• (GFD-2023-13645) [SALAH] Penggantian ID PLN Sebesar Rp 400 Ribu

    Sumber: Others
    Tanggal publish: 22/09/2023

    Berita

    Beredar bukti kuitansi penggantian nomor ID PLN dengan biaya sebesar Rp400 ribu disertai logo PLN dan cap merah yang bertuliskan PT PLN (Persero). Pada lembar kuitansi tersebut terdapat keterangan seperti nomor ID pelanggan, nominal biaya penggantian dan keterangan lainnya.

    [NARASI]
    “TANDA BUKTI PEMBAYARAN PENGGANTIAN NO.ID. (PLN)
    Nomor ID:
    Telah Terima Dari:
    Uang Sebanyak:
    Uang Pembayaran: PENGGANTIAN NO. ID. (PLN)
    Rp 400.000
    Biaya Operasional”

    Hasil Cek Fakta

    Setelah ditelusuri, PLN melalui media sosial resminya menegaskan PLN tidak pernah mengadakan program penggantian nomor ID pelanggan dan meminta pembayaran maupun data diri langsung ke rumah pelanggan.
    PLN juga mengimbau kepda Masyarakat untuk waspada terhadap segala bentuk penipuan mengatasnamakan PLN.
    “Tips aman menghindari penipuan:

    Berhati-hati terhadap pihak yang mengaku sebagai petugas PLN dan meminta pembayaran langsung. Petugas PLN selalu dilengkapi surat tugas dan identitas pekerjaan yang jelas;
    Semua transaksi pembayaran layanan PLN selalu menggunakan nomor register atau kode bayar;
    Petugas PLN tidak meminta biaya atas layanan yang diberikan secara langsung;
    Laporkan oknum yang mengaku sebagai petugas PLN melalui PLN Mobile atau Contact Center PLN 123;
    Tidak mengunduh file atau aplikasi apapun dari nomor tidak dikenal yang mengatasnamakan PLN.
    Waspada Penipuan PLN PLN Untuk IndonesiaUnleashingEnergyandBeyond”, tulis PLN pada akun Instagram @pln_id, 28 Agustus 2023.
    Dapat disimpulkan biaya penggantian nomor ID PLN adalah tidak benar dan merupakan modus penipuan sehingga masuk kategori konten tiruan.

    Kesimpulan

    Hasil periksa fakta Rahmah an.

    PLN menegaskan tidak pernah menawarkan jasa layanan door to door ke pelanggan seperti penjualan boc kWh meter atau penggantian ID, dengan transaksi pembayaran langsung di rumah.

    Rujukan

  • (GFD-2023-13644) [SALAH] “Hati-hati WhatsApp JANGAN menekan tombol BLOCK karena disembunyikan link yang akan merampok isi rekening kita”

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 15/09/2023

    Berita

    NARASI: “Ijin share Bapak/Ibu…Hati2 kalau ada yang tiba2 mengirim WA seperti ini.

    *JANGAN menekan tombol BLOCK, karena disitu disembunyikan link yg akan merampok isi rekening kita*

    *Jika mau mem-BLOCK, blokirlah melalui fitur BLOCK di aplikasi WA kita*

    Sepertinya si pengirim sudah mempelajari bahwa penerima pasti akam memblok nomor tsb, sehingga dia “pancing” dg menyediakan “tombol” block.
    Hati2 ya😥😥😥😥”

    Hasil Cek Fakta

    Salah satu sumber yang membahas mengenai fitur Safety Tools, WABetaInfo pada 27 Juli 2023: “… aplikasi akan menampilkan layar baru saat pertama kali pengguna menerima pesan dari nomor telepon yang tidak dikenal. Dengan layar alat keamanan baru, WhatsApp bertujuan untuk menjelaskan apa yang dapat dilakukan pengguna saat menerima pesan tersebut. Seperti biasa, mereka dapat memblokir kontak yang tidak dikenal atau melaporkannya ke tim moderasi. Selain itu, WhatsApp juga memberikan beberapa informasi kepada pengguna mengenai cara tetap aman dalam obrolan dengan memeriksa nama profil, foto profil, dan kode negara nomor telepon.

    Hasil pencarian Google News, kata kunci: “whatsapp safety tools

    Whatsapp FAQ, “Memblokir dan Melaporkan Kontak” dan “Cara Memblokir dan Melaporkan Kontak” (Android)

    Kesimpulan

    MENYESATKAN, BUKAN digunakan untuk menyembunyikan tautan. FAKTA: tombol blokir adalah fitur bawaan aplikasi, TIDAK bisa digunakan untuk menyembunyikan tautan. Selain itu, yang ditampilkan di tangkapan layar yang dibagikan adalah fitur baru “Safety Tools” yang mulai diperkenalkan di versi Beta 2.23.16.6 aplikasi WhatsApp.

    Rujukan

  • (GFD-2023-13643) Cek Fakta: Tidak Benar Video yang Diklaim Kecelakaan pada Kereta Cepat Jakarta-Bandung

    Sumber: liputan6.com
    Tanggal publish: 26/09/2023

    Berita


    Liputan6.com, Jakarta - Beredar di media sosial postingan video yang diklaim kecelakaan pada kereta cepat Jakarta-Bandung. Postingan itu beredar sejak pekan lalu.
    Salah satu akun ada yang mempostingnya di Facebook. Akun itu mengunggahnya pada 19 September 2023.
    Dalam postingannya terdapat video sebuah kereta mengalami kecelakaan hingga terguling keluar dari rel. Postingan video itu disertai narasi:
    "Berita ini viral dan tidak boleh ditayangkan televisi +62 karena sangat memalukan pemerintahan..!!"
    Akun itu menambahkan narasi "Viralkan share sebanyak banyaknya..."
    Lalu benarkah postingan yang diklaim kecelakaan pada kereta cepat Jakarta-Bandung?

    Hasil Cek Fakta


    Cek Fakta Liputan6.com menelusuri dan menemukan video yang identik dengan klaim. Video itu diunggah akun ABC News di Youtube pada 25 Juli 2013.
    Video itu berjudul "Spain Train Derailment Video 2013: Shocking Crash Kills At Least 77, Caught on Tape"
    Dalam keterangan video dijelaskan bahwa insiden terjadi di Barat Laut Spanyol pada Juli 2013. Peristiwa kecelakaan kereta itu menewaskan sedikitnya 77 orang.

    Kesimpulan


    Postingan yang diklaim kecelakaan pada kereta cepat Jakarta-Bandung adalah tidak benar. Faktanya video itu merupakan kecelakaan kereta yang terjadi di Spanyol pada Juli 2013.

    Rujukan

  • (GFD-2023-13642) [SALAH] Pemerintah Pemprov DKI Habiskan Rp 90,45 Miliar Untuk Bayar Buzzer Buat Bikin Hoaks

    Sumber: Facebook
    Tanggal publish: 25/09/2023

    Berita

    Pemerintah Pemprov DKI Habiskan Rp90,45 Miliar untuk Bayar Buzzer buat bikin hoak

    Hasil Cek Fakta

    Sebuah akun Facebook membagikan unggahan tangkapan layar artikel dengan klaim Pemerintah DKI menghabiskan Rp 90,45 Miliar untuk membayar Buzzer membuat hoaks. Dalam tangkapan layar itu tertulis keterangan penulis artikel bernama Hilda Julaika. Faktanya, tangkapan layar tersebut adalah hasil manipulasi aplikasi pengolah gambar.

    Berdasarkan penelusuran Google Image Search, ditemukan sumber artikel dengan nama penulis yang sama serta gambar/ foto di artikel yang sama. Artikel itu dimuat oleh mediaindonesia.com pada Kamis 20 Agustus 2020. Artikel aslinya berjudul “Pemerintah Habiskan Rp90,45 Miliar untuk Bayar Buzzer” yang ditulis oleh Hilda Jualika.

    Unggahan Facebook tersebut menambahkan kalimat ‘Pemprov DKI’ di belakang kata ‘pemerintah’ serta, menambahkan kalimat ‘buat bikin hoaks’ diakhir judul.

    Dengan demikian, unggahan Facebook yang mengklaim Pemerintah Pemprov DKI Habiskan Rp90,45 Miliar untukBayar Buzzer buat bikin hoaks adalah salah. Unggahan tersebut termasuk dalam konten yang dimanipulasi.

    Kesimpulan

    Unggahan tersebut merupakan hasil dari konten yang dimanipulasi. Faktanya, tangkapan layar itu dari artikel mediaindonesia.com yang berjudul “Pemerintah Habiskan Rp90,45 Miliar untuk Bayar Buzzer.”

    Rujukan