(GFD-2023-11952) [SALAH] Kembali Bertugas di Brimob, Bharada E Nyatakan Perang Lawan Geng Ferdy Sambo
Sumber: FBTanggal publish: 28/02/2023
Berita
“Kembali Bertugas Di BRIMOB:exclamation:️BHARADA E Nyatakan P3rang L4wan Geng FERDY SAMBO…!!”
Hasil Cek Fakta
Beredar sebuah unggahan di Facebook dengan narasi yang mengklaim bahwa Bharada E, alias Richard Eliezer menyatakan perang melawan geng Ferdy Sambo ketika kembali bertugas di Brimob. Unggahan tersebut juga menyertakan video dengan teks yang serupa.
Setelah ditelusuri, klaim tersebut salah. Faktanya, Richard Eliezer belum kembali bertugas di Brimob karena masih harus menjalankan hukuman penjara yang telah divonis oleh Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. Dilansir dari Antaranews, sekembalinya Richard Eliezer ke Polri tidak langsung bertugas ke Brimob, dia dimutasi ke Pelayanan Markas (Yanma) Polri. Hal tersebut lantaran ia dijatuhkan sanksi demosi atau penurunan pangkat selama satu tahun dalam sidang Komisi Kode Etik Polri (KKEP).
Penelusuran pada video, hanya membacakan artikel dari sumber yang berbeda. Artikel pertama dari AyoBandung.com, membahas rencana Richard Eliezer jika tidak bisa kembali ke Brimob. Artikel kedua dari Populis.id, membahas mengenai pernyataan pengamat intelijen, Soleman B. Ponto, terkait keamanan Richard Eliezer jika kembali ke Polri setelah menjalani hukuman dalam kasus pembunuhan Brigadir Yosua.
Kemudian artikel ketiga dari TribunNews, membahas mengenai hukuman apa yang akan diterima Richard Eliezer dalam sidang KKEP. Ketiga artikel tersebut tidak ada kaitannya dengan pernyataan yang dikeluarkan Richard Eliezer untuk berperang melawan geng Ferdy Sambo ketika kembali ke Brimob.
Dengan demikian, Bharada E nyatakan perang lawan geng Ferdy Sambo ketika kembali ke Brimob adalah tidak benar dengan kategori Konten yang Menyesatkan.
Setelah ditelusuri, klaim tersebut salah. Faktanya, Richard Eliezer belum kembali bertugas di Brimob karena masih harus menjalankan hukuman penjara yang telah divonis oleh Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. Dilansir dari Antaranews, sekembalinya Richard Eliezer ke Polri tidak langsung bertugas ke Brimob, dia dimutasi ke Pelayanan Markas (Yanma) Polri. Hal tersebut lantaran ia dijatuhkan sanksi demosi atau penurunan pangkat selama satu tahun dalam sidang Komisi Kode Etik Polri (KKEP).
Penelusuran pada video, hanya membacakan artikel dari sumber yang berbeda. Artikel pertama dari AyoBandung.com, membahas rencana Richard Eliezer jika tidak bisa kembali ke Brimob. Artikel kedua dari Populis.id, membahas mengenai pernyataan pengamat intelijen, Soleman B. Ponto, terkait keamanan Richard Eliezer jika kembali ke Polri setelah menjalani hukuman dalam kasus pembunuhan Brigadir Yosua.
Kemudian artikel ketiga dari TribunNews, membahas mengenai hukuman apa yang akan diterima Richard Eliezer dalam sidang KKEP. Ketiga artikel tersebut tidak ada kaitannya dengan pernyataan yang dikeluarkan Richard Eliezer untuk berperang melawan geng Ferdy Sambo ketika kembali ke Brimob.
Dengan demikian, Bharada E nyatakan perang lawan geng Ferdy Sambo ketika kembali ke Brimob adalah tidak benar dengan kategori Konten yang Menyesatkan.
Kesimpulan
Hasil periksa fakta Mochamad Marcell
Faktanya Bharada E belum kembali bertugas di Brimob. Video yang disematkan dalam unggahan Facebook dengan klaim tersebut hanya membacakan tiga artikel yang berbeda, artikel-artikel yang dibacakan tersebut tidak ada kaitannya dengan klaim yang disematkan pada caption dan teks dalam video. Selengkapnya pada bagian penjelasan.
Faktanya Bharada E belum kembali bertugas di Brimob. Video yang disematkan dalam unggahan Facebook dengan klaim tersebut hanya membacakan tiga artikel yang berbeda, artikel-artikel yang dibacakan tersebut tidak ada kaitannya dengan klaim yang disematkan pada caption dan teks dalam video. Selengkapnya pada bagian penjelasan.
Rujukan
- https://sumbar.antaranews.com/berita/555354/jpu-segera-eksekusi-pidana-penjara-bharada-eliezer-yang-divonis-satu-tahun-enam-bulan
- https://nasional.tempo.co/read/1694812/putusan-sidang-etik-richard-eliezer-diharapkan-bisa-memantik-kultur-baru-polri
- https://www.kompas.com/cekfakta/read/2023/02/25/193000082/-hoaks-bharada-e-kembali-ke-brimob-tantang-komplotan-ferdy-sambo?page=all#page2
- https://www.ayobandung.com/umum/pr-797642497/akan-dilakukan-eliezer-apabila-tidak-bisa-kembali-bertugas-di-kepolisian-richard-apakah-nanti-aku?page=2
- https://populis.id/read50110/yang-ngomong-bukan-orang-sembarangan-eliezer-dalam-bahaya-besar-adik-yosua-masih-ada-teman-temannya-juga-masih-banyak-anda-bisa
- https://kaltim.tribunnews.com/2023/02/20/richard-eliezer-dipecat-dari-polri-kini-bharada-e-menanti-eksekusi-hukuman-hingga-sidang-kode-etik?page=all
(GFD-2023-11951) [SALAH] “Jepang Meluncurkan Investigasi Resmi Terhadap Jutaan Kematian Akibat Vaksin COVID”
Sumber: portalTanggal publish: 28/02/2023
Berita
“Japan Launches Official Investigation Into Millions of COVID Vaccine Deaths.
Japan has launched an official investigation into the unprecedented numbers of people dying after receiving the Covid-19 vaccination.
According to reports, Japanese researchers have been instructed to investgate the mechanisms by which experimental mRNA jabs could be causing deaths and severe adverse reactions.
Hiroshima University School of Medicine Prof. Masataka Nagao highlighted how the bodies of vaccinated persons he performed autopsies on were abnormally warm, with upwards of 100 degree F body temperatures.”
Terjemahan:
“Jepang Meluncurkan Investigasi Resmi Terhadap Jutaan Kematian Akibat Vaksin COVID.
Jepang telah meluncurkan penyelidikan resmi terhadap jumlah kematian yang belum pernah terjadi sebelumnya setelah menerima vaksinasi Covid-19.
Menurut laporan, peneliti Jepang telah diinstruksikan untuk menyelidiki mekanisme di mana suntikan vaksin mRNA eksperimental dapat menyebabkan kematian dan reaksi merugikan yang parah.
Fakultas Kedokteran Universitas Hiroshima Prof. Masataka Nagao menyoroti bagaimana tubuh orang yang divaksinasi yang dia otopsi menjadi sangat hangat, dengan suhu tubuh di atas 100 derajat Fahrenheit.
Japan has launched an official investigation into the unprecedented numbers of people dying after receiving the Covid-19 vaccination.
According to reports, Japanese researchers have been instructed to investgate the mechanisms by which experimental mRNA jabs could be causing deaths and severe adverse reactions.
Hiroshima University School of Medicine Prof. Masataka Nagao highlighted how the bodies of vaccinated persons he performed autopsies on were abnormally warm, with upwards of 100 degree F body temperatures.”
Terjemahan:
“Jepang Meluncurkan Investigasi Resmi Terhadap Jutaan Kematian Akibat Vaksin COVID.
Jepang telah meluncurkan penyelidikan resmi terhadap jumlah kematian yang belum pernah terjadi sebelumnya setelah menerima vaksinasi Covid-19.
Menurut laporan, peneliti Jepang telah diinstruksikan untuk menyelidiki mekanisme di mana suntikan vaksin mRNA eksperimental dapat menyebabkan kematian dan reaksi merugikan yang parah.
Fakultas Kedokteran Universitas Hiroshima Prof. Masataka Nagao menyoroti bagaimana tubuh orang yang divaksinasi yang dia otopsi menjadi sangat hangat, dengan suhu tubuh di atas 100 derajat Fahrenheit.
Hasil Cek Fakta
Beredar sebuah artikel dari portal daring yang memberitakan bahwa Jepang secara resmi sedang meluncurkan investigasi terhadap jutaan kematian yang diakibatkan dari vaksin Covid-19.
Setelah ditelusuri, klaim tersebut salah. Faktanya, Jepang tidak pernah secara resmi meluncurkan investigasi tersebut. Dilansir dari leadstories.com, bahwa tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa “jutaan” orang di Jepang telah meninggal akibat vaksin COVID.
Kemudian terkait penelitian yang dilakukan oleh Fakultas Kedokteran Universitas Hiroshima, kenaikan suhu pada seseorang yang telah mendapatkan vaksinasi tersebut adalah hal yang wajar. Profesor Nagao mengkonfirmasi dari data penelitian yang ia temukan, tidak mungkin dapat disimpulkan bahwa vaksin akan penyebab kematian.
Dengan demikian, Jepang melakukan investigasi resmi terkait vaksin setelah jutaan kematian akibat dari vaksin Covid-19 adalah tidak benar dengan kategori Konten Palsu.
Setelah ditelusuri, klaim tersebut salah. Faktanya, Jepang tidak pernah secara resmi meluncurkan investigasi tersebut. Dilansir dari leadstories.com, bahwa tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa “jutaan” orang di Jepang telah meninggal akibat vaksin COVID.
Kemudian terkait penelitian yang dilakukan oleh Fakultas Kedokteran Universitas Hiroshima, kenaikan suhu pada seseorang yang telah mendapatkan vaksinasi tersebut adalah hal yang wajar. Profesor Nagao mengkonfirmasi dari data penelitian yang ia temukan, tidak mungkin dapat disimpulkan bahwa vaksin akan penyebab kematian.
Dengan demikian, Jepang melakukan investigasi resmi terkait vaksin setelah jutaan kematian akibat dari vaksin Covid-19 adalah tidak benar dengan kategori Konten Palsu.
Kesimpulan
Hasil periksa fakta Mochamad Marcell
Faktanya Jepang tidak pernah meluncurkan investigasi secara resmi terhadap jutaan kematian akibat vaksin Covid-19. Selengkapnya pada bagian penjelasan.
Faktanya Jepang tidak pernah meluncurkan investigasi secara resmi terhadap jutaan kematian akibat vaksin Covid-19. Selengkapnya pada bagian penjelasan.
Rujukan
(GFD-2023-11950) [SALAH] Awan Hitam Besar Muncul Sebelum Kecelakaan Kereta di Ohio Tahun 2023
Sumber: FacebookTanggal publish: 28/02/2023
Berita
(Diterjemahkan ke Bahasa Indonesia):
“Ini adalah video asli yang diambil setelah #kereta yang membawa bahan kimia di #Ohio meledak.
Ini adalah Chernobyl milik Ohio.
Bukan UFO. #toxic #chemicals meledak
Siapa yang bisa selamat dari ini?”.
“Ini adalah video asli yang diambil setelah #kereta yang membawa bahan kimia di #Ohio meledak.
Ini adalah Chernobyl milik Ohio.
Bukan UFO. #toxic #chemicals meledak
Siapa yang bisa selamat dari ini?”.
Hasil Cek Fakta
Akun Facebook bernama Panthea Mila mengunggah video yang memperlihatkan gumpalan awan hitam di ketinggian yang sangat rendah ada di langit yang diklaim muncul setelah tragedi kereta yang membawa bahan-bahan kimia di Ohio meledak. Selain itu, Panthea Mila juga menjuluki video tersebut sebagai tragedi Chernobyl milik Ohio.
Setelah dilakukan penelusuran dengan Yandex Video Search, video tersebut telah banyak beredar di internet sejak November 2022. Salah satu pengguna TikTok bernama @princess_cisneros telah mengunggah video serupa pada November 2022 dan Januari 2023. Selain itu, pengguna TikTok tersebut menulis keterangan bahwa video tersebut terjadi di Portland, Oregon.
Lebih lanjut, informasi serupa juga pernah dibahas oleh USA Today dengan judul “Fact check: Video of dark, low-hanging clouds filmed prior to Ohio train derailment” dan dikategorikan sebagai False.
Setelah dilakukan penelusuran dengan Yandex Video Search, video tersebut telah banyak beredar di internet sejak November 2022. Salah satu pengguna TikTok bernama @princess_cisneros telah mengunggah video serupa pada November 2022 dan Januari 2023. Selain itu, pengguna TikTok tersebut menulis keterangan bahwa video tersebut terjadi di Portland, Oregon.
Lebih lanjut, informasi serupa juga pernah dibahas oleh USA Today dengan judul “Fact check: Video of dark, low-hanging clouds filmed prior to Ohio train derailment” dan dikategorikan sebagai False.
Kesimpulan
Hasil periksa fakta Evarizma Zahra.
Konteks yang salah. Video tersebut telah beredar sejak November 2022 di Portland, Oregon, bukan diambil sebelum kecelakaan kereta di Ohio 2023.
Konteks yang salah. Video tersebut telah beredar sejak November 2022 di Portland, Oregon, bukan diambil sebelum kecelakaan kereta di Ohio 2023.
Rujukan
(GFD-2023-11949) [SALAH] Video Seorang Murid di Amerika Serikat yang Menodong Pistol ke Gurunya
Sumber: TwitterTanggal publish: 28/02/2023
Berita
(Diterjemahkan ke Bahasa Indonesia):
“Ini jelas #BidensAmerica dibawakan kepada Anda oleh #altleftextremist yang terpilih untuk berkuasa”.
“Ini jelas #BidensAmerica dibawakan kepada Anda oleh #altleftextremist yang terpilih untuk berkuasa”.
Hasil Cek Fakta
Akun Twitter bernama @TakenBinder mengutip ulang sebuah cuitan dar pengguna Twitter lain bernama @XAVIAERD. Pada cuitan yang dikutip tersebut, terdapat video yang memperlihatkan seorang murid menodong gurunya dengan pistol. @TakenBinder menulis klaim bahwa video tersebut terjadi di Amerika Serikat dan merupakan agenda dari para ekstrimis dan kabinet Joe Biden.
Setelah dilakukan penelusuran dengan Yandex Video Search, video tersebut telah banyak beredar di portal berita, salah satunya BBC News pada 2018 silam. Melansir dari artikel BBC News, video tersebut memperlihatkan seorang remaja di Paris, Perancis, yang menodong gurunya dengan pistol palsu yang ditujukan sebagai lelucon atau prank.
Lebih lanjut, informasi serupa juga pernah dibahas oleh India Today dengan judul “Fact Check: Video of high school student threatening teacher with gun is NOT from the US, it’s from France”.
Dengan demikian, informasi yang disebarluaskan oleh @TakenBinder merupakan konteks yang salah.
Setelah dilakukan penelusuran dengan Yandex Video Search, video tersebut telah banyak beredar di portal berita, salah satunya BBC News pada 2018 silam. Melansir dari artikel BBC News, video tersebut memperlihatkan seorang remaja di Paris, Perancis, yang menodong gurunya dengan pistol palsu yang ditujukan sebagai lelucon atau prank.
Lebih lanjut, informasi serupa juga pernah dibahas oleh India Today dengan judul “Fact Check: Video of high school student threatening teacher with gun is NOT from the US, it’s from France”.
Dengan demikian, informasi yang disebarluaskan oleh @TakenBinder merupakan konteks yang salah.
Kesimpulan
Hasil periksa fakta Evarizma Zahra.
Konteks yang salah. Video yang memperlihatkan seorang murid menodong gurunya dengan pistol terjadi di Paris, Perancis pada 2018, bukan terjadi di Amerika Serikat.
Konteks yang salah. Video yang memperlihatkan seorang murid menodong gurunya dengan pistol terjadi di Paris, Perancis pada 2018, bukan terjadi di Amerika Serikat.
Rujukan
Halaman: 3490/5886