Yang bisa tangkap gambar
Mimin akan kash CRF + 15jt
Tanpa diundi & Tanpa Ongkir
(GFD-2023-14599) [SALAH] Honda Berbagi Motor dan Uang 15 Juta
Sumber: Tiktok.comTanggal publish: 19/12/2023
Berita
Hasil Cek Fakta
Ditemukan sebuah akun Tiktok yang bernama @pt.honda_berbagi mengunggah video yang berisi narasi bahwa ia akan membagikan sebuah motor CRF dan uang sebesar 15 juta untuk siapa saja yang berhasil menangkap gambar yang bergerak cepat pada posisi yang tepat.
Video tersebut sudah mencapai 4 juta penonton dan dibagikan sebanyak 80 ribu kali. Kemudian pada bio akun tersebut juga tertera sebuah link Whatsapp yang dapat dicurigai digunakan untuk melakukan penipuan lebih lanjut.
Nama akun resmi dari PT Astra Honda Motor sendiri adalah @welovehonda dan di akun tersebut juga tidak disebutkan jika Honda sedang melakukan giveaway sebuah motor dan uang 15 juta rupiah di Tiktok.
Video tersebut sudah mencapai 4 juta penonton dan dibagikan sebanyak 80 ribu kali. Kemudian pada bio akun tersebut juga tertera sebuah link Whatsapp yang dapat dicurigai digunakan untuk melakukan penipuan lebih lanjut.
Nama akun resmi dari PT Astra Honda Motor sendiri adalah @welovehonda dan di akun tersebut juga tidak disebutkan jika Honda sedang melakukan giveaway sebuah motor dan uang 15 juta rupiah di Tiktok.
Kesimpulan
Tidak benar bahwa Honda Indonesia memberikan hadiah motor dan uang jutaan rupiah di Tiktok, akun yang mengatasnamakan Honda tersebut dapat diindikasi sebagai akun penipuan.
Rujukan
(GFD-2023-14598) CEK FAKTA: Jubir Timnas Amin Sebut Orde Baru Subsidi Biaya Pendidikan Tinggi hingga 90 Persen
Sumber: kompas.comTanggal publish: 18/12/2023
Berita
KOMPAS.com - Pasangan calon presiden dan wakil presiden Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (Amin) berjanji akan menaikkan subsidi biaya kuliah di perguruan tinggi negeri.
Seperti diberitakan Tempo.co, hal tersebut disampaikan Dewan Pakar sekaligus Juru Bicara Tim Nasional Amin, Sulfikar Amir, di Semarang, Jawa Tengah, pada 4 Desember 2023.
Menurut Sulfikar, saat ini biaya pendidikan tinggi cukup mahal dan hanya bisa diakses oleh kalangan tertentu saja.
"Menaikan subsidi sehingga biaya kuliah bisa ditekan paling tidak jadi sepertiga dari yang dikenakan sekarang," kata Sulfikar.
Ia mengatakan, janji itu bisa direalisasikan karena pernah diterapkan pada masa Orde Baru di bawah kepemimpinan Presiden Soeharto.
Saat itu, kata Sulfikar, pemerintah mengeluarkan subsidi biaya pendidikan tinggi hingga 90 persen.
Dosen Ilmu Pendidikan di Universitas Muhammadiyah Parepare, Andi Hasdiansyah mengatakan, aturan hukum terkait pendidikan nasional pada masa Orde Baru tidak mengatur mengenai subsidi 90 persen.
Adapun aturan hukum yang dimaksud adalah Undang-Undang Nomor 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
"Tidak pula ditemukan adanya dokumen atau artikel yang menyebut secara rinci subsidi 90 persen selama masa Orde Baru," kata Hasdiansyah, pada 15 Desember 2023.
Menurut Hasdiansyah, pada era tersebut, beberapa program subsidi pendidikan memang diberikan, tetapi jumlah rata-ratanya tidak mencapai 10 persen.
Sementara pada akhir masa Orde Baru, yaitu 1997 sampai 1998, subsidi pendidikan yang diberikan hanya sebesar 4,5 persen.
***
Artikel ini merupakan hasil kolaborasi program Panel Ahli Cek Fakta The Conversation Indonesia bersama Kompas.com dan Tempo.co, didukung oleh Aliansi Jurnalis Independen (AJI).
Seperti diberitakan Tempo.co, hal tersebut disampaikan Dewan Pakar sekaligus Juru Bicara Tim Nasional Amin, Sulfikar Amir, di Semarang, Jawa Tengah, pada 4 Desember 2023.
Menurut Sulfikar, saat ini biaya pendidikan tinggi cukup mahal dan hanya bisa diakses oleh kalangan tertentu saja.
"Menaikan subsidi sehingga biaya kuliah bisa ditekan paling tidak jadi sepertiga dari yang dikenakan sekarang," kata Sulfikar.
Ia mengatakan, janji itu bisa direalisasikan karena pernah diterapkan pada masa Orde Baru di bawah kepemimpinan Presiden Soeharto.
Saat itu, kata Sulfikar, pemerintah mengeluarkan subsidi biaya pendidikan tinggi hingga 90 persen.
Dosen Ilmu Pendidikan di Universitas Muhammadiyah Parepare, Andi Hasdiansyah mengatakan, aturan hukum terkait pendidikan nasional pada masa Orde Baru tidak mengatur mengenai subsidi 90 persen.
Adapun aturan hukum yang dimaksud adalah Undang-Undang Nomor 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
"Tidak pula ditemukan adanya dokumen atau artikel yang menyebut secara rinci subsidi 90 persen selama masa Orde Baru," kata Hasdiansyah, pada 15 Desember 2023.
Menurut Hasdiansyah, pada era tersebut, beberapa program subsidi pendidikan memang diberikan, tetapi jumlah rata-ratanya tidak mencapai 10 persen.
Sementara pada akhir masa Orde Baru, yaitu 1997 sampai 1998, subsidi pendidikan yang diberikan hanya sebesar 4,5 persen.
***
Artikel ini merupakan hasil kolaborasi program Panel Ahli Cek Fakta The Conversation Indonesia bersama Kompas.com dan Tempo.co, didukung oleh Aliansi Jurnalis Independen (AJI).
Hasil Cek Fakta
Rujukan
(GFD-2023-14597) [HOAKS] Manipulasi KTP dan NPWP Ganda pada Pemilu 2024
Sumber: kompas.comTanggal publish: 18/12/2023
Berita
KOMPAS.com - Beredar narasi di media sosial mengenai keberadaan kartu tanda penduduk (KTP) dan nomor pokok wajib pajak (NPWP) ganda sebagai bentuk kecurangan dalam Pemilihan Umum atau Pemilu 2024.
Narasi yang beredar menyebutkan, ada satu warga China yang ketahuan memiliki tiga KTP, serta menjadi bukti kecurangan.
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi itu tidak benar atau hoaks.
Informasi soal keberadaan KTP dan NPWP ganda sebagai bentuk kecurangan Pemilu 2024, disebarkan oleh akun Facebook ini, ini, ini, ini, dan ini.
Berikut narasi yang ditulis salah satu akun pada Minggu (16/12/2023):
PARAAAAAHHH !!!!! Kantor Disdukcapil, KPU dan China Taipan SUDAH BEKERJA SAMA untuk pemenangan salah satu CAPRES!? 1 orang keturunan China punya 3 KTP dan 3 Kartu NPWP, Mohon di VIRALKAN !!!!!
KTP dan NPWP yang ditampilkan di media sosial telah beredar di media sosial setidaknya sejak 2017.
Tampak tiga KTP dengan foto sama dan tiga NPWP dengan nama yang sama dengan KTP.
Berdasarkan hasil penelusuran gambar di TinEye, gambar KTP dan NPWP yang beredar berhubungan dengan sejumlah artikel media.
Foto yang beredar pertama kali disebarkan oleh akun Twitter Andi Arief pada 6 Februari 2017.
Dilansir Kompas.com, Kapolda Metro Jaya saat itu, Irjen Mochamad Iriawan mengatakan, keberadaan KTP palsu diduga dimanfaatkan untuk kejahatan ekonomi. Tidak ada kaitannya Pilkada yang akan dilaksanakan tahun itu.
Sebelumnya, anggota Bea Cukai Bandara Soekarno-Hatta menemukan paket FedEx berupa 36 lembar KTP, 32 lembar NPWP, satu buku tabungan, dan satu buah kartu ATM.
Kadiv Humas Polri Irjen Boy Rafli Amar mengimbau agar masyarakat jangan terprovokasi temuan KTP palsu dari Kamboja, menjelang pencoblosan Pilkada DKI Jakarta pada 15 Februari 2017.
"Kita perlu ingatkan ke masyarakat perlu waspada tentang info-info yang belum tentu benar, karena jelang pilkada tanggal 15 ini semua macam-macam berita untuk menyesatkan untuk buat masyarakat resah agar masyarakat emosi dan sebagainya," ujar Boy, 10 Februari 2017, dilansir Kompas.com.
Narasi yang beredar menyebutkan, ada satu warga China yang ketahuan memiliki tiga KTP, serta menjadi bukti kecurangan.
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi itu tidak benar atau hoaks.
Informasi soal keberadaan KTP dan NPWP ganda sebagai bentuk kecurangan Pemilu 2024, disebarkan oleh akun Facebook ini, ini, ini, ini, dan ini.
Berikut narasi yang ditulis salah satu akun pada Minggu (16/12/2023):
PARAAAAAHHH !!!!! Kantor Disdukcapil, KPU dan China Taipan SUDAH BEKERJA SAMA untuk pemenangan salah satu CAPRES!? 1 orang keturunan China punya 3 KTP dan 3 Kartu NPWP, Mohon di VIRALKAN !!!!!
KTP dan NPWP yang ditampilkan di media sosial telah beredar di media sosial setidaknya sejak 2017.
Tampak tiga KTP dengan foto sama dan tiga NPWP dengan nama yang sama dengan KTP.
Berdasarkan hasil penelusuran gambar di TinEye, gambar KTP dan NPWP yang beredar berhubungan dengan sejumlah artikel media.
Foto yang beredar pertama kali disebarkan oleh akun Twitter Andi Arief pada 6 Februari 2017.
Dilansir Kompas.com, Kapolda Metro Jaya saat itu, Irjen Mochamad Iriawan mengatakan, keberadaan KTP palsu diduga dimanfaatkan untuk kejahatan ekonomi. Tidak ada kaitannya Pilkada yang akan dilaksanakan tahun itu.
Sebelumnya, anggota Bea Cukai Bandara Soekarno-Hatta menemukan paket FedEx berupa 36 lembar KTP, 32 lembar NPWP, satu buku tabungan, dan satu buah kartu ATM.
Kadiv Humas Polri Irjen Boy Rafli Amar mengimbau agar masyarakat jangan terprovokasi temuan KTP palsu dari Kamboja, menjelang pencoblosan Pilkada DKI Jakarta pada 15 Februari 2017.
"Kita perlu ingatkan ke masyarakat perlu waspada tentang info-info yang belum tentu benar, karena jelang pilkada tanggal 15 ini semua macam-macam berita untuk menyesatkan untuk buat masyarakat resah agar masyarakat emosi dan sebagainya," ujar Boy, 10 Februari 2017, dilansir Kompas.com.
Hasil Cek Fakta
Kesimpulan
Narasi soal keberadaan KTP dan NPWP ganda sebagai bentuk kecurangan Pemilu 2024 merupakan hoaks.
KTP dan NPWP yang beredar merupakan temuan pada 2017 yang diduga dimanfaatkan untuk kejahatan ekonomi. Temuan itu tidak ada kaitannya dengan pemilu.
KTP dan NPWP yang beredar merupakan temuan pada 2017 yang diduga dimanfaatkan untuk kejahatan ekonomi. Temuan itu tidak ada kaitannya dengan pemilu.
Rujukan
- https://www.facebook.com/photo/?fbid=1559347058232010&set=a.102661220567275
- https://www.facebook.com/mujahidmujahidah.mujahidmujahidah.1/videos/1384335205510060
- https://www.facebook.com/photo/?fbid=901136181344294&set=a.117710416353545
- https://www.facebook.com/photo/?fbid=998607964681446&set=a.770196397522605
- https://www.facebook.com/photo?fbid=273361938911760&set=gm.1043305703350801&idorvanity=628234268191282
- https://tineye.com/search/eb62a1ce862954fc9bb4de51f4af67a4e87fb5b9?sort=crawl_date&order=asc&page=1
- https://www.bbc.com/indonesia/indonesia-38915938
- https://megapolitan.kompas.com/read/2017/02/13/16250461/kapolda.metro.jaya.sebut.e-ktp.palsu.dari.kamboja.tak.terkait.pilkada
- https://megapolitan.kompas.com/read/2017/02/10/16223811/soal.ktp.dari.kamboja.polri.minta.masyarakat.tak.terprovokasi
- https://t.me/kompascomupdate
(GFD-2023-14596) [HOAKS] Gibran Dicoret KPU sebagai Cawapres karena Gestur Provokasi Saat Debat Capres
Sumber: kompas.comTanggal publish: 18/12/2023
Berita
KOMPAS.com - Sebuah unggahan di media sosial mengeklaim Komisi Pemilihan Umum (KPU) mencoret calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 2 Gibran Rakabuming Raka.
Dalam unggahan disebutkan, Gibran dicoret karena gestur provokasi saat debat pertama Pemilihan Presiden atau Pilpres 2024, Selasa (12/12/2023).
Namun, setelah ditelusuri narasi tersebut tidak benar atau hoaks.
Adapun gestur provokasi Gibran pada debat pertama Pilpres 2024 memang jadi sorotan publik. Dalam video, Gibran berdiri dari kursi dan memancing pendukung agar bersorak lebih keras saat debat berlangsung.
Hal itu dilakukan Gibran saat capresnya, Prabowo Subianto menjawab pertanyaan capres nomor urut 1, Anies Baswedan soal putusan Mahkamah Konstitusi (MK) terkait batas usia capres-cawapres.
Narasi yang mengeklaim KPU mencoret Gibran karena gestur provokasi saat debat pertama Pilpres 2024 muncul di Facebook, salah satunya dibagikan oleh akun ini.
Akun tersebut membagikan sebuah video berdurasi 8 menit 21 detik pada 16 Desember 2023 dengan judul:
K?Pok!! Kpu C0r€T Gibran Imbas Terbukti Pr0v0k?Si Jadi Pemandu Sor?K Saat Debat Cpres.
Kemudian, dalam thumbnail video terdapat gambar sejumlah orang sedang melakukan rapat. Gambar tersebut diberi keterangan:
BREAKING NEWS
KPU SAH CORET GIBRAN
TERBUKTI PROVOKASI JADI PEMANDU SORAK SAAR DEBAT CAPRES
Dalam unggahan disebutkan, Gibran dicoret karena gestur provokasi saat debat pertama Pemilihan Presiden atau Pilpres 2024, Selasa (12/12/2023).
Namun, setelah ditelusuri narasi tersebut tidak benar atau hoaks.
Adapun gestur provokasi Gibran pada debat pertama Pilpres 2024 memang jadi sorotan publik. Dalam video, Gibran berdiri dari kursi dan memancing pendukung agar bersorak lebih keras saat debat berlangsung.
Hal itu dilakukan Gibran saat capresnya, Prabowo Subianto menjawab pertanyaan capres nomor urut 1, Anies Baswedan soal putusan Mahkamah Konstitusi (MK) terkait batas usia capres-cawapres.
Narasi yang mengeklaim KPU mencoret Gibran karena gestur provokasi saat debat pertama Pilpres 2024 muncul di Facebook, salah satunya dibagikan oleh akun ini.
Akun tersebut membagikan sebuah video berdurasi 8 menit 21 detik pada 16 Desember 2023 dengan judul:
K?Pok!! Kpu C0r€T Gibran Imbas Terbukti Pr0v0k?Si Jadi Pemandu Sor?K Saat Debat Cpres.
Kemudian, dalam thumbnail video terdapat gambar sejumlah orang sedang melakukan rapat. Gambar tersebut diberi keterangan:
BREAKING NEWS
KPU SAH CORET GIBRAN
TERBUKTI PROVOKASI JADI PEMANDU SORAK SAAR DEBAT CAPRES
Hasil Cek Fakta
Tim Cek Fakta Kompas.com menelusuri gambar di thumbnail video yang memperlihatkan sejumlah orang sedang rapat. Hasilnya gambar tersebut identik dengan yang ada di laman Antara ini.
Dalam keterangannya gambar tersebut tidak terkait dengan narasi Gibran dicoret sebagai cawapres. Gambar itu adalah momen ketika KPU melakukan uji publik tiga peraturan KPU (PKPU) untuk Pemilu 2024, Senin (4/9/2023).
Setelah disimak sampai tuntas tidak ditemukan informasi Gibran dicoret KPU karena gerakan provokasi saat debat pertama Pilpres 2024.
Narator video hanya membacakan artikel di laman Tempo.co ini, yang berjudul “Tegur Gibran karena Gestur Bersorak di Saat Debat Capres, KPU: Perilaku Itu Tidak Boleh”.
Artikel tersebut memuat pernyataan Ketua KPU Hasyim Asy'ari yang mengatakan pihaknya menegur perilaku Gibran yang menunjukkan gestur bersorak saat debat pertama Pilpres 2024 berlangsung.
Menurut Hasyim, selain memberi teguran kepada Gibran, KPU juga menjadikan hal itu sebagai evaluasi untuk pelaksanaan debat berikutnya.
Sementara, beberapa klip dalam video juga tidak terkait dengan narasi Gibran dicoret KPU karena gestur provokasi.
Salah satu klip pada awal video yang menampilkan Komisioner KPU, Agus Mellaz identik dengan yang ada di kanal YouTube Kompas.com ini.
Dalam video, Agus menuturkan, KPU menegur Gibran terkait aksinya yang menjadi pemandu sorak saat debat capres pertama Pilpres 2024, Selasa (12/12/2023).
Kendati begitu, sampai saat ini tidak ditemukan informasi valid KPU mencoret Gibran sebagai cawapres karena aksinya itu. Sehingga, narasi yang beredar di media sosial dipastikan hoaks.
Dalam keterangannya gambar tersebut tidak terkait dengan narasi Gibran dicoret sebagai cawapres. Gambar itu adalah momen ketika KPU melakukan uji publik tiga peraturan KPU (PKPU) untuk Pemilu 2024, Senin (4/9/2023).
Setelah disimak sampai tuntas tidak ditemukan informasi Gibran dicoret KPU karena gerakan provokasi saat debat pertama Pilpres 2024.
Narator video hanya membacakan artikel di laman Tempo.co ini, yang berjudul “Tegur Gibran karena Gestur Bersorak di Saat Debat Capres, KPU: Perilaku Itu Tidak Boleh”.
Artikel tersebut memuat pernyataan Ketua KPU Hasyim Asy'ari yang mengatakan pihaknya menegur perilaku Gibran yang menunjukkan gestur bersorak saat debat pertama Pilpres 2024 berlangsung.
Menurut Hasyim, selain memberi teguran kepada Gibran, KPU juga menjadikan hal itu sebagai evaluasi untuk pelaksanaan debat berikutnya.
Sementara, beberapa klip dalam video juga tidak terkait dengan narasi Gibran dicoret KPU karena gestur provokasi.
Salah satu klip pada awal video yang menampilkan Komisioner KPU, Agus Mellaz identik dengan yang ada di kanal YouTube Kompas.com ini.
Dalam video, Agus menuturkan, KPU menegur Gibran terkait aksinya yang menjadi pemandu sorak saat debat capres pertama Pilpres 2024, Selasa (12/12/2023).
Kendati begitu, sampai saat ini tidak ditemukan informasi valid KPU mencoret Gibran sebagai cawapres karena aksinya itu. Sehingga, narasi yang beredar di media sosial dipastikan hoaks.
Kesimpulan
Narasi yang mengeklaim KPU mencoret Gibran karena gestur provokasi saat debat pertama Pilpres 2024 tidak benar atau hoaks.
Thumbnail merupakan hasil rekayasa. Gambar aslinya adalah momen ketika KPU melakukan uji publik tiga peraturan KPU (PKPU) untuk Pemilu 2024, Senin (4/9/2023).
Selain itu judul dengan isi video tidak sesuai, narator hanya membahas pernyataan Ketua KPU Hasyim Asy'ari. Ia mengatakan, KPU sudah menegur perilaku Gibran yang menunjukkan gestur bersorak saat debat pertama Pilpres 2024 berlangsung.
Thumbnail merupakan hasil rekayasa. Gambar aslinya adalah momen ketika KPU melakukan uji publik tiga peraturan KPU (PKPU) untuk Pemilu 2024, Senin (4/9/2023).
Selain itu judul dengan isi video tidak sesuai, narator hanya membahas pernyataan Ketua KPU Hasyim Asy'ari. Ia mengatakan, KPU sudah menegur perilaku Gibran yang menunjukkan gestur bersorak saat debat pertama Pilpres 2024 berlangsung.
Rujukan
- https://www.facebook.com/Parametermajor1/videos/595603042697025
- https://www.antaranews.com/berita/3710544/kpu-lakukan-uji-publik-tiga-pkpu-untuk-pemilu-2024
- https://nasional.tempo.co/read/1809258/tegur-gibran-karena-gestur-bersorak-di-saat-debat-capres-kpu-perilaku-itu-tidak-boleh
- https://www.youtube.com/watch?v=zGsg9SaViXs
- https://t.me/kompascomupdate
Halaman: 3506/6547