(GFD-2024-16727) [SALAH] Prabowo Akui Kalah Dalam Pemilihan Presiden 2024
Sumber: Facebook.comTanggal publish: 18/03/2024
Berita
Prabowo mengaku kalah
Hasil Cek Fakta
Video beredar di Facebook menyatakan bahwa Prabowo sudah mengakui kekalahannya di pemilihan presiden 2024. Dalam video ini terlihat, Prabowo sedang berpidato dan mengucapkan kata maaf karena kalah.
Setelah ditelusuri ternyata, video ini telah diedit. Video Prabowo yang sedang berpidato ternyata ditemukan di kanal Youtube Kompas TV. Pada video sebenarnya, Prabowo berpidato dalam rangka peringatan bencana tsunami Aceh, di Banda Aceh pada 26 Desember 2023. Selain itu, Prabowo juga meminta maaf karena baru bisa berkunjung ke Aceh seusai Pilpres 2019. Provinsi Aceh menjadi salah satu penyumbang suara terbesar untuk Prabowo di Pilpres 2019.
Dengan demikian, video yang menyatakan bahwa Prabowo mengaku kalah Pilpres 2024 tidaklah benar.
Setelah ditelusuri ternyata, video ini telah diedit. Video Prabowo yang sedang berpidato ternyata ditemukan di kanal Youtube Kompas TV. Pada video sebenarnya, Prabowo berpidato dalam rangka peringatan bencana tsunami Aceh, di Banda Aceh pada 26 Desember 2023. Selain itu, Prabowo juga meminta maaf karena baru bisa berkunjung ke Aceh seusai Pilpres 2019. Provinsi Aceh menjadi salah satu penyumbang suara terbesar untuk Prabowo di Pilpres 2019.
Dengan demikian, video yang menyatakan bahwa Prabowo mengaku kalah Pilpres 2024 tidaklah benar.
Kesimpulan
Faktanya, video yang mengklaim bahwa Prabowo mengakui kekalahan di Pilpres 2024 tidaklah benar. Video tersebut telah diedit dengan menambah cuplikan-cuplikan video lain. Video Prabowo yang sedang berpidato ditemukan di kanal Youtube Kompas TV. Pada video ini, Prabowo sedang berkunjung ke Aceh dalam rangka peringatan bencana tsunami di Banda Aceh 2023.
Rujukan
(GFD-2024-16726) [SALAH] Anies Baswedan Menang Presiden RI, Diumumkan 20 Maret 2024
Sumber: Facebook.comTanggal publish: 18/03/2024
Berita
Masya allah alhamdulilah. Hasil Real Count KPU hari ini 11 Maret 2024. Menang. Kemustajaban awal Ramadhan 20 Maret pengumuman Presiden RI Anis Baswedan.
Hasil Cek Fakta
Sebuah postingan di Facebook mengklaim bahwa pengumuman Pilpres 2024 pada 20 Maret mendatang, pasangan calon nomor urut 01 dinyatakan menang dan Anies Baswedan menjadi Presiden RI. Dalam postingan ini juga disertakan foto dari capres-cawapres 01.
Setelah ditelusuri, melansir dari http://Kompas.com hasil perhitungan di KPU pada 14 Maret 2024 perolehan suara dipimpin oleh paslon 02, Prabowo Subianto- Gibran. Paslon 02 unggul hampir di semua provinsi yaitu 29 dari 31 provinsi yang sudah didapat KPU. Sementara itu, paslon 01 Anies Baswedan-Muhaimin hanya unggul di 2 provinsi.
Sementara itu, untuk hasil perhitungan real count http://Kawalpemilu.org di tanggal 12 Maret, Anies-Muhaimin menempati posisi kedua dengan perolehan suara 25,05 persen. Di posisi pertama ada paslon 02 dengan suara 58,44 persen. Perolehan ini berdasarkan data yang masuk sejumlah 82,27 persen. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pada per 14 Maret, Anies Baswedan atau Capres no urut 1 belum ada tanda-tanda menang sebagai Presiden RI 2024.
Dengan demikian, video yang mengklaim Anies Baswedan menang atau menjadi Presiden RI pada 20 Maret tidaklah benar.
Setelah ditelusuri, melansir dari http://Kompas.com hasil perhitungan di KPU pada 14 Maret 2024 perolehan suara dipimpin oleh paslon 02, Prabowo Subianto- Gibran. Paslon 02 unggul hampir di semua provinsi yaitu 29 dari 31 provinsi yang sudah didapat KPU. Sementara itu, paslon 01 Anies Baswedan-Muhaimin hanya unggul di 2 provinsi.
Sementara itu, untuk hasil perhitungan real count http://Kawalpemilu.org di tanggal 12 Maret, Anies-Muhaimin menempati posisi kedua dengan perolehan suara 25,05 persen. Di posisi pertama ada paslon 02 dengan suara 58,44 persen. Perolehan ini berdasarkan data yang masuk sejumlah 82,27 persen. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pada per 14 Maret, Anies Baswedan atau Capres no urut 1 belum ada tanda-tanda menang sebagai Presiden RI 2024.
Dengan demikian, video yang mengklaim Anies Baswedan menang atau menjadi Presiden RI pada 20 Maret tidaklah benar.
Kesimpulan
Faktanya, postingan yang mengklaim bahwa Anies Baswedan menang sebagai Presiden RI dan diumumkan tanggal 20 Maret 2024 tidaklah benar. Berdasarkan penelusuran, hasil rekapitulasi suara oleh KPU baru selesai di 31 provinsi dan 29 diantaranya dimenangkan Paslon 02. Anies Baswedan sebagai Capres 01 hanya unggul di 2 provinsi. Sementara itu, dari 82,27 persen data yang masuk di http://Kawalpemilu.org, suara terbanyak dimenangkan paslon 02 dengan perolehan 58,44 persen dan 25,05 persen untuk paslon 01.
Rujukan
(GFD-2024-16725) [KLARIFIKASI] Momen Gibran Gandeng Tangan Megawati Terjadi pada 2023
Sumber: kompas.comTanggal publish: 15/03/2024
Berita
KOMPAS.com - Beredar video Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Megawati Soekarnoputri berjalan bersama Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka.
Dalam video berdurasi 12 detik itu, Gibran tampak menggandeng tangan Megawati.
Unggahan di media sosial menarasikan, pertemuan Megawati dan Gibran terjadi setelah Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
Namun, Narasi itu keliru. Momen Gibran menggandeng tangan Megawati terjadi pada 2023.
Video pertemuan Megawati dan Gibran dibagikan oleh akun TikTok ini.
Akun tersebut membagikan video tersebut pada 16 Februari 2024 dengan keterangan demikian:
Alhamdulillah mungkin ibu Megawati dalam hatinya berbisi "kenapa aku dulu kok gak manut Jokowi yo..JATHUK'O..JATHUK'O.
Akun TikTok Tangkapan layar TikTok narasi yang menyebut Megawati bertemu dengan Gibran usai pemungutan suara Pilpres 2024
Dalam video berdurasi 12 detik itu, Gibran tampak menggandeng tangan Megawati.
Unggahan di media sosial menarasikan, pertemuan Megawati dan Gibran terjadi setelah Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
Namun, Narasi itu keliru. Momen Gibran menggandeng tangan Megawati terjadi pada 2023.
Video pertemuan Megawati dan Gibran dibagikan oleh akun TikTok ini.
Akun tersebut membagikan video tersebut pada 16 Februari 2024 dengan keterangan demikian:
Alhamdulillah mungkin ibu Megawati dalam hatinya berbisi "kenapa aku dulu kok gak manut Jokowi yo..JATHUK'O..JATHUK'O.
Akun TikTok Tangkapan layar TikTok narasi yang menyebut Megawati bertemu dengan Gibran usai pemungutan suara Pilpres 2024
Hasil Cek Fakta
Tim Cek Fakta Kompas.com, menemukan video serupa di kanal YouTube Buletin iNews ini.
iNews memberitakan momen Megawati menggandeng Gibran saat pelantikan Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu, di Kota Semarang, pada Senin 30 Januari 2023.
Dilansir Kompas.id, saat itu momen Gibran menggandeng tangan Megawati tengah menjadi pembicaraan.
Selain menampilkan kedekatan, peristiwa itu dinilai menunjukkan bahwa Gibran bukan kader biasa di PDI-P.
Gibran mengaku memperoleh sejumlah arahan dari Megawati. Kata Gibran, arahan dari Megawati itu menyinggung politik.
Selain itu, ketertarikan adik Gibran, Kaesang Pangarep, untuk terjun ke dunia politik juga disinggung.
”Sing penting wis ketemu Ibu, uwis (yang penting sudah bertemu Ibu, sudah). Kemarin sudah cukup. Singkat, padat, dan jelas,” kata Gibran.
Tim Cek Fakta Kompas.com tidak menemukan pemberitaan dari media kredibel soal pertemuan Megawati dan Gibran setelah pemungutan suara pada 14 Februari 2024.
Pada Pilpres 2024, Gibran maju sebagai calon wakil presiden mendampingi Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.
Sementara, PDI-P mengusung pasangan calon nomor urut 3, Ganjar Pranowo dan Mahfud MD.
iNews memberitakan momen Megawati menggandeng Gibran saat pelantikan Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu, di Kota Semarang, pada Senin 30 Januari 2023.
Dilansir Kompas.id, saat itu momen Gibran menggandeng tangan Megawati tengah menjadi pembicaraan.
Selain menampilkan kedekatan, peristiwa itu dinilai menunjukkan bahwa Gibran bukan kader biasa di PDI-P.
Gibran mengaku memperoleh sejumlah arahan dari Megawati. Kata Gibran, arahan dari Megawati itu menyinggung politik.
Selain itu, ketertarikan adik Gibran, Kaesang Pangarep, untuk terjun ke dunia politik juga disinggung.
”Sing penting wis ketemu Ibu, uwis (yang penting sudah bertemu Ibu, sudah). Kemarin sudah cukup. Singkat, padat, dan jelas,” kata Gibran.
Tim Cek Fakta Kompas.com tidak menemukan pemberitaan dari media kredibel soal pertemuan Megawati dan Gibran setelah pemungutan suara pada 14 Februari 2024.
Pada Pilpres 2024, Gibran maju sebagai calon wakil presiden mendampingi Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.
Sementara, PDI-P mengusung pasangan calon nomor urut 3, Ganjar Pranowo dan Mahfud MD.
Kesimpulan
Video pertemuan Megawati dengan Gibran saat pelantikan Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu disebarkan dengan narasi keliru.
Momen bergandengan tangan antara Gibran dan Megawati terjadi pada Senin, 30 Januari 2023, bukan setelah Pilpres 2024.
Momen bergandengan tangan antara Gibran dan Megawati terjadi pada Senin, 30 Januari 2023, bukan setelah Pilpres 2024.
Rujukan
(GFD-2024-16724) Cek Fakta: Tidak Benar Foto Anies Baswedan Sedang Membaca Kitab Menebar Berita Bohong
Sumber: liputan6.comTanggal publish: 18/03/2024
Berita
Liputan6.com, Jakarta - Beredar di media sosial postingan foto Anies Baswedan sedang membaca kitab menebar berita bohong. Postingan itu beredar sejak awal pekan ini.
Salah satu akun ada yang mengunggahnya di Facebook. Akun itu mengunggahnya pada 18 Maret 2024.
Dalam postingannya terdapat foto Anies Baswedan sedang membaca kitab menebar berita bohong. Akun itu menambahkan emoticon tertawa dan jempol ke bawah.
Lalu benarkah postingan foto Anies Baswedan sedang membaca kitab menebar berita bohong?
Hasil Cek Fakta
Cek Fakta Liputan6.com menelusuri dan menemukan foto yang identik dengan postingan. Foto itu diunggah Anies Baswedan dalam akun Instagram pribadinya @aniesbaswedan yang sudah bercentang biru atau terverifikasi pada 22 November 2020.
Namun dalam foto asli Anies sedang membaca buku berjudul "How Democracies Die" bukan kitab menebar berita bohong seperti dalam postingan.
Liputan6.com sendiri pernah menulisnya dalam artikel berjudul "How Democracies Die Viral, Ini Ringkasan Buku yang Dibaca Anies Baswedan" yang tayang pada 23 November 2020.
Berikut isi artikelnya:
"Liputan6.com, Jakarta - How Democracies Die. Judul buku yang dibaca Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan pada Minggu, 22 November 2020 pagi jadi sorotan. Hal itu tampak dalam unggahan di akun Instagram pribadinya.
"Selamat pagi semua. Selamat menikmati Minggu pagi," tulis @aniesbaswedan.
Tak hanya penampilan santai Anies yang mengenakan setelah kemeja putih plus sarung yang jadi sorotan. Namun, apa yang dibaca oleh Gubernur DKI Jakarta tersebut begitu mencolok dan menarik perhatian warganet.
"Judul Bukunyaaa Kode Kerass! Segar selalu pak! salam dari Jabar," tulis @ozonnmariana.
"Bukunya kode banget," lanjut @okiez_99.
Lalu, apa sebenarnya isi buku dengan cover hitam dan fon tulisan putih tersebut?
Berdasarkan keterangan dari situs lifeclub.org, How Democracies Die merupakan karangan dari Steven Levitsky dan Daniel Ziblatt.
Buku ini menjelaskan seputar kematian sistem demokrasi dunia, mengingat sejumlah permasalahan politik, terutama di kawasan Amerika.
Dalam bukunya, Steven Levitsky dan Daniel Ziblatt menjelaskan jika demokrasi ingin tetap sehat dan berfungsi, diperlukan sejumlah kepatuhan pada aturan tertentu serta kode etik pro-demokrasi.
"Dengan melihat studi kasus dari demokrasi yang jatuh di Venezuela dan Peru, penulis mengklaim bahwa sikap yang dipromosikan oleh pemerintahan Trump telah menyebabkan munculnya kediktatoran," tulis lifeclub.org.
Levitsky dan Ziblatt menjelaskan bagaimana demokrasi di AS telah lama bermasalah. Terutama dalam hal hak pemilih. Penulis juga memberikan harapan kepada pembaca agar AS dapat mengatasi badai tersebut.
"Dalam ringkasan How Democracies Die oleh Steven Levitsky, Daniel Ziblatt, Anda juga akan menemukan bagaimana sistem dua partai di AS berfungsi sebagai penjaga gerbang yang kuat di masa lalu. Mengapa para pemimpin Republik perlu melangkah dan membersihkan rumah seperti yang dilakukan Swedia pada tahun 1930-an; dan bagaimana Partai Republik berubah dari partai Lincoln menjadi partai Trump," tulis Lifeclub.
Kematian demokrasi suatu negara yang digambarkan oleh Levitsky dan Ziblatt dicirikan dalam sejumlah tanda-tanda.
"Tanda bahaya itu adalah ketika seorang politisi mencoba untuk mendiskreditkan lawannya secara palsu. Apakah seseorang membuat klaim yang tidak berdasar bahwa lawan harus dipenjara, atau merupakan musuh negara?"
"Tanda peringatan selanjutnya adalah toleransi, atau sikap mendorong terhadap penggunaan kekerasan. Apakah dia berbisnis dengan tokoh-tokoh mafia atau mendukung aksi orang militan?"
"Tanda terakhir adalah ungkapan keinginan untuk mereduksi hak-hak sipil seseorang atau lembaga, seperti tuntutan bahwa negara akan lebih baik tanpa kebebasan pers."
How Democracies Die diterbitkan pada tahun 2018 dengan total 320 halaman. Berdasarkan keterangan dari situs amazon.com, buku ini dijual dengan harga US$ 33,90 atau setara Rp 479 ribu (kurs 1 USD = Rp 14.147).
How Democracies Die juga memaparkan contoh kasus pergejolakan politik di sejumlah negara yang menunjukkan bagaimana cikal bakal kematian sebuah demokrasi sebagai sistem negara."
Kesimpulan
Postingan foto Anies Baswedan sedang membaca kitab menebar berita bohong adalah tidak benar. Faktanya foto tersebut telah diedit.
Rujukan
Halaman: 3488/7049




:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/4775643/original/094067100_1710728631-cek_fakta_kitab.jpg)