• (GFD-2023-11996) Cek Fakta: Tidak Benar dalam Video Ini Banjir di Tol Karawang Barat

    Sumber: liputan6.com
    Tanggal publish: 04/03/2023

    Berita


    Liputan6.com, Jakarta- Cek Fakta Liputan6.com mendapati klaim video banjir di tol Karawang Barat, kabar tersebut dimuat salah satu akun Facebook, pada 1 Maret 2023.
    Unggahan tersebut menampilkan sejumlah kendaraan terendam banjir di jalan raya.
    Di dalam video tersebut terdapat tulisan "tol karawang barat".
    Video tersebut diberi keterangan "Banjir tol Karawang barat".
    Benarkah klaim video banjir di tol Karawang Barat? Simak hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com.

    Hasil Cek Fakta


    Cek Fakta Liputan6.com menelusuri klaim video banjir di tol Karawang Barat, sebelumnya video tersebut telah ditelusuri Cek Fakta Liputan6.com dalam artikel berjudul "Cek Fakta: Banjir dalam Video Ini Bukan Tanggul Gresik Jebol".
    Penelusuran dilakukan dengan menangkap layar menggunakan Google Image.
    Penelusuran mengarah pada salah satu akun TikTok yang mengunggah video identik dengan klaim pada 20 Desember 2021, video tersebut diberi keterangan sebagai berikut "update #banjir2021 #viralvideo #ShahAlam" dan menandai lokasi unggah video di Shah Alam.
    Petunjuk lokasi tersebut dijadikan bahan penelusuran lanjutan dengan menggunakan Google Maps untuk mencocokan lokasi yang ada diklaim video. 
    Hasil penelusuran menunjukan sejumlah bangunan dan infrastruktur identik dengan klaim. Lokasinya terletak di jalan Persiaran Kuala Selangor Shah Alam, Selangor Malaysia.
    Berikut kesamaan pada salah satu bangunan dalam video tersebut.
     Gedung LF Logistics
     Cuplikan klaim video tanggul Gresik jebol
     
     Hasil penelusuran menggunakan Google Maps
     
    Jembatan
    Cuplikan klaim video tanggul Gresik jebol
    Hasil penelusuran menggunakan Google Maps
     

    Kesimpulan


    Hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com klaim video banjir di tol Karawang Barat tidak benar.
    Video tersebut merupakan peristiwa banjir di jalan Persiaran Kuala Selangor Shah Alam, Selangor Malaysia.

    Rujukan

  • (GFD-2023-11995) Keliru, Klaim Putri Thailand Pingsan karena Masalah Jantung Usai Terima Vaksin Booster

    Sumber: cekfakta.tempo.co
    Tanggal publish: 03/03/2023

    Berita


    Sebuah akun media sosial Facebook mengunggah video berdurasi 2 menit 11 detik dengan narasi Putri Thailand pingsan karena masalah jantung usai mendapat vaksin booster. Narasi ini diklaim hasil perbincangan antara Prof. Sucharid Bhakdi dengan Pascal Najadi melalui online.
    Bhakdi mengatakan bahwa ada gerakan besar di Thailand yang dimulai dari atas ke bawah setelah cedera vaksin putri mahkota untuk menyelidiki keamanan suntikan. Orang Thailand merasa telah ditipu.
    Unggahan pada 31 Januari 2023 tersebut diiringi narasi lengkap sebagai berikut:
    Putri Thailand pingsan karena masalah jantung setelah menerima booster dan terus koma enam minggu kemudian. Sucharid Bachdi sekarang bekerja sama dengan otoritas Thailand untuk membatalkan kontrak Vaksin mRNA Pfizer di negara itu dengan mengatakan Pfizer BioNtech harus membayar kembali miliyaran ke Thailand.

    Benarkah klaim bahwa yang disampaikan Bhakdi bahwa Putri Mahkota Thailand pingsan karena vaksin dan Thailand akan membatalkan kontrak vaksin dengan Pfizer?

    Hasil Cek Fakta


    Tim Cek Fakta Tempo memverifikasi video dengan menggunakan Yandex Image dan menggunakan berbagai sumber artikel dari organisasi pemeriksa fakta maupun media kredibel lainnya untuk memverifikasi beberapa klaim di atas.
    Berdasarkan penelusuran Tempo, video tersebut pernah diunggah oleh akun YouTube Jerry C pada 29 Januari 2023 dengan judul “Is Thailand going after Pfizer?”. Akun tersebut juga menyertakan link wawancara utuh di sini. Wawancara utuh juga ada di tautan ini. Dikutip dari AP News, Sucharit Bhakdi merupakan pensiunan profesor mikrobiologi dan lawan vokal vaksin Covid-19.
    Mantan profesor dari Universitas Johannes Gutenberg Mainz di Jerman, yang orang tuanya berasal dari Thailand, mengklaim dalam wawancara sekitar 45 menit tersebut bahwa pejabat tinggi Thailand sedang mempertimbangkan untuk membatalkan kontrak Pfizer setelah mendengar kekhawatirannya tentang inokulasi.
    Tetapi pemerintah Thailand membantah klaim bahwa sikapnya terhadap vaksin Covid telah berubah.
    Departemen Pengendalian Penyakit Thailand menulis dalam bahasa Thailand bahwa unggahan Facebook pada 3 Februari yang menyertakan tangkapan layar bahwa wawancara Bhakdi merupakan klaim palsu.
    “Masyarakat diminta untuk tidak tertipu dan meminta kerjasama untuk tidak mengirim, atau membagikan informasi tersebut di berbagai saluran media sosial.”
    Seorang pejabat Institut Vaksin Nasional Thailand, yang berada di bawah Kementerian Kesehatan Masyarakat, juga mengkonfirmasi kepada The Associated Press bahwa tidak ada rencana untuk meninjau kembali kontrak negara tersebut dengan Pfizer atau produsen vaksin Covid-19 lainnya yang telah disepakati.
    Pejabat tersebut, yang menolak disebutkan namanya mengutip kebijakan informasi lembaganya, Selasa mengatakan bahwa vaksin tersebut aman dan masih direkomendasikan untuk masyarakat umum. Thailand juga sedang mengevaluasi penguat vaksin bivalen Pfizer, tetapi belum ada rencana untuk menghentikan pemesanan vaksin saat ini untuk mendatangkan vaksin baru.
    “Tidak ada perintah untuk menghentikan atau memperlambat penggunaan atau mempertimbangkan kembali penggunaannya,” kata pejabat tersebut. "Kami masih bergerak maju dan menggunakannya."
    Bangkokpost.com pada 8 Januari 2023 melansir, Biro Rumah Tangga Kerajaan mengatakan bahwa dokter kerajaan menyimpulkan keadaan tidak sadarnya Putri Bajrakitiyabha Narendiradebyavati karena aritmia jantung yang parah akibat peradangan jantung setelah infeksi mikoplasma.
    Putri tertua Raja Vajiralongkorn itu dilaporkan pingsan saat melatih anjing peliharaannya di Distrik Pak Chong, Nakhon Ratchasima, pukul 18.20 pada 14 Desember 2022.

    Kesimpulan


    Berdasarkan pemeriksaan fakta, Tim Cek Fakta Tempo menyimpulkan bahwa klaim Putri Thailand pingsan karena masalah jantung setelah menerima booster adalah keliru.
    Dokter kerajaan menyatakan bahwa sang putri terinfeksi mikroplasma.  Departemen Pengendalian Penyakit Thailand juga menyatakan bahwa wawancara dengan Bhakdi sebagai klaim palsu.

    Rujukan

  • (GFD-2023-11994) Cek Fakta: Tidak Benar Thailand Batalkan Kontrak Vaksin Pfizer akibat Putri Kerajaan Koma

    Sumber: liputan6.com
    Tanggal publish: 03/03/2023

    Berita


    Liputan6.com, Jakarta - Beredar di media sosial postingan yang menyebut Thailand membatalkan kontrak vaksin covid-19 dengan Pfizer setelah putri kerajaan Bajrakitiyabha Narendiradebyavati koma. Postingan ini beredar sejak beberapa waktu lalu.
    Salah satu akun ada yang mempostingnya di Facebook. Akun itu mengunggahnya pada 18 Februari 2023.
    Berikut isi postingannya:
    "Skandal terbaru yg melibatkan Perusahaan Vaksin Raksasa Pfizer.
    Putri Sulung dari Raja Thailand yg berusia 44 tahun dan pewaris tahta kerjaan Thailand beberapa waktu lalu menerima vaksin booster merk Pfizer dan 23 hari setelah menerima Killshot dan bermain Russian Roulette, akhirnya Putri sulung ini Pingsan sampai sekarang dalam keadaan koma.
    Keluarga besar kerajaan Thailand menuntut Pfizer untuk bertanggung jawab dan mereka akan membatalkan dan juga membeberkan semua detail kontrak Pfizer dengan Negara Thailand yg merasa dirugikan karena peristiwa ini."
    Lalu benarkah postingan yang menyebut Thailand membatalkan kontrak vaksin covid-19 dengan Pfizer setelah putri kerajaan Bajrakitiyabha Narendiradebyavati koma?

    Hasil Cek Fakta


    Cek Fakta Liputan6.com menelusuri dengan memasukkan kata kunci "Thailand cancel pfizer vaccine contract" di mesin pencarian Google.
    Hasilnya terdapat artikel dari AP News berjudul "Thai official: No plans to void Pfizer COVID vaccine contract" yang tayang pada 8 Februari 2023.
    Di sana terdapat bantahan dari seorang pejabat dari Institut Vaksin Nasional Thailand yang berada di bawah Kementerian Kesehatan Masyarakat. Mereka menyebut postingan yang beredar di media sosial tidak benar.
    "Tidak ada rencana untuk menghentikan atau menunda atau mempertimbangkan penggunaan vaksin Pfizer. Kami masih memakai vaksin tersebut," ujar pejabat tersebut menjelaskan.
    "Selain itu tidak ada rencana untuk meninjau ulang kontrak vaksin covid-19 dengan Pfizer atau produsen lain yang sudah berjalan selama ini. Vaksin ini aman dan terus direkomendasikan untuk publik," ujarnya.
    Selain itu Pfizer melalui pernyataan pada AP News juga membantah postingan tersebut. "Pihak berwenang Thailand terus melanjutkan rekomendasi vaksin sesuai dengan indikasi dan izin yang diberikan."
    Terkait Putri Bajrakitiyabha yang mengalami koma, pada 7 Januari 2023 Kerajaan Thailand memberikan pernyataan bahwa ia mengalami infeksi mycoplasma. Penyakit ini disebabkan bakteri yang sering dikaitkan dengan pneumonia.
    Profesor Harvard dan Kepala Penyakit Menular di Brigham and Woman Hospital Boston, Daniel Kuritkes menjelaskan sejauh ini tidak ada kaitan infeksi mycoplasma dengan vaksin covid-19.
    Selain itu dalam artikel USA Today, juru bicara Pfizer, Turpti Wagh menyebut vaksinnya tetap digunakan dan direkomendasikan di Thailand.
    "Ratusan juta dosis vaksin Pfizer telah didistribusikan secara global. Sejauh ini profil manfaat-risiko vaksin tetap positif untuk semua indikasi dan umur yang telah mendapat izin," kata Wagh.

    Kesimpulan


    Postingan yang menyebut Thailand membatalkan kontrak vaksin covid-19 dengan Pfizer setelah putri kerajaan Bajrakitiyabha Narendiradebyavati koma adalah tidak benar.

    Rujukan

  • (GFD-2023-11993) [SALAH] MAHFUD MD ENDUS KONGKALIKONG FIRLI & ANIS, PANTAS FORMULA E TIDAK DIUSUT

    Sumber: Facebook
    Tanggal publish: 03/03/2023

    Berita

    Akun Facebook Lavolda mengunggah video dengan tumbnail liputan dari BBC NEWS yang berjudul: “HASIL AUDIT KPK PALSU !! ISTANA BERHASIL ENDUS KONGKALIKONG ANIS & FIRLI” pada tanggal 15 Februari 2023 pukul 18:59. Postingan tersebut disertai keterangan unggahan dengan narasi: “M4HFUD MD 3NDUS K0NGK4LIKONG FIRLI & ANIS P4NTAS F0RMULA E G4K DI USVT”.

    Hasil Cek Fakta

    Penelusuran menunjukkan bahwa video merupakan hasil editan dari beberapa video yang tidak ada kaitannya dengan narasi yang disampaikan. Video pertama yang dicuplik adalah video yang identik dengan liputan wawancara Agus Rahardjo sebagai Ketua KPK saat itu yang diunggah oleh akun Youtube BeritaSatu dengan judul: “Dugaan Penyalahgunaan Wewenang, KPK Kembalikan Penyidik ke Polri” pada 31 Oktober 2017.

    Video kedua yang dicuplik adalah video Menko Polhukam Mahfud MD yang meminta kepada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk segera menuntaskan kasus-kasus dugaan korupsi yang saat ini masih menggantung. Video tersebut diunggah oleh akun Youtube KOMPASTV pada tanggal 23 Juni 2020 dengan judul: “Mahfud MD: KPK Jangan Terlalu Banyak Menggantung Kasus”.

    Cuplikan video lainnya sebenarnya merupakan video liputan dari KOMPASTV yang diunggah pada tanggal 10 Agustus 2020. Video tersebut meliput kunjungan kerja Ketua KPK Firli Bahuri di Polda Lampung. Hal ini setelah Lampung menjadi daerah dengan kasus korupsi yang berakhir lewat operasi tangkap tangan atau OTT yang melibatkan banyak kepala daerah. KPK mencatat Provinsi Lampung berada pada urutan ke 8, dari 10 daerah dengan kasus tindak pidana korupsi tertinggi se Indonesia dalam kurun waktu 2004 – 2019.

    Dilansir dari liputan KOMPASTV, Anies Baswedan hadir di KPK untuk memberikan keterangan terkait penyelenggaraan Formula E pada 4 Juni 2022.

    Kesimpulan

    Konten yang dimanipulasi. Video merupakan gabungan beberapa video yang diedit dengan narasi yang tidak sesuai. Faktanya, KPK sudah meminta keterangan dari Anies Baswedan terkait penyelenggaraan Formula E.

    Rujukan