• (GFD-2022-10699) Cek Fakta: Tidak Benar Kabar Jokowi Jenguk Lesti Kejora di Rumah Sakit

    Sumber: liputan6.com
    Tanggal publish: 04/10/2022

    Berita


    Liputan6.com, Jakarta - Kabar Presiden Jokowi menjenguk penyanyi dangdut Lesti Kejora di rumah sakit beredar di media sosial. Kabar tersebut disebarkan salah satu akun Facebook pada 4 Oktober 2022.
    Akun Facebook tersebut mengunggah foto seorang wanita terbaring di ranjang rumah sakit. Wanita itu mengenakan jilbab hitam dan masker.
    Dalam foto itu, Jokowi tampak berada di samping ranjang rumah sakit, seolah-olah tengah menjenguk wanita tersebut.
    Foto itu juga terdapat narasi bahwa Jokowi tengah berkunjung ke rumah sakit tempat Lesti Kejora dirawat.
    "KUNJUNGAN JOKOWI KE RUMAH SAKIT KONDISI LESTI MEMPRIHATINKAN
    Presiden Jokowi jenguk Lesti Kejora di rumah sakit tanpa kehadiran Rizky Billar," demikian narasi dalam foto tersebut.
    "Akibat kekerasan Aparat Negara menggunakan senjata pengurai masa, Ratusan Orang Meninggal Dunia, Puluhan di antaranya adalah anak-anak dan masih, tragedi menjadi yang kedua terburuk se dunia, seluruh perkumpulan sepakbola memberikan belasungkawa, FIFA turunkan bemdera setengah tiang, dan organisasi HAM mengutuk kekerasan aparat
    Kemana presiden RI ?? Jenguk Lesti Kejora Artis dangdut yang sdg kesepian dan cari perhatian dengan ngonten kasus
    Waras pak ???!!!" tulis salah satu akun Facebook.
    Konten yang disebarkan akun Facebook tersebut telah beberapa kali direspons dan mendapat 1 komentar dari warganet.
    Benarkah kabar Jokowi menjenguk penyanyi dangdut Lesti Kejora di rumah sakit? Berikut penelusurannya.
     

    Hasil Cek Fakta


    Cek Fakta Liputan6.com menelusuri kabar tentang Jokowi menjenguk Lesti Kejora di rumah sakit. Penelusuran mula-mula dilakukan dengan mengunggah gambar tersebut ke situs Google Images.
    Hasilnya terdapat gambar identik pada artikel berjudul "Betrand Peto Terbaring di Kasur Rumah Sakit, Ruben Onsu: 'Mengatasi Grogi Adalah Senyuman', Ada Apa?" yang dimuat situs fame.grid.id pada 15 Februari 2020 lalu.
    Berikut gambar tangkapan layarnya:
    Bagian latar dari foto tersebut tampak mirip, khususnya pada penempatan ranjang rumah sakit, panel kelistrikan, dan warna dindingnya.
    Sementara, liputan6.com juga menemukan foto identik lainnya, yakni sosok Jokowi yang terlihat berada di samping ranjang rumah sakit. Ternyata foto sebenarnya merupakan kunjungan Jokowi ke Stasiun MRT, bundaran Hotel Indonesia, Jakarta.
    Foto itu ditemukan pada artikel berjudul "Anies Baswedan: Dua Pekan ini Adalah Penentuan" yang dimuat situs bumntrack.co.id yang dimuat pada 27 Mei 2020.
    Berikut gambar tangkapan layarnya:
    Penelusuran juga dilakukan dengan memasukkan kata kunci "presiden jokowi jenguk lesti kejora" di kolom pencarian Google Search. Namun tidak ada informasi valid dari media arus utama yang memberitakan informasi tersebut.
    Justru sejumlah media arus utama memuat artikel yang menyebut informasi Jokowi menjenguk Lesti Kejora di rumah sakit adalah tidak benar.
     

    Kesimpulan


    Kabar tentang Presiden Jokowi menjenguk penyanyi dangdut Lesti Kejora di rumah sakit ternyata tidak benar. Foto yang diklaim Jokowi menjenguk Lesti merupakan hasil manipulasi digital.
     

    Rujukan

  • (GFD-2022-10698) Cek Fakta: Tidak Benar ASI dari Ibu yang Divaksin COVID-19 Berubah Jadi Biru

    Sumber: liputan6.com
    Tanggal publish: 04/10/2022

    Berita


    Liputan6.com, Jakarta - Klaim tentang air susu ibu (ASI) dari ibu yang sudah divaksin COVID-19 akan berubah jadi biru beredar di media sosial. Kabar tersebut disebarkan salah satu akun Facebook pada 28 September 2022 lalu.
    Akun Facebook tersebut mengunggah sebuah foto berisi kutipan dari seorang dokter bernama Naomi Wolf. Dokter tersebut menyebut bahwa ASI akan berubah warna menjadi biru kehijauan.
    "Breast milk...turned blue-green," demikian narasi dalam foto tersebut.
    "Mereka mengatakan, ibu hamil atau sedang menyusui yang 💉copet19 akan berdampak pada ASI mereka, ASI jadi berwarna biru-hijau dan warna ASI tersebut akan menempel pada lidah bayi mereka," tulis salah satu akun Facebook.
    Konten yang disebarkan akun Facebook tersebut telah 4 kali dibagikan dan mendapat 1 komentar dari warganet.
    Benarkah klaim ASI dari ibu yang sudah divaksin COVID-19 akan berubah jadi biru? Berikut penelusurannya.
     

    Hasil Cek Fakta


    Cek Fakta Liputan6.com menelusuri klaim ASI dari ibu yang sudah divaksin COVID-19 akan berubah jadi biru. Penelusuran dilakukan memasukkan kata kunci "breast milk change color covid 19" di kolom pencarian Google Search.
    Hasilnya terdapat beberapa artikel yang membantah klaim tersebut. Satu di antaranya artikel berjudul "Misleading posts claim Covid-19 antibodies cause breast milk to change color" yang dimuat situs factcheck.afp.com pada 11 Februari 2022.
    Dalam artikel tersebut dijelaskan bahwa dokter dari Brigham and Women's Hospital, Boston, Amerika Serikat, Kathryn Gray mengatakan, antibodi dari vaksin tidak menyebabkan ASI berubah warna.
    Menurut dia, ASI bisa saja berubah warna setiap saat, apalagi ketika si ibu mengonsumsi makanan tertentu.
    "Saya menduga bahwa perubahan warna adalah karena salah satu faktor itu, bukan (vaksin) Covid-19," kata Gray.
    Menurut Gray, tidak ada yang perlu dikhawatirkan dari perubahan warna ASI, kecuali merah atau merah muda dari payudara pecah-pecah atau berdarah.
    Sedangkan Konsultan Laktasi Bersertifikat Dewan Internasional, Gina Boling dari The Breastfeeding Center for Greater Washington mengaku, setuju bahwa susu biru kehijauan tidak secara khusus menandakan antibodi Covid-19.
    Sementara, ahli gizi komunitas Tan Shot Yen menjelaskan bahwa ASI dari ibu yang sudah divaksinasi COVID-19 mengandung antibodi untuk bayi.
    Informasi ini dikutip dari artikel berjudul "ASI dari Ibu yang Sudah Vaksinasi COVID-19 Mengandung Antibodi untuk Bayi" yang dimuat situs liputan6.com pada 27 November 2021.
    "Lagi hamil trimester kedua? Nah yang penting bukan cari baju bayi, renovasi kamar, atau menyiapkan namanya siapa. Yang utama di trimester kedua adalah vaksinasi COVID-19," kata Tan dalam video singkat di Instagram pribadinya.
    Dengan memvaksinasi ibu hamil, maka bayinya pun akan kuat, tambah Tan. Selain ibu hamil, ibu menyusui juga penting mendapatkan vaksinasi.
    "Sebab kalau ibu menyusui dan sudah divaksinasi, maka air susu Anda akan mengandung antibodi untuk bayinya."
    Vaksinasi ibu hamil dan menyusui dapat menjadi cara melindungi jabang bayi di era COVID-19. Pasalnya, hingga kini belum ada vaksinasi untuk bayi.
    "Ingat, belum ada vaksinasi COVID-19 untuk bayi, jadi kalau seandainya Anda menyusui dan Anda sudah divaksinasi, bayi Anda akan ikut terlindungi," kata Tan.
    Tan juga mengingatkan masyarakat khususnya yang sedang hamil atau menyusui untuk tidak pilih-pilih merek vaksin. Pasalnya, semua vaksin yang memiliki izin penggunaan darurat di Indonesia sudah dipastikan aman dan dan baik untuk digunakan.
    "Udah enggak usah mikir merek yang paling bagus apa, semua ibu menyusui harus divaksinasi. Semuanya aman buat bayi Anda, sebab Anda juga ingin sehat dan bayinya kuat kan?"
     

    Kesimpulan


    Klaim ASI dari ibu yang sudah divaksin COVID-19 akan berubah jadi biru ternyata tidak benar. Justru, ASI dari ibu yang sudah divaksinasi COVID-19 mengandung antibodi untuk bayi.
     

    Rujukan

  • (GFD-2022-10697) Cek Fakta: Tidak Benar dalam Foto Ini Presiden China Xi Jinping Jadi Tahanan Rumah Usai Dikudeta

    Sumber: liputan6.com
    Tanggal publish: 04/10/2022

    Berita


    Liputan6.com, Jakarta - Sebuah foto yang diklaim Presiden China, Xi Jinping menjadi tahanan rumah usai dikudeta oleh jenderal militer PKC beredar di media sosial. Foto tersebut disebarkan salah satu akun Facebook pada 25 September 2022.
    Dalam foto tersebut, Xi Jinping tampak duduk di kursi. Ia mengenakan jaket dan celana panjang hitam. Terlihat juga, Xi Jinping memakai masker.
    Foto tersebut kemudian dikaitkan dengan kabar bahwa Xi Jinping telah menjadi tahanan rumah usai dikudeta oleh jenderal militer PKC.
    "Menyiapkan Diri jadi Presiden 3 Periode,
    Presiden China Xi Jinping di kudeta oleh Jenderal Militer anggota PKC dan jadi tahanan rumah
    Penerbangan Dalam dan Luar Negeri ditunda," tulis salah satu akun Facebook.
    Konten yang disebarkan akun Facebook tersebut telah 7 kali dibagikan mendapat 7 komentar dari warganet.
    Benarkah dalam foto itu Xi Jinping menjadi tahanan rumah usai dikudeta? Berikut penelusurannya.
     

    Hasil Cek Fakta


    Cek Fakta Liputan6.com menelusuri foto yang diklaim foto yang diklaim Presiden China Xi Jinping menjadi tahanan rumah usai dikudeta. Penelusuran dilakukan dengan mengunggah foto tersebut di situs Google Images.
    Hasilnya terdapat beberapa artikel yang juga memuat foto serupa. Satu di antaranya artikel berjudul "Photo of the Day: China's 'lonely dictator'" yang dimuat situs taiwannews.com pada 12 Maret 2020 lalu.
    Berikut gambar tangkapan layarnya:
    Dalam artikel tersebut dijelaskan bahwa foto Xi Jinping yang tengah duduk sendirian di kursi, merupakan bagian dari rangkaian kunjungan kerjanya ke Wuhan, China pada 10 Maret 2020 lalu.
    Foto itu diambil dari jendela gedung terdekat saat Xi Jinping duduk di Rumah Sakit Huoshenshan, yang dibangun saat wabah virus corona COVID-19 merebak di Wuhan.
     

    Kesimpulan


    Foto yang diklaim foto yang diklaim Presiden China Xi Jinping menjadi tahanan rumah usai dikudeta ternyata tidak benar.
    Faktanya, foto tersebut merupakan bagian dari kunjungan Xi Jinping ke Provinsi Wuhan pada Maret 2020 lalu. Ketika itu wabah virus corona COVID-19 masih merebak di China.
     

    Rujukan

  • (GFD-2022-10696) Cek Fakta: Tidak Benar FIFA Bekukan Sepak Bola Indonesia Selama 5 Tahun Akibat Tragedi Kanjuruhan

    Sumber: liputan6.com
    Tanggal publish: 03/10/2022

    Berita


    Liputan6.com, Jakarta - Beredar di media sosial postingan yang menyebut FIFA membekukan sepak bola Indonesia selama 5 tahun akibat Tragedi Kanjuruhan. Postingan ini beredar sejak akhir pekan kemarin.
    Salah satu akun ada yang mengunggahnya di Facebook. Akun itu mempostingnya pada 2 Oktober 2022.
    Berikut isi postingannya:
    "𝘉𝘦𝘳𝘪𝘵𝘢 𝘶𝘱𝘥𝘦𝘵𝘦 _
    𝘴𝘦𝘱𝘢𝘬 𝘣𝘰𝘭𝘢𝘐𝘯𝘥𝘰𝘯𝘦𝘴𝘪𝘢 𝘳𝘦𝘴𝘮𝘪 𝘥𝘪 𝘣𝘦𝘬𝘶𝘬𝘢𝘯 𝘍𝘐𝘍𝘈 𝘶𝘯𝘵𝘶𝘬 5 𝘵𝘢𝘩𝘶𝘯 𝘬𝘦𝘥𝘦𝘱𝘢𝘯 𝘢𝘬𝘪𝘣𝘢𝘵 𝘵𝘳𝘢𝘨𝘦𝘥𝘪 𝘢𝘳𝘦𝘮𝘢 𝘷𝘴 𝘱𝘦𝘳𝘴𝘦𝘣𝘢𝘺𝘢 𝘴𝘶𝘳𝘢𝘣𝘢𝘺𝘢 𝘵𝘢𝘥𝘪 𝘮𝘢𝘭𝘢𝘮 𝘶𝘯𝘵𝘶𝘬 𝘪𝘵𝘶 𝘢𝘫𝘢𝘯𝘨 - 𝘱𝘪𝘢𝘭𝘢 𝘥𝘶𝘯𝘪𝘢 𝘶 20 𝘥𝘪 𝘐𝘯𝘥𝘰𝘯𝘦𝘴𝘪𝘢 2023 (𝘥𝘪 𝘢𝘭𝘪𝘩𝘬𝘢𝘯 𝘵𝘶𝘢𝘯 𝘳𝘶𝘮𝘢𝘩) -𝘱𝘪𝘢𝘭𝘢 𝘢𝘴𝘪𝘢 𝘴𝘦𝘯𝘪𝘰𝘳-𝘱𝘪𝘢𝘭𝘢 𝘈𝘴𝘪𝘢 𝘜 23- 𝘱𝘪𝘢𝘭𝘢 𝘈𝘴𝘪𝘢 𝘜 17- 𝘱𝘪𝘢𝘭𝘢 𝘈𝘍𝘍 𝘥𝘪 𝘋𝘦𝘴𝘦𝘮𝘣𝘦𝘳 𝘮𝘦𝘯𝘥𝘢𝘵𝘢𝘯𝘨𝘚𝘦𝘮𝘶𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘐𝘯𝘥𝘰𝘯𝘦𝘴𝘪𝘢 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘣𝘰𝘭𝘦𝘩 𝘪𝘬𝘶 𝘴𝘦𝘳𝘵𝘢 𝘸𝘢𝘭𝘢𝘶𝘱𝘶𝘯 𝘪𝘯𝘥𝘰𝘯𝘦𝘴𝘪𝘢 𝘴𝘶𝘥𝘢𝘩 𝘭𝘰𝘭𝘰𝘴 𝘬𝘶𝘢𝘭𝘪𝘧𝘪𝘬𝘢𝘴𝘪𝘉𝘶𝘬𝘢𝘯 𝘪𝘵𝘶 𝘴𝘢𝘫𝘢 𝘐𝘯𝘥𝘰𝘯𝘦𝘴𝘪𝘢 𝘥𝘪 𝘭𝘢𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘍𝘐𝘍𝘈𝘜𝘯𝘵𝘶𝘬 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘣𝘦𝘳𝘮𝘢𝘪𝘯 𝘚𝘌𝘗𝘈𝘒𝘉𝘖𝘓𝘈 𝘛𝘖𝘛𝘈𝘓 𝘴𝘦𝘭𝘢𝘮𝘢 5 𝘵𝘢𝘩𝘶𝘯𝘓𝘪𝘨𝘢 1,2,3(𝘖𝘍𝘍) 𝘥𝘢𝘯 𝘢𝘯𝘫𝘢𝘯𝘨 𝘴𝘦𝘱𝘢𝘬𝘣𝘰𝘭𝘢 𝘭𝘢𝘪𝘯𝘯𝘺𝘢! !!!!!"
    Akun itu juga menambahkan narasi:
    "Para pecinta sepak bola Indonesia tidak usah khawatir yaKlw memang semua liga sepak bola yg ada di Indonesia dibekukan
    Mari kita rame2 dukung dn nnton liga dangdut Indosiar
    Sekian dan terima kasih"
    Lalu benarkah postingan yang menyebut FIFA membekukan sepak bola Indonesia selama 5 tahun akibat Tragedi Kanjuruhan?

    Hasil Cek Fakta


    Cek Fakta Liputan6.com menelusuri dan belum menemukan pernyataan resmi dari FIFA hingga artikel ini ditulis, Senin (3/10/2022).
    Presiden FIFA baru memberikan pernyataan seperti yang ditulis dalam artikel Liputan6.com berjudul "Presiden FIFA Respons Tragedi Kanjuruhan: Hari Gelap Bagi Sepak Bola Dunia."
    Berikut isi artikelnya:
    "Liputan6.com, Malang - Presiden Federation Internationale de Football Association (FIFA) Gianni Infantino merespons tragedi Arema yang menewaskan ratusan suporter sepak bola Indonesia dalam laga Arema Malang vs Persebaya.
    Dalam pernyataannya, Gianni Infantino menyebut dunia sepak bola dilanda shock menyusul insiden tragis yang terjadi di Indonesia, bahkan menyebutnya sebagai hari gelap dalam dunia sepak bola.
    “Dunia sepak bola sedang shock menyusul insiden tragis yang terjadi di Indonesia pada akhir pertandingan antara Arema FC dan Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan,” kata Presiden FIFA Gianni Infantino, seperti dikutip dari situs resmi Fifa.com, Minggu (2/10/2022).
    “Ini adalah hari gelap bagi semua yang terlibat dalam sepak bola dan ini adalah sebuah tragedi di luar nalar.”
    Gianni Infantino turut menyampaikan belasungkawa atas insiden mematikan dalam dunia sepak bola tersebut dan mendoakan kerabat korban di masa sulit ini.
    “Saya menyampaikan belasungkawa terdalam kepada keluarga dan teman-teman para korban yang kehilangan nyawa setelah insiden tragis ini.”
    “Bersama FIFA dan komunitas sepak bola global, semua pikiran dan doa kami bersama para korban, serta mereka yang terluka dan menghadapi masa sulit ini akan selalu bersama rakyat Republik Indonesia, Konfederasi Sepak Bola Asia, Persatuan Sepak Bola Indonesia, dan Liga Sepak Bola Indonesia.”
    Selain itu PSSI sendiri juga sudah berkomunikasi dengan FIFA terkait Tragedi Kanjuruhan. Liputan6.com menulisnya dalam artikel berjudul "PSSI Sudah Lapor ke FIFA Terkait Tragedi Arema"
    Berikut isi artikelnya:
    "Liputan6.com, Jakarta - Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) sudah memberikan laporan kepada FIFA terkait tragedi Arema di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur usai pertandingan Arema FC kontra Persebaya Surabaya. PSSI kini masih melakukan investigasi untuk mengusut insiden itu.
    "Sudah ada komunikasi dengan FIFA, FIFA sudah minta laporannya," kata Sekjen PSSI Yunus Nusi saat jumpa pers di Stadion Madya Senayan, Jakarta, Minggu (2/10/2022).
    "Lalu, kami akan menunggu hasil investigasi, dari kepolisian, apapun hasilnya. Hari ini kami tidak bisa menyampaikan secara singkat, kami akan tunggu sore malam ini hasil kunjungan ketum dan komdis (komisi disiplin) ke Malang," sambung dia.
    Terkait tragedi Kanjuruhan ini, PSSI disinggung mengenai nasib Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 2023 pada Mei sampai Juni 2022. Menurutnya, PSSI terus berkomunikasi dengan FIFA agar tidak memberi sanksi.
    Yunus menjelaskan, FIFA bisa saja langsung datang ke Indonesia untuk melihat langsung perkembangan investigasi Tragedi Kanjuruhan.
    "FIFA bisa saja akan berkunjung ke Indonesia secara jelas dan nyata mendengar kejadian Tragedi Kanjuruhan," kata dia."
    Selain itu ada juga artikel Liputan6.com berjudul "Jalin Komunikasi dengan FIFA, PSSI Berharap Tak Ada Sanksi Merugikan Usai Tragedi Kanjuruhan"
    Berikut isi artikelnya:
    "Liputan6.com, Jakarta - Sekretaris Jendral (Sekjen) PSSI Yunus Nusi mengaku pihaknya telah menjalin komunikasi dengan FIFA pasca tragedi Arema di Stadion Kanjuruhan, Malang, Sabtu (1/10/2022) malam WIB.
    Ia menuturkan PSSI sudah memberi laporan secara kontinu kepada federasi sepak bola dunia mengenai insiden yang terjadi selepas laga pekan ke-11 Liga 1 2022/2023 antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya.
    “Tadi malam dan tadi pagi, (kami) berkomunikasi terus-menerus dengan FIFA. Kami sudah menyampaikan bahwa ada kejadian luar biasa (setelah laga Arema vs Persebaya di Liga 1),” ungkapnya dalam konferensi pers di Stadion Madya Senayan, Minggu (2/10/2022)
    “Kami akan menunggu hasil investigasi pada sore atau malam ini dari Ketua Umum dan Komite Disiplin yang ada di Malang,” sambung Sekjen PSSI dalam kesempatan yang sama.
    Hingga kini belum ada kabar mengenai hukuman yang diberikan FIFA kepada PSSI akibat tragedi Kanjuruhan. Walau begitu, Yunus Nusi berharap induk sepak internasional tak menjatuhkan sanksi merugikan bagi Tanah Air. Pasalnya, Indonesia saat ini tengah menikmati euforia terpilihnya Ibu Pertiwi sebagai tuan rumah pelaksanaan Piala Dunia U-20 2023.
    “Tentu kami sangat berharap (tragedi) ini tidak menjadi rujukan dan landasan FIFA untuk mengambil keputusan-keputusan yang tidak baik dan tidak menguntungkan bagi Indonesia, khususnya PSSI,” ujarnya.
    “Kami tetap melakukan komunikasi dan menyampaikan laporan, bahwa seperti yang kawan-kawan ketahui (insiden) ini bukan perkelahian antarsuporter, bukan sebuah kerusuhan (di mana dua kubu yang berseberangan) saling bertikai,” pungkas dia."

    Kesimpulan


    Postingan yang menyebut FIFA membekukan sepak bola Indonesia selama 5 tahun akibat Tragedi Kanjuruhan tidak benar. FIFA hingga saat ini belum memberikan pernyataan resmi terkait hukuman pada Indonesia setelah Tragedi Kanjuruhan.

    Rujukan