• (GFD-2021-8679) Keliru, Vaksin Covid-19 Mengandung Microchip yang Bisa Nyalakan Lampu

    Sumber: cekfakta.tempo.co
    Tanggal publish: 22/06/2021

    Berita


    Video yang memperlihatkan seorang pria paruh baya sedang menunjukan lampu yang menyala saat didekatkan ke lokasi bekas suntikan vaksin Covid-19 di lengannya beredar di Facebook. Hal itu pun diklaim sebagai bukti bahwa vaksin Covid-19 mengandung perangkat elektronik, yakni microchip.
    Akun ini mengunggah tautan sebuah blog yang memuat video tersebut pada 31 Mei 2021. Akun itu pun menulis narasi dalam bahasa Korea yang jika diterjemahkan berarti:
    "Fakta menakjubkan, magnet menempel di lokasi vaksin, terutama jika Anda memiliki bohlam, bohlam dapat menyala. Artinya, ada perangkat dalam vaksin. Jika Anda tidak memiliki perangkat yang bisa berfungsi, mengapa cahaya datang dari bohlam? Microchip memainkan peran itu."
    Gambar tangkapan layar unggahan di Facebook yang berisi klaim keliru terkait vaksin Covid-19.

    Hasil Cek Fakta


    Untuk memverifikasi klaim tersebut, Tim CekFakta Tempo menelusuri informasi resmi dan pemberitaan terkait di media-media kredibel. Dikutip dari laporan Layanan Kesehatan Inggris atau NHS pada 8 Juni 2021, tidak ada temuan yang melaporkan bahwa vaksin Covid-19 mengandung microchip. "Tidak benar bahwa vaksin Covid-19 mengandung microchip. Tidak ada vaksin yang mengandung itu."
    Menurut NHS, tidak mungkin menyuntikkan microchip dengan jarum yang digunakan untuk menyuntikkan vaksin Covid-19. Ukuran microchip terlalu besar, setidaknya 12 milimeter x 2 milimeter termasuk casing, untuk disuntikkan melalui sebuah jarum.
    Dikutip dari  Science20, kebanyakan microchip RFID (Radio Frequency Identification) terlalu besar untuk dimasukkan ke dalam jarum berukuran normal yang digunakan untuk vaksin. Mungkin saja membuat chip dengan ukuran yang lebih kecil, tapi tidak berguna apabila tidak memiliki antena sebagai penerima sinyal.
    Sebuah chip harus memiliki kapasitas yang cukup besar untuk mengambil daya dari gelombang mikro, yang kemudian mengirim kembali sinyal yang cukup kuat sehingga bisa diterima oleh penerima. Chip RFID terkecil yang tersedia secara komersial, lengkap dengan antenanya, hanya dapat terbaca dari jarak milimeter. Sementara chip RFID terkecil yang tidak tersedia secara komersial hanya dapat terbaca dari jarak mikron.
    Dikutip dari kantor berita AFP, pejabat Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea Selatan juga telah menyatakan bahwa vaksin Covid-19 tidak mengandung microchip, perangkat elektronik, atau apa pun yang dapat menyalakan lampu. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO, vaksin Covid-19 umumnya hanya mengandung fragmen-fragmen kecil dari organisme penyebab penyakit yang disasar oleh vaksin tersebut. Vaksin juga mengandung bahan-bahan lain yang menjaga keamanan dan efektivitas vaksin. Ada enam jenis bahan yang digunakan untuk pembuatan vaksin Covid-19, yaitu:

    Kesimpulan


    Berdasarkan pemeriksaan fakta Tempo, klaim bahwa vaksin Covid-19 mengandung microchip yang bisa menyalakan lampu, keliru. Pejabat Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea Selatan telah menyatakan bahwa vaksin Covid-19 tidak mengandung microchip, perangkat elektronik, atau apa pun yang dapat menyalakan lampu. NHS juga menyatakan tidak mungkin menyuntikkan microchip lewat jarum yang digunakan untuk menyuntikkan vaksin Covid-19, karena ukurannya terlalu besar.
    TIM CEK FAKTA TEMPO
    Anda punya data/informasi berbeda, kritik, atau masukan untuk artikel cek fakta ini? Kirimkan ke cekfakta@tempo.co.id

    Rujukan

  • (GFD-2021-8678) Keliru, Kolapsnya Christian Eriksen dalam Laga Euro Terkait Vaksin Pfizer

    Sumber: cekfakta.tempo.co
    Tanggal publish: 22/06/2021

    Berita


    Narasi yang mengaitkan kolapsnya pemain sepakbola Denmark, Christian Eriksen, saat berlaga dalam Euro 2020 dengan vaksin Covid-19 Pfizer beredar di Twitter. Narasi ini menyebar setelah pemain berusia 29 tahun tersebut mengalami serangan jantung dalam pertandingan Finlandia melawan Denmark pada 12 Juni 2021 lalu.
    Akun ini membagikan klaim tersebut pada 12 Juni 2021. Akun itu mencuit: “Christian Eriksen, pemain sepakbola yang sangat fit yang bermain untuk salah satu tim sepakbola top di dunia dan memiliki perawatan medis terbaik, pingsan di lapangan hari ini karena gagal jantung. Syukurlah mereka bisa menghidupkannya kembali. Dia diberikan Pfizer beberapa hari yang lalu.”
    Gambar tangkapan layar cuitan di Twitter yang berisi klaim keliru terkait penyebab kolapsnya Christian Eriksen, pemain sepakbola Denmark, dalam laga Euro 2020 pada 12 Juni 2021 lalu.

    Hasil Cek Fakta


    Untuk memverifikasi klaim tersebut, Tim CekFakta Tempo menelusuri berbagai informasi resmi dan pemberitaan terkait penyebab kolapsnya Christian Eriksen di tengah pertandingan Finlandia melawan Denmark dalam Euro 2020. Dilansir dari Beritasatu.com, dokter Timnas Denmark Morten Bosen mengkonfirmasi bahwa Eriksen terjatuh di lapangan setelah mengalami serangan jantung, yang penyebabnya masih belum diketahui.
    Hal itu juga diberitakan oleh kantor berita BBC. Menurut laporan BBC, gelandang andalan Denmark tersebut harus menginap di rumah sakit selama dua malam guna menjalani serangkaian tes setelah terkena henti jantung saat laga Euro  2020 pada 12 Juni 2021 lalu. Namun, tim dokter masih belum mengetahui secara jelas mengapa jantungnya tiba-tiba berhenti. Karena itu, mencari faktor penyebabnya menjadi prioritas utama saat ini.
    Terkait klaim soal vaksin, Giuseppe Marotta, direktur Inter Milan, klub Christian Eriksen, telah membantahnya. Dilansir dari USA Today, Marotta menyatakan bahwa itu hanyalah rumor. Marotta mengatakan kepada Rai Sport, saluran TV olahraga Italia, bahwa Eriksen "tidak menderita Covid-19 dan juga belum divaksinasi."
    Dikutip dari kantor berita AFP, dokter klub Piero Volpi akan melakukan pemeriksaan mendalam untuk menentukan penyebab kolapsnya Eriksen. “Yang paling penting adalah dia baik-baik saja, tapi tidak pernah ada indikasi masalah apa pun, baik ketika dia di Tottenham maupun di Inter. Di Italia, pemeriksaannya sangat ketat,” kata Volpi kepada Gazzetta dello Sport.
    Dilansir dari akun Twitter resmi organisasi sepakbola Denmark, kondisi Christian Eriksen saat ini berangsur membaik. Ia sudah dapat mengirimkan salam kepada rekan setimnya. "Kondisinya stabil, dan dia akan tetap dirawat rumah sakit untuk pemeriksaan lebih lanjut."
    Tim dan staf Timnas Denmark pun telah mendapatkan bantuan krisis dan akan terus bersama satu sama lain setelah kejadian kemarin. "Kami ingin berterima kasih kepada semua orang atas salam-salam tulus untuk Christian Eriksen, dari para penggemar, para pemain, keluarga Kerajaan Denmark dan Inggris, asosiasi internasional, klub-klub, dan lain sebagainya.

    Kesimpulan


    Berdasarkan pemeriksaan fakta Tempo, klaim bahwa kolapsnya Christian Eriksen saat berlaga dalam Euro 2020 terkait dengan vaksin Covid-19 Pfizer, keliru. Dokter Timnas Denmark Morten Bosen telah mengkonfirmasi bahwa Eriksen terjatuh di lapangan setelah mengalami serangan jantung. Direktur Inter Milan Giuseppe Marotta pun telah menyatakan bahwa Eriksen belum mendapatkan vaksin Covid-19, termasuk vaksin buatan Pfizer.
    TIM CEK FAKTA TEMPO
    Anda punya data/informasi berbeda, kritik, atau masukan untuk artikel cek fakta ini? Kirimkan ke cekfakta@tempo.co.id

    Rujukan

  • (GFD-2021-8677) Keliru, Cristiano Ronaldo Singkirkan Botol Coca-cola saat Konferensi Pers Euro karena Produk Yahudi

    Sumber: cekfakta.tempo.co
    Tanggal publish: 22/06/2021

    Berita


    Narasi tentang pemain sepakbola Portugal, Cristiano Ronaldo, menyingkirkan botol minuman bersoda Coca-cola beredar di media sosial. Menurut klaim itu, Ronaldo memindahkan dua botol Coca-cola tersebut karena merupakan produk Yahudi. Klaim ini dilengkapi dengan foto Ronaldo dalam konferensi pers menjelang laga Hungaria melawan Portugal dalam Euro 2020.
    Akun ini membagikan klaim beserta foto itu pada 16 Juni 2021. “JGN Pernah meletakan Coca Cola di depan Sy krn Sy tau itu Produck Yahudi.. yg hasilnya utk membunuh Rakyat Palestine.. (Ronaldo) Kereeeennnn.. ***Saham Coca Cola Langsung Anjlok 57 T... Mantaabbb," demikian klaim yang ditulis oleh akun tersebut.
    Gambar tangkapan layar unggahan di Facebook yang berisi klaim keliru terkait alasan Cristiano Ronaldo menyingkirkan botol Coca-cola dalam konferensi pers Euro 2020 pada 14 Juni 2021.

    Hasil Cek Fakta


    Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Tempo, Cristiano Ronaldo menyingkirkan botol Coca-cola dalam konferensi pers Euro 2020 bukan karena produk tersebut merupakan produk Yahudi. Alasan sebenarnya adalah minuman bersoda seperti Coca-cola dianggap tidak baik bagi kesehatan.
    The Guardian merekam momen itu, saat Ronaldo memindahkan dua botol Coca-cola lalu mengangkat sebotol air mineral ke wartawan, dalam video sepanjang 30 detik. Dia kemudian berujar, “Minum air.” Aksi ini dilakukan oleh Ronaldo dalam konferensi pers di Budapest, Hungaria, pada 14 Juni 2021.
    Kapten Timnas Portugal itu memang dikenal sebagai orang yang fanatik dengan kesehatan, dan mencoba menjelaskan apa yang dia pikirkan tentang minuman ringan berkarbonasi seperti Coca-cola. Sementara Coca-cola adalah salah satu sponsor resmi Euro 2020.
    Menanggapi aksi Ronaldo tersebut, juru bicara Euro 2020 mengatakan kepada The Guardian, “Para pemain ditawari air, bersama Coca-Cola dan Coca-Cola Zero Sugar, saat datang dalam konferensi pers. Setiap orang berhak atas preferensi minuman mereka.”
    Menurut Harian Marca, Cristiano Ronaldo secara terang-terangan sempat menyatakan ketidaksukaannya terhadap minuman ringan dan makanan siap saji. Dia bahkan menyatakan telah mengajarkan hal yang sama kepada anaknya, Cristiano Ronaldo Jr.
    "Saya tegas terhadap anak saya," kata Ronaldo saat itu. "Terkadang dia meminum Coca-cola dan Fanta, dia juga memakan makanan ringan dan dia tahu saya tidak menyukainya." Ketidaksukaan Ronaldo terhadap minuman ringan bahkan membuat dia sempat menolak kontrak bernilai jutaan dolar dari Pepsi.
    Kisah dibalik penolakan Ronaldo terhadap Coca-cola ini juga melibatkan seniornya di mantan klubnya, Manchester United, Ryan Giggs. Kisah itu dituturkan oleh mantan pesepakbola Timnas Norwegia, Jan Aage Fjortoft, yang mengaku mendengarnya dari Ole Gunnar Solskjaer, yang saat itu juga bermain di Manchester United.
    Ronaldo muda disebut datang ke meja makan untuk sarapan bersama dengan membawa sebotol Coca-cola di tangannya. "Giggs mendorongnya ke dinding dan mengatakan, 'Jangan pernah melakukan itu lagi'," kata Fjortoft dalam sebuah wawancara dengan televisi Eropa.
    Giggs-lah yang disebut menyadarkan Ronaldo bahwa minuman ringan seperti Coca-cola tidak baik bagi olahragawan seperti mereka. Setiap botol Coca-cola disebut mengandung 10 sendok teh gula yang melebihi standar yang ditetapkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). WHO merekomendasikan seseorang hanya mengkonsumsi enam sendok teh gula per hari.

    Kesimpulan


    Berdasarkan pemeriksaan fakta Tempo, klaim bahwa Cristiano Ronaldo menyingkirkan botoal Coca-cola saat konferensi pers Euro 2020 karena minuman berkarbonasi tersebut adalah produk Yahudi, keliru. Ronaldo menolak Coca-cola karena alasan kesehatan, dan mengajak publik untuk memilih minum air putih.
    TIM CEK FAKTA TEMPO
    Anda punya data/informasi berbeda, kritik, atau masukan untuk artikel cek fakta ini? Kirimkan ke cekfakta@tempo.co.id

    Rujukan

  • (GFD-2021-8676) Sesat, Klaim Ini Video Matahari yang Terbit dari Utara di Sulawesi Selatan

    Sumber: cekfakta.tempo.co
    Tanggal publish: 21/06/2021

    Berita


    Sebuah video yang memperlihatkan sejumlah guru di Jeneponto, Sulawesi Selatan, tengah merekam matahari yang bersinar terang beredar di media sosial. Video tersebut dibagikan dengan narasi bahwa matahari itu terbit dari utara yang menggemparkan warga Sulawesi Selatan.
    Di YouTube, video tersebut dibagikan oleh kanal ini pada 18 Juni 2021 dengan judul “Fenomena Langka - Matahari Terbit Dari Utara Gemp4rkan Warga Sulawesi Selatan”. Hingga artikel ini dimuat, video tersebut telah disaksikan lebih dari 6.600 kali.
    Gambar tangkapan layar unggahan di YouTube yang berisi klaim menyesatkan terkait video yang diunggahnya.

    Hasil Cek Fakta


    Untuk memverifikasi klaim di atas, Tim CekFakta Tempo mula-mula memfragmentasi video tersebut menjadi sejumlah gambar dengan tool InVID. Selanjutnya, gambar-gambar itu ditelusuri jejak digitalnya dengan reverse image tool Google dan Yandex. Hasilnya, ditemukan informasi bahwa fenomena alam yang terlihat dalam video itu adalah gerak semu matahari (GSM), di mana seolah-olah matahari terbit semakin ke utara.
    Video yang identik pernah dimuat ke YouTube oleh kanal milik stasiun televisi Kompas TV pada 19 Juni 2021 dengan judul “Kata BMKG Soal Viral Matahari Terbit di Utara Jeneponto”. Dalam rekaman video amatir berdurasi sekitar tiga menit itu, terlontar pernyataan bahwa terjadi keanehan pada matahari, di mana berada di posisi utara pada Kamis pagi, 17 Juni 2021.
    Dalam video tersebut, sang perekam bersama rekan-rekannya yang berada di Madrasah Aliyah Negeri Binamu Jeneponto, Sulawesi Selatan, juga menyebut baru kali ini melihat kejadian aneh itu, di mana matahari selalu terbit dari timur. Sang perekam pun menghubungkan peristiwa ini dengan hari kiamat.
    Dilansir dari CNN Indonesia, Kepala Sub Bidang Produksi Informasi Iklim dan Kualitas Udara Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Siswanto, menjelaskan bahwa peristiwa itu terkait dengan gerak semu tahunan matahari (GSTM). Terdapat dua jenis GSM, yakni tahunan dan harian. GSTM menyebabkan pergantian musim. Sementara gerak semu harian matahari (GSHM) mengakibatkan adanya pergantian siang dan malam di Bumi.
    Pergerakan ini dikatakan semu sebab, bagi pengamat di Bumi, yang tampak bergerak adalah matahari. Padahal, kenyataannya, "pergerakan" matahari yang tampak oleh pengamat di Bumi terjadi akibat gerak Bumi terhadap matahari. Gerak rotasi Bumi menyebabkan GSHM, sementara revolusi Bumi menyebabkan GSTM. GSTM membuat matahari tidak selalu tepat terbit di arah timur, tapi seolah-olah terbit semakin ke utara atau ke selatan tergantung bulan tertentu.
    Lebih lanjut, Siswanto menjelaskan bahwa GSTM disebabkan revolusi bumi, yaitu gerak putar bumi pada orbitnya mengelilingi matahari. Namun, poros Bumi ketika mengelilingi matahari tidak tegak lurus, melainkan miring 23,5 derajat. Hal ini menyebabkan gerak semu seolah-olah matahari bergerak lebih ke utara atau selatan, terutama jika diamati dari khatulistiwa seperti dari kawasan Indonesia.
    "Pada 22 Desember-21 Juni matahari seolah-olah bergeser ke belahan Bumi utara dan pada 22 Juni-21 Desember matahari seolah-olah bergerak ke belahan Bumi selatan. Ini juga yang menyebabkan kadang-kadang seolah-olah matahari terbit seperti dari arah agak utara atau selatan," ujar Siswanto.
    Berdasarkan arsip berita Tempo, penjelasan yang sama disampaikan oleh prakirawan Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Wilayah IV Makassar, Nur Asia Utami. “Hanya pergerakan semu, tak betul-betul bergerak (matahari), hanya bumi yang bergerak,” ujar Nur Asia pada 18 Juni 2021.
    Menurut dia, matahari terlihat terbit bergeser ke arah utara di wilayah Jeneponto atau daerah lainnya di Indonesia lantaran posisinya pada Juni ini sedang berada pada 23,5 derajat lintang utara.
    Peristiwa sebaliknya, terbit bergeser ke arah selatan, akan terjadi pada Desember saat posisi matahari pada 23,5 derajat lintang selatan. “Tapi sebenarnya dari timur terbitnya, matahari tetap saja posisinya,” tuturnya.
    Sebelumnya, penjelasan serupa diberikan oleh Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Thomas Djamaluddin. Dia menerangkan pergerakan semua posisi matahari itu akibat kemiringan sumbu rotasi Bumi.
    Seperti dikatakan Nur, Thomas menerangkan, posisi matahari berada di belahan Bumi utara pada Juni ini. "Terbitnya, bukan di titik timur, tetapi bergeser mendekati timur laut," kata dia lewat aplikasi pesan WhatsApp, Kamis malam.
    Pada siang atau tengah hari, matahari akan berada di arah utara. "Nanti saat terbenam bukan pada titik barat, tetapi mendekati barat laut," katanya lagi.
    Thomas menjelaskan, titik terbit Matahari tepat di timur dan terbenam tepat di barat hanya akan terjadi pada Maret dan September. Saat itu posisi semu matahari memang tepat berada di atas khatulistiwa atau relatif tegak lurus di atas wilayah Indonesia.
    "Sedang pada Desember titik terbit matahari nanti akan dekat titik tenggara, tengah hari pada arah selatan, dan terbenam dekat titik barat daya," kata Thomas menuturkan.

    Kesimpulan


    Berdasarkan pemeriksaan fakta Tempo, klaim bahwa video itu adalah video matahari yang terbit dari utara di Jeneponto, Sulawesi Selatan, menyesatkan. Fenomena alam itu disebut gerak semu matahari. Dikatakan semu sebab, bagi pengamat di Bumi, yang tampak bergerak adalah matahari. Padahal, kenyataannya Bumilah yang bergerak mengelilingi matahari. Matahari terlihat terbit bergeser ke arah utara di wilayah Jeneponto atau daerah lainnya di Indonesia lantaran posisinya pada Juni ini sedang berada pada 23,5 derajat lintang utara.
    TIM CEK FAKTA TEMPO
    Anda punya data/informasi berbeda, kritik, atau masukan untuk artikel cek fakta ini? Kirimkan ke cekfakta@tempo.co.id

    Rujukan