(GFD-2023-13608) Cek Fakta: Hoaks Kabar Ustaz Abdul Somad Ditangkap Polisi karena Bantu Warga Pulau Rempang
Sumber: liputan6.comTanggal publish: 21/09/2023
Berita
Liputan6.com, Jakarta - Kabar tentang pendakwah ustaz Abdul Somad (UAS) ditangkap polisi karena membantu warga Pulau Rempang beredar di media sosial. Kabar tersebut disebarkan salah satu akun Facebook pada 17 September 2023.
Akun Facebook tersebut mengunggah narasi berisi kabar bahwa ustaz Abdul Somad (UAS) ditangkap polisi karena membantu memberikan makanan dan dapur umum bagi warga Pulau Rempang.
"Jika UAS ditangkap Karena Memberi Saran Dapur Umum Untuk Rakyat Demontrasi Membela Warga Rempang berarti Semangkin Jelas Pemerintah Ini Serius Ngajak Perang Rakyatnya.
Jika Masyarakat Memperjuangkan Tanahnya Dianggap Penjahat, Maka Sudah Jelas Negeri Ini Dikuasai Oleh Para Penjahat Yang Merampas Tanah Rakyat.
Tidakkah kini saatnya People Power Bicara untuk Menghentikan Kekuasaan Para Perampok Tanah Rakyat???" tulis salah satu akun Facebook.
Konten yang disebarkan akun Facebook tersebut telah beberapa kali direspons dan mendapat beragam komentar dari warganet.
Sebelumnya, warga di Pulau Rempang, Kepulauan Riau menolak pembangunan proyek pembangunan Rempang Eco-City. Bentrokan antara aparat dan warga yang menolak pun tidak dapat dihindari pada Kamis 7 September 2023 lalu.
Aparat mulai masuk pada pukul 10.00 WIB pagi ini. Ribuan warga menunggu di Jembatan 4, Pulau Rempang, Kota Batam.
"Aparat memaksa masuk untuk melakukan pemasangan patok tata bata di Pulau Rempang," kata Bobi, seorang warga Rempang.
Benarkah kabar tentang ustaz Abdul Somad ditangkap polisi usai bantu warga Pulau Rempang? Berikut penelusurannya.
Hasil Cek Fakta
Cek Fakta Liputan6.com menelusuri kabar tentang pendakwah ustaz Abdul Somad (UAS) ditangkap polisi karena membantu warga Pulau Rempang. Penelusuran dilakukan dengan memasukkan kata kunci "uas ditangkap polisi pulau rempang" di kolom pencarian Google Search.
Hasilnya terdapat beberapa artikel yang membantah kabar tersebut. Satu di antaranya artikel berjudul "Heboh Polisi Panggil UAS Terkait Pulau Rempang, Ini Kata Polda Kepri" yang dimuat situs Liputan6.com pada 18 September 2023.
Liputan6.com, Jakarta - Polda Kepulauan Riau (Kepri) menyatakan tidak pernah memanggil dan menjadwalkan pemeriksaan terhadap Penceramah Kondang Ustad Abdul Somad atau UAS. Hal itu guna mengklarifikasi terkait informasi yang beredar pascabentrok di Pulau Rempang.
"Adanya pemanggilan terhadap Ust Abdul Somad atau UAS, itu tidak benar. Nah ini kan dari salah satu media sempat ada yang memberitakan itu," kata Kabid Humas Polda Kepri, Kombes Pol Zahwani Pandra Arsyad saat dihubungi, Senin (18/9/2023).
Informasi itu, kata Pandra, langsung dikonfirmasi ke Dirkrimum Polda Kepri, Kombes Pol Adib Rojikan. Bahwa pemeriksaan dilakukan terhadap seorang bernama Burhan selaku 'Sahabar UAS', bukan langsung kepada Ustadz Abdul Somad.
"Namun, itu adalah pemeriksaan yang memang sahabat daripada UAS itu saja intinya dan itu bukan penangkapan tapi hanya dimintai keterangan supaya tidak melebar," kata Pandra.
Pandra menyampaikan selama pemeriksaan terhadap Burhan selaku saksi, berjalan dengan lancar. Anggota 'Sahabat Uas' itu secara kooperatif memberikan keterangan terkait dugaan keterlibatannya saat aksi demo pada 11 September 2023.
"Diklarifikasi terhadap penyediaan pada saat aksi demo dimana para tersangka pada aksi tersebut dia mendapatkan suplai makanan dari saudara B tersebut kita mintai keterangan saja," katanya.
"Bahkan mereka ada saat diberikan setelah nasbung dan uang Rp20 ribu, dan sekarang para tersangka saat ini berada di sel tahanan Mapolda Kepri," tambah dia.
Adapun diketahui saat ini buntut aksi kericuhan yang terjadi di Pulau Rempang, sebanyak 35 orang telah dijadikan sebagai tersangka. Karena dianggap sebagai provokator, berbuntut penyerangan kepada petugas pada 7 dan 11 September.
Namun kekinian, ke-35 tersangka telah dikabulkan pengajuan permohonan penangguhan penahanannya dan pada 16 September 2023 oleh Kapolresta Barelang selaku penyidik telah dilepaskan.
"Di hadapan para tersangka dan disaksikan oleh keluarga dan elemen yang ada dan menjamin tidak ada lagi aksi, unjuk rasa yang tidak berakhir dengan damai. Itu jaminannya," jelasnya.
Kesimpulan
Kabar tentang pendakwah ustaz Abdul Somad (UAS) ditangkap polisi karena membantu warga Pulau Rempang ternyata tidak benar alias hoaks. Pihak Polda Kepri memastikan, memang ada pemanggilan terkait pemberian bantuan makanan saat aksi di Pulau Rempat, tetapi bukan ustaz Abdul Somad melainkan rekannya, yakni Burhan.
Rujukan
(GFD-2023-13607) Cek Fakta: Tidak Benar Dalam Video Ini Kerusuhan di Rempang Batam
Sumber: liputan6.comTanggal publish: 21/09/2023
Berita
Liputan6.com, Jakarta- Cek Fakta Liputan6.com mendapati klaim video kerusuhan di Rempang Batam, informasi tersebut diunggah salah satu akun Facebook, pada 14 September 2023.
Unggahan kliam klaim video kerusuhan di Rempang Batam menampilkan suasana luar ruangan yang dipadati sejumlah orang yang sebagian sedang mengibarkan bendera, terlihat juga kobaran api dan flare.
Video tersebut diberi keterangan sebagai berikut.
"Suasana di Batam Island terus memanas, kisruh Rempang Batam berlarut"
Benarkah klaim video kerusuhan di Rempang Batam? Simak penelusuran Cek Fakta Liputan6.com.
Hasil Cek Fakta
Cek Fakta Liputan6.com menelusuri klaim video kerusuhan Rempang Batam dengan menangkap layar klaim video untuk dijadikan bahan penelusuran menggunakan Google Image.
Penelusuran mengarah pada sejumlah situs salah satunya akun Instagram resmi pendukung tim sepak bola São Paulo, Brasil @torcidaindependeneoficial.
Akun Instagram @torcidaindependeneoficial mengunggah video yang identik dengan klaim, pada 31 Agustus 2023.
Unggahan tersebut diberi keterangan sebagai berikut.
"JÁ SOMOS 52 MIL VOZES ?️
17h Portão Principal19h Desligue o Celular
Arquibancada, Cativa , Tribuna , Camarote ?️Só cante ? Três cores e uma só Torcida ?
Vamos São Paulo !!!"
Penelusuran dilanjutkan menggunakan Google Search dengan kata kunci 'kerusuhan Batam Rempang'.
Penelusuran mengarah pada tulisan berjudul "Masyarakat dihebohkan postingan video di media sosial yang menyebutkan telah terjadi kerusuhan di Kota Batam." yang dimuat situs bpbatam.go.id, pada 10 September 2023.
Dalam tulisan bpbatam.go.id, Kepala Biro Humas Promosi dan Protokol BP Batam Ariastuty Sirait menegaskan bahwa video yang tampak ribuan warga berkumpul, disebut-sebut menolak Proyek Strategis Nasional (PSN) Pengembangan Rempang Eco City tersebut hoaks.
Ariastuty memaparkan, video itu merupakan video yang terjadi di Sao Paulo, Brazil. Video tersebut, diunggah oleh akun Tiktok bernama @emersontrindade766 pada 18 Agustus 2023.
“Bahwa video yang mengatakan kalau itu di Batam, adalah tidak benar atau hoaks,” tegas Ariastuty.
Adapun video yang menebar ketakutan itu, menurutnya, disebarkan oleh orang-orang tidak bertanggung jawab untuk memprovokasi masyarakat Kota Batam. Untuk itu, ia meminta kepada masyarakat tidak terprovokasi atau terpancing atas beredarnya informasi yang beredar di media sosial.
“Kami meminta kepada masyarakat tidak mudah percaya dan terprovokasi dengan berita-berita bohong. Maka dari itu, mari bersama-sama menjaga kedamaian di Kota Batam,” imbuhnya.
Kesimpulan
Cek Fakta Liputan6.com menelusuri klaim video kerusuhan di Rempang Batam tidak benar.
Video tersebut dilakukan olehpendukung tim sepak bola São Paulo, Brasil.
Rujukan
(GFD-2023-13606) [SALAH] Tokoh Besar Diduga Korupsi Rp 349 T Setelah 1000 Ton Emas Antam Ditemukan
Sumber: Youtube.comTanggal publish: 21/09/2023
Berita
Kanal YouTube KABAR NEWS (https://www.youtube.com/@kabarnews672) pada 18 September 2023 mengunggah video dengan judul dan thumbnail yang mengklaim bahwa tokoh besar diduga terlibat korupsi sebesar Rp 349 T. Adanya dugaan tersebut didasarkan pada penemuan 1000 ton emas antam yang merupakan produk logam mulia hasil produksi PT Aneka Tambang.
Hasil Cek Fakta
Setelah dilakukan penelusuran, faktanya judul tersebut berbeda dengan isi dan narasi dalam video.
Pada kenyataannya, video tersebut menjelaskan mengenai kesulitan yang dialami oleh Kejaksaan Agung (Kejagung) dalam menetapkan tersangka kasus tindak pidana kepabeanan emas batangan di Bea Cukai Bandara Soekarno-Hatta (Soetta). Kejagung mengaku bahwa kesulitan tersebut disebabkan karena masih adanya tarik-ulur antara penerapan UU Kepabeanan dengan UU Tindak Pidana Korupsi (Tipikor).
Pada kenyataannya, video tersebut menjelaskan mengenai kesulitan yang dialami oleh Kejaksaan Agung (Kejagung) dalam menetapkan tersangka kasus tindak pidana kepabeanan emas batangan di Bea Cukai Bandara Soekarno-Hatta (Soetta). Kejagung mengaku bahwa kesulitan tersebut disebabkan karena masih adanya tarik-ulur antara penerapan UU Kepabeanan dengan UU Tindak Pidana Korupsi (Tipikor).
Kesimpulan
Hasil periksa fakta ‘Ainayya Al Fatikhah.
Unggahan video dengan judul dan thumbnail yang mengklaim bahwa tokoh besar diduga korupsi Rp 349 T setelah ditemukannya 1000 ton emas antam merupakan konten yang dimanipulasi. Faktanya, judul tersebut berbeda dengan isi dan narasi dalam video.
Unggahan video dengan judul dan thumbnail yang mengklaim bahwa tokoh besar diduga korupsi Rp 349 T setelah ditemukannya 1000 ton emas antam merupakan konten yang dimanipulasi. Faktanya, judul tersebut berbeda dengan isi dan narasi dalam video.
Rujukan
- https://news.republika.co.id/berita/s0z93k436/kejagung-akui-kesulitan-temukan-tersangka-korupsi-impor-emas-ini-penyebabnya
- https://www.kompas.id/baca/polhuk/2023/09/15/penyidik-belum-temukan-keterlibatan-penyelenggara-negara-dalam-kasus-impor-emas
- https://www.cnbcindonesia.com/news/20230407125207-4-428088/skandal-emas-rp189-t-bea-cukai-terbongkar-ini-kronologinya
- https://money.kompas.com/read/2023/04/04/211041926/kronologi-dugaan-tppu-emas-batangan-ilegal-rp-189-triliun-di-bea-cukai-versi?page=all
- https://www.cnbcindonesia.com/news/20230329163840-4-425557/wah-mahfud-ungkap-transaksi-janggal-di-bea-cukai-rp189-t
(GFD-2023-13605) [SALAH] Yunani Tinggal Nama Setelah Diterjang Banjir Bandang
Sumber: Youtube.comTanggal publish: 21/09/2023
Berita
Kanal YouTube CCTV BENCANA (https://www.youtube.com/@bencanaalam294) pada 10 September 2023 mengunggah video dengan judul yang mengklaim bahwa saat ini Negara Yunani hanyalah tinggal sebuah nama. Hal itu disebabkan karena banjir bandang paling dahsyat telah menerjang dan memorakporandakan Yunani.
Hasil Cek Fakta
Setelah dilakukan penelusuran, faktanya judul tersebut berbeda dengan isi dan narasi dalam video.
Pada kenyataannya, video tersebut berisi mengenai kabar hujan badai yang memicu banjir di Turki tanpa menjelaskan berita banjir di Yunani seperti yang tertulis pada judul unggahan. Diketahui bahwa empat orang hilang setelah banjir bandang menghantam lokasi perkemahan di Provinsi Kirklareli, dekat perbatasan Turki dengan Bulgaria. Sementara itu di Istanbul, kota terbesar di Turki, hujan deras membanjiri jalanan dan rumah-rumah di dua lingkungan, menyebabkan sedikitnya dua orang tewas.
Pada kenyataannya, video tersebut berisi mengenai kabar hujan badai yang memicu banjir di Turki tanpa menjelaskan berita banjir di Yunani seperti yang tertulis pada judul unggahan. Diketahui bahwa empat orang hilang setelah banjir bandang menghantam lokasi perkemahan di Provinsi Kirklareli, dekat perbatasan Turki dengan Bulgaria. Sementara itu di Istanbul, kota terbesar di Turki, hujan deras membanjiri jalanan dan rumah-rumah di dua lingkungan, menyebabkan sedikitnya dua orang tewas.
Kesimpulan
Hasil periksa fakta ‘Ainayya Al Fatikhah.
Unggahan video yang mengklaim bahwa Negara Yunani hanyalah tinggal sebuah nama setelah porak-poranda diterjang banjir bandang merupakan konten yang menyesatkan. Faktanya, judul tersebut berbeda dengan isi dan narasi dalam video.
Unggahan video yang mengklaim bahwa Negara Yunani hanyalah tinggal sebuah nama setelah porak-poranda diterjang banjir bandang merupakan konten yang menyesatkan. Faktanya, judul tersebut berbeda dengan isi dan narasi dalam video.
Rujukan
Halaman: 3483/6287