• (GFD-2024-22249) Berita Fakta Atau Hoax? Cek Disini - Liputan6.com

    Sumber:
    Tanggal publish: 28/08/2024

    Berita


    Liputan6.com, Jakarta - Beredar di media sosial postingan yang mengklaim Bill Gates bergabung dengan WHO menyerukan agar penolak vaksin ditangkap militer. Postingan itu beredar sejak awal bulan lalu.
    Salah satu akun ada yang mengunggahnya di Facebook. Akun itu mempostingnya pada 3 Agustus 2024.
    Berikut isi postingannya:
    "Bill Gates dan WHO Serukan Militer untuk Menangkap Penolak Vaksin mRNA Selama Pandemi Flu BurungBill Gates telah bergabung dengan Organisasi Kesehatan Dunia dalam menyerukan agar para penolak vaksin ditangkap oleh militer dan disuntik paksa dengan mRNA selama pandemi berikutnya.
    Gates dan WHO telah memerintahkan pemerintah untuk meletakkan dasar guna memobilisasi militer karena mereka mengklaim bahwa skeptisisme vaksin adalah "tercela secara moral" dan penolakan vaksin adalah "tindakan agresi" yang harus dihadapi dengan kekerasan."
    Lalu benarkah postingan yang mengklaim Bill Gates bergabung dengan WHO menyerukan agar penolak vaksin ditangkap militer?
    Cek Fakta Liputan6.com menelusuri dan menemukan artikel AFP Fact Check berjudul "Misinformation about Gates, WHO forcing vaccination spreads online" yang tayang pada 6 Agustus 2024.
    Dalam artikel itu terdapat bantahan dari WHO. Mereka menyebut postingan tersebut tidak benar.
    "Klaim bahwa WHO telah mengusulkan keterlibatan militer seperti yang disebutkan dalam postingan adalah kebohongan dan kepalsuan yang jahat. Ini adalah disinformasi yang berbahaya," bunyi pernyataan WHO dalam surel kepada AFP Fact Check.
    "Negara-negara anggota WHO berdaulat untuk membuat kebijakan terkait kesehatan penduduknya. WHO juga tidak punya kemampuan untuk memaksakan mandat vaksinasi."
    Selain itu Yayasan The Gates kepada AFP juga menyatakan klaim tersebut tidak benar.

    Hasil Cek Fakta

    Kesimpulan


    Postingan yang mengklaim Bill Gates bergabung dengan WHO menyerukan agar penolak vaksin ditangkap militer adalah tidak benar.

    Rujukan

  • (GFD-2024-22248) Berita Fakta Atau Hoax? Cek Disini - Liputan6.com

    Sumber:
    Tanggal publish: 28/08/2024

    Berita


    Liputan6.com, Jakarta - Sebuah video yang diklaim sebagai penemuan putri duyung di Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan beredar di media sosial. Video tersebut disebarkan salah satu akun Facebook pada 23 Agustus 2024.
    Video berdurasi 27 detik itu memperlihatkan seorang anak kecil tengah terbaring di pantai. Namun, penampakan anak kecil dalam video tersebut terlihat aneh, bagian pinggang hingga kakinya mirip tubuh ikan.
    Sejumlah orang terlihat mengamati dan memegang bagian tubuh yang mirip ikan tersebut. Video itu kemudian dikaitkan dengan penemuan putri duyung di Selayar, Sulawesi Selatan.
    "Penemuan putri duyung d Selayar," tulis salah satu akun Facebook.
    Konten yang disebarkan akun Facebook tersebut telah 16 ribu kali direspons dan mendapat 1.200 komentar dari warganet.
    Benarkah dalam video tersebut merupakan penemuan putri duyung di Selayar, Sulawesi Selatan? Berikut penelusurannya.
     

    Hasil Cek Fakta


    Cek Fakta Liputan6.com menelusuri video yang diklaim penemuan putri duyung di Selayar, Sulawesi Selatan. Penelusuran dilakukan dengan mengunggah gambar tangkapan layar dari video tersebut ke situs Yandex.
    Hasilnya terdapat beberapa artikel yang menjelaskan mengenai video yang diklaim sebagai penemuan putri duyung. Satu di antaranya artikel berjudul "Does Video Show a Mermaid Found in Kenya?" yang dimuat situs snopes.com pada 12 April 2022 lalu.
    Ternyata video tersebut pernah viral pada 2022 lalu dan diklaim sebagai penemuan putri duyung di Afrika. Dikutip dari snopes.com, video itu diklaim merupakan kejadian di Afrika pada April 2022. Namun, ketika dikonfirmasi ke beberapa pejabat di Kenya dan Afrika Selatan, tidak ada laporan tentang penemuan putri duyung di pantai.
    "Harap dicatat bahwa Muizenberg SAPS tidak memiliki laporan tentang putri duyung yang hanyut di pantai atau laporan tentang seorang anak yang digigit ikan," demikian pernyataan seorang juru bicara.
     

    Kesimpulan


    Video yang diklaim sebagai penemuan putri duyung di Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan ternyata tidak benar alias hoaks. Faktanya, tidak ada informasi valid yang mendukung kabar tersebut.

    Rujukan

  • (GFD-2024-22247) Keliru, Video Penemuan Putri Duyung di Selayar

    Sumber:
    Tanggal publish: 28/08/2024

    Berita



    Dua akun Facebook mengunggah dua video yang diklaim sebagai penemuan putri duyung di Selayar. Video itu memperlihatkan berkerumun di pinggir pantai sembari memegang ekor ikan yang menempel di bagian bawah sosok mirip manusia.



    Sejak diunggah 24 Agustus 204, video tersebut telah ditonton 2,5 juta kali dan dikomentari 863 kali. Lantas, benarkah video tersebut merupakan penemuan putri Duyung di Selayar ?

    Hasil Cek Fakta



    Hasil verifikasi Tempo menunjukkan bahwa video penemuan putri duyung itu tidak benar. Video yang identik pernah beredar pada 2022, saat itu dengan klaim putri duyung ditemukan di Kenya dan Afrika Selatan.

    Pemeriksaan fakta atas konten tersebut telah dilakukan oleh Snopes dan televisi Inggris, ITV pada April 2022. Versi paling awal dari video ini pertama kali diunggah pada akun tiktok pada tanggal 6 April 2022 bersama dengan klaim bahwa "putri duyung asli" telah "ditangkap di Muizenberg, Afrika Selatan." Video tersebut telah ditonton lebih dari 8 juta kali.

    Konten tersebut beredar di media sosial, saat itu diklaim terjadi di Kenya dan Afrika Selatan. Kedua media tersebut telah mengkonfirmasi otoritas di kedua negara dan menyatakan bahwa tidak ada penemuan putri duyung seperti dalam video, atau peristiwa seorang bocah yang tewas karena dimangsa ikan.

    Kemungkinan besar unggahan itu merupakan gabungan video berbeda yang diubah secara digital. Snopes memperlihatkan kejanggalan pada video di mana tekstur pasir tidak berubah saat tangan putri duyung itu bergerak di atasnya.

    Badan Layanan Kelautan dan Atmofir Amerika Serikat (NOAA), sendiri menyatakan tidak ada bukti keberadaan humanoid akuatik atau putri duyung yang pernah ditemukan. Putri duyung — makhluk laut yang setengah manusia dan setengah ikan — yang disuarakan adalah makhluk laut legendaris yang diceritakan dalam budaya maritim sejak dahulu kala. Namun hingga saat ini tidak ada bukti keberadaan mahluk ini.

    Sebelum, narasi serupa tentang klaim penemuan putri duyung di Afrika Selatan pernah beredar pada pada Agustus 2022 dan telah dinyatakan sebagai informasi keliru.

    Kesimpulan



    Hasil pemeriksaan fakta Tempo, dua akun yang mengunggah dua video diklaim merupakan merupakan penemuan putri duyung di selayar adalah Keliru. 

    Video tersebut merupakan video lawas yang sudah pernah beredar pada 2022 yang diklaim di Kenya dan Afrika Selatan. Namun kedua otoritas menyatakan tidak pernah ada penemuan putri duyung, terdapat kejanggalan pada video, dan putri duyung yang berbentuk setengah manusia hanya ada dalam dongeng atau tidak pernah ada dalam realitas.

    Rujukan

  • (GFD-2024-22246) Keliru, CNN Indonesia Beritakan Presiden Jokowi Tantang Mahasiswa Desak Pengesahan Hukuman Mati Bagi Koruptor

    Sumber:
    Tanggal publish: 28/08/2024

    Berita



    Sebuah gambar beredar di YouTube serta Facebook unggahan ini dan ini, yang diklaim memperlihatkan berita CNN Indonesia tentang Presiden Jokowi yang menantang mahasiswa mendesak disahkannya hukuman mati bagi koruptor. Gambar tersebut beredar bersamaan dengan unjuk rasa di berbagai daerah untuk mengawal putusan Mahkamah Konstitusi.

    Gambar itu memperlihatkan tangkapan layar menyertakan logo media online CNN Indonesia dengan judul: “Jokowi “Geram”: Saya Menantang Mahasiswa yang Demo Hari Ini, Mau gak Kalian Demo untuk Mengesahkan UU Hukuman Mati Bagi Koruptor?



    Benarkah CNN Indonesia memberitakan tantangan Presiden Jokowi sebagaimana narasi yang beredar?

    Hasil Cek Fakta



    Wakil Pimpinan Redaksi CNN Indonesia Ike Agestu menyatakan konten yang beredar keliru. Pihaknya tidak pernah menerbitkan berita seperti dalam tangkapan layar tersebut.

    “Pihak yang mengedit cuma mencomot frame format berita kita di bagian atas. Font judul, gaya penulisan judul, juga berbeda dengan CNN Indonesia,” kata Ike melalui pesan kepada Tempo, Selasa, 27 Agustus 2024.

    Gambar yang beredar memperlihatkan tangkapan layar artikel yang diterbitkan tanggal 22 Agustus 2024, pukul 15:20 WIB. Faktanya, berita asli di website CNN Indonesia pada tanggal tersebut berjudul "Cara Atasi Perih akibat Gas Air Mata saat Demo, Bukan Pakai Odol".

    Selain itu, pemilik konten juga mengubah foto berita menjadi foto Presiden Jokowi menggunakan batik berwarna coklat. Foto tersebut pernah dimuat di CNN Indonesia pada artikel berjudul "Refleksi ICW 2019: Jokowi-DPR Sponsor Utama Kehancuran KPK" edisi 29 Desember 2019.



    Ike juga mengimbau masyarakat agar tidak mudah percaya pada tangkapan layar berita karena sangat mudah bagi pihak tertentu untuk mengubah judul atau gambar yang bisa menyebabkan disinformasi atau hoaks.

    “Jika memang menemukan berita serupa, bisa dicek kebenarannya yang pertama dari situs kita, CNNIndonesia.com, dan beberapa akun resmi sosial media kita,” kata Ike lagi.

    Kesimpulan



    Verifikasi Tempo menyimpulkan bahwa narasi yang mengatakan gambar yang beredar memperlihatkan berita CNN Indonesia yang mengabarkan Presiden Jokowi menantang mahasiswa mendesak pengesahan UU hukuman mati bagi koruptor adalah klaimkeliru.

    Sesungguhnya gambar itu merupakan hoaks yang menggunakan tangkapan layar berita. Agar masyarakat percaya, gambar itu disertai logo dan format berita dari media CNN Indonesia.

    Rujukan