(GFD-2022-10973) Cek Fakta: Tidak Benar Ada Uang Baru Bernominal Rp 1 Juta
Sumber: liputan6.comTanggal publish: 20/11/2022
Berita
Liputan6.com, Jakarta - Beredar di media sosial postingan video yang mengklaim adanya uang baru pecahan Rp 1 juta. Postingan itu ramai dibagikan sejak beberapa waktu lalu.
Salah satu akun ada yang mengunggahnya di Facebook. Akun itu mempostingnya pada 18 Oktober 2022.
Dalam postingannya terdapat video dengan gambar uang bertuliskan 1.0 dengan narasi "uang pecahan 1 juta"
Akun itu juga menambahkan narasi "Udh ad yg punya ????Uang 1 juta, 1 Lembar"
Lalu benarkah video yang mengklaim adanya uang baru pecahan Rp 1 juta?
Hasil Cek Fakta
Cek Fakta Liputan6.com pernah menemukan klaim serupa yang beredar Mei 2022 lalu dengan narasi yang berbeda. Artikel itu berjudul "Cek Fakta: Muncul Lagi Video Uang Baru Pecahan Rp 1 Juta, BI Pastikan Tidak Benar"
Dalam artikel itu terdapat penjelasan dari Direktur Eksekutif Kepala Departemen Pengelolaan Uang Bank Indonesia Marlison Hakim.
"Bank Indonesia tidak pernah mengeluarkan dan mengedarkan uang specimen Perum Peruri sebagaimana video yang viral. Gambar uang dalam video tersebut merupakan uang dalam rangka uji cetak di Perum Peruri sehingga hanya untuk kepentingan internal Peruri."
"Dengan demikian uang dalam video tersebut bukan merupakan uang rupiah dan bukan merupakan alat pembayaran yang sah."
Selain itu Perum Peruri juga pernah membuat penjelasan terkait uang 1.0 yang diklaim uang lembar Rp 1 juta. Penjelasan itu diunggah dalam akun Instagram @peruri.indonesia pada 10 Mei 2021.
"House Note (uang specimen) yang diterbitkan oleh Peruri adalah bukan Rupiah dan tidak sah digunakan sebagai alat pembayaran. Peruri menerbitkan House Note / uang specimen digunakan sebagai alat pemasaran (marketing tools) untuk mempromosikan contoh produk/uang yang diproduksi oleh Peruri."
Kesimpulan
Postingan video yang mengklaim adanya uang baru pecahan Rp 1 juta adalah tidak benar.
Rujukan
(GFD-2022-10972) Cek Fakta: Tidak Benar dalam Video ini Seremoni Pembukaan Piala Dunia 2022 di Qatar
Sumber: liputan6.comTanggal publish: 19/11/2022
Berita
Liputan6.com, Jakarta - Sebuah video yang diklaim seremoni pembukaan Piala Dunia 2022 di Qatar beredar di media sosial. Video tersebut disebarkan salah satu akun Facebook pada 17 November 2022.
Video berdurasi 49 detik itu memperlihatkan sejumlah anak-anak tengah duduk di lapangan sepak bola. Mereka tampak membaca Alquran. Video tersebut kemudian dikaitkan dengan seremoni pembukaan Piala Dunia 2022 di Qatar.
"Fifa world cup 2022 opening ceremony at Qatar ❤❤😍😍," tulis salah satu akun Facebook.
Konten yang disebarkan akun Facebook tersebut telah 71 ribu kali dibagikan dan mendapat 119 komentar dari warganet.
Benarkah dalam video tersebut merupakan seremoni pembukaan Piala Dunia 2022 di Qatar? Berikut penelusurannya.
Hasil Cek Fakta
Cek Fakta Liputan6.com menelusuri video yang diklaim seremoni pembukaan Piala Dunia 2022 di Qatar. Penelusuran dilakukan dengan mengunggah gambar tangkapan layar dari video tersebut ke situs Yandex.
Hasilnya terdapat gambar identik pada salah satu postingan akun Instagram @yallakora. Akun Instagram tersebut menuliskan narasi bahwa postingannya merupakan upacara peresmian Stadion Al-Thumama di Qatar pada Oktober 2021 lalu.
Stadion tersebut merupakan salah satu venue untuk pertandingan sepak bola Piala Dunia 2022 di Qatar. Acara peresmian stadion tersebut dilakukan dengan pembacaan Alquran.
Berikut gambar tangkapan layarnya:
Penelusuran kemudian dilanjutkan dengan memasukkan kata kunci "pembukaan stadion piala dunia Al-thumama di qatar" di kolom pencarian YouTube.
Hasilnya terdapat video identik yang diunggah channel YouTube MY TUBE GALLERY pada 23 Oktober 2021. Video tersebut berjudul "Tumama Stadium|| Inauguration [Qatar fifa world cup] 2022".
Berikut gambar tangkapan layarnya:
"Al THUMAMA stadium inauguration ceremony," tulis channel YouTube MY TUBE GALLERY.
Kesimpulan
Video yang diklaim seremoni pembukaan Piala Dunia 2022 di Qatar ternyata tidak benar. Faktanya, video tersebut merupakan acara peresmian Stadion Al-Thumama di Qatar pada Oktober 2021 lalu.
Rujukan
(GFD-2022-10971) Cek Fakta: Tidak Benar dalam Foto ini Anies Baswedan Jadi Penerima Tamu pada KTT G20 di Bali
Sumber: liputan6.comTanggal publish: 19/11/2022
Berita
Liputan6.com, Jakarta - Sebuah foto yang diklaim Anies Baswedan menjadi penerima tamu pada KTT G20 di Bali beredar di media sosial. Foto tersebut disebarkan salah satu akun Facebook pada 16 November 2022 lalu.
Dalam foto tersebut, terlihat sejumlah kepala pemerintahan negara-negara anggota G20 tengah duduk di sebuah meja. Di antaranya ada Presiden Prancis Emmanuel Macron, Perdana Menteri (PM) Kanada Justin Trudeau, dan PM Inggris Rishi Sunak.
Namun di belakang mereka, terlihat sosok Anies Baswedan yang tengah berdiri mengenakan setelan jas hitam. Foto tersebut kemudian dikaitkan dengan kabar bahwa Anies Baswedan menjadi penerima tamu kehormatan pada KTT G20.
"ini bijimane druuuuuun
Bapak politik identitas yang kata pendukungnya tamu kehormatan di G20. Ko wajahnya plesiden 212 itu memelas berdiri ya? Kasihan, penerima tamu undangan ngaku-ngaku tamu kehormatan. Gini amat mau dielu-elukan sampai ga punya malu. 😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂," tulis salah satu akun Facebook.
Konten yang disebarkan akun Facebook tersebut telah 6 kali direspons dan mendapat 13 komentar dari warganet.
Benarkah dalam foto itu Anies Baswedan jadi penerima tamu pada KTT G20 di Bali? Berikut penelusurannya.
Hasil Cek Fakta
Cek Fakta Liputan6.com menelusuri foto yang diklaim Anies Baswedan jadi penerima tamu pada KTT G20 di Bali. Hasil penelusuran mengarah ke salah satu unggahan akun Instagram Presiden Jokowi, @jokowi.
Akun Instagram @jokowi mengunggah foto identik dengan klaim Anies Baswedan jadi penerima tamu pada KTT G20 di Bali.
Berikut gambar tangkapan layarnya:
Tidak ada sosok Anies Baswedan pada foto yang diunggah akun Instagram @jokowi. Sosok laki-laki yang berdiri mengenakan setelan jas hitam, bukan Anies Baswedan.
"Suasana makan siang yang santai dan akrab bersama para pemimpin negara G20 dan organisasi internasional, tadi seusai sesi pertama KTT G20. Jamuan digelar di Rumah Bambu, Ocean Front Lawn, Hotel Apurva Kempinski, Bali," tulis akun Instagram @jokowi pada 15 November 2022.
Kesimpulan
Foto yang diklaim Anies Baswedan jadi penerima tamu pada KTT G20 di Bali ternyata tidak benar. Faktanya, foto tersebut merupakan hasil rekayasa digital.
Rujukan
(GFD-2022-10970) Cek Fakta: Tidak Terbukti AirPods Berbahaya Bagi Otak
Sumber: liputan6.comTanggal publish: 18/11/2022
Berita
Liputan6.com, Jakarta- Cek Fakta Liputan6.com mendapati klaim radiasi AirPods berbahaya bagi otak, klaim tersebut diunggah salah satu akun Facebook, pada 6 November 2022.
Unggahan tersebut berupa video yang menampilkan AirPods yang ditempelkan sebuah alat yang memiliki layar dan terdapat angka dan diagram.
Video tersebut diberi tulisan sebagai berikut.
"This one thing everyone is using is destroying their brain
Airpods emit a dangerous amount of EMF radiation
Double that of even a wifi router. Imagine putting a router in your ear every day for hours."
Here's how to fix the problem
Use airpods with strings instead"
Benarkah klaim radiasi AirPods berbahaya bagi otak? Simak penelusuran Cek Fakta Liputan6.com.
Hasil Cek Fakta
Cek Fakta Liputan6.com menelusuri klaim radiasi AirPods berbahaya bagi otak menggunakan kata kunci 'Airpods emit a dangerous amount of EMF radiation' penelusuran mengarah pada artikel berjudul "Fact check: Claim about health effects of AirPods and other Bluetooth earphones is missing context" yang dimuat situs usatoday.com, pada 10 Agustus 2022.
Dalam situs usatoday.com Komisi Komunikasi Federal menyatakan, AirPods tidak memancarkan radiasi lima kali lebih banyak daripada headphone Bluetooth over-the-ear, juga tidak memancarkan radiasi secara signifikan lebih banyak ke lingkungan mereka daripada microwave.
AirPods telah disetujui sebagai aman oleh Federal Communications Commission (FCC) atau Komisi Komunikasi Federal, yang menetapkan tingkat radiasi frekuensi radio maksimum yang dapat dipancarkan perangkat pada waktu tertentu. Batas ini diukur dengan tingkat di mana seseorang yang menggunakan perangkat akan menyerap radiasi, juga dikenal sebagai tingkat penyerapan spesifik perangkat.
Perangkat hanya disetujui jika tingkat penyerapan spesifik terukur tertingginya berada di bawah batas FCC sebesar 1,6 watt per kilogram (W/kg), sebagaimana dirata-ratakan pada satu gram jaringan.
Saat dikenakan di kepala, tingkat penyerapan spesifik AirPods jauh di bawah maksimum ini, dengan model terbaru memancarkan tidak lebih dari 8% dari batas FCC. Pengajuan FCC untuk AirPods generasi ketiga kiri dan kanan menunjukkan bahwa mereka memiliki tingkat penyerapan spesifik maksimum masing-masing 0,134 dan 0,068 watt per kilogram. Untuk AirPod Pro yang dikenakan di kepala, tingkat penyerapan spesifiknya adalah 0,072 di sisi kiri dan 0,097 di sisi kanan.
Maksimum FCC jauh lebih rendah dari batas yang ditentukan aman dalam penelitian terbaru, kata Jerrold Bushberg, profesor radiologi dan ketua Dewan Direksi Dewan Nasional Perlindungan dan Pengukuran Radiasi.
Seorang peneliti di University of California, Berkeley Joel Moskowitz. Pada 2015, dia dan sekitar 250 peneliti radiologi lainnya menandatangani seruan mendesak Organisasi Kesehatan Dunia untuk mengeluarkan standar yang lebih protektif. Dia menyarankan pengguna perangkat nirkabel untuk berhati-hati dan menggunakan ponsel dalam mode bebas genggam atau dengan headphone kabel jika memungkinkan.
"Menurut pendapat profesional saya, putusan keluar pada keamanan headset nirkabel karena efek kesehatan dari paparan jangka panjang terhadap sumber radiasi frekuensi radio ini belum dipelajari," tulis Moskowitz.
Meskipun demikian, belum terbukti secara meyakinkan bahwa paparan RF dari perangkat nirkabel berbahaya bagi manusia, menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit, FCC dan National Cancer Institute. FCC menyebut efek biologis berbahaya ambigu dan tidak terbukti.
Dalam artikel berjudul "Fact Check-No established evidence that Apple AirPods harm your health" yang dimuat situs reuters.com menyebutkan, ilmuwan dan badan kesehatan mengatakan bahwa AirPod memenuhi peraturan keselamatan nasional dan internasional.
Apple mengatakan kepada Reuters melalui email: “Kami menjaga kesehatan dan keselamatan pelanggan kami dengan sangat serius. Kami merancang semua produk kami dengan hati-hati dan kami mengujinya secara ekstensif untuk memastikannya memenuhi persyaratan keselamatan yang berlaku.
Kesimpulan
Cek Fakta Liputan6.com menelusuri klaim radiasi AirPods berbahaya bagi otak tidak terbukti.
AirPods tidak memancarkan radiasi lima kali lebih banyak daripada headphone Bluetooth over-the-ear, juga tidak memancarkan radiasi secara signifikan lebih banyak ke lingkungan mereka daripada microwave.
FCC dan National Cancer Institute. FCC menyebut efek biologis AirPods berbahaya adalah ambigu dan tidak terbukti.
Rujukan
Halaman: 3491/5645