reaksi dan 42 komentar.
    Gambar tangkapan layar unggahan di Facebook yang memuat klaim menyesatkan terkait cuitan Aa Gym.

    Hasil Cek Fakta


    Berdasarkan penelusuran Tim CekFakta Tempo, cuitan Abdullah Gymnastiar  alias Aa Gym soal penanganan banjir tersebut adalah cuitan lama, yang dibuat pada Februari 2017, sebelum Anies Baswedan dilantik sebagai Gubernur DKI Jakarta. Hal ini didapatkan setelah Tempo memasukkan kata kunci “Jakarta banjir, Aa Gym” di Twitter.
    Lewat cara itu, Tempo mendapatkan petunjuk dari sejumlah unggahan warganet yang menyebarkan cuitan Aa Gym tersebut pada 2018. Cuitan Aa Gym itu disertai dengan gambar tangkapan layar artikel yang dimuat pada 12 Februari 2017 dan berjudul "Jakarta Diguyur Hujan Sejak Pagi, Kampung Pulo Banjir 50 Cm".
    Gambar tangkapan layar cuitan Aa Gym terkait banjir Jakarta pada Februari 2017 yang telah dihapus.
    Melalui penelusuran di Google, diketahui bahwa berita ini dimuat oleh situs media Okezone.com. Berita itu berisi informasi tentang hujan dengan intensitas ringan hingga sedang yang mengguyur Jakarta sejak 12 Februari 2017 pagi yang membuat kawasan padat penduduk Kampung Pulo, Kampung Melayu, dan Jatinegara, Jakarta Timur, diterjang banjir.
    Penelusuran lebih lanjut pun dilakukan dengan tool Advanced Search Twitter untuk mencari cuitan Aa Gym pada 12 Februari 2017 itu. Namun, cuitan tersebut tidak bisa ditemukan lagi.
    Akun Twitter Fadjroel Rachman, yang saat ini menjadi juru bicara Presiden Jokowi, pernah membagikan cuitan Aa Gym tersebut dengan memberikan klarifikasi, "Maaf aa, karena bentuk twit aa seperti ini, beritanya terpotong, orang menyangka ini 2017, padahal foto banjir 2015.”
    Kemudian, pada 14 Februari 2017, Fadjroel kembali menulis di Twitter bahwa cuitan Aa Gym yang menjadi viral tersebut telah dihapus. “Twit @aagym sudah dihapus, mungkin aa menyadari itu twit keliru. hatur nuhun aa. Semoga Indonesia damai & dilindungi Tuhan YME. Aamiin YRA.”
    Pada Februari 2017, posisi Gubernur DKI Jakarta masih dijabat oleh Basuki Tjajaha Purnama alias Ahok. Anies Baswedan baru dilantik sebagai Gubernur DKI Jakarta pada 16 Oktober 2017.

    Kesimpulan


    Berdasarkan pemeriksaan fakta Tempo, klaim bahwa cuitan Aa Gym terkait penanganan banjir Jakarta tersebut menyindir Gubernur DKI Jakarta saat ini, Anies Baswedan, menyesatkan. Cuitan itu memang pernah dibuat oleh Aa Gym pada 12 Februari 2017, sebelum akhirnya dihapus. Namun, pada Februari 2017, posisi Gubernur DKI Jakarta masih dijabat oleh Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
    TIM CEK FAKTA TEMPO
    Anda punya data/informasi berbeda, kritik atau masukan untuk artikel cek fakta ini? Kirimkan ke cekfakta@tempo.co.id

    Rujukan

  • (GFD-2021-8511) Keliru, Klaim Menag Yaqut Tanda Tangan Surat Larangan Salat Jumat

    Sumber: cekfakta.tempo.co
    Tanggal publish: 24/02/2021

    Berita


    Video yang memperlihatkan sejumlah pengurus masjid tengah berdebat dengan jemaah yang hendak melaksanakan salat Jumat beredar di media sosial. Dalam video tersebut, terdapat narasi bahwa Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas telah menandatangani surat larangan salat Jumat.
    Dalam video berdurasi 2 menit 49 detik ini, selain terlihat rekaman sekelompok jemaah yang sedang memprotes peniadaan salat Jumat, terdapat pula foto Menag Yaqut serta foto sebuah surat. Video itu juga berisi tayangan ceramah Ustaz Abdul Somad atau UAS tentang pelaksanaan salat Jumat.
    Di Facebook, video tersebut dibagikan oleh akun ini pada 13 Februari 2021. Akun itu pun menulis narasi sebagai berikut: "Menag Yaqul: Resmi tandatangani atas larangan shalat jum'at." Hingga artikel ini dimuat, unggahan tersebut telah mendapatkan 70 reaksi dan 18 komentar.
    Gambar tangkapan layar unggahan di Facebook yang berisi klaim keliru terkait Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas.

    Hasil Cek Fakta


    Untuk memverifikasi klaim di atas, Tim CekFakta Tempo mula-mula memfragmentasi video tersebut menjadi sejumlah gambar dengan toolInVID. Kemudian, gambar-gambar itu ditelusuri jejak digitalnya denganreverse image toolGoogle. Hasilnya, ditemukan pernyataan resmi dari Kementerian Agama bahwa Menteri Agama  Yaqut Cholil Qoumas tidak pernah menandatangani surat larangan salat Jumat.
    Melalui akun Twitter resminya, Kemenag telah menyatakan bahwa klaim yang menyebut Menag Yaqut telah menandatangani surat larangan salat Jumat tidak benar. “Menag @YaqutCQoumas tidak pernah menandatangani surat larangan salat Jumat. Jadi, info bahwa Menag menandatangani surat larangan salat Jumat adalah tidak benar,” demikian pernyataan Kemenag.
    Terkait video yang memperlihatkan sejumlah jemaah yang memprotes pengurus masjid karena meniadakan salat Jumat, video tersebut pernah diunggah oleh kanal YouTube Tribun Timur pada 20 Maret 2020. Dalam keterangannya, tertulis bahwa protes itu terjadi di Masjid Raya Al Markaz, Timungan Lompoa, Bontoala, Makassar, pada pada 20 Maret 2020 pukul 11.00 WITA.
    Dalam protesnya, seorang jemaah mengatakan bahwa ia menolak tindakan pengurus masjid Al Markaz yang meniadakan salat jumat secara berjamaah. Pengurus masjid sempat menenangkan jemaah tersebut dan mengatakan bahwa mereka hanya melaksanakan imbauan dari pemerintah. Karena terus berdebat, pengurus masjid kemudian meminta jemaah itu pergi karena telah membuat suasana menjadi gaduh.
    Peristiwa dalam video ini terjadi jauh sebelum Yaqut Cholil Qoumas dilantik sebagai Menag. Dikutip dari Kompas.com, Presiden Joko Widodo atau Jokowi menunjuk Yaqut sebagai Menag menggantikan Fachrul Razi pada 22 Desember 2020. Pria yang akrab disapa Gus Yaqut ini kemudian dilantik sebagai Menag keesokan harinya, yakni pada 23 Desember 2020.
    Sementara terkait klaim dalam sebuah cuitan di Twitter, yang juga terlihat dalam video yang beredar, yang berbunyi “Surat Edaran Himbauan Larangan sholat berjamaah & sholat Ju’mat di Kupang NTT”, surat edaran itu ditandatangani oleh Wakil Wali Kota Kupang Hermanus Man, bukan oleh Menag Yaqut, pada 8 Februari 2021. Surat ini berisi permintaan kepada pengurus masjid di Kupang untuk tidak melaksanakan salat berjamah demi mengendalikan penyebaran Covid-19.
    Surat itu diterbitkan berdasarkan Surat Edaran Wali Kota Kupang Nomor 005/HK.188.45.443.1/I/2021 tentang Peningkatan Kewaspadaan dalam Rangka Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) untuk Mengendalikan dan Meminimalkan Penularan Transmisi Lokal Covid-19 di Kota Kupang pada 25 Januari 2021 serta Himbauan Majelis Ulama Indonesia Provinsi Nusa Tentara Timur Nomor 298/DP-P/MUINTT/II/2021 pada 8 Februari 2021.
    Dilansir dari Media Indonesia, pada 9 Februari 2021, Pemerintah Kota Kupang, NTT, pun memperpanjang aturan PPKM selama dua pekan. Keputusan ini diambil karena kasus harian Covid-19 di Kupang terus melonjak, kendati angka kesembuhan pasien Covid-19 naik dari 39,3 persen menjadi 57,6 persen selama PPKM tahap pertama pada 13 Januari-9 Februari 2021.

    Kesimpulan


    Berdasarkan pemeriksaan fakta Tempo, klaim dalam video di atas, bahwa Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas menandatangani surat larangan salat Jumat, keliru. Kemenag telah menyatakan bahwa Menag Yaqut tidak pernah menandatangani surat larangan salat Jumat. Terkait cuitan soal surat edaran yang meminta pengurus masjid meniadakan salat berjamaah yang terlihat dalam video tersebut, surat itu tidak ditandatangani oleh Yaqut, melainkan Wakil Wali Kota Kupang Hermanus Man.
    TIM CEK FAKTA TEMPO
    Anda punya data/informasi berbeda, kritik atau masukan untuk artikel cek fakta ini? Kirimkan ke cekfakta@tempo.co.id

    Rujukan

  • (GFD-2021-8510) Keliru, Klaim Ini Video Terowongan Tol Cisumdawu yang Banjir padahal Belum Beroperasi

    Sumber: cekfakta.tempo.co
    Tanggal publish: 24/02/2021

    Berita


    Video yang memperlihatkan sebuah terowongan yang terkena derasnya aliran banjir beredar di media sosial. Menurut klaim yang menyertai video ini, terowongan tersebut adalah terowongan tol Cisumdawu  (Cileunyi-Sumedang-Dawuan), Jawa Barat, yang terkena banjir, padahal kini belum beroperasi.
    Dalam video itu, terlihat bahwa terowongan ini terletak di wilayah perbukitan. Banjir mengalir dari bagian atas terowongan dan jatuh ke jalan yang berada di bawah terowongan. Di sisi kiri jalan yang mengarah ke terowongan, terlihat pula banjir yang mengalir dari atas perbukitan.
    Di Facebook, salah satu akun yang membagikan video berdurasi 14 detik itu adalah akun ini, tepatnya pada 10 Februari 2021. Akun tersebut menulis, "Ngerih!! Terowongan Tol CISUMDAWU TUNNEL PROJECT Cileunyi Sumedang Dawuan Belum Juga Operasional Sudah Banjir."
    Gambar tangkapan layar unggahan di Facebook yang memuat klaim keliru terkait video terowongan yang diunggahnya.

    Hasil Cek Fakta


    Untuk memverifikasi klaim di atas, Tim CekFakta Tempo mula-mula memfragmentasi video tersebut menjadi sejumlah gambar dengan toolInVID. Selanjutnya, gambar-gambar itu ditelusuri denganreverse image toolYandex dan Google. Hasilnya, ditemukan bahwa banjir dalam video tersebut terjadi di terowongan yang berada di Wadi Al Helo, Uni Emirat Arab, bukan di terowongan tol Cisumdawu, Jawa Barat.
    Video yang identik pernah diunggah oleh kanal YouTube King Afraz pada 11 November 2018. Video itu diberi judul “November 11, 2018(4)”. Dalam keterangan videonya, kanal YouTube  King Afraz menulis bahwa banjir tersebut terjadi di Arab Saudi. Video yang sama juga pernah diunggah oleh kanal Outpack TV pada 21 November 2018. Video ini diberi judul “Sarumaiz Jeddah at Saudi Arab”.
    Video lainnya yang diambil dari lokasi yang identik pun pernah diunggah oleh akun Twitter @mzinelsawari pada 1 Oktober 2020. Namun, akun ini menyebut bahwa terowongan yang terlihat dalam video itu berada di Sweet Valley, nama lain dari Wadi Al Helo, yang terletak di Sharjah, Uni Emirat Arab.
    Berbekal petunjuk lokasi tersebut, Tempo menelusuri titik terowongan Wadi Al Helo di Google Maps. Hasilnya, ditemukan bahwa terowongan itu memang merupakan terowongan Wadi Al Helo yang terletak di Sharjah, Uni Emirat Arab. Lewat Google Street View, terlihat kesamaan antara bentuk terowongan tersebut dengan terowongan yang tampak dalam video yang beredar.
    Kesamaan bentuk terowongan di Wadi Al Helo dalam Google Street View (atas) dan terowongan dalam video yang beredar (bawah).
    Tempo kemudian menelusuri pemberitaan tentang banjir yang terjadi di Wadi Al Helo pada 2018. Dikutip dari situs media Uni Emirat Arab, Al Bayan, pada 28 Oktober 2018, polisi Sharjah memang mengumumkan penutupan Jalan Wadi Al Helo karena banjir. Polisi meminta warga menjauh dari tempat-tempat mengalirnya air di lembah maupun bendungan karena sangat berbahaya selama musim hujan.
    Dikutip dari Gulf News, terowongan Kalba-Wadi Al Helo diresmikan oleh Anggota Dewan Tertinggi dan Penguasa Sharjah, Sheikh Sultan bin Mohammed Al Qasimi, pada 16 Februari 2003. Terletak di puncak gunung tertinggi di Kalba, terowongan sepanjang 1.280 meter itu dibuka untuk kendaraan pada ahir Februari 2003. Terowongan ini dibangun untuk mengurangi kemacetan di jalan Sharjah-Kalba. Terowongan itu menghubungkan Wadi Al Helo dan Kalba.
    Tol Cisumdawu
    Foto-foto terowongan tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan (Cisumdawu), Jawa Barat, pernah dimuat oleh Liputan6.com pada 5 September 2019 dalam artikelnya yang berjudul “Intip Penampakan Terowongan Tol Terpanjang di Indonesia”. Dari foto-foto tersebut, terlihat beberapa perbedaan antara terowongan tol Cisumdawu dengan terowongan Wadi Al Helo, seperti kontur wilayah perbukitan di sekelilingnya serta desain terowongan, di mana tol Cisumdawu memiliki dua terowongan.
    Dilansir dari Kompas.com pada 17 Februari 2021, pembangunan tol Cisumdawu ditargetkan selesai pada akhir 2021. Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional DKI Jakarta-Jabar Hari Suko Setiono mengatakan, untuk merealisasikan target tersebut, Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat telah meminta Pemerintah Kabupaten Sumedang untuk membantu dalam proses percepatan penyelesaian pembebasan lahan.

    Kesimpulan


    Berdasarkan pemeriksaan fakta Tempo, klaim bahwa video tersebut adalah video terowongan tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan (Cisumdawu) yang banjir padahal belum beroperasi, keliru. Terowongan dalam video tersebut adalah terowongan Wadi Al Helo yang berada di Sharjah, Uni Emirat Arab, bukan terowongan tol Cisumdawu yang terletak di Jawa Barat. Video banjirnya terowongan itu setidaknya telah beredar sejak November 2018.
    TIM CEK FAKTA TEMPO
    Anda punya data/informasi berbeda, kritik atau masukan untuk artikel cek fakta ini? Kirimkan ke cekfakta@tempo.co.id

    Rujukan

  • (GFD-2021-8509) Keliru, Kematian Covid-19 Irlandia Turun karena Polisi Dilibatkan dalam Pelaporan Kasus

    Sumber: cekfakta.tempo.co
    Tanggal publish: 23/02/2021

    Berita


    Klaim bahwa jumlah kematian akibat Covid-19 di Irlandia turun karena adanya keterlibatan polisi beredar di Instagram. Menurut klaim itu, angka kematian turun usai petugas koroner dan dokter diberi surat peringatan yang ditembuskan ke polisi bahwa kesalahan dalam pelaporan kematian pasien sebagai Covid-19 adalah kejahatan serius.
    Narasi tersebut terdapat dalam gambar tangkapan layar sebuah cuitan di Twitter. Cuitan itu berbunyi: "Kematian akibat Covid-19 di Irlandia turun dari sekitar 1.700 menjadi 92 kematian, dengan menyurati petugas koroner dan dokter serta mengirimkan salinannya ke polisi untuk memperingatkan bahwa kesalahan dalam pelaporan kematian sebagai Covid-19 adalah kejahatan serius."
    Gambar tangkapan layar itu kemudian dibagikan oleh akun Instagram ini pada 18 Februari 2021. Akun tersebut pun menulis, "Seandainya Indonesia bisa menerapkan cara yang sama dengan Irlandia." Hingga artikel ini dimuat, unggahan tersebut telah disukai lebih dari 8 ribu kali.
    Gambar tangkapan layar unggahan di Instagram yang berisi klaim keliru terkait turunnya angka kematian akibat Covid-19 di Irlandia

    Hasil Cek Fakta


    Berdasarkan penelusuran Tim CekFakta Tempo, cuitan dalam gambar tangkapan layar tersebut diunggah pada 2 Februari 2021. Cuitan itu juga menyertakan tautan video yang berasal dari YouTube. Namun, saat ini, video tersebut telah dihapus karena melanggar persyaratan layanan YouTube. Tempo pun menelusuri data jumlah kasus dan upaya penanganan Covid-19 di Irlandia melalui sejumlah situs resmi dan media di negara tersebut.
    Hasilnya, ditemukan bahwa, pada 2 Februari, tanggal cuitan itu dibuat, jumlah kematian akibat Covid-19 di Irlandia mencapai 101 orang, menurut laporan Tim Darurat Kesehatan Masyarakat Nasional (NPHET). Menurut berita di situs media Irlandia Irish Time, angka ini justru menjadi angka kematian harian tertinggi yang dilaporkan di Irlandia sejak pandemi Covid-19 melanda negara tersebut.
    Jumlah ini mencakup kematian yang terjadi pada Januari tapi baru dikonfirmasi kepada pihak berwenang pada 2 Februari. NPHET mengatakan 83 kematian terjadi pada Januari dan 18 kematian terjadi pada Februari. Per 2 Februari, jumlah kematian akibat Covid-19 di Irlandia mencapai 3.418 orang. Kepala petugas medis Tony Holohan mengatakan tingginya angka kematian tersebut terkait dengan lonjakan infeksi beberapa minggu sebelumnya.
    Kantor berita Reuters juga melaporkan hal yang sama. Jumlah kematian tertinggi di Irlandia pada 2 Februari itu melebihi rekor sebelumnya, yakni 93 kematian pada 19 Januari. Tingkat kematian yang tinggi tersebut mengikuti peningkatan infeksi Covid-19 yang tajam pada Januari, menyusul pelonggaran tindakan kesehatan masyarakat selama Natal.
    Situs Worldometer pun melaporkan angka kematian akibat Covid-19 di Irlandia meningkat sejak pertengahan Januari hingga Februari 2021, sebagaimana terlihat dalam gambar di bawah.
    Angka kematian harian akibat Covid-19 di Irlandia. Sumber: Worldometer
    Dengan meningkatnya jumlah kasus Covid-19 sejak akhir tahun lalu, seperti dikutip dari Irish Time, pemerintah Irlandia memberlakukan kembali karantina wilayah yang ketiga sejak Desember 2020 hingga akhir Januari 2021. Semua toko ritel non-esensial ditutup, pertemuan sosial atau kunjungan ke rumah-rumah juga tidak lagi diizinkan.
    Masyarakat diminta untuk tinggal di rumah dan tidak bepergian melebihi batas 5 kilometer dari kediamannya. Lokasi olah raga dalam dan luar ruangan, seperti pusat kebugaran serta tenis dan golf, juga tidak akan diizinkan. Menurut laporan situs media Irlandia  Irish Mirror, karantina wilayah di Irlandia kemudian diperpanjang hingga 5 Maret 2021.
    Terkait klaim soal keterlibatan polisi, Tempo menelusuri informasi resmi atau pun pemberitaan mengenai hal tersebut. Namun, hingga kini, tidak ditemukan penjelasan bahwa pemerintah Irlandia melibatkan polisi untuk memperingatkan petugas koroner dan dokter bahwa kesalahan dalam pelaporan kematian pasien sebagai Covid-19 adalah kejahatan serius.

    Kesimpulan


    Berdasarkan pemeriksaan fakta Tempo, klaim jumlah kematian akibat Covid-19 di Irlandia turun karena adanya keterlibatan polisi, keliru. Menurut laporan dari sejumlah sumber, jumlah kematian akibat Covid-19 di Irlandia justru meningkat sejak Desember 2020 hingga Februari 2021.
    TIM CEK FAKTA TEMPO
    Anda punya data/informasi berbeda, kritik atau masukan untuk artikel cek fakta ini? Kirimkan ke cekfakta@tempo.co.id

    Rujukan