• (GFD-2024-22255) Berita Fakta Atau Hoax? Cek Disini - Liputan6.com

    Sumber:
    Tanggal publish: 28/08/2024

    Berita


    Liputan6.com, Jakarta - Beredar di media sosial postingan yang mengklaim Bill Gates bergabung dengan WHO menyerukan agar penolak vaksin ditangkap militer. Postingan itu beredar sejak awal bulan lalu.
    Salah satu akun ada yang mengunggahnya di Facebook. Akun itu mempostingnya pada 3 Agustus 2024.
    Berikut isi postingannya:
    "Bill Gates dan WHO Serukan Militer untuk Menangkap Penolak Vaksin mRNA Selama Pandemi Flu BurungBill Gates telah bergabung dengan Organisasi Kesehatan Dunia dalam menyerukan agar para penolak vaksin ditangkap oleh militer dan disuntik paksa dengan mRNA selama pandemi berikutnya.
    Gates dan WHO telah memerintahkan pemerintah untuk meletakkan dasar guna memobilisasi militer karena mereka mengklaim bahwa skeptisisme vaksin adalah "tercela secara moral" dan penolakan vaksin adalah "tindakan agresi" yang harus dihadapi dengan kekerasan."
    Lalu benarkah postingan yang mengklaim Bill Gates bergabung dengan WHO menyerukan agar penolak vaksin ditangkap militer?
    Cek Fakta Liputan6.com menelusuri dan menemukan artikel AFP Fact Check berjudul "Misinformation about Gates, WHO forcing vaccination spreads online" yang tayang pada 6 Agustus 2024.
    Dalam artikel itu terdapat bantahan dari WHO. Mereka menyebut postingan tersebut tidak benar.
    "Klaim bahwa WHO telah mengusulkan keterlibatan militer seperti yang disebutkan dalam postingan adalah kebohongan dan kepalsuan yang jahat. Ini adalah disinformasi yang berbahaya," bunyi pernyataan WHO dalam surel kepada AFP Fact Check.
    "Negara-negara anggota WHO berdaulat untuk membuat kebijakan terkait kesehatan penduduknya. WHO juga tidak punya kemampuan untuk memaksakan mandat vaksinasi."
    Selain itu Yayasan The Gates kepada AFP juga menyatakan klaim tersebut tidak benar.

    Hasil Cek Fakta

    Kesimpulan


    Postingan yang mengklaim Bill Gates bergabung dengan WHO menyerukan agar penolak vaksin ditangkap militer adalah tidak benar.

    Rujukan

  • (GFD-2024-22254) Berita Fakta Atau Hoax? Cek Disini - Liputan6.com

    Sumber:
    Tanggal publish: 28/08/2024

    Berita


    Liputan6.com, Jakarta - Sebuah video yang diklaim sebagai penemuan putri duyung di Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan beredar di media sosial. Video tersebut disebarkan salah satu akun Facebook pada 23 Agustus 2024.
    Video berdurasi 27 detik itu memperlihatkan seorang anak kecil tengah terbaring di pantai. Namun, penampakan anak kecil dalam video tersebut terlihat aneh, bagian pinggang hingga kakinya mirip tubuh ikan.
    Sejumlah orang terlihat mengamati dan memegang bagian tubuh yang mirip ikan tersebut. Video itu kemudian dikaitkan dengan penemuan putri duyung di Selayar, Sulawesi Selatan.
    "Penemuan putri duyung d Selayar," tulis salah satu akun Facebook.
    Konten yang disebarkan akun Facebook tersebut telah 16 ribu kali direspons dan mendapat 1.200 komentar dari warganet.
    Benarkah dalam video tersebut merupakan penemuan putri duyung di Selayar, Sulawesi Selatan? Berikut penelusurannya.
     

    Hasil Cek Fakta


    Cek Fakta Liputan6.com menelusuri video yang diklaim penemuan putri duyung di Selayar, Sulawesi Selatan. Penelusuran dilakukan dengan mengunggah gambar tangkapan layar dari video tersebut ke situs Yandex.
    Hasilnya terdapat beberapa artikel yang menjelaskan mengenai video yang diklaim sebagai penemuan putri duyung. Satu di antaranya artikel berjudul "Does Video Show a Mermaid Found in Kenya?" yang dimuat situs snopes.com pada 12 April 2022 lalu.
    Ternyata video tersebut pernah viral pada 2022 lalu dan diklaim sebagai penemuan putri duyung di Afrika. Dikutip dari snopes.com, video itu diklaim merupakan kejadian di Afrika pada April 2022. Namun, ketika dikonfirmasi ke beberapa pejabat di Kenya dan Afrika Selatan, tidak ada laporan tentang penemuan putri duyung di pantai.
    "Harap dicatat bahwa Muizenberg SAPS tidak memiliki laporan tentang putri duyung yang hanyut di pantai atau laporan tentang seorang anak yang digigit ikan," demikian pernyataan seorang juru bicara.
     

    Kesimpulan


    Video yang diklaim sebagai penemuan putri duyung di Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan ternyata tidak benar alias hoaks. Faktanya, tidak ada informasi valid yang mendukung kabar tersebut.

    Rujukan

  • (GFD-2024-22253) [SALAH] MASSA SERET JOKOWI DAN BAKAR ISTANA PRESIDEN

    Sumber: youtube.com
    Tanggal publish: 29/08/2024

    Berita

    JANGAN B0D0HI R4KYAT!! R4KYAT G3RUDUK IST4NA SEREET JKW KELUAR K4NDAN9NYA ? – BREAKING NEWS

    BREAKING NEWS
    MASSA BAKAR ISTANA PRESIDEN?
    INGATKAN PENGUASA JANGAN COBA BODOHI RAKYAT

    Hasil Cek Fakta

    Beredar sebuah video dari channel youtube bernama Infotama News yang menampilkan gambar thumbnail istana presiden dengan kobaran api bernarasikan massa seret Presiden Jokowi dan bakar istana presiden. Video tersebut diunggah pada 26 Agustus 2024.

    Setelah dilakukan penelusuran, thumbnail yang ditampilkan dalam video tersebut merupakan hasil manipulasi. Gambar kobaran api tersebut bersumber dari artikel jpnn.com berjudul “Dirjen Dikti: Tidak Ada Larangan Mahasiswaa Berdemo, Merdeka Bukan Anarki”. Gambar itu merupakan momen ketika sejumlah pengunjuk rasa melakukan aksi di Kawasan Silang Monas, Kamis, 8 Oktober 2020.

    Dalam video terdapat narasi yang membahas tentang sejumlah guru besar, akademisi, ahli hukum tata negara, mahasiswa, hingga aktivis 1998 menggelar aksi unjuk rasa di depan Gedung Mahkamah Konstitusi (MK), Kamis, 22 Agustus 2024. Mereka mengutuk DPR RI yang berupaya menggagalkan putusan MK. Narasi itu bersumber dari artikel era.id berjudul “Forum Guru Besar dan Akademisi Dukung Putusan MK, Ingatkan Penguasa Jangan Coba Bodohi Rakyat”.

    Selain itu narator dalam video juga membacakan artikel dari rmol.id dengan judul “Putusan MK 60 Dobrak Keangkuhan Kartel Politik”. Artikel ini membahas tentang putusan Mahkamah Konstitusi (MK) Nomor 60/PUU-XXII/2024 yang dianggap sebagai angin segar oleh sejumlah partai politik (parpol).

    Berdasarkan penjelasan di atas, narasi yang disebarluaskan oleh channel youtube Infotama News adalah keliru dan termasuk ke dalam konten yang dimanipulasi.

    Kesimpulan

    Hasil periksa fakta Pekik Jalu Utomo.
    Informasi menyesatkan. Tidak ditemukan pemberitaan terkait massa seret Presiden Jokowi dan bakar istana presiden. Video tersebut hanya menampilkan cuplikan dari beberapa peristiwa berbeda yang ditambahi dengan narasi menyesatkan dan thumbnail yang dimanipulasi.

    Rujukan

  • (GFD-2024-22252) Disinformasi! Video PDIP usung Ahok di Pilkada DKI Jakarta 2024

    Sumber:
    Tanggal publish: 28/08/2024

    Berita

    Jakarta (ANTARA/JACX) – Sebuah unggahan video di TikTok menarasikan PDI Perjuangan akhirnya memilih untuk mengusung mantan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok di Pilkada Jakarta 2024 sebagai calon Gubernur.

    Dalam unggahan video tersebut, menampilkan Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto yang mengumumkan majunya Ahok sebagai calon Gubernur DKI Jakarta.

    Berikut narasi dalam unggahan tersebut:

    “akhirnya pak Ahok menuju DKI Jakarta”

    Namun, benarkah PDIP usung Ahok di Pilkada DKI Jakarta 2024?

    Hasil Cek Fakta

    Berdasarkan penelusuran, video tersebut merupakan video lama saat PDIP akhirnya resmi pasangan Basuki Tjahaja Purnama dan Djarot Saiful Hidayat pada Pilkada DKI 2017. Duet Ahok- Djarot diumumkan di Kantor DPP PDIP, Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat, Selasa (20/9/2016) malam.

    Video pengumuman tersebut serupa dengan unggahan Berita Satu yang berjudul “Breaking News: PDIP Resmi Usung Ahok-Djarot”.

    Dalam video yang diunggah oleh ANTARA, pasangan bakal calon gubernur dan wakil gubernur Jakarta dari PDIP Pramono Anung dan Rani Karno tiba di KPUD Jakarta, Rabu (28/8). Keduanya siap mendaftarkan diri dalam berlaga di Pilgub Jakarta 2024. Dalam perjalanan menuju KPU tersebut, juga terdapat Ahok mendampingi pasangan calon tersebut.

    Klaim: Video PDIP usung Ahok di Pilkada DKI Jakarta 2024

    Rating: Disinformasi

    Pewarta: Tim JACX

    Editor: Indriani

    Copyright © ANTARA 2024

    Rujukan