KOMPAS.com - Beredar narasi bahwa aparat penegak hukum mendatangi rumah dan kontrakan mahasiswa yang berunjuk rasa pada awal Maret.
Sejumlah akun Facebook membagikan narasi itu disertai video berdurasi 1 menit 30 detik pada 3 dan 4 Maret 2024.
Dalam video, seorang pemuda bernama Jafar dimintai keterangan oleh Kepolisian Daerah (Polda) Metro Jaya terkait demonstrasi di depan Gedung Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).
Namun, berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, video tersebut disebarkan dengan narasi yang keliru.
Narasi soal aparat mendatangi rumah dan kontrakan mahasiwa berdemonstrasi pada awal Maret dibagikan oleh akun Facebook ini, ini, dan ini.
Salah satu akun, pada 4 Maret 2024, menuliskan narasi sebagai berikut:
Setelah Aksi kemaren, Mahasiswa langsung didatangin sama APH ke rumah dan kontrakkannya. Katanya Demokrasi tapi kayak Orba kelakuannya*TOLONG VIDEO INI DI VILARKAN DI SELURUH MEDSOS.. SHARE SELUAS LUASNYA
(GFD-2024-16492) [HOAKS] Video Aparat Datangi Rumah Mahasiswa Terkait Demo 1 Maret 2024
Sumber: kompas.comTanggal publish: 06/03/2024
Berita
Hasil Cek Fakta
Berdasarkan pemberitaan media massa daring, sejumlah organisasi masyarakat dan kelompok relawan menggelar demo, pada Jumat 1 Maret 2024, terkait dugaan kecurangan pemilu.
Demonstrasi digelar di sejumlah wilayah, antara lain, Jakarta, Yogyakarta, dan Solo.
Di Jakarta, massa yang tergabung dalam Front Rakyat Semesta (FRS) melakukan aksi di depan Gedung DPR RI.
Mereka menyuarakan beberapa tuntutan, yakni penurunan harga sembako, diskualifikasi pasangan capres-cawapres nomor urut 2, pemakzulan Presiden Jokowi, dan mendukung hak angket.
Namun, video yang beredar di Facebook tidak terkait dengan unjuk rasa tersebut.
Tim Cek Fakta Kompas.com menemukan video serupa di kanal YouTube Tribunnews ini, yang diunggah pada 14 April 2022.
Dalam deskripsi video, polisi dari Subdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya menangkap seorang pemuda bernama Jafar Sodiq.
Seperti diberitakan Kompas TV, Jafar dijemput polisi di rumahnya di Depok, Jawa Barat.
Ia ditangkap atas kasus pengeroyokan terhadap seorang polisi lalu lintas, AKP Rudi Wira, saat demo, pada 11 April 2022, di depan Gedung DPR.
Selain Jafar, tim gabungan Ditreskrimum Polda Metro Jaya juga menggeledah satu rumah pelaku lain, yakni Muhammad Naufal Nur Akbar di Duren Tiga, Pancoran, Jakarta Selatan.
Dikutip dari Antara, AKP Rudi Wira dianiaya sekelompok orang tidak dikenal saat mengevakuasi mobil yang terjebak di Jalan Tol Dalam Kota akibat unjuk rasa di Gedung DPR.
"Pada saat itu saya sedang bersama Rudi Wira. Kami sedang berusaha mengevakuasi mobil-mobil yang terjebak di jalan tol," kata Dirlantas Polda Metro Jaya, Kombes Sambodo Purnomo Yogo, pada 12 April 2022.
Demonstrasi digelar di sejumlah wilayah, antara lain, Jakarta, Yogyakarta, dan Solo.
Di Jakarta, massa yang tergabung dalam Front Rakyat Semesta (FRS) melakukan aksi di depan Gedung DPR RI.
Mereka menyuarakan beberapa tuntutan, yakni penurunan harga sembako, diskualifikasi pasangan capres-cawapres nomor urut 2, pemakzulan Presiden Jokowi, dan mendukung hak angket.
Namun, video yang beredar di Facebook tidak terkait dengan unjuk rasa tersebut.
Tim Cek Fakta Kompas.com menemukan video serupa di kanal YouTube Tribunnews ini, yang diunggah pada 14 April 2022.
Dalam deskripsi video, polisi dari Subdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya menangkap seorang pemuda bernama Jafar Sodiq.
Seperti diberitakan Kompas TV, Jafar dijemput polisi di rumahnya di Depok, Jawa Barat.
Ia ditangkap atas kasus pengeroyokan terhadap seorang polisi lalu lintas, AKP Rudi Wira, saat demo, pada 11 April 2022, di depan Gedung DPR.
Selain Jafar, tim gabungan Ditreskrimum Polda Metro Jaya juga menggeledah satu rumah pelaku lain, yakni Muhammad Naufal Nur Akbar di Duren Tiga, Pancoran, Jakarta Selatan.
Dikutip dari Antara, AKP Rudi Wira dianiaya sekelompok orang tidak dikenal saat mengevakuasi mobil yang terjebak di Jalan Tol Dalam Kota akibat unjuk rasa di Gedung DPR.
"Pada saat itu saya sedang bersama Rudi Wira. Kami sedang berusaha mengevakuasi mobil-mobil yang terjebak di jalan tol," kata Dirlantas Polda Metro Jaya, Kombes Sambodo Purnomo Yogo, pada 12 April 2022.
Kesimpulan
Video polisi menangkap terduga pelaku penganiayaan polisi lalu lintas saat demo di depan Gedung DPR, Jakarta Pusat, pada 11 April 2022, disebarkan dengan konteks keliru.
Video itu tidak terkait unjuk rasa mengenai dugaan kecurangan pemilu di DPR, pada Jumat 1 Maret 2024.
Video itu tidak terkait unjuk rasa mengenai dugaan kecurangan pemilu di DPR, pada Jumat 1 Maret 2024.
Rujukan
- https://www.facebook.com/story.php?story_fbid=122127329762190489&id=61555714695082&mibextid=oFDknk
- https://www.facebook.com/story.php?story_fbid=122131139822138602&id=61554158085939&mibextid=oFDknk
- https://www.facebook.com/story.php?story_fbid=122133510812066363&id=61551990895429&mibextid=oFDknk
- https://www.kompas.tv/nasional/489345/tak-cuma-di-jakarta-aksi-demo-1-maret-2024-juga-digelar-di-yogyakarta-solo-dan-surabaya?page=all
- https://www.youtube.com/watch?v=1X74AB84CrY
- https://www.kompas.tv/video/280371/2-pelaku-penganiayaan-polantas-akp-rudi-wira-pada-demo-11-april-2022-berhasil-ditangkap
- https://jabar.antaranews.com/berita/371805/dirlantas-akp-rudi-wira-dianiaya-saat-evakuasi-mobil-terjebak-di-jalan-tol
- https://t.me/kompascomupdate
(GFD-2024-16491) [SALAH] Video Aksi Pro-Palestina di Hamburg, Jerman
Sumber: Twitter.comTanggal publish: 07/03/2024
Berita
“Hamburg, Germany 🇩🇪. The whole world stands with Palestine 🇵🇸❤️🇵🇸”
Terjemahan:
“Hamburg, Jerman 🇩🇪. Seluruh dunia mendukung Palestina 🇵🇸❤️🇵🇸”
Terjemahan:
“Hamburg, Jerman 🇩🇪. Seluruh dunia mendukung Palestina 🇵🇸❤️🇵🇸”
Hasil Cek Fakta
Beredar sebuah video di Twitter yang mengklaim bahwa video tersebut adalah massa dari aksi untuk mendukung Palestina di Hamburg, Jerman.
Namun faktanya video yang memperlihatkan banyak massa turun ke jalan tersebut adalah aksi protes warga Jerman di Hamburg terhadap partai sayap kanan Alternatif untuk Jerman (AfD) yang merencanakan deportasi massal jutaan imigran dan pengungsi.
Dengan demikian, video aksi mendukung Palestina di Hamburg, Jerman adalah tidak benar dengan kategori Konteks yang Salah.
Namun faktanya video yang memperlihatkan banyak massa turun ke jalan tersebut adalah aksi protes warga Jerman di Hamburg terhadap partai sayap kanan Alternatif untuk Jerman (AfD) yang merencanakan deportasi massal jutaan imigran dan pengungsi.
Dengan demikian, video aksi mendukung Palestina di Hamburg, Jerman adalah tidak benar dengan kategori Konteks yang Salah.
Kesimpulan
Hasil periksa fakta Moch. Marcellodiansyah
Faktanya video tersebut adalah aksi protes terhadap partai sayap kanan Alternatif untuk Jerman (AfD) yang merencanakam deportasi massal jutaan imigran dan pengungsi.
Faktanya video tersebut adalah aksi protes terhadap partai sayap kanan Alternatif untuk Jerman (AfD) yang merencanakam deportasi massal jutaan imigran dan pengungsi.
Rujukan
(GFD-2024-16490) [SALAH] Video Gajah Sedang Berjoget Gembira
Sumber: Twitter.comTanggal publish: 07/03/2024
Berita
“Only Sanatan Culture can keep animals happy.”
Terjemahan:
“Hanya Budaya Sanatan yang bisa membuat hewan bahagia.”
Terjemahan:
“Hanya Budaya Sanatan yang bisa membuat hewan bahagia.”
Hasil Cek Fakta
Beredar sebuah video yang menunjukkan hewan seperti gajah menari, disebutkan juga dalam postingan Twitter tersebut bahwa Budaya Sanatan yang bisa membuat hewan bahagia hingga seekor gajah bisa menari.
Namun faktanya terdapat dua orang yang menggunakan kostum gajah yang sedang berjoget dalam video tersebut, bukan gajah atau hewan sungguhan. Video tersebut sebelumnya sudah diunggah melalui Instagram @_anil.arts, Anil Kumar yang mengelola Instagram tersebut melalui AFP membenarkan bahwa terdapat dua orang yang menari dalam kostum gajah yang ia rancang tersebut.
Perlu diketahui Gajah dianggap suci dalam mitologi Hindu. Mengutip dari dari Kemenag.go.id, Sanatan atau Sanatana Dharma sendiri dikenal sebagai ajaran dalam agama Hindu yang mengandung ilmu pengetahuan, baik pengetahuan tentang materi hingga pengetahuan tentang rohani. Ajaran ini juga mempunyai pandangan yang luas akan hukum dan aturan moralitas sehari-hari yang berdasar pada karma, dharma, dan norma kemasyarakatan.
Dengan demikian, video gajah bisa berjoget adalah tidak benar dengan kategori Konteks yang Salah.
Namun faktanya terdapat dua orang yang menggunakan kostum gajah yang sedang berjoget dalam video tersebut, bukan gajah atau hewan sungguhan. Video tersebut sebelumnya sudah diunggah melalui Instagram @_anil.arts, Anil Kumar yang mengelola Instagram tersebut melalui AFP membenarkan bahwa terdapat dua orang yang menari dalam kostum gajah yang ia rancang tersebut.
Perlu diketahui Gajah dianggap suci dalam mitologi Hindu. Mengutip dari dari Kemenag.go.id, Sanatan atau Sanatana Dharma sendiri dikenal sebagai ajaran dalam agama Hindu yang mengandung ilmu pengetahuan, baik pengetahuan tentang materi hingga pengetahuan tentang rohani. Ajaran ini juga mempunyai pandangan yang luas akan hukum dan aturan moralitas sehari-hari yang berdasar pada karma, dharma, dan norma kemasyarakatan.
Dengan demikian, video gajah bisa berjoget adalah tidak benar dengan kategori Konteks yang Salah.
Kesimpulan
Hasil periksa fakta Moch. Marcellodiansyah
Faktanya terdapat dua orang yang menggunakan kostum gajah yang sedang berjoget dalam video tersebut, bukan gajah atau hewan sungguhan yang berjoget.
Faktanya terdapat dua orang yang menggunakan kostum gajah yang sedang berjoget dalam video tersebut, bukan gajah atau hewan sungguhan yang berjoget.
Rujukan
(GFD-2024-16489) [SALAH] Video Jokowi Joget Oke Gas, Terdapat Bendera China dan Pemilu 2024 Terdapat Intervensi China
Sumber: Facebook.comTanggal publish: 07/03/2024
Berita
“Wah Ada Bendera RRC bro…??? Berarti Pemilu 2024 ada Intervensi Tiongkok ya…!?!?”
Hasil Cek Fakta
Sebuah video beredar di Facebook yang menunjukkan Presiden Jokowi joget dengan iringan lagu Oke Gas, diketahui lagu tersebut adalah lagu kampanye Prabowo-Gibran. Disebutkan juga terdapat bendera China pada video tersebut dan pengunggah video beranggapan bahwa Pemilu 2024 ada intervensi China.
Namun setelah ditelusuri klaim tersebut menyesatkan. Faktanya pada video dari pengambilan gambar yang berbeda yang dipublikasi oleh YouTube Sekretariat Presiden, tidak ada lagu Oke Gas yang juga lagu kampanye Prabowo-Gibran saat Presiden Jokowi ikut berjoget ketika disambut di Hotel Melia Hanoi.
Seperti yang diberitakan oleh CNBC Indonesia pada 11 Januari 2024, saat itu Presiden Jokowi sedang berkunjung ke Vietnam dan disambut dengan flashmob goyang gacor oleh Ratusan WNI dan Mitra Gojek di Vietnam saat tiba di Hotel Melia Hanoi.
Dengan demikian, video Jokowi joget Oke Gas dan terdapat bendera China adalah tidak benar dengan kategori Konten yang Menyesatkan.
Namun setelah ditelusuri klaim tersebut menyesatkan. Faktanya pada video dari pengambilan gambar yang berbeda yang dipublikasi oleh YouTube Sekretariat Presiden, tidak ada lagu Oke Gas yang juga lagu kampanye Prabowo-Gibran saat Presiden Jokowi ikut berjoget ketika disambut di Hotel Melia Hanoi.
Seperti yang diberitakan oleh CNBC Indonesia pada 11 Januari 2024, saat itu Presiden Jokowi sedang berkunjung ke Vietnam dan disambut dengan flashmob goyang gacor oleh Ratusan WNI dan Mitra Gojek di Vietnam saat tiba di Hotel Melia Hanoi.
Dengan demikian, video Jokowi joget Oke Gas dan terdapat bendera China adalah tidak benar dengan kategori Konten yang Menyesatkan.
Kesimpulan
Hasil periksa fakta Moch. Marcellodiansyah
Faktanya tidak ada bendera China dalam video tersebut, hanya terdapat bendera Vietnam dan Indonesia. Saat itu Presiden Jokowi sedang berkunjung ke Vietnam dan disambut dengan flashmob goyang gacor oleh Ratusan WNI dan Mitra Gojek di Vietnam saat tiba di Hotel Melia Hanoi pada 11 Januari 2024.
Faktanya tidak ada bendera China dalam video tersebut, hanya terdapat bendera Vietnam dan Indonesia. Saat itu Presiden Jokowi sedang berkunjung ke Vietnam dan disambut dengan flashmob goyang gacor oleh Ratusan WNI dan Mitra Gojek di Vietnam saat tiba di Hotel Melia Hanoi pada 11 Januari 2024.
Rujukan
Halaman: 3492/6994



