• (GFD-2024-15988) [HOAKS] Thailand Peringatkan Vaksin Covid-19 Sebabkan Kanker dan Tumor Otak

    Sumber: kompas.com
    Tanggal publish: 14/02/2024

    Berita

    KOMPAS.com - Meski pandemi Covid-19 sudah dinyatakan berakhir dengan rilisnya Keputusan Presiden Nomor 17 Tahun 2023, tetapi kabar bohong mengenai vaksin untuk mengatasi virus corona masih saja beredar.
    Sejak beberapa hari lalu, di media sosial beredar narasi yang menyebutkan vaksin Covid-19 menyebabkan kanker dan tumor otak.
    Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi itu tidak benar atau hoaks.
    Informasi soal vaksin Covid-19 menyebabkan kanker dan tumor otak disebarkan oleh akun Facebook ini, ini, ini, dan ini.
    Salah satu unggahan beredar dalam bahasa Indonesia disebarkan pada Kamis (8/2/2024) dengan teks berikut:
    Thailand Mengeluarkan Peringatan Bahwa Vaksinasi COVID Menyebabkan Kanker dan Tumor Otak
    Keempat akun menyertakan tautan dari situs The People's Voice.
    Situs The People's Voice yang menjadi rujukan merupakan media yang memiliki rekam jejak menyebarkan disinformasi.
    Media Bias Fact-Check mengidentifikasi situs tersebut sebagai situs bias sayap kanan yang memiliki kredibilitas rendah.
    Situs yang ada sejak 2014 tersebut berisi propaganda, konspirasi, dan informasi palsu.
    Sementara itu, sejauh ini tidak terdapat kajian ilmiah yang membuktikan bahwa vaksin dapat menyebabkan kanker.
    Dikutip dari situs Health Desk, uji klinis dan kajian dari vaksin yang telah disetujui Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tidak menunjukkan adanya kaitan vaksin Covid-19 dengan peningkatan risiko kanker.
    Tidak terdapat data yang menunjukkan vaksin Covid-19 melemahkan sistem kekebalan tubuh sehingga membuat orang rentan terhadap kanker dan penyakit lain.
    Vaksin Covid-19 juga tidak terbukti menyebabkan tumor otak.
    Berdasarkan riset yang dilakukan pada 2022, vaksin Covid-19 justru dapat menerima vaksinasi tanpa efek samping yang besar.
    Dari 965 survei di 42 negara, tidak ada pasien yang melaporkan efek samping serius.

    Hasil Cek Fakta

    Kesimpulan

    Narasi soal vaksin Covid-19 menyebabkan kanker dan tumor otak merupakan hoaks.
    Informasi bersumber dari situs penyebar propaganda dan konspirasi dengan bias sayap kanan dan kredibilitas rendah.
    Tidak kajian ilmiah yang membuktikan vaksin dapat menyebabkan kanker dan tumor otak.

    Rujukan

  • (GFD-2024-15987) [KLARIFIKASI] Tidak Benar KPU Berhenti Edarkan Surat Undangan Mencoblos

    Sumber: kompas.com
    Tanggal publish: 13/02/2024

    Berita

    KOMPAS.com - Komisi Pemilihan Umum (KPU) disebut tidak lagi mengedarkan surat pemberitahuan untuk memberikan suara pada Pemilu 2024.
    Menurut narasi yang beredar, masyarakat harus mengecek mandiri apakah namanya terdaftar sebagai pemilih di situs Cek DPT Online dari KPU.
    Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi tersebut perlu diluruskan agar tidak menimbulkan kesalahpahaman.
    Narasi yang mengeklaim KPU tidak lagi mengedarkan surat pemberitahuan untuk memberikan suara dibagikan oleh akun Facebook ini, ini, dan ini.
    Berikut narasi yang dibagikan:
    Sekarang *tidak dikeluarkan Undangan coblos*, tapi langsung cek secara online saja!!!!!
    Cara pengecekan :
    1. Buka https://cekdptonline.kpu.go.id/2. Masukan NIK3. Klik "Pencarian"4. Setelah klik "Pencarian", akan muncul nama Bapak/Ibu, nomor dan tempat TPS
    #pengikut#yggakdapatundangncoblosan

    Hasil Cek Fakta

    Komisioner KPU Idham Holik membantah narasi KPU tidak lagi mengedarkan surat pemberitahuan pemungutan suara kepada pemilih yang terdaftar di DPT Pemilu 2024.
    Idham mengatakan, surat pemberitahuan pemungutan suara diedarkan oleh petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS).
    Ketentuan tersebut tercantum dalam Pasal 6 Peraturan KPU Nomor 25 Tahun 2023 dan Bab II Lampiran I Keputusan KPU Nomor 66 Tahun 2024.
    Sesuai peraturan tersebut, Ketua KPPS dibantu anggota KPPS mengedarkan surat pemberitahuan untuk memberikan suara kepada pemilih yang terdaftar dalam DPT di wilayah kerjanya paling lambat tiga hari sebelum hari dan tanggal pemungutan suara.
    "Jika ada pemilih terdaftar di DPT yang masih belum menerima surat pemberitahuan, maka pemilih tersebut dapat menghubungi KPPS dan meminta agar diberikan surat pemberitahuan tersebut," kata Idham, kepada Kompas.com, Selasa (13/2/2023).
    Sementara itu, tautan situs DPT Online yang dicantumkan dalam post Facebook tersebut sudah diperiksa Tim Cek Fakta dan dipastikan menuju situs resmi KPU.

    Kesimpulan

    Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi yang mengeklaim KPU tidak lagi mengedarkan surat pemberitahuan untuk memberikan suara perlu diluruskan.
    Surat pemberitahuan pemungutan suara diedarkan oleh petugas KPPS paling lambat tiga hari sebelum hari dan tanggal pemungutan suara.
    Apabila pemilih yang terdaftar di DPT masih belum menerima surat pemberitahuan, dapat menghubungi petugas KPPS.

    Rujukan

  • (GFD-2024-15986) [HOAKS] Foto Amplop Berlogo PKS, Berisi Uang dan Bernarasi Upah Kampanye di JIS

    Sumber: kompas.com
    Tanggal publish: 13/02/2024

    Berita

    KOMPAS.com - Di media sosial beredar unggahan berupa foto amplop berisi uang yang diklaim diberikan saat kampanye di Jakarta International Stadium (JIS).
    Namun, setelah ditelusuri narasi tersebut keliru dan salah konteks.
    Sebagai konteks, pasangan capres-cawapres nomor urut 1 Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar menggelar kampanye akbar  di Jakarta International Stadium (JIS), Jakarta Utara, pada Sabtu (10/2/2024).
    Kampanye tersebut merupakan yang terakhir dilakukan sebelum hari pemilihan pada 14 Februari 2024. 
    Unggahan berupa amplop berisi uang yang diklaim dibagikan saat kampanye di JIS muncul di media sosial, salah satunya dibagikan oleh akun Facebook ini (arsip).
    Akun tersebut membagikan foto yang memperlihatkan dua amplop berisi uang, salah satu amplop berwarna kuning bergambar logo Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
    Gambar tersebut diberi keterangan sebagai berikut:
    Lumayan dapat amplop ikut kampanye di JIS
    Akun Facebook Gambar amplop berisi uang yang diklaim dibagikan saat kampanye di JIS

    Hasil Cek Fakta

    Tim Cek Fakta Kompas.com menelusuri foto tersebut dengan teknik reverse image search.
    Hasilnya, foto identik dengan yang ada di laman Kompas.com ini dan telah diunggah pada 2019. 
    Dalam keterangannya, foto tersebut adalah amplop yang diterima oleh Sulimin, warga  Grobogan, Jawa Tengah dari salah satu caleg DPRD Grobogan‎ pada Pemilu 2019. 
    Sehingga, dapat dipastikan bahwa foto amplop berisi uang tersebut tidak terkait dengan kampanye di JIS.
    Dalam foto asli juga tidak terdapat logo PKS pada amplop tersebut.
    Seperti diberitakan Kompas.com sebelumnya, pada 2019 aksi bagi-bagi uang sejumlah caleg  mewarnai pesta demokrasi di Kabupaten Grobogan. Aksi tersebut mulai digencarkan pada 16 April hingga 17 April 2019.
    Dalam praktiknya, para caleg tidak terjun langsung ke lapangan untuk membagikan amplop kepada warga.
    Namun, mereka memasrahkan amplop berisi uang kepada tim sukses untuk dibagikan kepada warga di daerah pilihnya. 
    Kesimpulan
    Unggahan berupa foto amplop berisi uang yang diklaim dibagikan saat kampanye di JIS keliru dan salah konteks.
    Faktanya, foto aslinya adalah amplop yang diterima oleh Sulimin, warga Grobogan, Jawa Tengah dari salah satu caleg DPRD Grobogan‎ pada Pemilu 2019.

    Rujukan

  • (GFD-2024-15985) [HOAKS] Video Helmy Yahya dan Terawan Promosikan Obat Diabetes

    Sumber: kompas.com
    Tanggal publish: 12/02/2024

    Berita

    KOMPAS.com - Video di media sosial menampilkan presenter nasional Helmy Yahya dan mantan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto mempromosikan obat diabetes.
    Namun, berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, video tersebut merupakan hasil manipulasi.
    Manipulasi video Helmy dan Terawan mempromosikan obat diabetes dibagikan oleh akun Facebook ini (arsip).
    Saat video menampilkan gambar Helmy terdapat narasi sebagai berikut: 
    Saya sembuh dari diabetes dokter meresepkan obat ini dan sekarang gula darah saya normal dan gejala-gejala yang tidak menyenangkan hilang. Saya merekomendasikannya.
    Sementara, saat gambar Terawan narasi yang muncul yakni:
    Mulailah mengonsumsi produk ini, cukup satu kapsul sehari dan kadar gula darah ada akan kembali normal. Saya jamin semua gejala akan hilang hanya dalam waktu dua minggu. Di Indonesia lebih dari 15.000 penderita diabetes telah sembuh hanya dalam waktu satu bulan pengobatan.
    Kendati demikian, dalam konten itu tidak terdapat penjelasan mengenai produk obat yang dimaksud.

    Hasil Cek Fakta

    Jika dicermati, suara yang mempromosikan obat diabetes dalam video tidak selaras dengan gerak bibir Helmy dan Terawan.
    Setelah ditelusuri, video yang diunggah di Facebook itu merupakan gabungan dua klip dari sumber berbeda.
    Klip yang menampilkan Helmy identik dengan video di kanal YouTube Helmy Yahya Bicara ini.
    Dalam video itu, Helmy tidak membahas soal obat diabetes, namun ia bercerita soal 10 wawancara yang berkesan bagi dirinya.
    Sementara, klip yang menampilkan Terawan identik dengan video di kanal YouTube CNN Indonesia ini. Terawan juga tidak membahas mengenai obat diabetes.
    Video tersebut berisi hasil wawancara dengan Terawan terkait sejumlah tantangan yang akan dihadapi setelah dilantik menjadi Menteri Kesehatan pada 2019.

    Kesimpulan

    Video yang menampilkan Helmy Yahya dan Terawan Agus Putranto mempromosikan obat diabetes merupakan hasil manipulasi.
    Video tersebut merupakan gabungan dua klip dari sumber yang berbeda. Dalam video aslinya, Helmy dan Terawan tidak membahas mengenai obat diabetes.

    Rujukan