• (GFD-2025-28902) [HOAKS] Pesan Berantai Peringatkan Aksi Petrus di Kabupaten Tangerang

    Sumber:
    Tanggal publish: 04/09/2025

    Berita

    KOMPAS.com - Beredar pesan berantai berisi peringatan untuk tidak keluar malam yang ditujukan kepada warga Kabupaten Tangerang, Banten.

    Pesan itu menyebutkan, akan ada aksi penembakan misterius (petrus) bagi orang-orang yang melakukan kerusuhan.

    Namun berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, pesan itu hoaks.

    Pesan berantai berisi peringatan agar warga Kabupaten Tangerang tidak keluar malam karena akan ada petrus dibagikan oleh akun Facebook ini pada Senin (1/9/2025).

    Berikut narasi yang dibagikan:

    Pemberitahuan. 

    Dari Bitung,Cikupa, belaraja,pemda untuk tidak keluar malm mulai malm ini hingga bsok tgl1 sampe tgl 10 september 2025.di jam 22.00 keatas Mulai malam ini, Seruan dari interpol &Polisi akan diberlakukan (PETRUS) Penembak Misterius bagi yg anarkis!!.

    Ingatkan sanak keluarga untuk tidak keluar malam sehingga tidak salah sasaran perintah TEMBAK MATI DITEMPAT..info ini resmi dari INTEL menyampaikan ke teman-teman sekolah maupun Mahasiswa.

    ini berita rahasia tidak semua orang tau.Jadi dihimbau jam 22.00.malam matikan lampu lampu yg sekitar yg mengundang kerumunan/ tongkrongan disekitar Rumah. Selalu waspada dan diam di rumah

    Info ini sudah A1.waspada kepada anak anak kita..awasi jangan sampai keluar malam.semoga kita semua di lindungi ALLAH

    Screenshot Hoaks, pesan berantai peringatkan aksi petrus di Kabupaten Tangerang, Banten

    Hasil Cek Fakta

    Tim Cek Fakta Kompas.com menemukan bahwa pesan tersebut mirip dengan pesan berantai hoaks yang beredar beberapa waktu lalu.

    Pesan tersebut mengatasnamakan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Indonesia dan mengimbau masyarakat tidak keluar malam karena akan ada petrus.

    Namun, narahubung BEM UI, Irdina Alin mengatakan kepada Kompas.com bahwa pesan tersebut hoaks dan bukan berasal dari BEM UI.

    "Hoaks," kata Irdina seperti diberitakan Kompas.com, Senin (1/9/2025).

    Terdapat kesamaan tulisan meskipun pesan berantai untuk warga Kabupaten Tangerang ini tidak mengatasnamakan BEM UI.

    Adapun, penembakan misterius atau Petrus adalah kasus pembunuhan yang terjadi antara tahun 1983 dan 1985 di bawah rezim Orde Baru.

    Sebagaimana pernah ditulis Kompas.com, penembakan misterius merupakan kasus pelanggaran hak asasi manusia, karena mengadili seseorang tanpa melalui proses hukum.

    Saat itu, siapa saja yang dinilai sebagai pelaku kriminal atau kejahatan, seperti preman, perampok, dibunuh dengan cara ditembak.

    Kesimpulan

    Pesan berantai berisi peringatan agar warga Kabupaten Tangerang tidak keluar malam pada 1-10 September 2025 karena akan ada petrus adalah hoaks.

    Sebelumnya, pesan yang sama beredar dengan mengatasnamakan BEM UI. Namun, BEM UI mengonfirmasi tidak pernah mengeluarkan pesan tersebut.

    Rujukan

  • (GFD-2025-28901) [KLARIFIKASI] Video Uya Kuya Marahi Perusak Rumahnya adalah Konten Prank pada 2022

    Sumber:
    Tanggal publish: 04/09/2025

    Berita

    KOMPAS.com - Sebuah video yang beredar di media sosial mengeklaim anggota DPR RI Surya Utama atau Uya Kuya memarahi seorang pria yang mencoret-coret rumahnya.

    Video itu diklaim sebagai peristiwa setelah rumah Uya di kawasan Duren Sawit, Jakarta Timur dijarah oleh perusuh pada Sabtu malam (30/8/2025).

    Namun setelah ditelusuri unggahan itu tidak benar dan perlu diluruskan. Video itu diambil pada 2022 dan merupakan konten prank atau seloroh usil. 

    Video yang diklaim menampilkan Uya Kuya memarahi orang yang mencoret-coret rumahnya salah satunya dibagikan akun Facebook ini, ini, ini, dan ini.

    Pria dalam video itu mengaku dibayar oleh seseorang untuk merusak rumah Uya. Berikut narasi yang disampaikan dalam unggahan:

    Rumah uya kuya di coret pasca penjarahan

    Ahkir nyah pulang ..... Uya Kuya marah rumah nyah di coret coret

    Akun Facebook Tangkapan layar Facebook narasi yang mengeklaim Uya Kuya memarahi orang yang mencoret-coret rumahnya usai penjarahan

    Penelusuran Kompas.com

    Penelusuran menggunakan teknik reverse image search menemukan bahwa video itu merupakan konten yang diunggah kanal YouTube TRANS7 OFFICIAL pada 21 Mei 2022.

    Video itu berjudul "UYA KUYA KENA PRANK, YANG PUNYA ACARA DIBIKIN PANIK BENERAN!|BIKIN PANIK".

    Dalam video, Uya di-prank seolah-olah rumahnya dicoret oleh orang tidak dikenal.

    Sehingga, dapat dipastikan bahwa video itu bukan peristiwa nyata dan tidak terkait dengan penjarahan di rumah Uya Kuya pada 30 Agustus 2025.

    Diberitakan Kompas.com sebelumnya, Polres Metro Jakarta Timur telah menangkap belasan orang yang diduga terlibat penjarahan di rumah Uya di kawasan Duren Sawit, Jakarta Timur.

    Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Timur, AKBP Dicky Fertofan menyebut motif pelaku menjarah rumah Uya Kuya yakni untuk menguasai harta yang ada di rumah tersebut. 

    Adapun, penjarahan itu dilakukan usai video Uya dan beberapa anggota DPR RI berjoget menjadi sorotan di tengah kesulitan ekonomi yang dihadapi masyarakat.

    Hasil Cek Fakta

    Kesimpulan

    Video yang mengeklim Uya Kuya memarahi orang yang mencoret-coret rumahnya usai penjarahan merupakan kabar tidak benar.

    Faktanya, video itu merupakan konten prank yang diunggah pada 2022. Saat itu Uya di-prank seolah-olah rumahnya dicoret-coret orang tidak dikenal. 

    Rujukan

  • (GFD-2025-28900) Cek Fakta: Hoaks Artikel Ahmad Sahroni Mau Kembali ke Indonesia Jika Jokowi Tunjukkan Ijazah Aslinya

    Sumber:
    Tanggal publish: 08/09/2025

    Berita


    Liputan6.com, Jakarta - Beredar di media sosial postingan artikel Ahmad Sahroni mau kembali ke Indonesia jika Jokowi tunjukkan ijazah aslinya. Postingan itu beredar sejak awal pekan ini.
    Salah satu akun ada yang mengunggahnya di Facebook. Akun itu mempostingnya pada 8 September 2025.
    Dalam postingannya terdapat cuplikan layar artikel dari Gelora News berjudul:
    "Ahmad Sahroni mau kembali ke Indonesia asal Jokowi tunjukkan ijazah aslinya".
    Akun itu menambahkan narasi:
    "Termuljing2 kaum minoritas gratis kesurupan"
    Lalu benarkah artikel Ahmad Sahroni mau kembali ke Indonesia jika Jokowi tunjukkan ijazah aslinya?

    Hasil Cek Fakta


    Cek Fakta Liputan6.com menelusuri dan menemukan artikel yang identik dengan postingan. Artikel itu diunggah laman Gelora.co dengan foto dan tanggal artikel yang sama dengan postingan yakni 3 September 2025.
    Namun dalam artikel asli berjudul "Terungkap Ahmad Sahroni Bermarga Silalahi, Warga Batak dan Minang Malah Saling Tolak".
    Artikel itu sama sekali tidak membahas terkait pernyataan Sahroni tentang Jokowi. Artikel asli hanya membahas isi ijazah Sahroni yang ditemukan saat rumahnya dijarah pada Sabtu (30/8/2025) lalu.

    Kesimpulan


    Postingan artikel Ahmad Sahroni mau kembali ke Indonesia jika Jokowi tunjukkan ijazah aslinya adalah hoaks.

    Rujukan

  • (GFD-2025-28899) Keliru: PKI Susupi Demonstrasi Agustus 2025

    Sumber:
    Tanggal publish: 08/09/2025

    Berita

    VIDEO sejumlah anggota TNI berlarian dan dilempari batu beredar di TikTok [arsip]. Video itu juga diikuti narasi tertulis berbunyi, “Sepertinya PKI mulai menyusup. Hanya PKI yang paling membenci TNI.”



    Video itu diunggah setelah rentetan demonstrasi terjadi di berbagai kota di Indonesia sejak 25 Agustus 2025. Namun, benarkah PKI menyusup ke dalam kelompok demonstran dan menyerang TNI seperti klaim dalam video?

    Hasil Cek Fakta

    Tempo memverifikasi video itu dengan pencarian gambar terbalik Google dan membandingkan narasinya dengan sumber kredibel. Hasilnya, tidak ada penyusupan PKI dalam demonstrasi sejak 25 Agustus 2025. PKI sudah dibubarkan pada 1966.



    Video yang beredar adalah rekaman kericuhan yang terjadi di dekat Mako Brimob Kwitang, Kecamatan Senen, Jakarta, 30 Agustus 2025, sebagaimana dilaporkan Berita Satu.



    Lokasi kejadian berada di Jalan Kramat Kwitang, dekat Mako Brimob. Google Street View menunjukkan kesamaan detail ujung pagar runcing, barisan tiga tiang logam dan satu pohon, kabel hitam yang melintang, serta pembatas jalan.

    Kericuhan bermula ketika warga dan pengemudi daring berunjuk rasa ke Mako Brimob. Mereka memprotes tewasnya rekan pengemudi mereka, Affan Kurniawan yang dilindas kendaraan rantis Brimob pada 28 Agustus 2025. 

    Polisi berupaya membubarkan demonstrasi yang berlangsung beberapa hari itu dengan gas air mata. Tindakan tersebut memicu kemarahan massa. Mereka membalas dengan melempar petasan, kembang api, dan batu ke arah TNI yang berada di lokasi tanpa senjata. Mereka pun lari menjauh.

    PKI Dibubarkan pada 1966

    PKI adalah partai yang dituding makar pada tahun 1965 dengan sebutan Peristiwa G30S PKI. Pembubaran dan pelarangannya secara resmi ditetapkan oleh pemerintah Indonesia dalam TAP MPRS Nomor XXV/MPRS/1966 yang berkaitan dengan larangan PKI.

    Profesor Riset Bidang Perkembangan Politik LIPI (sekarang BRIN) Hermawan Sulistyo mengatakan komunis adalah ideologi yang sudah bangkrut dan sudah mati di seluruh dunia. Ia mengatakan di Indonesia, isu PKI bangkit sering dinaikkan saat tahun pemilu untuk kepentingan politik, bukan isu keamanan negara atau pendidikan sejarah.

    Tempo juga telah beberapa kali membantah hoaks yang menggunakan isu PKI, misalnya PKI terlahir kembali, PKI tidak ingin RUU TNI disahkan, dan rekaman suara bocornya rencana PKI gaya baru.

    Kesimpulan

    Tempo menyimpulkan klaim bahwa PKI menyusup di antara demonstran dan menyerang prajurit TNI adalah keliru.

    Rujukan